| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 31 Mei 2011 Pesta SP Maria mengunjungi Elisabet

Selasa, 31 Mei 2011
Pesta SP Maria mengunjungi Elisabet

"Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa!" (Rm 12:12)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, puji dan syukur atas rahmat berlimpah yang kami peroleh dari-Mu. Hari ini kami belajar dari Bunda Maria yang memperhatikan saudarinya Elisabet yang sedang mengandung. Kami kerap kurang memperhatikan sesama kami. Ajarilah kami seperti Bunda Maria yang mau memperhatikan orang yang membutuhkan pertolongan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Nubuat Zefanya (3:14-18a)


"Tuhan, Raja Israel, ada di tengah-tengahmu."

Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bergembiralah, hai Israel ! Bersukacita dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang dijatuhkan atasmu, Ia telah menebas binasa musuh-musuhmu. Raja Israel , yakni Tuhan, ada di tengah-tengahmu; Engkau tidak akan takut lagi kepada malapetaka. Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem, “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lunglai! Tuhan Allahmu ada di tengah-tengahmu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bersukaria karena engkau, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, dan Ia bersorak gembira karena engkau seperti pada hari pertemuan raya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Atau

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (12:9-16b)

"Bantulah orang yang kudus dalam kekurangannya, dan berusahalah selalu memberi tumpangan."

Saudara-saudara, kasihmu janganlah pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik! Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu berkurang, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah orang-orang kudus dalam kekurangannya, dan berusahalah selalu memberi tumpangan! Berkatilah orang yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati-sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan yang muluk-muluk, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 864
Ref. Tuhan, Dikaulah sumber air hidup.
Ayat. (Yes 12:2-3.4bcd.5-6; R: 6b)
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
2. Pada waktu itu kamu akan berkata, "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!"
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)

"Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan menceraiberaikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek-moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan



"Aku banyak berubah setelah aku diajak Papa-Mama mengunjungi panti asuhan. Biasanya aku mengeluh terhadap Papa-Mama, membuang seenaknya makanan yang disediakan Mama di atas meja, dan membanding-bandingkan keadaanku dengan teman-teman di sekolah yang menurutku hidup dalam kemewahan. Aku kadang tidak puas dengan sepeda motor pembelian Papa. Mengapa bukan mobil seperti teman-temanku yang lain? Dengan melihat anak-anak di Panti asuhan yang kami kunjungi, kini aku bersyukur atas hidup ini. Bersyukur mempunyai orang tua lengkap. Bersyukur bahwa saya masih bisa makan setiap hari. Tuhan mencintai keluarga kami, cerita Fajar kepada teman-temannya usai bersama papa mamanya mengunjungi sebuah Panti asuhan.

Tuhan mencintai kita. Itulah kepastian iman. Tuhan tidak membiarkan kita merana. Itulah alasan untuk bersukacita. Tuhan menyediakan masa depan yang lebih baik. Itu adalah pengharapan. Tuhan memberikan kekuatan dalam kesukaran. Itulah kesabaran, tetap percaya pada Tuhan meski merasa sepertinya Tuhan tidak memperhatikan. Itulah bertekun dalam doa. Sikap-sikap seperti itu adalah sikap-sikap iman. Kalau sikap-sikap tersebut kita kenakan dalam kehidupan maka kita berbahagia. Berbahagia bukan karena apa yang kita inginkan akan tercapai semuanya, melainkan bahagia karena iman.

Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Roma, "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa." Nasihat Santo Paulus ini mengajak kita untuk bersukacita dalam hidup ini. Kita sering kali mengeluh dan merasa tidak puas dengan keadaan kita. Kita sering kali tidak mampu menghargai kehidupan ini. Tidak ada alasan untuk mengeluh. Tidak ada alasan untuk tidak menghargai hidup. Tidak ada alasan untuk bersedih hati. Sebab iman kita mengajak kita untuk "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.

Tuhan Yesus, semoga berkat iman kepada-Mu, aku tetap bersukacita dalam pengharapan, bersabar dalam kesesakan, dan bertekun dalam doa. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 30 Mei 2011 Hari Biasa Pekan VI Paskah

Senin, 30 Mei 2011
Hari Biasa Pekan VI Paskah

Sakramen Mahakudus adalah kenangan sengsara dan wafat Yesus Kristus, dan dengan sarana itu manusia beroleh keselamatan (St. Louis de Montfort)


Antifon Pembuka

Kristus yang bangkit dari alam maut takkan wafat lagi; maut tidak menguasai-Nya lagi (Rom 6:9). Alleluya

Doa Renungan


Ya Bapa, terima kasih untuk telingaku, sehingga aku bisa mendengarkan sabda Putera-Mu. Terima kasih untuk hatiku, sehingga aku bisa menyimpan ajaran-Nya. Bantulah dengan rahmat-Mu agar imanku semakin bertambah dan bertumbuh. Amin.


Filipi (Makedonia) adalah kota pertama di Eropa yang mendapatkan pewartaan firman keselamatan oleh Paulus. Seorang wanita, Lidia namanya, dan seisi rumahnya menjadi percaya dan memberi diri dibaptis.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (16:11-15)

"Tuhan membuka hati Lidia, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus."

Setelah Paulus mendapat pesan dari Surga supaya menyeberang ke Makedonia, kami, Paulus dan Silas, bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake. Keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; dan dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari. Pada hari Sabat kami keluar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ. Setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang berkumpul di situ. Salah seorang dari perempuan-perempuan itu, yang bernama Lidia, turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, seorang yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. Sesudah dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, Lidia mengajak kami, katanya, “Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.” Ia mendesak sampai kami menerimanya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan kepada umat-Nya
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)

1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (bdk. Yoh 15:26-27)
Roh Kebenaran akan bersaksi tentang Aku, sabda Tuhan; tetapi kamu juga harus bersaksi.


Roh Kebenaran yang akan diutus oleh Bapa. Dia akan memberi kesaksian tentang Yesus. Namun para murid juga harus bersaksi tentang Dia. Karena sejak semula, mereka ada bersama-sama dengan Yesus. Kesaksian mencapai puncaknya dalam kemartiran. Karena ada banyak kesulitan untuk sungguh-sungguh hidup sebagai pengikut Yesus.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:26--16:4a)


"Roh kebenaran bersaksi tentang Yesus."

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku. Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan; bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya, kamu ingat bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Saat ini terjadi kekerasan atas nama agama. Orang yang tidak sealiran atau sepaham dianggap sebagai musuh. Mereka harus dibinasakan demi melanggengkan sebuah prinsip, walau prinsip itu tidak benar. Aneka kekerasan ini seringkali meresahkan hidup bersama. Yesus sudah meramalkan hal ini sejak lama. Kita ditantang untuk tetap setia dan kuat dalam iman. Saat itulah kita harus bersaksi mengenai kerahiman kasih Tuhan. Roh Kudus akan menguatkan misi kesaksian kita.

Doa Malam


Bapa, utuslah Roh kebenaran padaku, agar aku dapat hidup tanpa cela dan mampu bersaksi tentang ajaran Yesus yang adalah jalan, kebenaran dan hidup. Lindungilah kami dalam istirahat malam ini. Amin.

RUAH

Bacaan Harian 30 Mei - 05 Juni 2011

UJUD-UJUD KERASULAN DOA BULAN JUNI 2011

Ujud Umum: Disatukan ke dalam Hati Kristus, semoga para imam menjadi saksi sejati atas kasih Ilahi yang penuh pengertian dan belas kasih.

Ujud Misi: Semoga Roh Kudus menumbuhkan dalam komunitas-komunitas Gerejawi para misionaris yang siap sedia membaktikan hidup mereka demi Kerajaan Surga.

Ujud Gereja Indonesia: Semoga nilai-nilai luhur Pancasila semakin disadari dan dihayati sebagai nilai asasi dari hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia.

DOA ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA TAHUN 2011 – 2015


Allah Bapa yang Mahabaik, kami mengucap syukur kepada-Mu atas kesetiaan-Mu mendampingi kami dalam gerak langkah umat-Mu di Keuskupan Agung Jakarta selama ini.

Kami bersyukur pula atas Arah Dasar Pastoral KAJ yang baru, yang dapat kami jadikan tuntunan dalam perziarahan kami selanjutnya hingga tahun 2015 nanti.

Bantulah kami, dalam keluarga, komunitas, lingkungan, wilayah dan paroki untuk terus berusaha memahami dan mengupayakan terwujudnya Arah Dasar Pastoral ini, dalam kehidupan menggereja sehari-hari.

Yesus, Tuhan dan Guru kami, bimbinglah kami untuk terus bertekun: memperdalam dan menghayati iman akan Dikau meneladan Engkau sebagai Gembala yang Baik semakin murah hati dan dengan rendah hati giat melibatkan diri dalam berbagai permasalahan sosial di sekitar kami terutama kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup dan intoleransi.

Ya Roh Kudus, kobarkanlah semangat kami untuk menjadikan setiap orang dan seluruh alam ciptaan saudara kami, untuk semakin ramah, rela menyapa, memelihara, giat saling membantu dalam lingkungan dan masyarakat kami. Jadikanlah kami umat-Mu yang mau berbagi dengan tulus hati.

Bersama Bunda Maria dan para kudus pelindung kami, kami persembahkan doa, cita-cita, harapan, niat dan upaya kami kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan, Gembala dan Penyelamat kami.

Amin.

Bacaan Harian 30 Mei - 05 Juni 2011


Senin, 30 Mei: Hari Biasa Pekan VI Paskah (P).
Kis 16:11-15; Mzm 149:1-6a.9b; Yoh 15:26 – 16:4a.


Selasa, 31 Mei: Pesta Sta. Perawan Maria Mengunjungi Elisabet (P).
Zef 3:14-18; atau Rm 12:9-16b; MT Yes 12:2-4bcd.5-6; Luk 1:39-56.


Rabu, 01 Juni: Peringatan Wajib St. Yustinus, Martir (M).
Kis 17:15.22 – 18:1; Mzm 148:1-2.11-14; Yoh 16:12-15.


Kamis, 02 Juni: Hari Raya Kenaikan Tuhan (P).

Catatan: Lilin Paskah tetap dipasang dekat altar, dan dinyalakan dalam setiap Perayaan Ekaristi sampai Pentakosta. Besok mulai Novena Pentakosta. Dianjurkan supaya digunakan doa umat yang sesuai dengan novena itu, misalnya dari Buku DOA UMAT (1967) no. 18 atau dari KUMPULAN DOA UMAT (1977), hlm. 94. Lihat Puji Syukur No. 90 dst.
Kis 1:1-11; Mzm 47:2-3.6-9; Ef 1:17-23; Mat 28:16-20.


Jumat, 03 Juni: Jumat Pertama, Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga, dan kawan-kawan Martir (M).

(Novena Roh Kudus Hari Pertama)

Kis 18:9-18; Mzm 47:2-7; Yoh 16:20-23a.

Sabtu, 04 Juni: Hari Biasa Pekan VI Paskah (P).
(Novena Roh Kudus Hari Kedua)

Kis 18:23-28; Mzm 47:2-3.8-10; Yoh 16: 23b-28.


Minggu, 05 Juni: Hari Minggu Paskah VII - Hari Minggu Komunikasi Sedunia (P).
(Novena Roh Kudus Hari Ketiga)
Kis 1:12-14; Mzm 27:1.4.7-8a; 1Ptr 4:13-16; Yoh 17:1-11a.

Surat Gembala Uskup Keuskupan Agung Jakarta Tentang ARDAS Pastoral KAJ

SURAT GEMBALA USKUP KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

TENTANG

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

TAHUN 2011 - 2015



Para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Imam, kaum muda, remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus,


1. Pertama-tama saya ingin mengucapkan SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2011. Semoga sebagaimana dulu Kristus yang bangkit menyampaikan damai sejahtera kepada para murid, sekarang Kristus yang sama juga menganugerahkan damai dan sejahtera kepada keluarga-keluarga dan komunitas kita.





2. Paskah tahun ini bermakna khusus bagi Gereja Katolik di Indonesia, karena bertepatan dengan ulang tahun kelima puluh berdirinya Hirarki Gereja Katolik di Indonesia. Hirarki Gereja Katolik di Indonesia didirikan antara lain karena Gereja Katolik di Indonesia dinilai memiliki kemampuan berkembang menjadi Gereja pribumi dengan tetap berpegang teguh pada hakekat Gereja yang universal. Gereja Katolik di Indonesia juga dinilai sudah memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi Gereja dewasa yang bertanggungjawab penuh dalam pengembangan diri sebagai Gereja Kristus yang sejati. Selain itu Gereja Katolik di Indonesia juga dinilai sudah memiliki kemampuan berkembang menjadi Gereja yang merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat dan bangsa Indonesia yang plural, sedemikian sehingga Gereja Katolik sebagai kesatuan maupun setiap anggotanya sungguh-sungguh seratus prosen Katolik dan seratus prosen Indonesia. Kepercayaan ini tentu merupakan tantangan yang harus ditanggapi juga oleh Keuskupan Agung Jakarta.


3. Paskah tahun ini juga bermakna khusus bagi Keuskupan Agung Jakarta karena dipilih sebagai saat kita menegaskan Arah Dasar Pastoral Keuskupan kita. Pilihan ini bermakna simbolis: Paskah adalah saat kebangkitan. Semoga Arah Dasar Pastoral yang akan menjadi pedoman bagi kita semua untuk meneruskan peziarahan, panggilan dan perutusan Keuskupan kita yang sudah berlangsung lebih dari dua ratus tahun, mendorong berbagai macam bentuk kebangkitan, pembaharuan hidup dan berbagai prakarsa kreatif bagi Keuskupan, Paroki, Lembaga Hidup Bhakti dan Lembaga-lembaga pelayanan lain di Keuskupan Agung Jakarta ini. Semoga dengan demikian kehadiran, pelayanan dan perutusan Gereja menjadi semakin signifikan bagi umatnya sendiri dan semakin relevan bagi masyarakat.


4. Perjalanan sejarah Keuskupan Agung Jakarta sudah berlangsung lebih dari dua ratus tahun. Selama kurun waktu itu Gereja selalu berusaha untuk hadir dan menjalankan perutusannya di tengah-tengah masyarakat dan bangsa. Agar kehadiran dan perutusannya berdaya makna – artinya signifikan bagi umat sendiri dan relevan bagi masyarakat – setiap kali Keuskupan Agung Jakarta mesti menegaskan kembali jatidiri dan perutusannya. Penegasan inilah yang antara lain dilakukan ketika Keuskupan Agung Jakarta mengadakan sinode. Dalam Sinode Pertama (1989-1990), Gereja KAJ ingin membangun kehidupan bersama di tengah masyarakat yang mandiri, misioner, berdaya pikat dan berdaya tahan. Selanjutnya dalam Sinode Kedua (2000), Gereja KAJ ingin memberdayakan komunitas basis yang semakin beriman kepada Tuhan Yesus Kristus dan semakin berbakti kepada masyarakat dan bangsa Indonesia dengan memberdayakan komunitas basis dan membangun persaudaraan sejati di tengah masyarakat. Penegasan-penegasan bersama seperti itu selalu dilakukan dalam berbagai macam rapat, pertemuan baik pada tingkat Keuskupan maupun pada tingkat Paroki, bahkan stasi dan lingkungan. Dalam penegasan bersama yang kita percaya dituntun oleh Roh Kudus itulah, kehendak Tuhan bisa kita temukan, kita yakini dan kita rencanakan untuk kita jalankan.


5. Setelah mencermati dinamika hidup umat Katolik di tengah masyarakat di sekitarnya dewasa ini, Gereja KAJ kembali membarui dan menegaskan Arah Dasar Pastoralnya yang baru, sebagai panduan hidup bersama sebagai sesama umat beriman kepada Yesus Kristus dalam lima tahun ke depan. Rumusan Arah Dasar Pastoral yang diberlakukan mulai Hari Raya Paskah 2011 bukanlah rumusan yang samasekali baru, melainkan merupakan perumusan kembali dalam bentuk yang lebih sederhana dari Arah Dasar Pastoral yang dirumuskan pada tahun 2008. Cita-cita Keuskupan Agung Jakarta – artinya kita semua – dirumuskan dalam alinea pertama Arah Dasar Pastoral ini: memperdalam inam akan Yesus Kristus, membangun persaudaraan sejati dan terlibat dalam pelayanan kasih di tengah masyarakat. Ketiganya bukanlah cita-cita yang terpisah-pisah, melainkan cermin dari dinamika hidup Kristiani: beriman berarti mengikuti Yesus Kristus, menjadi semakin serupa dengan Dia yang ketika “saat-Nya sudah tiba … sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya” (Yoh 13:1). Dengan demikian beriman berarti mengasihi seperti Yesus mengasihi. Buah kasih yang utama adalah persaudaraan sejati di antara semua orang yang mengalami kasih Allah, karena Allah mengasihi semua orang tanpa syarat. Dinamika hidup Kristiani tidak mungkin berhenti pada persaudaraan sejati. Persaudaraan yang sejati dengan sendirinya akan mengeluarkan buah-buah pelayanan yang semakin kreatif dan bermutu.


6. Agar cita-cita ini pelan-pelan dan tahap demi tahap dapat menjadi kenyataan, diharapkan agar seluruh umat Katolik Keuskupan Agung Jakarta – komunitas, keluarga, lingkungan, lembaga-lembaga Katolik, komisi-komisi, Dewan Paroki – mempelajari Arah Dasar Pastoral ini baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Semoga dengan demikian kita bersama-sama, dengan peran yang berbeda-beda dapat membangun jatidiri Gereja Keuskupan Agung Jakarta, merancang berbagai macam pelayanan yang diharapkan menjadi berkat bagi umat dan masyarakat serta pujian kemuliaan bagi Tuhan. Untuk itu ditawarkan berbagai gagasan pendukung yang dapat memperkaya dan memperdalam pemahaman kita. Sejalan dengan itu kita yakin, bahwa yang mengarahkan dan menuntun hidup Gereja dan yang memprakarsai berbagai pelayanan bukanlah kita sendiri. Pemazmur berkata, “Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya ….” (Mzm 127: 1 dst.). Semua adalah karya Allah yang telah memulai karya yang baik dan akan menyelesaikannya juga (Flp 1:6). Oleh karena itu seluruh umat juga diajak untuk setiap kali mendoakan Doa Arah Dasar Pastoral agar cita-cita kita bersama dapat menjadi kenyataan.


7. Cita-cita kita mulia dan luhur. Namun seringkali kenyataan hidup jauh dari cita-cita itu. Hambatan dan tantangan pasti akan ada. Namun kita percaya, bahwa yang kita kerjakan bukanlah rencana kita sendiri. Kita ikut serta terlibat dalam karya penyelamatan Allah dan kita percaya bahwa Ia yang telah memulai karya yang baik, akan menyelesaikannya pada waktunya (bdk. Flp 1:6). Keyakinan iman seperti ini akan menjauhkan kita dari perasaan gagal atau putus asa. Kalaupun kita belum atau tidak berhasil, Allah tidak akan gagal. Kita juga dijauhkan dari sikap sombong, karena kalau usaha dan rencana kita berhasil, bukan kita yang berhasil, melainkan Allah yang sedang menyelesaikan karya-Nya. Saya akhiri surat ini dengan mengutip nasehat Rasul Paulus: ”Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1 Kor 15:58). Semoga Tuhan melimpahkan berkat, perlindungan dan damai sejahtera kepada kita, keluarga-keluarga dan komunitas kita. Dan semoga Ia meneguhkan persaudaraan kita, pekerjaan kita sehari-hari dan pelayanan kita.


Jakarta, Hari Raya Paskah 24 April 2011


+ I. Suharyo


Uskup Keuskupan Agung Jakarta

Minggu, 29 Mei 2011 Hari Minggu Paskah VI

Minggu, 29 Mei 2011
Hari Minggu Paskah VI

JANGAN TAKUT, AKU MENYEDIAKAN TEMPAT BAGIMU

Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat. (1 Petrus 3:17)


Antifon Pembuka

Wartakanlah kabar sukacita, agar didengar. Wartakanlah sampai ke ujung bumi: Tuhan telah membebaskan umat-Nya. Alleluya.

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahapengasih, pandanglah umat-Mu yang berhimpun dalam nama Yesus. Kami mohon, agar Roh Kudus, Roh cinta kasih-Mu mengajar kami dan mengingatkan kami akan semua ajaran cinta kasih Yesus. Maka kami akan menjalankan perintah-perintah-Mu dan satu sama lain mewujudkan cinta kasih, kedamaian dan kegembiraan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (8:5-8.14-17)

"Kedua rasul itu menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus."

Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat di Yerusalem, Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua menerima apa yang diberitakannya itu dengan bulat hati. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu. Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke sana. Setibanya di sana kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian Petrus dan Yohanes menumpangkan tangan di atas orang-orang yang percaya itu, dan mereka menerima Roh Kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a.16.20; Ul: lih 1; PS 822
Ref. Pujilah Allah alleluya, alleluya.
oleh pemazmur

1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi; mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu.
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu." Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia!
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberang sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.
4. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa pada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih-Nya dari padaku.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1Ptr 3:15-18)

"Yesus telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi dibangkitkan menurut Roh."

Saudara-saudara terkasih, kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Bersiap sedialah setiap saat untuk memberi pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu. Tetapi semua itu haruslah kamu lakukan dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya, karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, mereka yang memfitnah kamu menjadi malu karena fitnahan mereka itu. Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, daripada menderita karena berbuat jahat. Sebab Kristus pun telah mati untuk dosa kita. Ia yang benar telah mati untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi dibangkitkan menurut Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 14:23)
Siapa yang mengasihi Aku dan hidup menurut Sabda-Ku; Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (Yoh 14:15-21)

"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain."

Pada perjamuan malam terakhir Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain, yaitu Roh Kebenaran supaya Ia menyertai kamu untuk selama-lamanya. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku akan datang kembali kepadamu. Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi. Tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu bahwa Aku ada di dalam Bapa-Ku, bahwa kamu ada di dalam Aku, dan Aku ada di dalam kamu. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi Bapa-Ku, dan Aku pun akan mengasihi dia, dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Jangan takut


Minggu ini kita diingatkan agar jangan takut dan gelisah. Mengapa? Karena Tuhan mengetahui bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk menjadi takut dan gelisah. Permasalahan keluarga, kondisi keuangan, pergumulan di dalam dosa dan penyakit dapat mengakibatkan kita menjadi gelisah dan khawatir. “Mati aku“, adalah reaksi terburuk yang mungkin dapat terucap jika segala problema itu nampaknya tidak teratasi. Namun dalam kemungkinan terburuk sekalipun, bahkan pada saat menjelang ajal kita, Tuhan mengingatkan agar kita tak perlu kuatir. Sebab asalkan kita setia beriman kepada-Nya, maka Tuhan sudah menyediakan tempat bagi kita di surga. Oleh karena itu, kematian bagi kita orang percaya sesungguhnya bukanlah sesuatu yang menakutkan, karena merupakan awal dari kehidupan yang baru, di mana kita beroleh pemenuhan akan pengharapan iman kita: bahwa Tuhan akan menyediakan tempat bagi kita dan kita akan tinggal bersama-Nya.

Tuhan Yesus menyediakan tempat bagi kita

Kita akan lebih memahami perikop ini jika kita melihat kaitannya dengan perikop sebelumnya. Di sana dikatakan bahwa Yesus sudah tahu bahwa Rasul Petrus akan menyangkal-Nya sebanyak tiga kali, dan ketika Ia mengatakan hal itu di hadapan para rasul lainnya, mereka menjadi sedih karenanya. Namun kemudian Yesus menghibur mereka, sebab sebagai Allah, Ia- pun sudah mengetahui bahwa para rasul itu, walaupun jatuh bangun dalam hal iman, akan akhirnya sampai juga ke surga.

“Aku akan datang kembali” (ayat 3) mengacu kepada kedatangan-Nya yang kedua (lih. 1 Kor 4:5; 11:26; 1Tes 4:16-17; 1Yoh 2:28), maupun juga pertemuan-Nya dengan setiap jiwa manusia setelah orang itu wafat. Maka janji Tuhan Yesus untuk menyediakan tempat di surga, bukan saja ditujukan kepada para rasul, tetapi juga kepada kita yang percaya kepada-Nya dan yang setia kepada-Nya sampai akhir.

Janji Tuhan Yesus ini selayaknya menghibur kita; namun juga mengingatkan agar kita selalu percaya dan setia kepada-Nya. Oleh rahmat Baptisan kita semua ini menjadi milik Allah, anak- anak angkat Allah di dalam Kristus (lih. Gal 3:26). Sudahkah kita hidup sebagai anak- anak Allah? Sebab jika kita terus berjuang untuk hidup sesuai dengan panggilan kita ini, maka janji Tuhan ini akan digenapi di dalam kita. Mari kita memeriksa batin kita, agar Tuhan menunjukkan pada kita, dalam hal- hal apa saja, sikap kita masih belum sesuai sebagai sikap anak- anak Allah. Dan marilah kita mohon rahmat Tuhan, agar kita dimampukan untuk memperbaikinya.
Kristus adalah Jalan menuju Allah Bapa

Sebenarnya, jika kita membayangkan bahwa kita hadir di tengah para rasul 2000 tahun yang lalu, saat Yesus mengucapkan perkataan-Nya ini, kemungkinan kitapun dapat memahami kegundahan hati Rasul Tomas, “Ke manakah Engkau akan pergi, Tuhan? Aku tidak tahu, bagaimana mungkin aku tahu jalan ke sana?” Namun sekarang kita perlu berterima kasih kepada Rasul Tomas, yang menyuarakan kegundahan hatinya, sebab oleh karena itu, Yesus menjawabnya dengan Sabda-Nya yang meneguhkan, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6).

St. Agustinus mengatakan, “Adalah penting bahwa Tuhan Yesus mengatakan, ‘Akulah jalan’ untuk menunjukkan kepada para rasul bahwa mereka sesungguhnya telah mengetahui/ mengenal apa yang mereka pikir tidak mereka kenal, sebab mereka sudah mengenal Dia.”[1] Nah, pertanyaannya sekarang: apakah kita sudah mengenal Tuhan Yesus? Hidup kita di dunia ini memang merupakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus, supaya kita dapat bertumbuh pula dalam kasih kepada-Nya dan kepada sesama demi kasih kita kepada Kristus. Sebab pada akhirnya, kasih inilah yang kita persembahkan kembali ke hadirat Tuhan di surga.

Dalam penjelasan The Navarre Bible, dikatakan bahwa Yesus menjadi ‘jalan’ kepada Bapa melalui 5 cara. Pertama melalui ajaran-Nya; sebab dengan berpegang pada ajaran-Nya kita akan sampai ke surga; kedua, melalui iman yang diinspirasikan-Nya, sebab Ia datang ke dunia sehingga “barang siapa yang percaya kepada-Nya dapat beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16); ketiga, melalui teladan-Nya, sebab tak ada yang dapat sampai kepada Allah Bapa tanpa meneladani Kristus; keempat, melalui jasa-Nya, yang memampukan kita untuk masuk ke tempat kediaman abadi, dan terakhir, Kristus adalah jalan, karena Ia menyatakan Allah Bapa, yang dengan-Nya Ia adalah Satu, karena ke-Allahan-Nya.[2]

Maka agar kita semakin menghayati bahwa Kristus adalah jalan kepada Allah Bapa, kita perlu merenungkan ajaran Kristus dan kehidupan-Nya, dari lahir-Nya sampai pada wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Surga. Hal ini diajarkan oleh St. Francis dari Sales yang mengatakan, “Seperti halnya anak- anak yang mendengarkan ibunya…., belajar untuk bicara sesuai dengan bahasa ibunya, demikian pula kita, dengan membawa-Nya dekat dengan kita melalui meditasi, permenungan akan perkataan-Nya, perbuatan-Nya, dan kasih-Nya, kita belajar, dengan bantuan rahmat Tuhan, untuk berbicara, bertindak dan berkehendak seperti Dia…. Kita tidak dapat mencapai Allah Bapa dengan melalui jalan lain….; Ke-Allahan tidak dapat kita lihat dengan baik di dunia ini jika tidak di dalam kesatuan dengan kemanusiaan Penyelamat kita yang kudus, yang hidup dan kematian-Nya…. merupakan topik yang paling layak untuk direnungkan bagi meditasi kita sehari- hari[3]

Dengan merenungkan kehidupan Yesus, maka kita akan dapat mengarahkan hidup kita sesuai dengan kehendak-Nya. Itulah sebabnya banyak orang dapat bertumbuh secara rohani dengan berdoa rosario, karena doa rosario pada dasarnya adalah doa permenungan peristiwa- peristiwa hidup Yesus. Dengan permenungan tersebut, umat beriman dibawa untuk lebih menghayati rencana keselamatan Allah yang dinyatakan di dalam Kristus. Maka ajakan untuk merenungkan kehidupan Yesus ini adalah ajakan bagi anda dan saya. Jose Maria Escriva mengatakan, “Ia [Kristus] berbicara kepada semua manusia, tetapi dengan cara yang istimewa Ia memikirkan orang- orang yang, seperti anda dan saya, yang berkehendak kuat untuk menganggap panggilan hidup Kristiani sebagai sesuatu yang serius; Ia ingin agar Tuhan selalu ada di dalam pikiran- pikiran kita, di mulut kita, dan di setiap perbuatan kita, termasuk dalam kegiatan- kegiatan yang paling biasa dan rutin.”[4] Mari kita memeriksa batin kita dengan jujur, sejauh mana Kristus sudah menjadi pusat dalam pikiran kita, perkataan kita, kehendak maupun perbuatan kita? Jika Kristus belum menjadi motivasi yang utama bagi kita tiap- tiap hari, kita perlu memohon kepada Tuhan untuk membantu kita mengarahkan pikiran dan hati kita kepada-Nya, supaya hidup kita dapat dipimpin oleh-Nya.

Maka, perkataan Yesus, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup,” tidak saja hanya ditujukan untuk menjawab Rasul Tomas… Menjadi Kebenaran dan Hidup adalah sesuatu yang layak bagi Tuhan yang menjelma menjadi manusia, seperti yang dituliskan oleh Rasul Yohanes dalam permulaan Injilnya, “Firman itu telah menjelma menjadi manusia … penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh 1:14). Kristus adalah kebenaran, sebab dengan kedatangan-Nya ke dunia Ia menunjukkan bahwa Tuhan setia kepada janji- janji-Nya; dan karena Ia mengajarkan kebenaran tentang siapakah Tuhan itu. Selanjutnya, Kristus mengajarkan kepada kita bahwa penyembahan yang sejati adalah yang dilakukan “di dalam Roh dan kebenaran” (Yoh 4:23), yang artinya, penyembahan sejati kepada Allah Bapa adalah yang dilakukan di dalam Diri-Nya, yang adalah Sang Kebenaran itu. Kristus adalah Hidup, sebab dari kekekalan Ia mempunyai hidup ilahi dengan Allah Bapa (lih. Yoh 1:4) dan karena Ia menjadikan kita pengambil bagian dalam kehidupan ilahi, melalui rahmat Baptisan. Inilah sebabnya mengapa Injil mengatakan, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yoh 17:3)[5]

Tentang hal ini St. Agustinus mengajarkan, “….sepertinya, Yesus berkata, Lewat jalan mana kamu akan pergi? Akulah Jalan. Kemanakah kamu akan pergi? Akulah kebenaran. Di manakah kamu akan tinggal? Akulah Hidup. Setiap orang dapat mencapai pengertian akan Kebenaran dan Hidup, tetapi tidak semua menemukan Jalannya. Para orang bijak di dunia menyadari bahwa Tuhan adalah kehidupan kekal dan kebenaran yang dapat diketahui; namun Sang Sabda Allah yang adalah Kebenaran dan Hidup yang bersatu dengan Allah Bapa, telah menjadi Jalan, dengan menjelma menjadi manusia. Renungkanlah kerendahan hati-Nya [Kristus] dan kamu akan mencapai Allah.”[6] O, betapa dalamnya makna kasih Allah yang ditunjukkan-Nya melalui Kristus!

Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa

Banyak orang mempertanyakan ke-Allahan Yesus, sebab mereka tidak memahami bahwa Allah Bapa dan Putera [Kristus] adalah Satu. Hal inilah yang kemungkinan juga menjadi pertanyaan Rasul Filipus, “…tunjukkanlah Bapa itu kepada kami” (ayat 8). Namun Yesus “menegur para rasul karena [mereka] tidak mengenali Dia, meskipun perbuatan- perbuatan-Nya adalah perbuatan yang hanya dapat dilakukan oleh Tuhan — berjalan di atas air, mengendalikan angin badai, mengampuni dosa, membangkitkan orang mati. Karena inilah mengapa Ia [Kristus] menegur Filipus: karena ia tidak mengenali kodrat ke-Allahan-Nya melalui kemanusiaan-Nya.”[7]

Sungguh, kita perlu memohon kepada Tuhan agar semakin dapat menghayati misteri kasih Allah ini, yang begitu tak terbatas dan melampaui batas pikiran manusia. Sebab hanya kasih Allah yang begitu besarlah yang membuat-Nya mau mengutus Sang Sabda, yaitu Putera-Nya sendiri untuk menjadi manusia dan menyelamatkan manusia. “Maka Yesus Kristus, Sabda yang menjadi daging, diutus sebagai “manusia kepada manusia”((Surat kepada Diognetus,7,4: Funk, Apostolic Fathers, I, 403)), “menyampaikan sabda Allah” (Yoh3:34), dan menyelesaikan karya penyelamatan, yang diserahkan oleh Bapa kepada-Nya (lih. Yoh 5:36 ; Yoh17:4). Barang siapa melihat Dia, melihat Bapa juga (lih. Yoh 14:9). Untuk alasan ini Yesus menyempurnakan wahyu dengan menggenapinya melalui keseluruhan karya-Nya untuk menghadirkan Diri-Nya dan menyatakan Diri-Nya – melalui Sabda perkataan-Nya maupun perbuatan-Nya, dengan tanda-tanda serta mukjizat-mukjizatnya, namun terutama dengan wafat dan kebangkitan-Nya penuh kemuliaan dari maut, akhirnya dengan mengutus Roh Kebenaran, menyelesaikan wahyu dengan memenuhinya, dan meneguhkan dengan kesaksian ilahi, bahwa Allah menyertai kita, untuk membebaskan kita dari kegelapan dosa serta maut, dan untuk membangkitkan kita bagi hidup kekal.”[8]
Orang yang percaya kepada-Ku akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan, bahkan yang lebih besar

“Sebelum meninggalkan dunia ini, Tuhan Yesus berjanji kepada para rasul untuk memberikan kepada mereka kuasa sehingga keselamatan Tuhan dapat dinyatakan melalui mereka. Segala pekerjaan dan mujizat ini diwartakan di dalam nama Yesus Kristus (lih. Kis 3:1-10; 5:15-16; dst) dan secara khusus pertobatan bangsa- bangsa kepada iman Kristiani dan pengudusan mereka diperoleh melalui khotbah pengajaran dan pelayanan sakramen- sakramen. Hal- hal itu dapat dianggap sebagai pekerjaan- pekerjaan yang lebih besar daripada pekerjaan-Nya jika kita melihat bahwa melalui pelayanan para rasul, Injil tidak hanya diwartakan di Palestina tetapi disebarkan sampai ke seluruh dunia. Namun demikian kuasa yang luar biasa dalam karya apostolik dan pengajaran bersumber dari Kristus, yang telah naik ke Surga kepada Allah Bapa: setelah melewati penghinaan di kayu salib, Yesus telah dimuliakan dan dari surga Ia menyatakan kuasa-Nya dengan bertindak melalui para rasul-Nya.”
[9]

Kuasa para rasul diperoleh dari Kristus yang dimuliakan. Jangan lupa bahwa Kristus pernah bersabda, “Apapun yang kauminta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (lih. Yoh 14:13). Maka jika para rasul dapat melakukan perkara- perkara besar, semua itu hanya terjadi karena Kristus yang memampukan mereka. Demikian pula seharusnya, jika Tuhan mengijinkan kita turut mengambil bagian dalam karya kerasulan-Nya, untuk memberitakan kasih Allah dan membawa sesama kita kepada Tuhan, kita harus melihatnya sebagai karya Kristus, dan bukan semata karena kemampuan kita.

St. Agustinus menjelaskannya, seolah demikianlah yang dikatakan Tuhan Yesus, “Bukannya bahwa ia yang percaya kepada-Ku akan menjadi lebih besar daripadaku, tetapi hanya bahwa Aku akan melakukan perbuatan- perbuatan yang lebih besar daripada sekarang; lebih besar, oleh dia yang percaya kepada-Ku, daripada yang Kulakukan sendiri sekarang tanpa dia.”[10]. O, betapa besar rencana Allah dan penyelenggaraan-Nya yang dinyatakan di dalam Gereja-Nya yang kudus, di mana kita dapat terus menerima rahmat-Nya dan menimba kekuatan dari Sang Hidup ilahi, melalui pengajaran Firman Tuhan dan sakramen- sakramen yang disampaikannya.
Pesan yang layak diingat: Jangan takut

Paus Yohanes Paulus II adalah Paus yang paling sering menyuarakan tema ini dalam khotbah- khotbahnya: Jangan takut! Menurut Archbishop Fulton Sheen yang pernah menghitung kata “Jangan takut” di Kitab Suci, konon jumlahnya adalah 365 kali. Tentu ini bukan kebetulan, dan bahwa Tuhan mengingatkan kita setiap hari dalam setahun agar kita jangan takut, jangan lekas gelisah dan khawatir. Ini adalah pesan yang selalu relevan dan pas dengan keadaan kita saat ini. Sebab apapun yang sedang kita hadapi, baik tantangan, kesulitan, ataupun bencana, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Kristus (lih. Rom 8:38-39). Asalkan kita berpegang kepada Kristus dan mengandalkan Dia, yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup, kita akan memperoleh jalan keluar. Jika janji Tuhan ini digenapi dalam hidup banyak orang percaya, kita harus yakin hal itu juga terjadi dalam hidup kita.

“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku…. Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
(Yoh 16:33)


CATATAN KAKI:


1. St. Agustinus, In Ioann. Evang., 66,2 [↩]
2. lih. The Navarre Bible, St. John, (Ireland, Four Courts Press, 1987), p. 184 [↩]
3. St. Francis de Sales, Introduction to the Devout Life, part II, chap. 1,2 [↩]
4. J. Escriva, Friends of God, 127 [↩]
5. lih. The Navarre Bible, Ibid., p.185 [↩]
6. St. Augustine, De verbis Domini sermones, 54 [↩]
7. St. Agustinus, De Trinitate, Book 7 [↩]
8. Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, Dei Verbum, 4 [↩]
9. The Navarre Bible, Ibid., p.187 [↩]
10. St. Agustinus, In Ioann. Evang., 72, 1 [↩]

Ingrid Listiati - katolisitas.org

Sabtu, 28 Mei 2011 Hari Biasa Pekan V Paskah

Sabtu, 28 Mei 2011
Hari Biasa Pekan V Paskah

"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu." (Yoh 15:18)

Doa Renungan

Allah Bapa sumber segala kebajikan, kesetiaan diri adalah syarat menjadi murid-Mu. Putra-Mu telah menunjukkan kepada kami arti kesetiaan dalam pengharapan akan sebuah keselamatan. Semoga dengan merenungkan teladan-Mu tentang kesetiaan hari ini, Engkau membuka mata kami untuk senantiasa berharap kepada-Mu saja. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (16:1-10)

"Menyeberanglah ke Makedonia, dan tolonglah kami"

Sekali peristiwa Paulus datang ke Derbe dan Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium. Paulus mau, supaya Timotius itu menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia demi orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani. Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan supaya jemaat-jemaat menurutinya. Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman, dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya. Paulus dan Silas melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah untuk memberitakan Injil di Asia. Dansetibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengijinkan mereka. Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan; ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya katanya, "Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami!" Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat. (Mzm 100:1-2.3.5, R:3c)

1. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai.
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kol 3:1)
Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:18-21)

"Kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia."

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia; maka dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


Tidak jarang orang tekun beriman hanya untuk mencari keuntungan atau supaya lepas dari semua kesulitan hidup. Tidak sedikit pula orang-orang yang akhirnya kecewa saat mereka gagal, tidak beruntung, atau hidupnya ditimpa aneka persoalan, kendati mereka sudah rajin berdoa atau ke gereja. Akhirnya, mereka menjadi ragu-ragu akan iman mereka, bahkan menjadi tidak beriman lagi.

Yesus yang kita imani di mata dunia tampak seperti pribadi yang gagal. Dia tidak kaya, banyak orang yang memusuhi-Nya, menerima aneka caci maki dan penghinaan, disiksa, bahkan wafat dengan cara disalib. Apa yang dinilai dunia gagal ternyata diterima Allah sebagai keberhasilan dan sesuatu yang mulia. Dengan cara itu, Yesus telah memenangkan keselamatan jiwa manusia. Yesus mengajak semua murid-Nya untuk tidak takut menghadapi aneka persoalan hidup dan penderitaan bahkan hal-hal yang tidak baik yang dialami karena menjadi pengikut-Nya. Seperti Yesus teguh menanggung semua itu, demikian juga iman kita kepada-Nya akan meneguhkan kita untuk mampu menghadapi semua itu demi keselamatan jiwa kita.

Tuhan Yesus, dalam iman kepada-Mu Engkau senantiasa memberikan kekuatan bagiku untuk mampu menjalani hidup ini. Jadikan aku murid-Mu yang setia memelihara keselamatan jiwa, kendati secara ragawi aku harus berkorban. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 27 Mei 2011 Hari Biasa Pekan V Paskah

Jumat, 27 Mei 2011
Hari Biasa Pekan V Paskah

Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan kepuasan kami, supaya kepada kami jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu ini. (Kis 15:28)

Doa Untuk Para Imam


Tuhan terkasih, Bapa Pengasih.

Aku berdoa kepada-Mu, lindungilah para imam Gereja-Mu,
sebab mereka itu milik-Mu,
Biarlah hidup mereka terbakar luluh di atas altar-Mu yang suci,
sebab mereka telah disucikan dan menyucikan diri bagiMu saja.
Lindungilah mereka, sebab mereka berada d tengah dunia,
meskipun mereka bukan dari dunia ini.
Masukkanlah mereka dalam lubuk hati-Mu,
bila nikmat duniawi menggoda dan memikat mereka.
Lindungilah dan hiburlah mereka dalam saat sepi,
susah derita dan bila pengorbanan hidupmnya nampak sia-sia.
Ingatlah ya Tuhan, tak seorangpun kecuali Engkau yang menjadi pemiliknya yang sah,
Dan walaupun mereka Kauberi panggilan ilahi,
tetapi tetaplah mereka memiliki hati manusiawi, dengan segala kerapuhannya.
Maka Bapa terkasih, lindungilah mereka bagaikan biji mata-Mu
dan peliharalah mereka bagaikan hosti tanpa noda.
Semoga setiap hari pikiran, dan perbuatannya aman terjaga
dan menjadi teladan indah bagi seluruh umat-Mu.
Tuhan terkasih, sudilah memberkati mereka senantiasa.
Terpujilah Engkau yang telah memanggil dan mengutus mereka,
Terpujilah Engkau yang tetap mendampingi dan memampukan mereka.
Ya hati kudus Imam Agung Yesus, kasihanilah mereka.
Ya Hati tersuci Maria Ratu Para Imam, doakanlah mereka.
Santo Yohanes Maria Vianney, doakanlah mereka. Amin.


Jika kalian mencari teladan kesabaran, kalian tiada mendapati teladan yang terlebih baik daripada salib (St. Thomas Aquinas)


Antifon Pembuka

Anak Domba yang telah dikurbankan patut menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan, dan kehormatan (Why 5:12)

Doa Pagi

Ya Yesus, utuslah Roh Kudus-Mu agar menerangi jalan hidupku hari ini, sehingga aku dapat menjauhkan diri dari segala dosa. Semoga bimbingan-Nya membuatku dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah saja. Amin.

Bersama Paulus dan Barnabas, Yudas (Barsabas) dan Silas diutus untuk membawa surat dari para rasul dan penatua-penatua di Yerusalem tentang hasil keputusan sidang. Isi dari surat tersebut untuk meneguhkan umat dan tidak digelisahkan oleh ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan semangat Yesus. Umat bersukacita karena isi surat tersebut sungguh menghibur.


Pembacaan dari Kisah Para Rasul (15:22-31)

"Adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu.

Pada akhir sidang pemuka jemaat di Yerusalem yang membicarakan soal sunat, rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas. Yang terpilih yaitu Yudas yang disebut Barnabas, dan Silas. Keduanya adalah orang yang terpandang di antara saudara-saudara itu. Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: "Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu, kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tidak mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. Jadi kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan tertulis ini juga kepada kamu. Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu, yakni: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari pencabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat." Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka. Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku mau bersyukur kepada-Mu, Tuhan, di antara bangsa-bangsa.
Ayat. (Mzm 57:8-9.10-12)
1. Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah hai gambus dan kecapi, mari kita membangunkan fajar!
2. Tuhan, aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa. Sebab kasih setia-Mu menjulang setinggi langit, dan kebenaran-Mu setinggi awan-gemawan. Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi seluruh bumi!

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 15:15b)
Aku menyebut kamu sahabat, sabda Tuhan, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Kasih menjadi dasar hidup Kristiani. Modelnya adalah hidup Yesus sendiri, yang telah menyerahkan nyawa bagi sahabat-sahabat-Nya. Setiap murid Kristus juga dipanggil untuk pergi dan menghasilkan buah. Buah yang baik dan benar adalah kasih, pelayanan dan pengorbanan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:12-17)

"Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah orang akan yang lain."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Santo Maximilianus Maria Kolbe telah mengurbankan jiwa raga bagi sesamanya. Ia merasa iba melihat seorang bapak yang akan dihukum mati, sementara anak-anaknya masih kecil. Iman dan kasihnya yang kuat telah menggerakkan dirinya untuk menggantikan posisi hukuman bapak itu. Kasih sejati memang menuntut kurban jiwa dan raga. Yesus telah memberikan nyawa-Nya bagi penebusan banyak orang. Kita pun hendaknya mampu dan mau mengurbankan diri bagi kebahagiaan sesama.

Doa Malam

Yesus sahabatku, terima kasih atas cinta kasih-Mu hari ini. Ajarilah aku untuk mengasihi sesama seperti Engkau mengasihi Bapa dan aku. Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa aku adalah murid-Mu. Amin.


RUAH

Kamis, 26 Mei 2011 Peringatan Wajib St. Filipus Neri

Kamis, 26 Mei 2011
Peringatan Wajib St. Filipus Neri

TINGGAL DI DALAM KASIH

"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu! Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya." (Yoh 15:9-10)


Doa Renungan

Allah Bapa mahapenyayang, semua orang Kaukehendaki menerima Roh-Mu. Semoga Roh pemberi kehidupan itu mengingatkan kami akan cinta kasih-Mu, yang merupakan awal dan akhir segalanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
Amin.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (15:7-21)

"Kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah."

Para Rasul dan penatua-penatua jemaat di Yerusalem bersidang, membicarakan soal sunat. Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada para rasul dan penatua-penatua, "Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga." Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain. Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus: "Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku: Simon telah menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: Kemudian Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, yang telah diketahui dari sejak semula. Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah, tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3; R: lih3)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Nyanyikanlah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari Tuhan. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: Tuhan itu raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah, Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat.
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:9-11)

"Allah telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah."

Dalam amanat perpisahan-Nya , Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu! Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Karya Allah yang bersifat universal sering kali dipersempit dalam kotak-kotak agama. Hal ini terjadi bila suatu agama menganggap diri paling benar dan Allah hanya bekerja di dalam agama itu, sementara itu agama lain salah dan tidak mendatangkan keselamatan. Pemahaman ini justru kerap menimbulkan perselisihan, rasa benci, dan permusuhan di antara pemeluk agama yang berbeda.

Kuasa Allah dan rencana karya keselamatan-Nya bagi manusia lebih dari apa yang dapat dijabarkan atau diajarkan oleh semua agama di dunia ini. Allah pun bebas berkarya dan mencurahkan rahmat-Nya kendati tidak melalui jalur lembaga agama. Namun, agama memberikan jalan yang jelas bagaimana bertemu Tuhan dan meraih rahmat-Nya. Demikian pula Yesus memberikan ajaran yang jelas bagaimana seseorang semestinya hidup selaku murid-murid-Nya, yaitu bila hidup dalam kasih. Wujud kasih itu adalah dengan menuruti perintah-Nya. Dengan cara itu semua orang akan memperoleh sukacita yang penuh. Sejauh semua itu tidak terjadi dalam diri kita maka iman kita kepada Yesus tidak akan mendatangkan berkat bagi kita.

Ya Tuhan, sering batinku terasa kosong dan jiwaku kering dalam kehidupan imanku. Aku masih kurang memperhatikan perintah-perintah-Mu dalam hidupku sehari-hari. Tanamkan kehendak-Mu dalam hatiku agar aku dapat hidup selaku pelaksana kehendak-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 25 Mei 2011 Hari Biasa Pekan V Paskah

Rabu, 25 Mei 2011
Hari Biasa Pekan V Paskah

MENGHASILKAN BUAH


Dengan pohon, iblis menjatuhkan Adam, dan dengan pohon salib Kristus mengalahkan iblis (St. Yohanes Krisostomus)

Antifon Pembuka

Semoga mulutku bernyanyi dan memuji Engkau, dan bibirku bersorak bermadah kepada-Mu (Mzm 70.8.23). Alleluya.

Doa Renungan


Allah Bapa kami maha pengasih dan penyayang, kami bersyukur kepada-Mu atas cinta kasih yang kami kenal dari Yesus Putra-Mu. Semoga cinta kasih itu menjadi sumber segala sesuatu yang kami katakan dan kami lakukan, agar sirnalah segala duka, perang serta perselisihan, terhalau oleh keserasian dan keselarasan di antara manusia di dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

Ada pendapat bahwa jikalau orang tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, orang tersebut tidak dapat diselamatkan. Paulus dan Barnabas, yang adalah rasul bagi bangsa-bangsa lain menentang hal itu. Mereka lalu mengisahkan apa yang telah dilakukan Allah terhadap orang-orang bukan Yahudi dengan perantaraan mereka. Persoalan ini dibawa ke Yerusalem untuk dibicarakan dengan para rasul dan penatua-penatua.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (15:1-6)


"Paulus dan Barnabas pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal-soal yang timbul di tengah-tengah jemaat."

Sekali peristiwa, beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ, “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.” Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu. Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceritakan pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ. Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul serta penatua-penatua, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka. Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata, “Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.” Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita
Ayat. (Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:4)
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu, sabda Tuhan. Barangsiapa tinggal di dalam Aku, ia berbuah banyak.


Yesus adalah pokok anggur yang benar. Ranting-rantingnya adalah para murid. Supaya menghasilkan buah, mereka terus didorong untuk tetap tinggal di dalam Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:1-8)

"Barangsiapa tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya berbuah lebih banyak. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting yang menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal ini Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak, dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Banyak orang bertanya, "Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa apa yang kita lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan?" Jawaban atas pertanyaan ini sederhana. Cermati dan perhatikan buah-buah yang dihasilkan. Jika membuahkan hal-hal yang baik seperti: damai sejahtera, sukacita karena melakukan apa yang adil dan benar, kesabaran, kemurahan hati, kelemahlembutan, kesanggupan untuk menguasai diri, dan semua buah-buah yang baik maka apa yang kita lakukan memang sesuai dengan kehendak Tuhan. Jika buah-buah yang dihasilkan justru sebaliknya maka apa yang kita lakukan berlawanan dengan kehendak Tuhan. Nah, bagaimana caranya agar hidup kita adalah hidup yang menghasilkan buah-buah yang baik?

Injil hari ini menekankan betapa pentingnya kita menempel pada pokok, yaitu Yesus sendiri. Ibarat pohon anggur, kita tidak bisa berbuah jika kita lepas dari pokok. Kita mesti menyatu pada pokok itu. Yesus bersatu dengan kita dan kita bersatu dengan Dia. Tanpa persatuan dengan Yesus, hidup kita tidak menghasilkan buah. Dan karena itu, hidup kita tidak mempunyai makna. Menjadi kering kemudian tidak akan dihargai orang. Hidup kita seperti sampah yang diinjak-injak orang kemudian dibakar.

Kita tentu saja tidak ingin menjadi sampah yang tidak berguna kemudian diinjak-injak orang lalu dibakar. Kita ingin hidup kita bermakna bagi diri sendiri dan orang lain. Kita ingin hidup kita menghasilkan buah-buah yang bisa dinikmati banyak orang. Supaya berbuah maka iman akan Kristus merupakan pegangan pokoknya. Jika kita berpegang teguh pada iman kita akan Dia maka kita terus membangun hidup berdasarkan iman dan menghasilkan buah. Pilih mana? Hidup yang bermakna dan menghasilkan buah sehingga tetap hidup atau memilih hidup yang tidak berguna dan karena itu diinjak-injak orang dan dicampakkan kemudian dibakar? Tentu Anda memilih hidup yang bermakna bukan? Bersatulah dengan Yesus dan percayalah kepada-Nya. Hidup Anda menjadi hidup yang berbuah.

Tuhan Yesus, sumber sukacita dan kebahagiaanku, arahkanlah hatiku kepada-Mu supaya aku menghasilkan buah yang baik di dalam hidup ini. Amin.

RUAH, Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy