| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Tuhan pun menjawab...!

Tuhan,
Kalau boleh, aku memohon kepada-Mu
Anugerahkanlah seorang imam yang muda, gantheng, namun ramah,

Janganlah imam itu orang yang judes dan mudah marah kepada umatnya,
Kalau boleh imam itu orang yang pandai, tapi juga rendah hati.

Berilah kami seorang imam, yang pandai berkotbah, sehingga kami tidak ngantuk waktu misa, tapi juga dia imam yang bisa menyanyi merdu, jadi misa itu makin hikmat dan agung!

Kalau imam itu pandai bergaul, janganlah hanya bergaul dengan orang yang kaya, memberinya fasilitas yang mewah, tapi imam yang serba bisa bergaul dengan siapapun, dari anak-anak sampai orang tua dan kakek nenek!

Berilah kami imam yang mampu jadi pemimpin yang melayani berbagai macam ragam umat, ada yang mampu tapi tak mau, ada yang mau tapi tak mau, ada yang tidak mau dan tidak mampu.

Berilah kami imam yang hidupnya menghayati kemiskinan, dia lebih suka naik motor daripada mobil, meskipun harus kehujanan seperti umatnya yang miskin, dia tidak suka pakai baju yang mahal mahal harganya, dan syukur imam itu lebih suka pakai HP yang sederhana saja, tidak seperti BB

Berilah kami imam yang punya manegemen bagus, tapi dia tidak "sakleg" dan tahu menempatkan diri dan tahu bagaimana mengelola pekerjaan administratif dengan rapi!

Berilah kami imam yang pandai berkotbah, tapi juga kelakuannya bisa dicontoh oleh umat!

Seorang imam pun berdoa setelah tahbisannya,
Tuhan, berilah aku umat paroki yang bisa mengerti diriku, kalau aku lemah dan sering mudah marah. Berilah aku umat yang tidak mudah menuntut dan mudah komentar terhadap kotbah dan kebijakan yang kuambil.

Berilah aku umat yang pendiam namun penurut padaku, sehingga aku bisa merancang karya pastoral dengan baik.

Berilah aku umat yang murah hati, kalaupun ia kaya, ia tidak akan pelit untuk memberikan sumbangannya kepada Gereja.

Berilah aku umat yang tidak pernah menyalahkan diriku, juga kalau akupun memang salah, kumohon mereka dapat memaklumi aku!

Berilah aku umat yang rendah hati yang ramah, tidak galak dan judes, tapi hati yang lapang, bisa menerima sikapku yang kadang kadang kasar dan semaunya..!

Berilah aku umat sebanyak mungikin yang mampu dan mau bekerja untuk terlibat di Paroki, terutama sebagai anggota Dewan Paroki, namun mereka juga pribadi yang murah hati dan tidak suka hitung untung rugi dengan kerja kerasnya.

Berilah aku umat yang selalu memujiku dan mengatakan "Pastor baik banget!" agar hidupku semakin enjoy.

Berilah aku umat yang menghormati wibawaku, bahwa aku bukanlah orang sembarangan, tapi aku orang yang pantas dihormati. Aku bangga kalau ada umat yang takut padaku!

TUHAN pun MENJAWAB DOA UMAT DAN DOA PARA IMAM:
Umat-Ku dan para imam-Ku, bukankah kalian itu semua orang yang tidak sempurna? Namun kenapa, hai umat-Ku semuanya, kenapa kalian meminta seorang imam yang sempurna? Apakah adil, Aku memberikan imam yang sempurna untuk menjadi pemimpin parokimu, sementara kamu sendiri juga belum sempurna?

Hai para imam, bukankah kalian juga sama belum sempurna seperti Bapa sempurna di surga? Mengapa kalian semua juga menuntut umatmu menjadi sempurna seperti yang engkau pikirkan? Apakah adil, kalau aku mempercayakan kepadamu umat yang sempurna sementara dirimu tidak sempurna? Apalagi engkau malah bangga ditakuti umatmu? Janganlah engkau bangga bila orang takut padamu, justru kalau engkau membuat orang lain takut, perlulah engkau bertanya pada dirimu, adakah cinta dalam hidupmu?

Nah karena kalian semua, baik imam maupun umat belum sempurna, bertindaklah yang "ADIL", berkembanglah menuju kesempurnaan bersama-sama! Roh-Ku akan Ku-utus agar kalian semua mampu bekerjasama dengan baik!

Akhirnya seorang imam itu menyadari kekeliruannya, ia tertantang untuk berubah menjadi pribadi yang tidak lagi perfeksionis, tapi menjadi pribadi yang rendah hati. Begitu jugalah umatnya, dia tergerak untuk berubah menjadi pribadi yang ramah dan tidak mudah menghakimi imamnya.

Semoga esok hari ada banyak kejutan yang membuat hidup makin bergairah dan penuh harapan!

Warm regards!

Blasius Slamet Lasmunadi
Thu Jul 15, 2010 5:50 pm

Lahir: Magelang 17 Desember 1968

Tahbisan Imam: Purwokerto, 18 Juli 2001

Wafat: Jumat 13 Agustus 2010, jam 21.30

Minggu, 15 Agustus 2010 Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga

Minggu, 15 Agustus 2010
Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga

MASA DEPAN KEMANUSIAAN

Empat hal mengenai Maria dirumuskan sebagai ajaran iman dalam Gereja Katolik. Dua dari zaman para Bapa Gereja, yakni (1) Maria tetap Perawan, (2) Maria Theotokos - Maria mengandung dan melahirkan Tuhan Yesus, dan dua rumusan lainnya dari abad 19 dan 20 meskipun sudah dirayakan sejak berabad-abad sebelumnya, yaitu: (3) Maria dikandung tanpa noda dosa asal (dinyatakan sebagai ajaran iman tahun 1854) dan (4) Maria diangkat ke surga jiwa dan badan. Yang terakhir ini baru resmi dinyatakan sebagai bagian ajaran iman Gereja Katolik pada tahun 1950 meski sudah dirayakan di pelbagai tempat sejak abad ke-4.

MENEMUKAN YANG HILANG


Merayakan peristiwa Maria diangkat ke surga dapat menjadi ungkapan kepercayaan akan masa depan kemanusiaan sendiri. Pada satu saat nanti umat manusia akan kembali berada bersama dengan Tuhan di surga. Masa depan seperti ini bisa pula terjadi karena salah satu dari kemanusiaan, yakni Maria, sudah ada di sana dan kini ia melantarkan doa-doa permohonan dari yang biasa hingga yang amat khusus kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita acap kali menyadari bahwa Tuhan lebih mendengarkan kita - berkat Maria - daripada kita mendengarkanNya. Maria tahu jalan-jalan menyampaikan doa kita kepada Yang Maha Kuasa.

Diceritakan dalam Kitab Kejadian, manusia dan istrinya diusir dari Firdaus karena melanggar larangan memakan buah pengetahuan baik dan buruk. Ini dosa. Dosa membuat kemanusiaan merosot. Sebelumnya mereka akrab dengan dunia ilahi, dapat bercakap-cakap dengan Tuhan. Manusia merasa aman di hadapanNya. Tapi begitu mereka sadar telah melanggar larangannya mereka takut bertemu denganNya dan menyembunyikan diri. Rasa saling percaya rusak dan tidak lagi mereka dapat berdiam di Firdaus. Tuhan mengusir mereka dan bahkan menempatkan malaikat penjaga berpedang api agar mereka tak bisa mendekat ke pohon kehidupan. Manusia kini harus berjerih payah mencari makan agar hidup terus. Istrinya harus menderita tiap kali mau menjadi ibu. Dan penggoda mereka, ular, dikutuk jalan melata. Tapi juga dikatakan seorang keturunan perempuan yang diperdayakannya itu nanti akan meremukkan kepalanya. Ini semuanya ada dalam Kitab Kejadian 3, khususnya Kej 3:15.

Mari kita bayangkan kelanjutan yang tidak diceritakan dalam Alkitab, tapi bisa kita rasa-rasakan. Setelah mengusir manusia dari Firdaus, Tuhan pun mengatupkan pelupuk mata menghela nafas. Dan semua penghuni surga pun tertunduk diam. Seluruh Firdaus seperti berkabung. Suasana ini membuat Tuhan merasa kesepian. Suatu hari Ia mengambil keputusan untuk turun ke dunia mencari manusia yang sudah diusirNya. Maka Ia mengubah diri menjadi suara batin yang ada dalam diri manusia. Dengan demikian, manusia diam-diam dituntunNya melangkah, mungkin dengan jatuh bangun lewat lorong-lorong kembali ke Firdaus, lewat jalan lain yang tidak dijaga malaikat berpedang api. Begitulah Ia berharap satu ketika nanti manusia akan bisa berada kembali di surga mengusir suasana murung untuk selama-lamanya.

Hari ini dirayakan kembalinya satu dari keturunan yang telah terusir dari Firdaus tadi. Bukan itu saja. Dirayakan pulihnya suasana gembira di surga. Dirayakan kebesaran Tuhan yang dapat membawa kembali kemanusiaan ke sana. Dirayakan pula kemampuan manusia untuk bekerja sama dengan Tuhan. Dirayakan orang yang hidup tulus membiarkan diri dituntun suara batin. Dan lebih dari itu. Kandungan suara batinnya itu menjadi darah daging juga - menjadi manusia. Manusia pertama yang bangkit dari kematian dan naik ke surga. Yesus dan dia yang kini mengisi surga dengan kegembiraan. Dia itulah yang menuntun manusia kembali ke sana. Sebagai Guru. Sebagai Gembala yang baik. Sebagai Penyelamat. Tak mengherankan yang pernah membawanya masuk ke dunia ini dengan sendirinya ikut terbawa kembali ke surga. Dia itu Maria, ibu Yesus.

KIDUNG MAGNIFIKAT

Bacaan Injil pada perayaan hari ini (Luk 1:39-56) memuat dua bagian, yakni kisah Maria mengunjungi Elisabet (ay. 39-45) dan Kidung Pujian "Magnifikat" (ay. 46-55) yang berakhir dengan ay. 56 sebagai penutup kisah. Bagian pertama mengisahkan dua orang perempuan yang mendapati diri beruntung. Elisabet yang termasuk kaum yang kena aib karena tidak mengandung sampai usia senja kini akan melahirkan Yohanes Pembaptis. Dan dia yang masih ada dalam rahim itu melonjak kegirangan mendengar salam yang diucapkan Maria yang datang berkunjung. Maria sendiri harus melewati hari-hari tak enak memikirkan bagaimana menjelaskan keadaan dirinya kepada Yusuf, tunangannya. Ia bertanya kepada malaikat yang datang kepadanya, bagaimana mungkin semuanya terjadi. Jawab malaikat menunjuk pada peran Roh Kudus. Begitulah kisah yang disampaikan kepada kita oleh Lukas. Dan kelanjutannya kita ketahui. Maria membiarkan Roh Kudus bekerja dalam dirinya. Itu dia Tuhan yang mengubah diri menjadi suara hati manusia. Dan suara hatinya itu jugalah yang membuatnya berkata "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu!"

Roh yang sama itu juga yang membuat Maria mengkidungkan pujian yang dibacakan hari ini. Kidung itu mulai pada ay. 46 dengan pujian bagi Tuhan yang turun untuk menyelamatkan. Ia membuat hidup ini berarti. Ia membuat penderitaan bermakna. Kemudian dalam ay. 48 terungkap pengakuan bahwa Tuhan menyayangi orang-orang yang kecil sehingga mereka menjadi besar di mata orang. Tak perlu kita tafsirkan ini sebagai teologi pembalikan nasib orang miskin jadi kaya dan orang kaya jadi melarat. Ayat itu mewartakan kebesaran Tuhan yang tidak takut berdekatan dengan orang kecil, bukan karena tindakan ini romantik, ideal, melainkan karena orang kecil itu dapat memberinya naungan dan mengurangi kesepiannya! Orang sederhana biasanya ingat Tuhan dan itu cukup membuatNya menemukan kembali secercah kegembiraan yang telah hilang dari surga dulu. Ini teologi sehari-hari.

Ayat-ayat selanjutnya, yakni 49-55, berupa pembacaan kembali sejarah terjadinya umat Israel. Ditekankan tindakan-tindakan hebat Tuhan yang membela orang-orang yang dikasihiNya di hadapan pihak-pihak yang mau menindas mereka. Puji-pujian yang terungkap dalam Magnifikat ini senada dengan ungkapan kegembiraan dan kepercayaan akan perlindungan ilahi seperti terdapat dalam Kidung Hana dalam 1Sam 2:1-10.

Sering ada anggapan bahwa penderitaan, kemelaratan, ketakberuntungan, aib, semuanya ini dikenakan sebagai hukuman bagi kesalahan. Juga dianggap bahwa hukuman bisa juga diturunkan kepada keturunan orang yang bersalah. Dosa menurun, hukuman berkelanjutan. Dalam Kidung Magnifikat pendapat seperti ini tidak diikuti. Malah ditegaskan bahwa Tuhan membela orang yang percaya kepadanya yang meminta pertolongan dariNya. Bagaimana dengan orang yang hidupnya beruntung, menikmati kelebihan, tidak kurang apa pun? Apakah mereka itu akan dikenai malapetaka? Kiranya bukan itulah yang dimaksud. Orang-orang yang beruntung dihimbau agar mengambil sikap seperti Tuhan sendiri, yakni memperhatikan mereka yang kurang beruntung. Sama sekali bertolak belakang bila orang membiarkan kekayaan, kedudukan, kepintaran membuat sesama yang kurang beruntung menjadi terpojok atau kurang mendapat kesempatan untuk maju. Inilah yang kiranya hendak disampaikan dalam ay. 52-53 yang mengatakan bahwa kaum congkak hati akan diceraiberaikan, orang berkedudukan akan direndahkan, orang kaya akan disuruh pergi dengan tangan hampa. Kidung Magnifikat mengajak orang-orang yang merasa beruntung diberkati oleh Tuhan dengan kelebihan bukan untuk menikmatinya, melainkan untuk memungkinkan sesama ikut beruntung. Di sini tidak ditawarkan sebuah teologi penjungkirbalikan nasib, melainkan pelurusan hakikat kehidupan sendiri.

Kepercayaan akan kebesaran Tuhan tidak bisa diterapkan begitu saja untuk memerangi ketimpangan sosial yang mengakibatkan adanya ketidakadilan yang melembaga. Namun demikian, kepercayaan ini dapat membuat manusia makin peka dan mencari jalan memperbaiki kemanusiaan sendiri. Keterbukaan kepada dimensi ilahi akan membuat orang makin lurus.

MENGHAYATI FIRMAN ILAHI

Dalam Injil bagi misa sore menjelang perayaan ini (Luk 11:27-28) disebutkan ada seorang perempuan yang menyebut bahagia ibu yang melahirkan Yesus (Luk 11:27). Yesus menambahkan, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." Kata Indonesia "memelihara" ini dengan tepat mengutarakan kembali ungkapan aslinya yang memuat pengertian menjaga, menelateni, membesarkan. Agak disentuh teologi sabda seperti diutarakan dalam pembukaan Injil Yohanes. Yang menarik ialah adanya penekanan pada kegiatan pihak manusia. Dikatakan manusia memelihara sabda Allah. Berarti sabda itu juga bisa berkembang dalam diri manusia dan bahkan menjadi bagian kehidupannya. Maria ialah salah satu yang menjalankannya. Seperti diutarakan dalam Luk 1:38 "Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu", sabda Allah yang dibawakan malaikat kepadanya menjadi kehidupan karena diterimanya dan dikandungnya. Dan Maria melahirkannya tadi dalam ujud manusia. Kata-kata Yesus yang diteruskan dalam Luk 11:28 tadi memperjelas apa artinya berbahagia karena bisa melahirkan dan membesarkannya. Maria berbahagia karena ia mendengarkan firman Allah serta memeliharanya.

Salam hangat,
A. Gianto

Minggu, 15 Agustus 2010 Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga

Minggu, 15 Agustus 2010
Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga

Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, "Inilah tempat perisitirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya." (Mzm 132:13-14)

Antifon Pembuka

Tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

atau

Bergembiralah kita semua dalam Tuhan, berhari raya menghormati Santa Perawan Maria. Malaikat pun bersuka ria berpesta merayakan pengangkatannya dan memuji Putra Allah.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengangkat Bunda Putra-Mu, Santa Perawan Maria yang tidak bernoda, dengan jiwa dan raganya ke dalam kemuliaan surga. Kami mohon dengan rendah hati, semoga hati dan budi kami selalu terarah kepada-Mu, agar kami pun pantas menikmati kemuliaan, yang telah Kauberikan kepadanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840 (Vigili)
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat. (Mzm 132:6-7.9-10.13-14; Ul: 8)
1. Dengarlah! Kami dengar tabut itu ada di Efrata, kami telah mendapati di padang Yaar. "Mari kita pergi ke tempat kediaman Tuhan, dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya!"
2. Biarlah imam-imam-Mu berpakaian kebenaran, dan biarlah bersorak-sorai orang-orang yang Kaukasihi! Demi Daud, hamba-Mu, janganlah Engkau menolak orang yang Kauurapi!
3. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, "Inilah tempat perisitirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya."


Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960 (Vigili)
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya.

Pembacaan dari Kitab Wahyu (11:19a; 12:1-6a.10ab)

"Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya."

Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan tahta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=d, 2/2, PS 861
Ref. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat.
(Mzm 45:10-12.16 Ul:10d)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (15:20-26)

"Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya."

Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do=f, 2/2, PS No. 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat
Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)

"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan meninggikan orang-orang yang rendah."

Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus.Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

BERSAMA BUNDA MARIA MENGHAYATI HIDUP MENGGEREJA

Saudara-saudari yang dicintai Tuhan,
“Maria yang dipenuhi dengan rahmat Allah, menjawab tawaran Allah dengan seluruh keberadaannya. Tidak ada di dalam dirinya yang bukan merupakan suatu wujud pemberian diri, suatu penerimaan terhadap rencana-rencana Allah, dan suatu pilihan Allah. Dalam iman, Maria menghayati jawaban “YA” secara total karena kepercayaannya kepada Sabda. Maria membiarkan dirinya dibentuk oleh tangan Allah dan dipimpin Allah ke manapun pergi : Mesir, Nazaret, Kana, Golgota, dan ke Senakel dalam pengharapan akan Roh Kudus. Elizabeth dan komunitas perdana berbicara tentang Maria sebagai, “dia yang percaya.” Di dalam dia, Gereja melihat dirinya sebagai “komunitas orang beriman” (F.X. Kardinal Nguyen Van Thuan, “Kesaksian Pengharapan”). Bersama dengan Maria, kita yang sudah menjawab “ya” akan tawaran keselamatan Allah dalam hidup Tuhan Yesus ingin berbagi sukacita kepada sesama, seperti Maria berbagi sukacita dengan dan bersama Elizabeth (Lukas 1:39-56). Dalam Injil Lukas 1:26-38 dikisahkan bahwa malaikat Gabriel memberi warta kepada Maria dan akan mengandung seorang anak laki-laki yang akan dinamai Yesus. Bersama Yesus, Maria mengunjungi Elizabeth, “Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakaria dan memberi salam kepada Elizabeth” (ayat 39-40). Allah berjanji kepada Zakaria bahwa anaknya akan penuh dengan Roh Kudus. Saat Yesus dikandung oleh kekuatan Roh Kudus, Roh dapat menjadi aktif dalam diri orang lain. Yohanes menerima Roh dalam kehadiran

Yesus; Roh memenuhi Elizabeth dan kelak memenuhi Zakaria dan Simeon. Peristiwa ini melambangkan pemuliaan Yesus kelak, yang akan memberikan Roh Kudus kepada semua orang (Kis 2:33). Kedatangan Maria yang mengandung Yesus menyucikan keluarga Elizabeth dengan kehadiran Tuhan.

Perjumpaan Maria dengan Elizabeth membuahkan sukacita. Dan sukacita mendorong Maria dan Elizabeth untuk memuliakan Allah, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya” (ayat 46-48). Kidung Maria ini (ayat 46-55) disebut MAGNIFICAT yang berisi kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama dan menunjuk kepada kedatangan Yesus. Kidung ini sangat kuat dipengaruhi oleh kidung yang dinyanyikan Hana, ibu nabi Samuel, sesudah kelahiran anaknya lewat campur tangan Allah (1 Sam 2:1-10). Kedua kidung melihat tindakan Allah sebagai bagian dari suatu proses panjang dari terlemparnya kebanggaan manusiawi dan menjunjung tinggi yang rendah.

“Gereja bukanlah sebuah perlengkapan, ia bukan sekedar institusi belaka, ia juga bukan hanya salah satu dari kenyataan sosiologis yang biasa. Gereja adalah seorang pribadi. Ia adalah seorang wanita. Ia adalah seorang ibu. Ia hidup. Pemahaman tentang Gereja dari sudut pandang Maria adalah suatu pemahaman yang paling kuat dan paling kontras dengan konsep Gereja sebagai lembaga yang sepenuhnya organisasi dan birokratis. Kita tidak dapat membuat Gereja; kita harus menjadi Gereja. Hanya iman yang membentuk keberadaan kita, bahwa kita adalah Gereja dan Gereja ada di dalam kita. Dan hanya menjadi seperti Maria, kita menjadi Gereja. Juga pada awal mulanya, Gereja tidak dibuat, tetapi dilahirkan. Ia dilahirkan ketika fiat muncul dari lubuk hati Maria. Inilah keinginan yang paling dalam dari Konsili : agar Gereja dibangun kembali di dalam hati kita. Maria menunjukkan kita jalan” (Kardinal Ratzinger).

Salam dan berkat
Pastor L. Setyo Antoro, SCJ.

Obituari: Rm. Blasius Slamet Lasmunadi, Pr

Diberitakan bahwa telah dipanggil Tuhan:

Rm Blasius Slamet Lasmunadi Pr

Lahir: Magelang 17 Desember 1968
...
Tahbisan Imam: Purwokerto, 18 Juli 2001

Wafat: Jumat 13 Agustus 2010, jam 21.30,

karena serangan jantung dan langsung dibawa ke RS Elisabeth Purwokerto.

Jenasah sekarang ini ada di RS Elisabet Pwt dan kemudian akan dipindah Keuskupan Purwokerto.

Misa Pemakaman: Senin, 16 Agustus 2010, pkl 10.00 di gereja Katedral keuskupan Purwokerto, Jl. Gereja 3 Purwokerto.

Tempat Pemakaman: Musoeleum Para Imam Kaliori Banyumas.

Rm Blasius Slamet Lasmunadi selamat jalan, Kerahiman Allah merengkuh Romo.

Selamat bertemu Bapa. Jadilah pendoa kami di Surga. Amin.

--

Berkah Dalem

Rm S. Parjono Pr/UNIO KP

Sabtu, 14 Agustus 2010 Peringatan Wajib St. Maximilianus Maria Kolbe, Imam-Martir

Sabtu, 14 Agustus 2010
Peringatan Wajib St. Maximilianus Maria Kolbe, Imam-Martir

“Janganlah menghalangi mereka datang kepada-Ku”

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, Engkau mencintai siapa saja di muka bumi ini, tak terkecuali anak-anak kecil. Engkau menjadi sumber sukacita dan kegembiraan bagi anak-anak. Ajarlah kami agar kami pun menjadi sumber sukacita dan kegembiraan bagi anak-anak kami. Kami berdoa secara khusus bagi anak-anak kami, berkatilah mereka dan bantulah mereka agar kelak menjadi anak yang berbakti bagi Gereja dan masyarakat kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yehezkiel (18:1-10.13b.30-32)

"Aku menghukum kalian sesuai dengan tindakanmu sendiri."

Datanglah firman TUHAN kepadaku: "Ada apa dengan kamu, sehingga kamu mengucapkan kata sindiran ini di tanah Israel: Ayah-ayah makan buah mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu? Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, kamu tidak akan mengucapkan kata sindiran ini lagi di Israel. Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Kalau seseorang adalah orang benar dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, dan ia tidak makan daging persembahan di atas gunung atau tidak melihat kepada berhala-berhala kaum Israel, tidak mencemari isteri sesamanya dan tidak menghampiri perempuan waktu bercemar kain, tidak menindas orang lain, ia mengembalikan gadaian orang, tidak merampas apa-apa, memberi makan orang lapar, memberi pakaian kepada orang telanjang, tidak memungut bunga uang atau mengambil riba, menjauhkan diri dari kecurangan, melakukan hukum yang benar di antara manusia dengan manusia, hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap mengikuti peraturan-Ku dengan berlaku setia--ialah orang benar, dan ia pasti hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Tetapi kalau ia melahirkan seorang anak yang menjadi perampok, dan yang suka menumpahkan darah atau melakukan salah satu dari hal-hal itu. Segala kekejian ini dilakukannya, ia harus mati; darahnya tertimpa kepadanya sendiri. Oleh karena itu Aku akan menghukum kamu masing-masing menurut tindakannya, hai kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, supaya itu jangan bagimu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan. Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel? Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!"
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belaskasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus daripadaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:13-15)

"Janganlah menghalang-halangi anak-anak datang kepada-Ku."

Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga."Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyempatkan diri untuk meletakkan tangan-Nya dan memberkati anak-anak. Walau bukan sesuatu yang baru dalam masyarakat Yahudi—anak-anak diberi berkat oleh orang tua—dalam hal ini Yesus bukan saja memberikan perhatian yang khusus kepada anak-anak kecil, tetapi justru mengangkat martabat anak-anak menjadi orang-orang yang secara istimewa mendapat tempat khusus dalam kerajaan Allah. ”Janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat 19:14).

Praktik hidup kita tidak jauh dari budaya Yahudi pada zaman Yesus. Anak-anak kecil sama sekali tidak diperhitungkan dan dihiraukan dalam masyarakat kita. Anak-anak hanya perlu diajar dan dibina. Mereka tidak pernah dan tidak perlu didengarkan. Lewat tindakannya itu, Yesus mengajak kita untuk menghargai dan mendengarkan anak-anak karena mereka pun memiliki kebijaksanaan dan keutamaan tertentu.

Di beberapa Gereja kita, ada juga yang melakukan praktik pemberkatan khusus kepada anak-anak setelah Komuni Kudus dan dengan demikian kita menanamkan dalam diri anak-anak kita bahwa mereka adalah bagian dari Perayaan Ekaristi Kudus kita setiap minggu. Hendaknya penghargaan dan perhatian kita terhadap anak-anak tidak terbatas pada ritual saja.

Tuhan, Engkau menunjukkan kasih dan perhatian-Mu pada anak-anak kecil. Berkatilah seluruh anak-anak di bumi ini agar mereka bertumbuh dalam kasih dan hidup mereka menjadi berkat dalam keluarga dan lingkungan sekitar mereka. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 13 Agustus 2010 Hari Biasa Pekan XIX

Jumat, 13 Agustus 2010
Hari Biasa Pekan XIX
St. Hippolitus, Mrt.; St. Innosensius XI, Paus; St. Pontianus, Paus; St. Maximus

“Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.” --- Matius 19: 5

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, kami datang ke hadapan-Mu memanjatkan puji dan terimakasih karena perlindungan-Mu terhadap kami sepanjang malam yang telah lalu. Melalui sabda-Mu hari ini buatlah kami menjadi setia dengan pilihan hidup kami, entah dalam hidup berkeluarga maupun hidup selibat. Bimbing kami juga agar setia dalam setiap usaha dan karya kami di masyarakat. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yehezkiel (16:59-63)

"Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan dikau, dan engkau akan merasa malu."

Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan melakukan kepadamu seperti engkau lakukan, yaitu engkau memandang ringan kepada sumpah dengan mengingkari perjanjian. Tetapi Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa mudamu dan Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang kekal. Barulah engkau teringat kepada kelakuanmu dan engkau merasa malu, pada waktu Aku mengambil kakak-kakakmu, baik yang tertua maupun yang termuda, dan memberikan mereka kepadamu menjadi anakmu, tetapi bukan berdasarkan engkau memegang perjanjian. Aku akan meneguhkan perjanjian-Ku dengan engkau, dan engkau akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, dan dengan itu engkau akan teringat-ingat yang dulu dan merasa malu, sehingga mulutmu terkatup sama sekali karena nodamu, waktu Aku mengadakan pendamaian bagimu karena segala perbuatanmu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = c, 4/4, PS 864
Ref. Tuhan, Dikaulah sumber air hidup.
Ayat. (Yes 12:2-3.4bcd.5-6)
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
2. "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur.
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; Baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakuasa, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:3-12)

"Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi semula tidaklah demikian."

Pada suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?" Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?" Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Begitu mudahkah orang menceraikan suami/istrinya? Yesus menjawab pertanyaan ini dengan ajakan untuk melihat maksud dan tujuan Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. Ikatan perkawinan yang sesuai dengan rencana Allah tidak boleh diceraikan manusia. Suami/istri begitu mudah meninggalkan istri/suaminya dengan beribu macam alasan, misalnya kehambaran cinta dan perhatian dalam hidup berkeluarga, gaya hidup hedonis, kenikmatan sesaat yang membuat orang berselingkuh, dan beribu macam alasan yang sifatnya rasional maupun emosional belaka. Di manakah komitmen janji setia yang pernah diucapkan? Ada yang mengatakan, ”Buat hidup setia kalau hidup menderita? Bukankah kita diciptakan untuk hidup bahagia?”

Begitu sering kebahagiaan itu diartikan sebagai kenikmatan (pleasure) dan ketiadaan penderitaan. Namun, kita tahu dari hidup Yesus bahwa cinta sejati menuntut pengorbanan dan tiada pengorbanan tanpa penderitaan.

Begitu kompleks permasalahan dan tantangan hidup berkeluarga dewasa ini. Kita semua butuh dukungan satu sama lain. Di saat-saat seperti ini Tuhan mengarahkan kita pada awal dari semua komitmen kita dan Dia menjadi kekuatan kita di saat-saat kehambaran cinta melanda keluarga kita.

Tuhan, sumber segala cinta, ajarilah aku agar tetap setia dalam menjaga dan memelihara komitmen yang aku buat. Sadarkanlah diriku bahwa cinta sejati itu selalu menuntut pengorbanan. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 12 Agustus 2010 Hari Biasa Pekan XIX

Kamis, 12 Agustus 2010
Hari Biasa Pekan XIX

“Datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: Sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku…? ” ---- Matius 18:21

Doa Renungan

Allah yang kekal dan kuasa, ajarilah kami melakukan dan menuruti segala firman yang Kausampaikan melalui Kristus, Putra-Mu yang mulia. Dengan demikian, kami semakin memuliakan Dikau yang ada dalam diri kami, supaya orang lain pun dapat memuliakan nama-Mu yang Kudus. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yehezkiel (12:1-2)

"Berjalanlah seperti orang buangan di depan mereka pada siang hari."

Tuhan bersabda kepadaku, "Hai anak manusia, engkau tinggal di tengah-tengah kaum pemberontak, yang mempunyai mata untuk melihat, tetapi tidak melihat dan mempunyai telinga untuk mendengar, tetapi tidak mendengar, sebab mereka adalah kaum pemberontak. Maka engkau, anak manusia, sediakanlah bagimu barang-barang seorang buangan dan berjalanlah seperti seorang buangan pada siang hari di hadapan mata mereka; pergilah dari tempatmu sekarang ke tempat yang lain seperti seorang buangan di hadapan mata mereka. Barangkali mereka akan insaf bahwa mereka adalah kaum pemberontak. Bawalah barang-barangmu itu ke luar seperti barang-barang seorang buangan pada siang hari di hadapan mata mereka; dan engkau sendiri harus keluar pada malam hari di hadapan mata mereka, seperti seorang yang harus keluar dan pergi ke pembuangan. Di hadapan mata mereka perbuatlah sebuah lobang di tembok dan keluarlah dari situ. Di hadapan mata mereka taruhlah barang-barangmu ke atas bahumu, dan bawalah itu ke luar pada malam gelap; engkau harus menutupi mukamu, sehingga engkau tidak melihat tanah; sebab Aku membuat engkau menjadi lambang bagi kaum Israel." Lalu kulakukan seperti diperintahkan kepadaku: aku membawa pada siang hari barang-barang seperti barang-barang seorang buangan dan pada malam hari aku membuat dengan tanganku sebuah lobang di tembok, pada malam gelap aku keluar dan di hadapan mata mereka aku menaruh barang-barangku ke atas bahuku. Pada hari besoknya datanglah firman TUHAN kepadaku: "Hai anak manusia, bukankah ditanya oleh kaum Israel, kaum pemberontak itu kepadamu: Apakah yang kaulakukan ini? Katakanlah kepada mereka: beginilah firman Tuhan ALLAH: Ucapan ilahi ini mengenai raja di Yerusalem dan seluruh kaum Israel yang tinggal di sana. Katakanlah: Aku menjadi lambang bagimu; seperti yang kulakukan ini begitulah akan berlaku kepada mereka: sebagai orang buangan mereka akan pergi ke pembuangan. Dan raja yang di tengah-tengah mereka akan menaruh barang-barangnya ke atas bahunya pada malam gelap dan akan pergi ke luar; orang akan membuat sebuah lobang di tembok supaya ada baginya jalan keluar; ia akan menutupi mukanya supaya ia tidak akan melihat tanah itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Janganlah kita melupakan karya-karya Allah.
Ayat. (Mzm 78:56-57.58-59.61-62)
1. Mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya; mereka murtad dan berkhianat seperti nenek moyang mereka, berubah seperti busur yang memperdaya.
2. Mereka menyakiti hati-Nya dengan bukit-bukit pengorbanan mereka, membuat Dia cemburu dengan patung-patung mereka. Ketika Allah mendengarnya, Ia menjadi gemas, Ia menolak Israel sama sekali;
3. Ia membiarkan kekuatan-Nya tertawan, membiarkan kehormatan-Nya jatuh ke tangan lawan; Ia membiarkan umat-Nya dimakan pedang, dan gemaslah Ia atas milik-Nya sendiri.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21 - 19:1)

"Aku berkata kepadamu, 'Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali kalian harus mengampuni."

Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadapku? Sampai tujuh kalikah?" Yesus menjawab, "Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja lalu memerintahkan, supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya. Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, "Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi." Tergeraklah hati raja oleh belas kasih akan hamba itu sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapusnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, "Bayarlah utangmu!" Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, "Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi." Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu dan berkata kepadanya, "Hai hamba jahat! Seluruh utangmu telah kuhapuskan oleh karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?" Maka marahlah tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikian pula Bapa-Ku di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea, dan tiba di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Tuntutan Yesus untuk memberikan pengampunan tanpa batas sebetulnya mengalir dari suatu realita bahwa memang pengampunan itu pertama-tama merupakan suatu anugerah yang kita terima dengan cuma-cuma. Lewat perumpamaan, Yesus mengingatkan kita bahwa utang dosa yang kita miliki tidak sebanding dengan utang dosa sesama kepada kita. Oleh karena itu, selayaknya kita juga rela mengampuni sesama kita.

Kalau kita pernah merasakan begitu dalam cinta dan belas kasih Allah yang menebus utang dosa kita dengan darah Putra-Nya, maka kita pun hendaknya meneruskan kasih dan daya pengampunan itu kepada orang yang bersalah pada kita. Kalau kita tidak mengampuni sesama, maka kita jangan mengharapkan pengampunan dari Tuhan. Santo Yakobus mengatakan ”penghakiman yang tak berbelaskasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelaskasihan” (lih. Yak 2:13).

Tuhan, Engkau sungguh baik dan begitu berbelas kasih terhadapku. Semoga aku juga berbelas kasih seperti Engkau. Bebaskanlah aku dari rasa dendam dan benci sehingga dari hati yang ikhlas, aku mengampuni mereka yang pernah menyakitiku. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 11 Agustus 2010 Pw. Sta. Klara

Rabu, 11 Agustus 2010
Pw. Sta. Klara
Sta. Susanna

“Pergilah dalam damai; engkau telah mengikuti jalan yang benar; pergilah dengan penuh keyakinan, sebab Pencipta-mu telah menguduskanmu, telah memeliharamu terus-menerus, dan telah mengasihimu dengan segala kelembutan bagaikan seorang ibu terhadap anaknya. Oh Tuhan, terberkatilah Engkau karena telah menciptakan aku.” ~ Sta. Klara

Doa Renungan

Selamat pagi Bapa, kami bersyukur kepada-Mu atas nafas kehidupan ini. Kami juga bersyukur atas perlindungan-Mu terhadap orang-orang yang berada di sekitar kami, terutama orang-orang yang kami kasihi. Hari ini Engkau mengajak kami memberi perhatian kepada saudara yang berbuat salah melalui sapaan dan teguran. Ajarlah kami agar dapat menerangi mereka yang masih berada dalam kegelapan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yehezkiel (9:1-7.10:18-22)

"Tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan keji di Yerusalem."

Aku mendengar Tuhan berseru dengan suara nyaring, "Maju ke mari, hai, yang harus menjalankan hukuman atas kota ini! Masing-masing dengan alat pemusnah di tangannya!" Lihat, enam orang laki-laki datang dari jurusan pintu gerbang Atas, yang menghadap ke utara, masing-masing dengan alat pemukul di tangannya. Dan satu orang di antara mereka berpakaian lenan dan di sisinya terdapat suatu alat penulis. Mereka ini masuk dan berdiri di samping mezbah tembaga. Pada saat itu kemuliaan Allah Israel sudah terangkat dari atas kerub, tempatnya semula, ke atas ambang pintu Bait Suci dan Dia memanggil orang yang berpakaian lenan dan yang mempunyai alat penulis di sisinya. Firman Tuhan kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana." Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Dia berfirman: "Ikutilah dia dari belakang melalui kota itu dan pukullah sampai mati! Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan. Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci. Kemudian firman-Nya kepada mereka: "Najiskanlah Bait Suci itu dan penuhilah pelataran-pelatarannya dengan orang-orang yang terbunuh. Pergilah!" Mereka pergi ke luar dan memukuli orang-orang sampai mati di dalam kota. Lalu kemuliaan Tuhan pergi dari ambang pintu Bait Suci dan hinggap di atas kerub-kerub. Dan kerub-kerub itu mengangkat sayap mereka, dan waktu mereka pergi, aku lihat, mereka naik dari tanah dan roda-rodanya bersama-sama dengan mereka. Lalu mereka berhenti dekat pintu gerbang rumah Tuhan yang di sebelah timur, sedang kemuliaan Allah Israel berada di atas mereka. Itulah makhluk-makhluk hidup yang dahulu kulihat di bawah Allah Israel di tepi sungai Kebar. Dan aku mengerti, bahwa mereka adalah kerub-kerub. Masing-masing mempunyai empat muka dan bagi masing-masing ada empat sayap dan di bawah sayap mereka ada yang berbentuk tangan manusia. Kelihatannya muka mereka adalah serupa dengan muka yang kulihat di tepi sungai Kebar. Masing-masing berjalan lurus ke mukanya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kemuliaan Tuhan mengatasi langit.
Ayat. (Mzm 113:1-2.3-4.5-6)
1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya.
2. Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
3. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:15-20)

"Jika saudaramu yang berbuat dosa mendengarkan teguranmu, engkau telah mendapatnya kembali."

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu, jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Budaya kita yang mengutamakan keharmonisan relasi dengan sesama patut kita junjung tinggi. Di lain pihak, kita kurang memiliki keahlian maupun kemampuan untuk memperbaiki relasi yang telah retak. Kita cenderung diam atau menceritakan hal itu kepada siapa saja—kecuali dengan orang yang sedang berkonflik dengan kita.

Menegur sesama saudara yang berdosa tidaklah mudah. Apalagi kalau kita dijawab ”urus dirimu sendiri.” Kita pun terkadang merasa diri tidak pantas untuk menegur orang lain. Akhirnya kita bersikap pasif saja dan membiarkan sesama kita tenggelam dalam dosa.

Injil Tuhan mengajak kita untuk berusaha semaksimal mungkin melakukan pendekatan dan berbicara dengan orang yang berdosa. Pertama-tama, kita harus bicara dengan dia (bukan bicara dengan orang tentang dia) di bawah empat mata. Kemudian, kita memanggil seorang teman lagi dan kalau dia tetap tidak mendengarkan, kita memanggil seluruh komunitas untuk membantu dia kembali ke jalan yang benar. Ini adalah suatu misi mulia anak-anak Allah yang tidak dijalankan hanya sekali, tetapi berulang kali dengan melibatkan banyak orang sehingga orang yang berdosa itu bisa kembali ke jalan yang benar. Di sini kita lihat kepedulian dan kasih setia Allah yang tidak pernah bosan dan putus asa berusaha supaya orang berdosa berobat.

Tuhan, jadikanlah aku pewarta cinta dan damai-Mu yang menyembuhkan. Berikanlah aku kebijaksanaan dan keberanian untuk membawa daya kasih dan pengampunan-Mu kepada siapa saja yang sangat membutuhkannya. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian
Ziarah Batin 2011 terbit 11 September 2010

Selasa, 10 Agustus 2010 Pesta St. Laurentius, Diakon & Martir

Selasa, 10 Agustus 2010
Pesta St. Laurentius, Diakon & Martir

“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu.” --- 2 Korintus 9: 8.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakudus, kami Kaukehendaki untuk mengabdi Engkau dengan segenap hati. Semoga kami mampu meneladan Santo Laurensius, martir-Mu yang perkasa dalam membela imannya dan memperoleh mahkota kemartiran yang takkan binasa. Berilah kami iman dan ketabahan yang besar agar kami tidak meninggalkan dan mengkhianati-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, Amin.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:6-10)

"Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."

Saudara-saudara, orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula. Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau terpaksa. Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu, malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis, "Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma, kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya." Dia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Dia jugalah yang akan menyediakan benih bagi kamu; Dialah yang akan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman.
Ayat. (Mzm 112:1-2.5-6.7-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah; ia kan dikenang selama-lamanya.
3. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia mengalahkan para lawannya.
4. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil do = es, 4/4, Kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak berjalan dalam kegelapan, tetapi mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:24-26)

"Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa."

Menjelang akhir hidup-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikuti Aku, dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Kita dihadapkan pada suatu paradoks kehidupan yang besar dengan metafora yang begitu sederhana yang bisa dimengerti oleh semua orang dan tidak bisa dibantah kebenarannya. ”Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh 12:24).

Setiap gandum yang kita harapkan untuk berbuah harus ditanam dahulu di tanah dan tumbuh sehingga kemudian menghasilkan buah. Yesus berbicara pertama-tama tentang diri-Nya sendiri yang mengarungi kematian menuju kepada kehidupan di mana kematian tidak akan berkuasa lagi.

Buah iman yang berlimpah tumbuh subur di atas darah dan pengorbanan para martir yang menyerahkan hidup mereka demi imannya. St. Laurensius memberikan diri dan rela dibakar demi imannya akan Tuhan yang menyayangi orang-orang miskin. Dia membagi-bagikan seluruh harta Gereja kepada orang-orang miskin sebelum harta-harta itu diambil oleh prefek kota Roma. Atas tindakannya itu, penguasa Roma marah dan Laurensius ditangkap serta dipanggang hidup-hidup di atas terali besi yang membara.

Dalam Pembaptisan, kita meninggalkan manusia lama dan lahir baru dalam Kristus. Di sini kita dituntut untuk mati terhadap diri sendiri dan ego kita agar membuahkan kehidupan yang berlimpah bagi banyak orang.

Tuhan, biarkanlah aku menjadi biji gandum yang ditaburkan di tanah untuk menghasilkan banyak buah bagi-Mu. Berikanlah aku semangat baru serta sukacita dalam melayani Engkau sepanjang hidupku. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian
Ziarah Batin 2011 terbit 11 September 2011

Senin, 09 Agustus 2010 Hari Biasa Pekan XIX

Senin, 09 Agustus 2010
Hari Biasa Pekan XIX

Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh. (Ef 2:22)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih dan penyayang, betapa indah hidup di dalam kedamaian yang berasal daripada-Mu sendiri. Kami percaya, Engkau akan menuntun kami agar bersatu dan bersekutu dengan-Mu. Kekuatan-Mu sendiri yang membuat kami mampu menjalani hidup ini. Hidup yang terarah bagi kemuliaan-Mu dan menjadi santapan yang menguatkan kami sampai akhir zaman. Bersihkanlah hati kami dengan sabda penyembuhan-Mu dan jadikanlah kami orang-orang yang cinta kebenaran dan kedamaian. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin

Pembacaan dari Kitab Yehezkiel (1:2-5.24-2:1a)

"Penglihatan gambar kemuliaan Tuhan."

Pada tanggal lima bulan, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang, datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia. Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia, Kalau mereka berjalan, aku mendengar suara sayapnya seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara Yang Mahakuasa, seperti keributan laskar yang besar; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu.
Ayat. (Mzm 148:1-2.11-12ab.12c-14a.14bcd)
1. Pujilah Tuhan di surga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!
2. Hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
3. Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya.

Bait Pengantar Injil do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:33)
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku; Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepada-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:22-27)

"Ia akan dibunuh, tetapi Ia akan bangkit. Putra-putra raja bebas dari pajak."

Sekali peristiwa Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama ada di Galilea. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?" Jawabnya: "Memang membayar." Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?" Jawab Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya: "Jadi bebaslah rakyatnya. Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Membayar pajak menjadi keprihatinan Matius Penginjil karena dia sendiri sebelum menjadi murid Kristus adalah seorang petugas pajak (bdk. Mat 10:3; Mrk 2:14; Luk 5:27). Pajak itu sangat penting karena kerajaan-kerajaan kuno dibangun atas pajak-pajak yang dikumpulkan dari rakyatnya. Hanya orang-orang yang bebas yang tidak membayar pajak. Namun, bagi Yesus tidak membayar pajak bisa menjadi batu sandungan bagi yang lain, sehingga Dia perintahkan kepada Petrus untuk membayar pajak termasuk juga untuk diri-Nya.

Sebagai umat Kristiani, kita mengimani bahwa kebebasan merupakan anugerah Allah yang istimewa bagi kita. Namun, hukum Allah sama sekali tidak melarang kita untuk tidak menghiraukan hukum manusia atau menolak untuk membayar pajak. Membayar pajak adalah kewajiban setiap warga negara untuk membangun negaranya menuju kesejahteraan bersama. Menjadi orang Kristen yang baik adalah juga menjadi warga negara yang baik yang patut dicontoh, yaitu dengan melakukan semua kewajibannya sebagai seorang warga negara.

Allah yang mahaagung, Engkau mengaruniakan kepadaku suatu anugerah yang indah, yaitu kebebasan sebagai anak-Mu. Semoga aku menjadi hamba-Mu yang bertanggung jawab dan menjadi teladan dalam melakukan kewajibanku sebagai warga negara. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bacaan Harian 09 - 15 Agustus 2010

Bacaan Harian 09 - 15 Agustus 2010

Senin, 09 Agustus 2010 : Hari Biasa Pekan XIX
Yeh. 1:2-5,24 - 2:1a; Mzm. 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd; Mat. 17:22-27.
Sebagai Anak Allah, Yesus tidak seharusnya membayar pajak untuk Bait Allah. Tapi Ia membayarnya juga supaya tidak menjadi batu sandungan bagi rakyat. Apa yang menurut pendirian kita benar, kerapkali harus dikalahkan demi tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Diperlukan kebijakan supaya bisa sungguh menjadi Terang Dunia.

Selasa, 10 Agustus 2010 : Pesta S. Laurensius
2Kor. 9:6-10; Mzm. 112:1-2.5-6.7-8.9; Yoh. 12:24-26.
Biji gandum akan tetap menjadi biji saja jika tidak jatuh ke dalam tanah dan mati. Biji itu akan menghasilkan buah banyak jika ia mati. Maka, untuk sungguh dapat berbuah dalam kehidupan ini, tidaklah mungkin tanpa pengorbanan. Yesus mengatakan untuk menjadi murid-Nya perlulah menyangkal diri, memanggul salib, dan sungguh mengikuti-Nya. Mau menjadi murid Yesus dan berbuah? Siaplah berkorban!

Rabu, 11 Agustus 2010 : Pw Sta. Klara
Yeh. 9:1-7; 10:18-22; Mzm. 113:1-2,34,5-6; Mat. 18:15-20.
Keberanian untuk menegur atau memberitahukan kesalahan orang lain secara empat mata adalah tindakan yang lebih terpuji ketimbang membicarakannya atau menjelek-jelekkannya di belakang. Permasalahan dengan orang lain hendaknya diselesaikan melalui dialog dengan sikap dasar saling percaya dan menemukan jalan keluar yang saling membangun.

Kamis, 12 Agustus 2010 : Hari Biasa Pekan XIX
Yeh. 12:1-12; Mzm. 78:56-57,58-59,61-62; Mat. 18:21 - 19a.
Karena kasih-Nya yang tanpa batas, Allah mengampuni kita tanpa henti. Allah menghendaki supaya kasih-Nya itu tercurah juga pada kita dan kita pun dimampukan untuk mengampuni kesalahan orang lain tanpa batas.

Jumat, 13 Agustus 2010 : Hari Biasa Pekan XIX
Yeh. 16:1-15,60,63 atau Yeh. 16:59-63; MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6; Mat. 19:3-12.
Perceraian dalam kehidupan keluarga seringkali disebabkan oleh kekerasan hati masing-masing pihak, yang cenderung berdiri pada apa yang dianggapnya benar. Keterbukaan hati untuk menerima pasangan apa adanya dan kemauan untuk mengampuni adalah lem perekat yang dapat mempersatukan keretakan hubungan di dalam keluarga. Untuk itu memang diperlukan kerendahan hati.

Sabtu, 14 Agustus 2010 : Pw St. Maximilianus Maria Kolbe
Yeh. 18:1-10,13b,30-32; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mat. 19:13-15.
Yesus memberi tempat khusus kepada anak-anak kecil. Sebagai orang dewasa, kita semua mempunyai tanggung jawab untuk mengantar anak-anak kecil mengalami Allah. Anak-anak perlu kita biasakan mengalami kasih Allah supaya kasih itu merasuk dan menjiwai mereka pula di sepanjang hidup mereka.

Minggu, 15 Agustus 2010 : HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA
Why. 11:19a; 12:1,3-6a,10ab; Mzm. 45:10bc,11,12ab,16; 1Kor 15:20-26; Luk. 1:39-56.
Jika perjumpaan kita dengan orang lain dipenuhi dengan kasih Allah, perjumpaan itu akan mendatangkan kegembiraan bagi mereka. Kasih Allah yang kita bawa akan terpancar keluar dan orang lain pasti dapat merasakannya. Itulah yang dilakukan Maria ketika berjunjung ke Elisabet saudaranya

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy