| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Surat Keluarga Bulan Juni 2010

Jakarta, 10 Juni 2010.

Kepada keluarga-keluarga kristiani
Se-Keuskupan Agung Jakarta
di tempat

Salam damai dalam kasih Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yosep.

Persatuan suami-isteri, persatuan orang tua-anak merupakan dasar bagi terbentuknya Gereja sebagai Umat Allah. Persatuan suami-isteri, persatuan orang tua-anak merupakan umat Allah dalam bentuknya yang paling kecil. Di dalam keluarga, seorang pribadi mempunyai pengalaman pertama tentang Gereja. Orang tua mulai menanamkan sejak dini kebiasaan-kebiasaan baik di dalam keluarga sebagai orang beriman kepada anak-anaknya. Dengan demikian, keluarga menjadi tempat dimana komunikasi iman terjadi. Imbauan Apostolik Bapa Suci Paulus VI, Evangelii Nuntiandi, menegaskan,”…keluarga seperti halnya Gereja harus merupakan suatu tempat dimana Injil diteruskan dan darimana Injil bercahaya”.

Jadi, keluarga merupakan tempat dimana kabar gembira Injil harus diwartakan. Keluarga merupakan bentuk Gereja yang paling kecil tempat dimana anggota-anggotanya bertumbuh makin dewasa dalam beriman. Dari keluarga-keluarga dimana anggota-anggotanya bertumbuh dewasa dalam iman, kita bisa berharap bahwa kabar gembira Injil diteruskan. Di dalam keluarga orang tua mengkomunikasikan nilai-nilai kepada anak-anaknya seperti kasih, kesetiaan, kesederhanaan, pengampunan dan lain-lain.

Dengan kata lain, keluarga haruslah merupakan tempat dimana KOMUNIKASI IMAN terjadi. Mengenai hal ini, tentu saja tanggungjawab orang tua sangat penting. Komunikasi iman harus dimulai oleh orang tua. Dalam hal ini teladan dan contoh hidup orang tua sangat menentukan. Sebab KOMUNIKASI IMAN Harus diteruskan melalui perkataan dan perbuatan. Orang tua yang mengakhiri perkawinan dengan perceraian tentu saja sangat sulit untuk mengajari anak-anaknya mengenai nilai kesetiaan dalam perkawinan. Mereka yang terbiasa hidup mewah dan suka hidup dengan semangat boros, menjadi sangat sulit untuk mengajari anak-anaknya bagaimana hidup sederhana. Mereka yang sulit memberikan maaf menjadi sangat sukar untuk menanamkan pengampunan kepada anak-anaknya.

Sangat disayangkan sikap dan perilaku kita – orang tua, jika karena ketidakcocokan dan benturan pendapat yang bisa saja terjadi dalam hidup bersama kemudian meninggalkan gereja atau memilih mengikuti kegiatan di lingkungan Paroki lain. Bagaimana bisa mengajari anak untuk terlibat dalam kegiatan menggereja di lingkungan basis jika orang tua sendiri justeru memilih meninggalkan gereja basis karena rasa tidak cocok dengan sesama warga di lingkungan? Keluarga sebagai basis Gereja haruslah menjadi tempat dimana KOMUNIKASI IMAN terjadi dan bukan komunikasi karena cocok. Jika keluarga-keluarga menjadi tempat dimana KOMUNIKASI IMAN terjadi, maka kita bisa menaruh harapan besar, bahwa lingkungan-lingkungan, wilayah-wilayah, Paroki dan akhirnya Gereja kita menjadi tempat “darimana Injil bercahaya”. Setiap anggota lalu bertumbuh dan berkembang menjadi anak-anak Allah yang saling mendukung dalam pertumbuhan iman.

Barangkali kita kemudian bertanya: mengapa mesti membangun komunikasi iman? Bukankah hidup bersama yang biasanya terjadi dalam kehidupan manusia lebih-lebih dibangun atas dasar kecocokan atau paling kurang kesamaan dalam banyak hal? Menurut saya, persis disinilah letak perbedaan pokok yang manusiawi dan yang imani. Tentu saja sesuatu yang manusiawi jika saya cenderung dekat dengan siapa pun – yang dalam banyak hal memiliki kecocokan dan kesamaan. Kenyataan seperti itu sangat biasa. Sangat manusiawi.

Tetapi orang kristiani mesti bergerak dari komunikasi yang manusiawi ini kepada komunikasi yang imani. Disitu kita akan menghadapi bermacam-macam kenyataan dimana ada banyak sekali keanekaragaman di dalam kehidupan ini. Makin disadari bahwa suami berbeda dengan isteri. Orang tua berbeda dengan anak-anaknya. Keluarga yang satu berbeda dengan keluarga yang lain. KOMUNIKASI IMAN lalu mencerahi berbagai bentuk perbedaan itu dan berjuang bahkan kalau perlu berkorban untuk mengatasi ketidakcocokan atau ketidaksamaan yang ada.

Bentuk-bentuk kesakitan yang menimpa anggota di dalam keluarga seperti menyimpan kesalahan pasangan, kemarahan yang tak terkendali, kekecewaan yang mendalam, perasaan tidak tergantung satu sama lain, kecemasan yang tak perlu, terlalu mementingkan diri, yang tentu saja berpengaruh dalam membangun hubungan dengan orang lain dalam lingkup yang luas hanya bisa disembuhkan oleh satu kekuatan yaitu: IMAN. Iman yang menyelamatkan. Berbagai kisah penyembuhan di dalam Kitab Suci, berkali-kali menegaskan tentang hal ini. Kepada perempuan yang sakit pendarahan, Yesus berkata,”Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan Engkau…”(Mrk 5:34). Kepada si buta Bartimeus, Yesus berkata,”…imanmu telah menyelamatkan engkau…”(Mrk 10:52). Dan tentu saja masih banyak kisah dalam Kitab Suci yang menggambarkan kekuatan iman yang menyembuhkan. Iman berarti keyakinan, bahwa Allah menghendaki agar semua orang diselamatkan, sebab hanya Dia saja yang sanggup “menjadikan segala-galanya baik” (Mrk 7:37).

Keluarga-keluarga kristiani di wilayah Keuskupan Agung Jakarta yang terkasih, semoga keluarga kita masing-masing menjadi komunitas dimana KOMUNIKASI IMAN terjadi. Suami-isteri dan anak-anak meletakkan dasar kebersamaan bukan pada kecocokan melainkan pada iman. Karena membangun kebersamaan karena iman, maka kita percaya bahwa Allah sendiri akan menjadikan setiap anggota di dalam keluarga menjadi baik pada saatnya. Sekali lagi, keluarga-keluarga yang kemudian membentuk lingkungan menjadi basis yang berkualitas jika membiasakan diri membangun KOMUNIKASI IMAN.

Sampai jumpa pada edisi mendatang.
Salam dalam nama Keluarga Kudus, Yesus, Maria dan Yosep

Rm. Ignas Tari, MSF
Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta

Jumat, 11 Juni 2010 Hari Raya Hati Kudus Yesus

Jumat, 11 Juni 2010
Hari Raya Hati Kudus Yesus

Ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."

Doa Renungan

Bapa, Engkau begitu baik sehingga menganggap dosa-dosa kami tidak terlalu besar bagi-Mu. Tolonglah kami untuk melaksanakan segala kehendak-Mu dan segala sesuatu yang baik, berkat kekuatan yang kami terima dari Yesus Putra-Mu terkasih. Kami mohon, semoga seluruh dunia menyaksikan pula daya penyembuhan Roh-Nya, sehingga Engkau menjadi segalanya bagi semua orang kini dan selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yehezikel (34:11-16)

"Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring tenang."

Beginilah firman Tuhan, "Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya. Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. Aku akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; Aku akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel, di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu. Di padang rumput yang baik akan Kugembalakan mereka dan di atas gunung-gunung Israel yang tinggi di situlah tempat penggembalaannya; di sana di tempat penggembalaan yang baik mereka akan berbaring dan rumput yang subur menjadi makanannya di atas gunung-gunung Israel. Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan Allah. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 57:8-9.10-12)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan, di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kausiapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (5:5b-11)

"Allah melimpahkan kasih-Nya atas kita."

Saudara-saudara terkasih, kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Solis: Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan. Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku. (Yoh 10:14)

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:3-7)

"Bergembiralah bersama dengan daku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan."

Sekali peristiwa Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia lalu meletakkannya di atas bahu dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

"Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan."

Suatu pengalaman dan kenyataan yang sungguh konkret kita hayati atau alami setiap hari: ketika ada saudara atau saudari kita sedang sakit serta dirawat di rumah sakit pada umumnya kita sungguh memberi perhatian, apalagi ketika ada sahabat, kenalan atau saudara kita mati alias dipanggil Tuhan. Sebaliknya ketika mereka dalam keadaan baik alias biasa-biasa saja pada umumnya kita kurang memberi perhatian. Hal yang senada terjadi dalam diri kita, tubuh kita sendiri: ketika anggota tubuh kita sehat semuanya pada umumnya kita hidup seenaknya, sebaliknya ketika ada anggota tubuh kita atau bagian tubuh kita yang sakit kita akan memberi perhatian luar biasa; mau mandi diperhatikan, mau tidur diperhatikan, dst… Beaya perawatan yang sedang sakit untuk menjadi sembuh pada umumnya mahal, lebih mahal dari hidup biasa jika dihitung per hari, namun demikian dengan segala upaya dan daya, termasuk cari pinjaman jika perlu, kita akan menyediakan beaya perawatan tersebut. Kegembiraan luar biasa terjadi ketika yang sakit menjadi sembuh. Pengalaman manusiawi tersebut di atas kiranya baik sebagai jembatan untuk merenungkan Hati Yesus Yang Mahakudus, yang kita rayakan hari ini.

"Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." (Luk 15:6-7).

Hati Yesus yang tergantung di kayu salib ditusuk tombak, dan dari Hati-Nya/lambung-Nya mengalirlah air dan darah segar, lambang sakramen-sakramen Gereja yang menyelamatkan. Hati yang terluka dan terbuka juga melambangkan penyerahan Diri Yesus secara total kepada kehendak Allah demi keselamatan seluruh dunia/umat manusia. Hati yang terbuka mengundang dan memanggil semua orang berdosa untuk masuk ke dalam Hati-Nya guna mohon kasih pengampunan, `minum air dan darah segar', yang menghidupkan dan menyegarkan. Jika kita jujur mawas diri, kami percaya kita semua adalah orang-orang berdosa yang membutuhkan kasih pengampunan atau pertobatan, maka marilah kita bersembah-sujud kepada Hati Yesus yang tergantung di kayu salib. Percayalah dengan sepenuh hati bahwa jika kita bersembah-sujud kepada-Nya pasti akan menerima kasih pengampunan, dan dengan demikian kita sungguh hidup, segar bugar baik secara jasmani maupun rohani. Kita dikuasai atau dirajai oleh Hati-Nya Yang Mahakudus dan dengan demikian kita juga dipanggil untuk meneladan Hati-Nya, yang mengalirkan air dan darah segar. Meneladan Hati Yesus Yang Mahakudus berarti sepak terjang, perilaku, cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun menggairahkan dan menyegarkan orang lain; cara hidup dan cara bertindak kita mengundang dan memberdayakan orang lain untuk bertobat atau memperbaharui diri, semakin beriman, semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan.

"Akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan". Sabda Yesus ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita semua, entah sebagai orang berdosa atau merasa diri sebagai orang baik. Yang merasa berdosa kami harapkan dengan rendah hati mohon kasih pengampunan Tuhan, sedangkan yang merasa diri baik hendaknya hidup penuh dengan syukur dan terima kasih seraya menghayati bahwa semua kebaikan yang ada adalah anugerah Tuhan. Berdevosi kepada Hati Yesus yang Mahakudus memanggil kita untuk hidup dan bertindak dengan rendah hati, penuh syukur dan terima kasih, karena perhatian Tuhan yang luar biasa kepada kita orang-orang yang lemah, rapuh dan berdosa ini. "Waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar -- tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati" (Rm 5:6-7)

Yesus yang baik `berani mati' bagi kita semua orang berdoa, demi keselamatan dan kebahagiaan kita semua, orang-orang durhaka dan berdosa. Ia datang ke dunia untuk menyelamatkan dunia dengan mempersembahkan diri seutuhnya, wafat di kayu salib; Ia menjadi pemenuhan ramalan para nabi, sebagaimana juga dikatakan oleh nabi Yeheskiel ini :"Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya" (Yeh 34:16). Kita semua yang berbakti atau berdevosi kepada Hati Yesus Yang Mahakudus dipanggil untuk meneladan Dia, memenuhi ramalan atau apa yang dikatakan oleh nabi Yeheskiel tersebut, maka marilah apa yang dikatakan nabi Yeheskiel tersebut juga menjadi kata-kata kita serta kita wujudkan ke dalam tindakan konkret.

Marilah kita cari yang hilang, kita bawa pulang yang tersesat, kita balut yang luka, kita kuatkan atau sembuhkan yang sakit, kita lindungi yang gemuk dan kuat, dst..dengan kata lain kita gembalakan mereka semua, lebih-lebih mereka yang setiap hari hidup atau bekerja bersama dengan kita. Meneladan Hati Yesus yang Mahakudus antara berarti bersikap mental sorang gembala yang baik Gembala baik pada umumnya berani mati bagi yang digembalakan, karena sangat mengasihi mereka yang harus digembalakan. Gembala baik mengasihi yang digembalakan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan atau tubuh.

Para orangtua, guru/pendidik atau pemimpin kami harapkan bersikap mental gembala baik dalam rangka menghayati panggilan atau melaksanakan tugas kewajiban. Orangtua menjadi gembala bagi anak-anaknya, guru/pendidik menjadi gembala bagi para peserta didik, dan seorang pemimpin menjadi gembala bagi para anggotanya. Sebagai gembala pertama-tama memang harus baik, dikasihi oleh Tuhan maupun sesamanya; kemanapun pergi dan dimanapun berada senantiasa mempesona, menarik dan memikat bagi yang lain untuk mendekat dan mengasihinya. Gembala yang baik mengenal yang digembalakan, menuntun keluar ke padang hijau domba-dombanya, dst.. Para orangtua hendaknya sungguh mengenal anak-anaknya dan kemudian mendidik dan mendampinginya menuju ke kedewasaan sejati, menjadi pribai yang cerdas spiritual. Para guru/pendidik hendaknya sungguh mengenal para peserta didik sehingga dapat mendampingi dengan baik, menolong mereka untuk menemukan jalan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Sang pemimpin hendaknya mengenal semua anak buahnya dan kemudian mengusahakan kebersamaan hidup dan kerja sedemikian rupa sehingga semua orang merasa kerasan, bahagia dan nikmat tinggal dan bekerja di dalamnya. Baik orangtua, guru/pendidik maupun pemimpin hendaknya juga bersikap mental untuk `mencari yang hilang', alias memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan, yang sakit dan menderita, yang lemah dan tak berdaya, dst…

"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa." (Mzm 23)

Jakarta, 11 Juni 2010

Rm Ign. Sumarya, SJ

Bagikan

Kamis, 10 Juni 2010 Hari Biasa Pekan X

Kamis, 10 Juni 2010
Hari Biasa Pekan X
St. Hendrikus Balzano

"Di mana pun berada, marilah mewartakan dan menumbuhkan warta Injil."

Doa Renungan

Ya Yesus Sang Gembala kami, Engkau telah menyertai kami selama istirahat tadi malam dan menganugerahi kami napas kehidupan hari ini. Engkau mengajak kami untuk mewujudkan perbuatan yang saleh dan suci sebagai bukti kepercayaan dan ketaatan kami kepada kehendak-Mu. Bantulah kami untuk mewujudkannya, teristimewa pada hari ini. Demi Yesus Kristus Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (18:41-46)

"Elia berdoa, dan langit menurunkan hujan."

Sekali peristiwa, di Gunung Karmel, Elia berkata kepada Raja Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran." Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan." Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel. Tetapi kuasa TUHAN berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang tulus akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 11:4.5.7)
1. Engkau mengindahkan tanah, lalu mengaruniainya kelimpahan; Engkau membuatnya sangat kaya. Sungai-sungai Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi mereka.
2. Ya, beginilah Engkau menyediakannya: Engkau mengairi alur bajaknya, dan membasahi gumpalan-gumpalan tanahnya; dengan derus hujan Engkau menggemburkannya dan memberkati tumbuh-tumbuhannya.
3. Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak; tanah-tanah padang gurun mengalirkan air, bukit-bukit berikat pinggangkan sorak-sorai.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Perintah baru Kuberikan kepada kalian, sabda Tuhan; yaitu supaya kalian saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kalian.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)

"Barangsiapa marah terhadap saudaranya, harus dihukum."

Dalam kotbah di bukit, berkatalah Yesus, "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Salah satu rumus doa tobat dalam liturgi kita adalah ”Saya mengaku kepada Allah Yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian bahwa saya telah berdosa ... saya mohon kepada Santa Perawan Maria, ... kepada saudara sekalian supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita ....”

Rumusan itu secara paling sederhana menjawab ajakan Yesus agar kita berdamai dengan saudara sebelum mempersembahkan persembahan kita. Kita sadar, tidak seorang pun dari kita pantas dan bersih.

Maka doa tobat itu dapat kita tempatkan sebagai sarana paling sederhana untuk menyesali segala kelemahan kita, meniatkan suatu tobat dalam hati dan ikhlas ”berdamai dengan saudara”. Kita mengaku berdosa di hadapan mereka agar mendoakan kepada Allah untuk rahmat pendamaian. Kalau ini kita hayati, pastilah kita pun digerakkan untuk senantiasa butuh berdamai dengan orang lain, juga dalam hidup sehari-hari.

Ya Yesus, semoga aku senantiasa dapat hidup dalam perdamaian dengan semua orang sebab damai itu ternyata menopang ibadahku kepada Allah. Semoga aku pun rela untuk mengampuni orang lain yang bersalah kepadaku. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Rabu, 09 Juni 2010 Hari Biasa Pekan X

Rabu, 09 Juni 2010
Hari Biasa Pekan X

Kehadiran Kristus bukan untuk meniadakan hukum Taurat, namun untuk menggenapinya. Menggenapi tidak selalu berarti menambah peraturan, tetapi memperdalam sikap. Tidak hanya sikap lahir yang diperhatikan, namun juga menyangkut sikap batin. Bukan yang dari mulut yang menjadikan haram, melainkan yang dari hati.

Doa Renungan

Allah Bapa yang penuh kasih, syukur atas sabda-Mu di mana kami boleh bertumbuh dalam iman. Lewat sabda-Mu kami dapat menimba kekayaan rahmat-Mu. Bapa, biarlah Firman-Mu menjadi sumber perekat bagi semua orang yang tergabung dalam pewartaan Gereja, di mana kami juga boleh terlibat dalamnya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (18:20-39)

"Semoga bangsa ini mengetahui bahwa Engkaulah Tuhan, dan Engkaulah yang membuat hati mereka bertobat."

Sekali peristiwa Raja Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung Karmel. Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah katapun. Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya. Namun, baiklah diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan; biarlah mereka memilih seekor lembu, memotong-motongnya, menaruhnya ke atas kayu api, tetapi mereka tidak boleh menaruh api. Akupun akan mengolah lembu yang seekor lagi, meletakkannya ke atas kayu api dan juga tidak akan menaruh api. Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan akupun akan memanggil nama TUHAN. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" Seluruh rakyat menyahut, katanya: "Baiklah demikian!" Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu: "Pilihlah seekor lembu dan olahlah itu dahulu, karena kamu ini banyak. Sesudah itu panggillah nama allahmu, tetapi kamu tidak boleh menaruh api." Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu. Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga." Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka. Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian. Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu. Kemudian Elia mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan Yakub. --Kepada Yakub ini telah datang firman TUHAN: "Engkau akan bernama Israel." -- Ia mendirikan batu-batu itu menjadi mezbah demi nama TUHAN dan membuat suatu parit sekeliling mezbah itu yang dapat memuat dua sukat benih. Ia menyusun kayu api, memotong lembu itu dan menaruh potongan-potongannya di atas kayu api itu. Sesudah itu ia berkata: "Penuhilah empat buyung dengan air, dan tuangkan ke atas korban bakaran dan ke atas kayu api itu!" Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk kedua kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk kedua kalinya. Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk ketiga kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk ketiga kalinya, sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itupun penuh dengan air. Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali." Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do=g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2a.4.5.8.11; R: 5a)
1. Jagalah aku ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku."
2. Bertambahlah kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan kurban curahan mereka, juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka dengan bibirku.
3. Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
4. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-19)

"Aku datang untuk menggenapi hukum."

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Janganlah kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, 'Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu yota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.' Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Sebelum dipilih sebagai Paus menggantikan mendiang Yohanes Paulus II, Kardinal Ratzinger yang kemudian menjadi Paus Benediktus XVI, menegaskan bahwa kita menghadapi bahaya sikap relativisme yang kian meracuni kehidupan umat manusia. Intinya, orang menjadi tidak tegas pada pilihan terhadap kebenaran, atau mendua hati terhadap ini atau itu!

Mengapa orang menjadi demikian? Karena orang tidak mau tegas terhadap hukum yang berlaku sebagai tolok ukur kebenaran dan keadilan. Padahal, hukum berguna untuk mengatur kehidupan agar menjadi lebih teratur. Namun, ketika hukum pun direlativir, maka kebenaran dan keadilan pun menjadi relatif, tergantung dari subjek yang menafsirkannya.

Yesus tidak pernah bersikap relatif. Ia tegas melaksanakan hukum secara sempurna, terutama hukum kasih kepada Allah dan sesama. Karenanya, Ia tidak datang untuk meniadakan hukum, melainkan menyempurnakannya, sebab Ia tahu, banyak pemimpin yang tidak melaksanakan hukum secara benar dan adil!

Mari kita tidak terjebak dalam bahaya relativisme yang membuat hukum kasih pun menjadi kabur dan tidak membuahkan rahmat dalam kehidupan. Caranya? Bersikaplah tegas terhadap segala sesuatu yang jelas-jelas tidak benar dan tidak adil sehingga Anda menjadi pelaku hukum kasih yang sempurna!

Ya Yesus yang baik, semoga aku pun belajar dari-Mu melaksanakan hukum kasih secara sempurna. Kendati aku ini lemah dan terbatas, namun di dalam Engkau, tidak sesuatu pun mustahil dapat kuwujudkan. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian



Bagikan

Selasa, 08 Juni 2010 Hari Biasa Pekan X

Selasa, 08 Juni 2010
Hari Biasa Pekan X
Pw SP Maria, Takhta Kebijaksanaan
St. William; B. Maria Drozte; B. Nikolaus Gresturi

Iman selalu memiliki daya kesaksian. Menghayati iman adalah hidup dalam kebenaran Kristus. Hidup dalam kebenaran Kristus selalu memancar keluar dan membawa terang, sebagaimana Kristus senantiasa menampakkan kemuliaan Bapa-Nya.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, kasih-Mu menjadi rahmat yang luar biasa bagi hidup kami. Saat ini kami ingin menyerahkan segala yang telah terjadi dan akan terjadi sebagai persembahan bagi-Mu. Kami ingin berjalan bersama-Mu dan melakukan segalanya bersama-Mu, terpujilah Engkau untuk selama-lamanya. Amin.

Kita ingin menimbun, menyimpan, dan memberikan jaminan yang aman atas hidup kita sendiri. Adapun Tuhan yang menguasai segala, menghendaki kita untuk ikut memikirkan kebutuhan orang di sekitar kita yang paling mendesak. Kita dapat mengimani kebenaran bahwa Tuhan sungguh berkuasa menentukan rahmat-Nya untuk kita. Dan rahmat-Nya selalu cukup untuk kita.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (17:7-16)

"Tempat tepungnya tak pernah kosong sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan Nabi Elia."

Pada waktu itu Sungai Kerit menjadi kering, sebab hujan tiada turun-turun di negeri itu. Maka datanglah sabda Tuhan kepada Elia, "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." Maka Elia pun bersiap-siap, lalu pergi ke Sarfat. Ketika ia tiba di dekat gerbang kota, tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Elia berseru kepada perempuan itu, "Cobalah ambil daku sedikit air dalam kendi untuk kuminum." Ketika wanita itu pergi mengambil air, Elia berseru lagi, "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti." Wanita itu menjawab: "Demi Tuhan, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tiada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, sebentar lagi aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati." Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil daripadanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah sabda Tuhan Allah Israel, Tepung dalam tempayan itu takkan habis dan minyak dalam buli-buli itupun takkan berkurang sampai tiba waktunya Tuhan menurunkan hujan ke atas muka bumi." Maka pergilah perempuan itu, berbuat seperti yang dikatakan Elia. Maka Elia, wanita itu dan anaknya mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti sabda Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 4:2-3.4-5.7-8)
1. Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah yang membenarkan daku. Engkau memberi kelegaan kepadaku di saat kesesakan; kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku! Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?
2. Ketahuilah, Tuhan telah memilih bagi-Nya seorang yang Ia kasihi; apabila aku berseru kepada-Nya, Ia mendengarkan. Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hati di tempat tidurmu, tetapi tetaplah tenang.
3. Banyak orang berkata, Siapa akan memperlihatkan yang baik kepada kita? Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan! Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak daripada yang mereka berikan di saat mereka kelimpahan gandum dan anggur.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapa-Mu di surga.

Orang beriman diajak untuk memperhatikan pentingnya menempatkan rahmat yang diterimanya dari Tuhan. Hendaknya karunia yang kita terima itu membawa kebahagiaan kita karena kita berani membagikan semuanya itu agar bermanfaat bagi sesama.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)

"Kamu adalah garam dunia."

Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda, "Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan? Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kalian ini cahaya dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Garam diperlukan agar masakan tidak hambar. Garam menyedapkan masakan. Garam juga mengawetkan dan menghindarkan kebusukan. Garam juga berguna untuk mengusir ular, maka waktu kita camping dan mendirikan tenda, di sekitar tenda kita taburi garam agar ular tidak mendekat apalagi masuk ke dalam tenda. Garam juga menjadi tanda kesuburan.

Itulah ternyata identitas kita di mata Yesus. ”Kamu adalah garam!” Jadi, kita ini sudah garam. Yesus tidak mengatakan ”jadilah garam”, melainkan ”kamu adalah garam dunia”. Itu berarti, di mata Yesus, sesungguhnya kita ini memiliki kualitas-kualitas positif yang berguna untuk mengembangkan kehidupan ini menjadi lebih sedap, tidak hambar, mengawetkan, bukan membusukkan; memberi rasa aman dan melindungi, bukan menghancurkan dan mendatangkan kecemasan dan ancaman.

Sudahkan kualitas-kualitas hidup ini berkembang dalam diri kita sebagaimana dinyatakan Yesus kepada kita? Awas, bila kita tidak menghayatinya, bersiaplah untuk dibuang, dan diinjak-injak orang, karena ternyata sebagai garam, kita ini hambar dan tidak berguna karena kita sendiri tidak menyadarinya! Inilah saat yang tepat untuk kembali sadar akan identitas dan jati diri kita yang bercitra positif di mata Yesus!

Ya Yesus, terima kasih atas penyadaran rohani bahwa diriku ternyata memiliki kualitas-kualitas positif yang berguna bagi kehidupan bersama. Semoga aku mampu menghayatinya sehingga diriku pun hadir sebagai tanda rahmat-Mu, melalui perbuatan-perbuatan baikku, kini dan selamanya. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian & Ruah



Bagikan

Senin, 07 Juni 2010 Hari Biasa Pekan X

Senin, 07 Juni 2010
Hari Biasa Pekan X
B. Anna dr St. Bartolomeus

"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran"

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, terimakasih atas hari yang indah ini. Alam semesta memancarkan keindahan-Mu dan mengajak kami juga untuk memancarkan keindahan itu, sehingga semakin banyak orang dapat menikmati keindahan-Mu sendiri. Resapkanlah sabda-Mu ke dalam hati kami agar Engkau semakin nyata dalam perkataan dan perbuatan kami hari ini. Demi Yesus Kristus Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Rela masuk dalam sebuah penyelenggaraan ilahi, mungkin kata-kata itulah yang dapat kita pelajari dari kisah Elia. Mari kita tidak demikian khawatir terhadap kebutuhan hidup, namun menjadi gelisah apabila tidak mencoba memberi kesaksian tentang Allah.

Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (17:1-6)

"Elia melayani Tuhan, Allah Israel ."

Sekali peristiwa, Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, berkata kepada Raja Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel , yang kulayani, tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan." Kemudian Tuhan bersabda kepada Elia, "Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana ." Maka ia pergi dan berbuat seperti disabdakan Tuhan. Ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur Sungai Yordan. Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do= d, 4/4, PS 805
Ref. Hanya Engkaulah Tuhan Allahku dan harapan untuk hidupku.
Ayat. (Mzm 121:1-2.3-4.5-6.7-8)
1. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolongan bagiku? Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
2. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sungguh, tidak akan terlelap dan tidak akan tertidur Penjaga Israel .
3. Tuhan penjagamu, Tuhan naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak akan menyakiti engkau pada waktu siang, tidak pula bulan pada waktu malam.
4. Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. Tuhan akan menjaga keluar masukmu dan sekarang sampai selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil do=f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 6:23b)
Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga.

Hidup Kristus sendiri perlu kita lihat sebagai gambaran yang paling jelas tentang kebenaran Sabda Bahagia. Kristus telah menjadi miskin, dipenuhi kelemah lembutan, lapar dan haus akan kebenaran, murah hati, suci hati, dan menjadi pencipta damai. Karena itu, pilihan menjadi murid Kristus berarti percaya pada kebenaran sabda-Nya dan berusaha menyamakan keputusan hidup kita seperti yang dilakukan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12)

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah."

Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit, sebab melihat orang banyak. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Yesus mulai berbicara dan menyampaikan ajaran ini kepada mereka, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kalian, jika demi Aku kalian dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga, sebab para nabi sebelum kalian pun telah dianiaya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Mari bertanya kepada diri sendiri secara jujur: Apakah yang sesungguhnya menjadi sumber kebahagiaanku? Kekayaan harta duniawi? Persahabatan manusiawi? Kedudukan dan kekuasaan duniawi? Status sosial dan jabatan? Atau segala bentuk harta bendawi lainnya?

Kalau jawaban jujur kita tidak mengarah pada hal-hal yang bersifat duniawi, kita boleh bersyukur sebab kita sadar bahwa memang benar, akar dan sumber kebahagiaan kita tidak terletak pada hal-hal yang bersifat duniawi tersebut. Ada sumber kebahagiaan lain yang boleh menjadi kebanggaan kita, dan Yesus telah menunjukkan itu kepada kita!

Kebahagiaan kita adalah karena kita mengandalkan Allah, sumber kekayaan rohani kita. Kebahagiaan kita adalah penghiburan dari-Nya saat kita berduka. Kebahagiaan kita adalah kelemahlembutan yang memancar dari kita. Kebahagiaan kita adalah bila kita lapar dan haus akan kebenaran. Kebahagiaan kita adalah kemurahan hati kita pada sesama. Kebahagiaan kita adalah kesucian hati kita. Kebahagiaan kita adalah damai sejahtera karena kita ini adalah anak-anak Allah, bahkan ketika harus menghadapi penganiayaan, celaan, dan cercaan. Beranikah kita memilih semua ini sebagai akar kebahagiaan kita?

Ya Yesus, semoga aku lebih memilih kebahagiaan yang Kaujanjikan melalui Sabda Bahagia-Mu daripada kebahagiaan yang dijanjikan dunia kepadaku. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian & Ruah


Bagikan

Bacaan Harian 07 - 13 Juni 2010

Bacaan Harian 07 - 13 Juni 2010

Senin, 07 Juni : Hari Biasa Pekan X (H).
1Raj 17:1-6; Mzm 121:1-8; Mat 5:1-12.
Kebahagiaan yang dijanjikan Yesus dalam Delapan Sabda Bahagia ini bukanlah menggunakan ukuran yang biasa dipakai manusia, melainkan menyangkut kebahagiaan kekal. Kebahagiaan ini didasari dengan sikap miskin di hadapan Allah. Dg sikap itu kita sungguh bergantung diri secara mutlak pada Allah.

Selasa, 08 Juni : Hari Biasa Pekan X (H).
1Raj 17:7-16; Mzm 4:2-5.7-8 Mat 5:13-16.
Sebagai garam dunia, kita diharapkan dapat 'mengawetkan' apa yang baik pada dunia manusia sehingga tidak mengalami pembusukan; juga, kita diharapkan untuk berbuat apa saja supaya dunia ini terasa 'sedap' bagi Allah. Sebagai terang dunia, kita pun diharapkan dapat menunjukkan jalan bagi semua orang untuk sampai kepada Allah.

Rabu, 09 Juni : Hari Biasa Pekan X (H).
1Raj 18:20-39; Mzm 16:1-2a.4-5.8.11; Mat 5:17-19.
Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat. Ia membawa semua hukum itu ke dalam kepenuhan takaran yang dikehendaki Allah, yang disebut Yesus sebagai perintah baru, yaitu perintah untuk mengasihi seperti Dia telah mengasihi. Kasih adalah puncak segala hukum; hukum yang lain haruslah didasarkan pada hukum Kasih.

Kamis, 10 Juni : Hari Biasa Pekan X (H).
1Raj 18:41-46; Mzm 65:10abcde-13; Mat 5:20-26.
Tuntutan kasih memang radikal. Kita tidak hanya dilarang membunuh, malahan hanya marah saja sudah bersalah, apalagi berbicara kasar dan menghina. Hidup dalam perdamaian mempunyai nilai penting. Karena itu meminta maaf kepada sesama yang kita lukai didahulukan dari ibadat.

Jumat, 11 Juni : Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus (P).
Yeh 34:11-16; Mzm 23:1-6; Rm 5:5b-11; Luk 15:3-7.
Setiap saat bisa saja kita lepas dari genggaman Tuhan; kita kehilangan jalan dan sulit menemukannya kembali. Lalu kita hidup dalam jalan kita sendiri. Pada saat-saat seperti itu, kita diingatkan oleh bacaan hari ini: ada yang mencari! Bagaimanapun dalamnya kedosaan kita, Hati Tuhan Yang Mahakudus tetap menginginkan kita kembali kepada-Nya.

Sabtu, 12 Juni : Peringatan Wajib Hati Tersuci Sta. Perawan Maria (P).
1Raj 19:19-21; 16:1-2a.5.7-10; Mat 5:33-37.
Yesus menuntut kejujuran dan kesesuaian antara kata dan perbuatan. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat. Pada peringatan Hati Tersuci SP Maria ini, Gereja mengajak umat-Nya untuk meneladani kesucian hati Maria yang selalu konsisten melaksanakan kehendak Allah.

Minggu, 13 Juni : Hari Minggu Biasa XI (H).
2Sam 12:7-10.13; Mzm 32:1-2.5.7.11; Gal 2:16.19-21; Luk 7:36 – 8:3.
Orang yang menerima rahmat pengampunan, pasti juga akan berbuah dalam perbuatannya. Semakin dalam kita bertobat, semakin banyak rahmat pengampunan yang kita peroleh, semakin pula akan nampak dalam perbuatan-perbuatan kasih. Sebaliknya, makin kurang perbuatan-perbuatan kasih, itu pin menjadi pertanda makin sedikit ia mengalami rahmat pengampunan.


Bagikan

Minggu, 06 Juni 2010 Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Minggu, 06 Juni 2010
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

"Setiap kali makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan"

Doa Renungan

Allah Bapa mahapengasih dan penyayang, bagi mereka yang Kausayangi tiada yang lebih membahagiakan selain kehadiran-Mu. Putra-Mu telah menganugerahi kami tubuh dan darah-Nya sebagai tanda agung Perjanjian Baru. Semoga peringatan mulia akan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya tetap terlukis hidup-hidup dalam angan-angan kami pada waktu kami me-ngelilingi meja altar-Mu serta ikut serta dalam perjamuan-Mu. Demi Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (14:18-20)

"Melkisedek membawa roti dan anggur."

Melkisedek, raja Salem, adalah seorang imam Allah Yang Mahatinggi. Ketika Abram kembali dari kemenangannya atas beberapa raja, Melkisedek membawa anggur dan roti, lalu memberkati Abram, katanya, "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi., Pencipta langit dan bumi, terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuh-musuhmu ke dalam tanganmu." Lalu Abram memberikan kepada Melkisedek sepersepuluh dari semua jarahannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan la=e, 2/4, 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 110:1.2.3.4)
1. Beginilah firman Tuhan kepada tuanku, “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan kakimu.” Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion; berkuasalah Engkau di antara musuhmu!
2. Engkau meraja diatas gunung yang suci, sejak hari kelahiranmu, sejak dalam kandungan, sejak fajar masa mudamu. Tuhan telah bersumpah dan tidak akan menyesal, “Engkau adalah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek”

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (11:23-26)

"Setiap kali makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan"

Saudara-saudara, apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do=f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:51)
1. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
2. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku yang Kuberikan untuk hidup dunia.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:11b-17)

"Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku. Roh akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima daripada-Ku."

Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak tentang kerajaan Allah, dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan. Pada waktu hari mulai malam datanglah kedua belas murid kepada Yesus, dan berkata: "Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan, karena di sini kita berada di tempat yang sunyi." Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Kamu harus memberi mereka makan!" Mereka menjawab: "Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini." Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok, kira-kira lima puluh orang sekelompok." Murid-murid melakukannya dan menyuruh semua orang banyak itu duduk. Yesus mengambil lima roti dan dua ikan itu, lalu menengadah ke langit dan mengucap berkat, kemudian membagi-bagi roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak duabelas bakul.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Rekan-rekan yang budiman!
Kisah Yesus memberi makan lima ribu orang dalam Luk 9:11b-17 dibacakan pada perayaan pesta Tubuh dan Darah Kristus tahun C. Peristiwa ini juga dikisahkan dalam kedua Injil Sinoptik lainnya (Mat 14.13-21; Mrk 6.30-44). Bahkan Yohanes juga merekamnya (Yoh 6:1-14) walaupun kisah ini ditaruhnya dalam hubungan dengan pewartaan Yesus sebagai sumber kehidupan sejati. Markus, Matius dan Lukas sama-sama menceritakannya langsung setelah berita kematian Yohanes Pembaptis sampai kepada Yesus. Ada beberapa kekhususan dalam Injil Lukas yang patut didalami.

YANG KHAS PADA LUKAS

Lukas menghubungkan peristiwa Yesus memberi makan lima ribu orang itu dengan pengutusan kedua belas murid untuk memberitakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang sakit (Luk 9:2) dengan berbekal "tenaga" dan "kuasa" yang diberikan Yesus untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit (ayat 1). Dan hanya bekal inilah yang membuat pemberitaan dan tindakan mereka berhasil. Jadi bukan ketrampilan dan penampilan mereka sendiri.. Pengutusan serupa juga diceritakan Matius dan Markus (Mat 10:5-15 dan Mrk 6:7-13), namun mereka tidak langsung menghubungkannya dengan pemberian makan lima ribu orang seperti Lukas.

Kaitan erat itu terlihat di dalam Luk 9:11b. Dikatakan Yesus membicarakan Kerajaan Allah bagi orang banyak sambil menyembuhkan mereka yang butuh disembuhkan. Itulah dua perkara yang ditugaskannya kepada dua belas orang muridnya dalam Luk 9:2. Dalam Luk 9:10 disebutkan bahwa murid-murid tadi baru kembali keliling dan menceritakan kepada Yesus bagaimana mereka telah menjalankan pengutusan tadi. Yesus membawa mereka ke Betsaida untuk menyendiri, tentunya untuk bersama-sama mendalami pengalaman tadi. Tetapi orang banyak yang sudah mendengar, melihat, dan mengalami yang dilakukan para murid tadi tetap mengikuti. Mereka mau mendekat ke sumber "tenaga" dan "kuasa" yang telah mereka alami, yakni Guru para murid tadi. Dan inilah yang terjadi.

Orang banyak datang berkerumun. Mereka tahu kesempatan ini langka. Berbagai orang "pintar" berhimpun di satu tempat. Penyembuh-penyembuh hebat sedang berkumpul di sekitar Guru mereka. Dari padanyalah terpancar "dynamis" dan "eksousia", tenaga dan kuasa, yang telah menyingkirkan kekuatan-kekuatan jahat dan penyakit. Begitulah cara berpikir orang-orang yang diceritakan Lukas. Ada baiknya kita berusaha ikut merasa-rasakannya. Kita tertarik mendekat ke tempat kejadian yang tidak biasa, entah apa saja: ke tempat kebakaran, ke kerumunan orang mendengarkan pembicaraan yang menarik, ke tempat kecelakaan. Apalagi ke tempat yang menggugah harapan dan memberikan kesembuhan!
Orang banyak yang berkerumun itu bukannya tergiur oleh serangkai pernyataan teologis mengenai kehadiran Tuhan. Bagi mereka Kerajaan Allah ialah kehadiran Yang Mahakuasa yang memberi harapan, ketenangan, keberanian, keuletan, kesembuhan, apa saja yang membuat mereka hidup terus. Terutama bagi mereka yang merasa butuh ditopang. Mungkin mereka tidak mengungkapkannya dengan kata-kata, tapi pencaharian "makna hidup" seperti ini ialah cara mengakui kehadiran Yang Ilahi dalam kehidupan. Dan bila semakin didalami, semakin nyata pula hadirnya Kerajaan Allah. Semua orang bisa mengalaminya. Dulu dan kini

BERAMAI-RAMAI KENDURI DI BETSAIDA

Murid-murid yang duabelas itu baru saja kembali dari "merasul". Dan mereka sukses. Apa yang biasa terjadi seusai menjalankan tugas mulia? Atasan yang berlaku sebagai manajer yang baik akan memuji sehingga orang merasa lebih berhasil dan meningkatkan daya kerja. Dan pembaca yang jeli akan berpikir ke sana pula. Murid-murid tentunya menginginkan sedikit istirahat, menikmati keberhasilan itu bersama Guru mereka. Pesta ala kadarnya. Kenduri. Slametan. Itulah kiranya yang sedang terjadi.

Lukas mengungkapkan hal ini dalam Luk 9:10. Yesus mengajak murid-muridnya ke Betsaida. Maksudnya sekadar rekoleksi, sejenak beristirahat. Tak ada salahnya juga bila murid-murid merencanakan kenduri merayakan sukses mereka. Kota Betsaida itu kota di pinggir danau di Galilea yang jadi pusat bisnis perikanan dan mereka kenal baik. Murid-murid itu kan tadinya pengusaha bisnis ikan yang cukup sukses. Kini mereka jadi penjala manusia yang sukses - dengan "tenaga" dan "kuasa" yang mereka terima dari Guru mereka. Dan di kota itu mereka masih memiliki relasi yang akan senang ikut merayakan sukses mereka dalam cara hidup mereka yang baru ini. Perhelatan mudah diatur. Sekaligus reuni.

Bagaimana dengan orang banyak yang mengikuti dan mengagumi kelompok murid dan Guru ini? Mereka itu seperti para penonton yang membesarkan hati pemain. Tetapi kini ada waktu istirahat bagi para pemain sendiri. Kami butuh waktu untuk kami sendiri. Mau bicara antar kita dan teman-teman dekat. Demikian pikir para murid. Wajar. Dan siapa tidak akan bersikap demikian? Jadi tak aneh bila mereka usul agar Yesus menenangkan orang banyak, menyuruh mereka pulang dan istirahat juga.

PEMBERIAN YANG TAK DINYANA-NYANA

Bagaimana reaksi Yesus? Lukas, juga Matius dan Markus, sama-sama menyebutkan Yesus berkata, "Kalian harus memberi mereka makan!" (Luk 9:13, lihat Mat 14:16 Mrk 6:37). Di sini kita mesti membaca dengan cara yang cocok. Paling gampang dan paling kerap orang akan membacanya sebagai reaksi seorang tokoh yang besar, yang mau mengajar rasa tanggung jawab kepada murid-muridnya. Betulkah? Bila dipikir-pikir, kok tidak amat cocok. Ini hanya akan membuat figur Yesus terasa jauh, seperti bukan dari dunia sini, dan murid-murid akan jadi karikatur. Lebih baik kita menafsirkannya sebagai usul Yesus yang wajar tanpa mau mengajar kesalehan baru. Ia bermaksud mengatakan, mari kita ajak saja orang-orang yang sudah ada di sini. Biar pesta kita makin meriah! Dan tentu saja ia tahu tidak begitu sukar bagi murid-murid yang punya relasi di Betsaida itu untuk mengadakan perhelatan bersama orang banyak. Mereka kan cukup mempunyai uang. Kata orang sekarang, tinggal telpon catering service setempat.

Cara membaca seperti ini lebih berpijak di bumi. Dan manusiawi. Apa jeleknya. Injil dikabarkan bagi manusia. Dan Lukas juga memberi isyarat-isyarat bahwa begitulah maksudnya. Dalam ayat yang sama, ayat 13, murid-murid yang cekatan berpikir, ini tidak praktis, kita belum siapkan sebanyak itu. Kita kan hanya merencanakan kenduri di antara kita sendiri. Memang ada lima roti dan dua ikan. Mau mengajak orang lain? Anda bicara mengenai orang yang sudah berkumpul di sini! Limaribu orang! Memang ini cara bicara melebih-lebihkan. Tapi tetap jelas bahwa yang dimaksud ialah jumlah yang berlipat ganda. Mereka juga berkata, kalau mau, bisa juga diusahakan belanja makanan tambahan, telpon kenalan kalau perlu. Markus juga berpikir ke sana, dengan caranya sendiri. Dalam Mrk 6:37 murid-murid rada protes, apa kita sanggup bayar 200 dinar untuk itu! Kita punya uang, tapi mbok ya jangan dihambur-hamburkan untuk itu. Yohanes malah ingat bahwa Filipus-lah yang bicara mengenai 200 dinar itu: uang sebanyak ini juga tak cukup untuk mentraktir orang banyak ini lho. Pembaca mesti sadar, Yohanes tidak asal menyebut nama ini. Filipus itu murid yang berasal dari kota Betsaida sendiri (lihat Yoh 1:44), tempat kini mereka sedang mau mengadakan refleksi kerasulan dan slametan!. Amat boleh jadi Filipus itu malahan jadi tuan rumah yang kini kedodoran di-"todong" agar juga memestakan orang banyak! Tentu bisa dan duit ada, tapi ...!

KEGEMBIRAAN BAGI SEMUA ORANG

Sekian bacaan yang berusaha melihat segi-segi manusiawi yang disampaikan dalam Injil. Yang penting ialah berpijak pada kenyataan yang masih bisa kita lihat sehari-hari. Atas dasar itu kita bisa memasuki bagian kedua yang lebih rohani sifatnya. Jelas ukuran-ukuran praktis tidak memungkinkan ikut mengajak pesta orang banyak. Bukan karena tak bisa, tapi tidak pada tempatnya, bukan saatnya... dalam hitungan murid-murid, dalam hitungan kita juga. Namun justru saat itu terjadi hal yang menakjubkan yang melampaui ukuran-ukuran praktis, yang melebihi kemampuan biasa. Bagaimana persisnya terjadi tak bisa dilacak. Kita hanya melihat penyelesaiannya. Semua orang akhirnya ikut kebagian makan, semua orang dapat ikut berpesta. Lima ribu lelaki, tak terhitung perempuan dan anak-anak yang ikut meramaikan. Mereka ikut bergembira merayakan suksesnya misi Kerajaan Allah dan penyembuhan! Ada baiknya kita berhenti sejenak untuk ikut merasakan kegembiraan yang muncul dari huruf-huruf Injil Lukas. Diceritakan Yesus menengadah ke langit, memecah-mecahkan roti, memberikan kepada murid-murid supaya dibagikan kepada orang banyak (ayat 16). Injil-Injil lain juga mengatakan hal ini. Namun Lukas berpikir lebih jauh. Nanti ia menampilkan kembali hal ini pada saat kedua murid yang letih lesu di Emaus itu menjamu Yesus di pondok mereka. Saat itu juga terbuka mata mereka (Luk 24:30-31). Dan saat itu juga Yesus lenyap dari pandangan mereka dan yang tinggal hanyalah kegembiraan dalam diri mereka yang membuat mereka cepat-cepat kembali ke Yerusalem mengabarkan bahwa Yesus telah bangkit.

Lukas menunjukkan hubungan peristiwa Yesus memberi makan lima ribu orang itu dengan kenyataan Kerajaan Allah dan kesembuhan utuh dalam diri Yesus yang bangkit yang kini dikabarkan kepada orang banyak. Orang banyak makan sampai kenyang (Luk 9:17). Dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan yang belum termakan itu menandakan kegembiraan dan kepuasan masih cukup ada bagi siapa saja yang akan dijumpai keduabelas murid nanti, termasuk kita. Maka tak aneh bila orang beriman sekarang mau melihat perayaan Ekaristi sebagai kenyataan yang diwartakan Injil hari ini. Ekaristi itu ikut serta merayakan keberhasilan Yesus Kristus dalam membawakan Kerajaan Allah kepada orang banyak. Ini agape dalam ujud perjamuan liturgis dan sakramental. Tak aneh, menurut jilid dua buku Lukas, orang-orang kristen pertama itu berbagi milik dan bertekun bersama. Mereka juga "memecahkan roti" bergilir di rumah masing-masing ...(Kis 2:44-46). Mereka kenduri dengan sukacita. Tentunya dalam artian yang kita bicarakan hari ini.

ENAM KISAH YESUS MEMBERI MAKAN ORANG BANYAK
Dalam Injil-Injil terdapat enam kisah Yesus memberi makan orang banyak:
- Lima ribu orang: Mrk 6:30-44 // Mat 14:13-21 // Luk 9:10-17
- Orang banyak Yoh 6:1-15 [lebih dekat dengan yang di atas, tapi dengan seluk beluk khas "saksi mata"]
- Empat ribu orang: Mrk 8:1-10 // Mat 15:32-39 [tanpa paralel dalam Injil Lukas]
Kisah-kisah itu tumbuh di beberapa kalangan Gereja Perdana mengenai ekaristi dan dipakai sebagai katekese umat. Injil-Injil kemudian mengolahnya lebih lanjut. Peristiwa memberi makan lima ribu orang berasal dari lingkungan pengikut Yesus dari kalangan Yahudi (kentara antara lain dari sisanya yang "12" bakul, jumlah suku-suku Israel) , sedangkan yang menyangkut empat ribu orang berkembang di lingkungan orang bukan asal Yahudi (sisanya "7" bakul). Olahan Markus kemudian dipakai oleh Matius dan Lukas. Tetapi Lukas hanya meneruskan yang pertama. Mengapa justru dia yang berasal dari kalangan bukan Yahudi tidak merekam yang kedua yang asalnya dari lingkungan bukan Yahudi? Soal ini dapat diterangkan sebagai berikut. Perkembangan ekaristi di kalangan bukan Yahudi digarap Lukas secara penuh dalam Kisah Para Rasul bermula dari kisah Kornelius hingga timbulnya komunitas-komunitas bukan asal Yahudi yang lain. Oleh karena itu ia merasa tidak perlu menyertakan kisah yang kedua tadi dalam Injilnya.

Bagaimana dengan Yohanes? Kiranya ia hanya kenal tradisi yang pertama. Tetapi ia mengenalnya dengan lebih baik daripada Markus (dan tentunya kedua penginjil lain yang berdasarkan Markus). Boleh diandaikan Yohanes mengalami sendiri peristiwa itu sebagai salah satu dari Yang Duabelas. Ia bahkan mengingat nama murid yang berbicara dengan Yesus, yakni Filipus dan Andreas dan beberapa seluk beluk khas yang hanya bisa diberikan oleh saksi mata.

Barusan ada email dari Luc. Saya kutipkan di bawah. Ia punya pikiran orisinil yang sering kurang muncul dalam benak kami para ekseget sekolahan.


A. Gianto


----- Original Message -----
From: Luc@..
Uraianmu itu umumnya cock dengan yang kupikirkan. Tapi tak perlu kau garis bawahi semua itu kau dengar dariku. Dengarkan juga cerita Oom Hans (Yoh 6:1-15). Di situ Yesus bertanya kepada Filipus di mana dapat membeli makanan - sebetulnya maksudnya hanya untuk ngecek apa Filipus ngerti apa yang sedang terjadi. Perhatikan, Oom Hans menggarisbawahi dua hal lain: Andreas mendapatkan seorang anak yang membawa lima potong roti dan dua ikan (ayat 9) dan catatan bahwa di tempat itu ada banyak rumputnya (ayat 10). Anak itulah yang memungkinkan Yesus memberi makan orang banyak. Ngerti maksudku? Ibunya tentunya menyuruhnya membawakan bungkusan roti dan ikan sebagai tanda terimakasih kepada salah satu dari para murid Yesus tadi. Dan bingkisan kecil ini, dengan berkat dari Tuhan, menjadi pemberian bagi semua orang. Kamu mungkin merasa tafsiran ini tak biasa. Apa punya tafsiran yang lebih jitu? Dan apa berani membantah Oom Hans? Lalu, rumput itu kan bukan hanya sekadar rumput tebal dan empuk untuk berbaring. Siapa makan rumput? Domba-domba...ha! Orang banyak itu domba-domba. Di sini sang Gembala Baik mengurus mereka, memberi makan mereka di tempat yang banyak rumputnya.


Salam hangat,
Luc







Bagikan

Sabtu, 05 Juni 2010 Pw. St. Bonifasius, Uskup dan Martir

Sabtu, 05 Juni 2010
Pw. St. Bonifasius, Uskup dan Martir
St. Ferninandus Constante

"...Janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang, karena ia memberikan dari kemiskinannya, dari semua yang ada padanya, seluruh nafkahnya" (Mrk 12:43b,44b)

Doa Renungan

Tuhan Allah kami, kami bersyukur atas banyak hal yang boleh kami alami. Jika di waktu-waktu yang lalu kami kurang bersyukur, saat ini kami datang di hadapan-Mu ya Tuhan, mensyukuri banyak anugerah yang telah kami terima dari-Mu. Semoga Sabda yang akan kami baca ini, membantu kami untuk bersyukur, sehingga kami juga mampu berbagi dengan sesama kami hari ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (4:1-8)

"Lakukanlah pekerjaan seorang pewarta Injil. Hidupku mulai dicurahkan dan Tuhan akan mengaruniakan mahkota keselamatan kepadaku."

Saudara terkasih, di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Mulutku akan menceritakan keselamatan yang datang dari-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 71:8-9.14-15a.16-17.22; R.15b)
1. Mulutku penuh dengan puji-pujian kepada-Mu, sepanjang hari penuh penghormatan kepada-Mu. Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis.
2. Tetapi aku senantiasa mau berharap kepada-Mu, dan menambah puji-pujian bagi-Mu. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu.
3. Aku datang dengan keperkasaan Tuhan Allah, hendak memasyhurkan hanya keadilan-Mu saja. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.
4. Aku pun mau menyanyikan syukur dengan gambus atas kesetiaan-Mu, ya Allahku, menyanyikan mazmur bagi-Mu dengan kecapi, ya Yang Kudus Israel.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Berbahagialah yang bersemangat miskin, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:38-44)


"Janda miskin itu telah memberi lebih banyak daripada semua orang lain."

Pada suatu hari Yesus dalam pengajaran-Nya berkata, "Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat. Mereka suka berjalan-jalan memakai pakaian panjang dan suka menerima penghormatan di pasar. Mereka suka menduduki tempat-tempat terdepan dalam rumah ibadat dan tempat terhormat dalam perjamuan. Mereka mencaplok rumah janda-janda sambil mengelabui orang dengan doa panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat." Pada kali lain sambil duduk berhadapan dengan peti persembahan Yesus memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda miskin. Ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka Yesus memanggil para murid-Nya dan berkata kepada mereka, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda itu memberi dari kekurangannya: semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yesus memuji seorang janda miskin yang memberikan persembahan dua keping koin, yang dipersembahkan kepada Allah dari segala kekurangannya. Bahkan—menurut Yesus—persembahan itu adalah persembahan seluruh miliknya; tiada tertandingi oleh mereka yang memberikan lebih banyak daripada dia atau bahkan paling banyak sekalipun!

Apa yang membuat Yesus memuji janda yang mempersembahkan dua keping uang itu lebih dari semua yang lain? Alasannya disebutkan pada ayat 44: ”Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”

Yesus menghargai kekurangan kita, asal kita menyadari kekurangan itu dan kita berani mempersembahkan kekurangan itu kepada-Nya. Namun, yang menjadi tekanan Yesus bukan pada kekurangannya, melainkan pada kerelaan si janda untuk memberikan ”semua yang ada padanya”—itu yang lebih penting. Apakah kita juga berani dan rela memberikan dan mempersembahkan semua yang ada pada kita hanya untuk Allah melalui Yesus Kristus, Putra-Nya?

Ya Yesus yang baik, semoga aku rela belajar dari janda yang Kaupuji karena mempersembahkan seluruh yang ada padanya kepada Allah. Semoga aku pun rela mem*persembahkan seluruh yang ada padaku kepada-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy