| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

APP KAJ 2010: Sub Tema II: Pilihan Jalan Hidup (Mat 19: 16-26)

APP 2010:
Sub Tema II: Pilihan Jalan Hidup
(Mat 19: 16-26)

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:16-26)
Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus


Oleh: M. Muliady Wijaya -- Reginacaeli.org


Kehidupan beriman yang “ideal’ itu nampak pula dalam ungkapannya berikut ini. Ketika disuruh menuruti perintah Allah, orang muda itu mau tahu lebih lanjut: “Perintah mana?” Setelah diberi tahu soal sepuluh perintah Allah dan perintah utama kasih, ia pun menjawab: “Semua itu telah kuturuti, apa lagi yang kurang?” Ia tampak tidak puas dengan hanya ‘tidak melanggar’ larangan-larangan sepuluh perintah Allah itu ataupun sekedar menjalankan hukum utama untuk mengasihi. Ia terdorong ingin lebih, ingin berbuat sesuatu yang dinilainya paling berharga dan menjadi jaminan untuk hidup kekal. Luar biasa!

Tetapi, jawaban tak disangka-sangka tiba-tiba menghenyakkannya. Yesus berujar: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Kontan saja, kata-kata Yesus itu membuat orang muda itu pergi dengan sedih. Alasan yang disebut: sebab banyak hartanya!

Nah, lho! Apakah untuk memperoleh hidup kekal tidak boleh punya harta dan kekayaan? Lantas bagaimana dengan kita yang hidup saat ini, yang notabena begitu sulit untuk dapat bertahan hidup kalau tidak punya uang dan harta? Agaknya ucapan Yesus itu perlu kita simak dengan lebih jeli dan perlu pula ditempatkan pada konteks keadaan nyata pada saat itu.

Pandangan Yahudi tentang Kekayaan

Pandangan yang paling lazim di kalangan Yahudi (termasuk cukup banyak orang Kristen masa kini) ialah: kemakmuran ekonomis dan kesejahteraan dinilai sebagai anugerah Allah. Harta milik menjadi tanda orang tersebut diberkati Allah. Kemakmuran di dunia dinilai sebagai semacam pendahuluan ‘hidup’ dan ‘kebahagiaan kekal’. Maka, orang kaya adalah orang yang diberkati Allah, orang yang berkenan di hadapan Allah. Konsekuensi pandangan seperti ini adalah bahwa penderitaan (kemiskinan) dan sakit penyakit adalah karena “dosa”, “hukuman”, “tidak diberkati”.

Maka, kita perlu memahami kata-kata Yesus itu dalam latar belakang ini. Yang dikatakan Yesus kepada orang muda itu ada lima hal: pergi, jual segala milik, beri kepada orang miskin, datang ke mari, dan ikut Yesus. Bila kita telaah, inti permintaan Yesus untuk sempurna bukanlah “menjual harta milik dan bagi kepada orang miskin”. Sebab, Yesus tidak berhenti di situ! Kalau itu yang menjadi intinya berarti “datanglah kemari dan ikutlah Aku” tidak penting lagi. Dengan kata lain, jual harta dan bagi kepada orang miskin bukanlah syarat untuk sempurna. Syarat sempurnanya adalah datang ke Yesus dan ikut Dia. Hanya dengan mengikuti Yesus, taat pada kehendak Allah, hidup dengan Allah yang meraja, orang baru sempurna.

Nah, bagi orang muda itu, supaya betul-betul dapat ikut Yesus, dia terlebih dahulu harus “menjual hartanya dan membaginya kepada orang miskin”. Yesus tahu benar, pandangannya terhadap harta itu telah menghambat dia untuk ikut Yesus. Alhasil, orang muda itu pun pergi dengan sedih sebab banyak hartanya. Ini bukan pertama-tama karena ia tidak mau melepaskan hartanya, tetapi terutama karena sikap atau pandangannya terhadap harta (sebagaimana kebanyakan orang Yahudi lainnya) yang menganggap itu semua sebagai tanda bahwa ia diberkati. Menjual semua harta dan membagikannya kepada orang miskin sama saja dengan menolak atau membuang berkat Allah. Maka, perintah Yesus itu sangat mengecewakan orang kaya yang bersemangat itu. Guru ini ternyata bukan mengajarkan perbuatan yang baik; ajarannya bertentangan dengan pandangannya tentang kekayaan.

Pandangan para murid ternyata tak beda pula dengan pandangan orang kaya itu. Lihatlah, ketika Yesus kemudian berkata “…sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga… lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum…”, para murid gempar dan berujar: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselematkan?” Ucapan para murid itu mengungkapkan: jika orang kaya yang diberkati Allah saja sukar masuk Kerajaan Sorga, apalagi orang miskin yang tidak diberkati Allah.

Harta/Kekayaan adalah Netral


Jadi, yang membuat orang muda itu tak bisa ikut Yesus adalah pandangannya tentang harta kekayaan. Itulah penghambatnya untuk bisa berbagi kepada orang miskin. Maka Yesus minta ‘jual’ dulu harta yang dipandang seperti itu (baca: tinggalkan penilaian/pandangan itu!).

Hal ini penting, supaya jangan beranggapan kalau mau ikut Yesus harus jual harta dulu dan bagi kepada orang miskin. Selama tak menghambat, apalagi kalau malah sungguh mendukung, tak perlu jual harta itu!

Harta pada dirinya sendiri adalah baik-baik saja (netral). Sebagai perbandingan, misalnya, dapat didalami perumpamaan tentang talenta (Mat 25: 14-30). Dalam perumpamaan itu, hal Kerajaan Sorga sama seperti tuan yang mempercayakan hartanya kepada hamba-hambanya sesuai dengan jumlah masing-masing. Justru hamba-hamba yang mampu menghargai talenta yang diberikan dan menggandakannya dipuji oleh tuan sebagai orang yang setia dalam perkara kecil dan akan diberi tanggung jawab dalam perkara yang besar. Sebaliknya, hamba yang hanya mendapat satu talenta lalu menyimpan talenta itu karena menganggap tuannya kejam, dicela oleh tuannya sebagai jahat, malas, dan tidak berguna, yang kemudian talenta itu diambil kembali untuk diserahkan kepada orang lain yang dapat menghasilkan laba (buah-buah). Jadi, harta adalah netral. Yang penting adalah digunakan secara tepat untuk menghasilkan laba yang dapat dipersembahkan kepada Sang Penitip Harta.

Jelas sudah, silahkan kaya-raya! Tapi, ingatlah, jangan sampai harta atau kekayaan itu menjauhkan kita dari Tuhan; jangan sampai harta dan kekayaan itu membuat kita menjadi tinggi hati dan meremehkan orang lain; jangan sampai harta dan kekayaan itu memperbudak kita; jangan sampai gara-gara harta dan kekayaan itu kita melupakan hidup yang terarah pada hidup kekal. Bukankah kita akan kembali dengan telanjang; sedangkan harta dan keayaan cuma menjadi “embel-embel” yang hanya akan membedakan upacara kematian yang ujungnya sama: berhadapan muka dengan muka di takhta Allah? Dengan memiliki harta dan kekayaan kita mempunyai fungsi tertentu dalam rancangan keselamatan Allah. Kita dipanggil untuk menggunakan harta dan kekayaan itu untuk lebih lagi membangun Kerajaan Allah, menampilkan wajah Allah yang berbelas kasih kepada orang-orang yang kurang beruntung, yang setiap saat dihadirkan Allah di hadapan kita untuk menyempurnakan iman kita.

Maka, melalui harta dan keayaan yang kita miliki, marilah kita terus mencari cara supaya nama Allah semakin dipermuliakan. Melalui harta dan kekayaan, biarlah orang miskin, lemah, dan tak berdaya, merasakan uluran kasih Tuhan. Kita menjadi perpanjangan tangan Allah, kita menjadi saluran berkat dan kita menghadirkan wajah Allah yang berbelas kasih.

Kalau begitu halnya, maka janji Yesus ini akan menjadi milik Anda: “Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan.”

APP KAJ 2010 Sub Tema I: Siapakah Sesamaku?

APP KAJ 2010
Sub Tema I: Siapakah Sesamaku?

(Luk 10: 25-37)

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas

25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" 27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." 29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" 30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. 31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" 37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Menjadi Sesama bagi yang Membutuhkan Pertolongan

Oleh: M. Muliady Wijaya
-- Paroki Regina Caeli www.reginacaeli.org


Lagi-lagi Yesus “bersilat lidah” dengan ahli Taurat. Ini pemandangan biasa memang. Maklum, bagi para ahli Taurat, Yesus adalah manusia berbahaya; ajaran-Nya dianggap tidak sejalan dengan Taurat. Ini tentu saja mengancam agama mereka, bahkan bisa mempersulit kedudukan mereka sebagai ahli-ahli Taurat. Sebaliknya, Yesus pun sering mencela mereka, karena pengetahuan mereka yang aduhai terhadap agama sering cuma melekat di ‘otak’, tak berbuah dalam perbuatan nyata.

Kali ini seorang ahli Taurat mencobai Yesus dengan melempar tanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup kekal?” Alih-alih menjawab, Yesus malah balik bertanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Sudah barang tentu si ahli Taurat hafal luar kepala. Ia menyebut perintah utama kitab Taurat, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Lalu Yesus pun menanggapi: “Jawabmu itu benar, perbuatlah demikian dan engkau akan hidup.”

Satu – kosong!

Untuk membenarkan dirinya, Si ahli Taurat bertanya lagi: “Siapakah sesamaku?” Ia mau tahu jawaban Yesus, apakah cocok dengan pandangannya. Bagi para hali Taurat, sesama mereka adalah kaum sebangsa. Bangsa lain adalah orang-orang kafir yang tak pantas untuk ditemani. Bahkan orang-orang Israel yang berdosa, termasuk yang berpenyakit tertentu, bukanlah sesama mereka. Mereka enggan bergaul dengan orang-orang seperti itu.

Dan inilah tanggapan Yesus. Ia menceritakan kisah tentang seorang yang dirampok habis-habisan. Lalu, seorang Imam dan seorang Lewi lewat di situ. Melihat orang yang terkapar tak berdaya itu, mereka melewati dari seberang jalan. Maklum, sebagai petugas Bait Allah, mereka tak boleh bersentuhan dengan mayat. Mereka memilih menghindar ketimbang menjadi najis. Kemudian, lewatlah seorang Samaria. Meskipun orang-orang Yahudi tak mau bergaul dengan orang Samaria, kenyataannya orang ini berbelas kasih dan memberikan uluran tangan sampai tuntas.

Habis bercerita, Yesus berbalik bertanya kepada ahli Taurat itu: “Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu,adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Si ahli Taurat tak berkutik. Ia menjawab: “Orang yang melakukan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus: “Pergilah, dan perbuatlah demikian.”

Dua – kosong!


Menarik untuk dikaji. Ahli Taurat itu bertanya tentang siapa sesamaku, yaitu tentang obyek perbuatan kasih.Tetapi Yesus mengajarkan tentang subyek perbuatan kasih: siapa dari ketiga orang itu yang sudah menjadi sesama. Jadi, bagi Yesus, masalah yang utama bukanlah soal obyek (apa yang harus dilakukan dan untuk siapa), melainkan tindakan aktif subyek (siapkah saya melakukan tindakan kasih – menjadi sesama – untuk orang yang memerlukan pertolongan?).

Dengan cara menjawab seperti itu, Yesus mau mendobrak cara pandang ahli Taurat itu. Yesus mau si ahli Taurat siap menjadi sesama bagi orang yang membutuhkan pertolongan; siapa pun dia. Tindakan kasih itu tidak hanya membatasi diri pada paham sempit tentang sesama, tapi kepada siapa saja – melewati batas-batas suku, agama, ras.

Itu artinya, sub tema pertama APP ini mau mengajak kita bukan saja sekedar paham tentang ajaran utama Kitab Suci – perintah kasih – tetapi benar-benar mewujudkannya dalam perbuatan nyata. Perbuatan kasih itu bukan soal perbuatan pada orang-orang tertentu yang ‘sekelompok’ dengan kita, tetapi – lebih dalam dari itu – kita harus siap menjadi sesama bagi siapa saja yang membutuhkan pertolongan, bahkan barangkali itu adalah musuh kita. Inilah KASIH bung!

Perbuatlah demikian!

Renungan: Iman Dalam Dunia Yang Berubah

Iman Dalam Dunia Yang Berubah


Written by Fr. Diakon Louis Antonny Wijaya, SCJ

Saudara-saudari yang terkasih, memperhatikan keadaan dunia sekarang, rasanya tidak berlebihan bila dikatakan, dunia sedang berubah. Cuaca, iklim, udara berubah begitu cepat. Gedung-gedung pun dengan begitu cepat mengubah lahan-lahan kosong. Bukan itu saja, manusia pun ternyata berubah dengan cepat. Dengan begitu cepat, teman bisa menjadi lawan, orangtua bisa menjadi ‘binatang’ bagi anak-anaknya, saudara bisa menjadi musuh, dll. Manusia yang sehat bisa dengan cepat menjadi sakit, bahkan manusia pun dengan cepat bisa menjadi mayat, pembunuhan.

Beriman dalam situasi dunia yang seperti itu memang tidak mudah. Saat dunia bergerak dengan cepat, saat kriteria moral menjadi sangat relatif, saat gaya hidup menjadi urusan pribadi, kita mesti taat pada iman, sesuatu yang tidak masuk dalam kamus dunia modern. Justru inilah tantangannya, apakah iman mesti berubah mengikuti dunia? Tidak!! Jauh sebelum dunia menjadi seperti sekarang, Yesus menunjukkan kepada murid-Nya tentang jadi diri-Nya yang sebenarnya. Ketiga murid itu, diharapkan menjadi saksi akan pengalaman iman yang dilihat. Harapannya, iman mereka menjadi teguh dan tidak goyang. Lewat transfigurasi di atas gunung, Yesus mau mempersiapkan iman para murid-Nya, sebab Ia akan pergi ke Yerusalem (arti: untuk mati). Tetapi apa yang terjadi? Petrus yang tadinya begitu bergembira, “betapa bahagianya kami di tempat ini”, berubah dengan menyangkal Yesus 3 kali. Yakobus, Yohanes, mengurung diri dalam rumah. Semua murid Yesus lari tunggang langgang. Yesus sendirian menjalani hukuman salib. Suatu ganjaran pahit bagi Guru yang begitu luar biasa, ditinggalkan murid-murid-Nya.

Apakah Yesus perlu disalibkan untuk ke-2 kalinya, agar kita mengetahui kualitas iman kita? Haruskah kita menyerah pada dunia yang semakin tidak menentu ini, atau kita tetap berpegang teguh pada iman kita? Sejatinya dalam hidup ini kita KRISTAL (Kristus Total), sebab hanya Dialah yang telah memberikan segalanya bagi kehidupan kita. Hanya Dialah, yang adalah Tuhan, mau dengan rela menderita sengsara dan mati layaknya seorang penjahat. Kalau Dia sudah begitu banyak memberikan kepada kita, apa balasan kita? Kiranya, Dia hanya meminta kita beriman kepada-Nya, itu sudah cukup.

Semoga di dalam Masa Prapaskah ini kita semakin menemukan kesejatian iman kita dan membawanya kepada umat se-lingkungan, paroki. Marilah kita belajar dari pengalaman ketiga murid dan mengembangkannya, sehingga kita berani mengakui iman kita akan Yesus Kristus di dalam segala situasi hidup, tidak hanya saat dalam keadaan senang saja. Sebab, bukankah segala perjuangan dan penderitaan kita di dunia ini belum sampai menumpahkan darah?

Selamat merenung, Tuhan memberkati.


Fr. Louis Antonny Wijaya, SCJ


Sumber: www.st-stefanus.or.id



Bagikan

Sabtu, 27 Februari 2010 Hari Biasa Pekan I Prapaskah


Sabtu, 27 Februari 2010
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

"Haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya." (Mat 5:48)

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang maha pengasih, kami Kauperkenankan menyapa Engkau bapa. Tiada orang dapat membanggakan diri terhadap-Mu dalam kesalehan dan jasa. Semuanya kami terima daripada-Mu, berkat kemurahan hati-Mu. Maka dengarkanah kami senantiasa, sebab kami hanya dapat bertahan, bila Kaubimbing dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (26:16-19)

"Engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu."

16 Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berbicara kepada bangsanya: "Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. 17 Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkaupun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. 18 Dan TUHAN telah menerima janji dari padamu pada hari ini, bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya, 19 dan Iapun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:1-2.4-5.7-8)
1. Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Kiranya hidupku mantap untuk berpegang pada ketetapan-Mu.
3. Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil. Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu. Janganlah tinggalkan aku sama sekali.

Bait Pengantar Injil PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal
Ayat. Waktu ini adalah waktu perkenanan. Hari ini adalah hari penyelamatan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)

"Haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya."

43 Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Dalam rapat evaluasi kinerja Dewan Pastoral Paroki, Romo Tandar yang baru setahun menjabat Pastor Paroki di sana, menerima banyak masukan dari para anggota Dewan. Sebagian besar menyatakan bahwa mereka kesulitan mengikuti gerak langkah pastoral yang dianggap melawan arus dari Romo Tandar ini. Misa Kudus harus tepat waktu. Kunjungan ke orang sakit harus dilakukan secara rutin. Administrasi kesekretariatan harus dikelola sesuai Pedoman Keuskupan. Manajemen keuangan harus dibuat rapi, transparan, dan accountabel. Bagi banyak tokoh umat setempat, Romo Tandar dicap perfeksionis.

Bekerja sesuai kaidah yang normal, bekerja mengikuti aturan yang berlaku, dan bekerja menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman masih sering dianggap aneh dalam lingkungan internal Gereja Katolik. Bahkan, orang-orang seperti Romo Tandar sering kali dibuat frustrasi dan mati kutu.

Hari ini kita diingatkan oleh Yesus sendiri agar menjadi sempurna, ”...sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya”.

Allah sumber kesempurnaan, bimbinglah aku untuk mencari dan menemukan jalan kesempurnaan yang sejati. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

"Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Ul 26:16-19; Mat 5:43-48)

• Musuh adalah apa saja atau siapa saja yang tidak saya senangi, yang mengganggu kita, yang tidak sesuai dengan selera pribadi kita, dan pada umumnya dengan mudah kita akan membencinya. Ajaran Yesus sebagaimana diwartakan hari ini memang berat dan mulia: "Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar". Ia sendiri telah menghayati yang Ia ajarkan, yaitu ketika tergantung di kayu salib Ia mendoakan mereka yang memusuhi atau mengejeknya. Sebagai orang yang percaya kepada-Nya kita dipanggil untuk menghayati sabdaNya serta meneladan cara bertindak-Nya, antara lain mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita. Marilah kita hadirkan atau kenangkan apa atau siapa saja yang menjadi musuh-musuh kita untuk kita kasihi atau mereka yang mempersulit hidup kita untuk kita doakan. Mungkin yang paling mudah adalah makanan atau minuman, maka marilah kita nikmati aneka makanan dan minuman yang sehat meskipun tidak enak/tidak nikmat di lidah. Enak dan tidak enak, nikmat dan tidak nikmat dalam hal makanan hitungannya kiranya tidak lebih dari satu menit dan hanya beberapa detik saja, yaitu di lidah. Kami berharap dalam hal makan dan minum kita tidak hanya mengikuti selera pribadi melainkan sesuai dengan aturan atau norma kesehatan. Jika dalam hal makan dan minum tidak ada masalah atau yang dimusuhi, hemat kami dengan mudah kita mengasihi musuh maupun mendoakan mereka yang telah menganiaya kita.

"Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya" (Ul 26:16-17). Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita, dimana kita diingatkan dan diajak untuk `melakukan atau melaksanakan aneka macam ketetapan dan peraturan' yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Secara jujur kiranya banyak diantara kita harus mengakui bahwa kita memusuhi atau tidak suka terhadap beberapa ketetapan atau peraturan, entah itu di tempat kerja, masyarakat pada umumnya atau di jalanan. Yang mungkin paling sulit kiranya mengatur diri sendiri dalam rangka melakukan ketetapan atau peraturan. Jika kita tidak dapat mengatur diri sendiri, kamar kerja atau kamar tidur kita sendiri, almari pakaian kita sendiri, dst.. maka kita juga akan menemui kesulitan alias malas untuk melakukan aneka ketetaban dan peraturan, maka baiklah pertama-tama dan terutama marilah mengatur diri kita sendiri, mendisiplinkan diri kita dalam rangka mengusahakan hidup sehat, segar bugar. Serentak mengatur diri kita perhatikan juga aneka peraturan yang berlaku di tempat kerja atau tempat belajar kita masing-masing, dimana kita cukup memboroskan waktu dan tenaga kita. Sikapilah aneka peraturan dalam dan dengan kasih, karena peraturan dibuat dan diberlakukan atas dasar dan demi kasih, dijiwai oleh cintakasih dan agar mereka yang melakukan peraturan semakin terampil dalam mengasihi. Orang beriman sejati akhirnya berada `diatas peraturan', bukan berarti melanggar peraturan tetapi peraturan dihayati sebagai sarana atau wahana hidup baik, mulia dan bahagia, dimana orang tidak merasa berat melakukan peraturan tetapi melakukan peraturan dengan gairah dan gembira.

Jakarta, 26 Februari 2010

Ignatius Sumarya, SJ

Bagikan

Jumat, 26 Februari 2010 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Jumat, 26 Februari 2010
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Doa Renungan

Ya Bapa, kami bersyukur atas sabda Putera-Mu hari ini, yang menyadarkan kami bahwa kami seringkali masih marah, benci, dan dendam pada sesama kami. Kami mohon ya Bapa, ampunilah segala dosa kami. Bantulah kami pula agar mampu mengampuni sesama yang bersalah terhadap kami, sehingga terciptalah perdamaian di antara kami. Doa ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yehezkiel (18:21-28)

"Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan supaya ia hidup?"

21 Beginilah Tuhan ALLAH berfirman, "Jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. 22 Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya. 23 Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup? 24 Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan oleh orang fasik--apakah ia akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukannya tidak akan diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berobah setia dan karena dosa yang dilakukannya. 25 Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel, apakah tindakan-Ku yang tidak tepat ataukah tindakanmu yang tidak tepat? 26 Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya.27 Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. 28 Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4ab.4c-6.7-8)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian, kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang bertakwa kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal

Ayat. Buanglah daripada-Mu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku, sabda Tuhan, dan perbaharuilah hati serta rohmu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)

"Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu."

Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

· Konon orang marah membutuhkan enerji dua kali lipat dari enerji yang dibutuhkan tidak marah, dan untuk mengembalikan kondisi seperti sebelum marah membutuhkan enerji sama sama untuk marah. Dengan kata lain marah berarti membuang atau memboroskan banyak enerji tanpa arti, dan marah berarti juga menghendaki yang yang lain, yang dimarahi, agar tidak ada alias mati, maka dengan demikian yang bersangkutan berkurang relasi atau sahabatnya. Yesus bersabda: “Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala”. Hemat saya orang marah tanpa dihukum sudah terhukum dengan sendirinya, maka marilah kita jauhkan aneka macam bentuk kemarahan yang sungguh merugikan hidup kita sendiri, dan tentu saja juga orang lain yang kena dampak kemarahan kita. Tingkatan menghendaki yang lain tidak ada ini, mulai dari yang paling lembut s/d paling kasar, antara lain: mengeluh ->menggerutu -> ngrumpi/’ngrasani’-> marah/berkata kasar dan menyakitkan -> melukai yang lain secara phisik -> membunuh. Kita semua mendambakan hidup damai sejati, maka marilah kita renungkan pesan Paus Yohanes Paulus II dalam pesan perdamaian memasuki millennium ketiga, yaitu: “There is no peace without justice, there no justice without forgiveness” ( = Tiada perdamaian tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa kasih pengampunan). Kita dipanggil untuk saling mengampuni dan mengasihi, serta memberantas aneka macam bentuk kemarahan, entah dalam diri kita sendiri maupun orang lain.

· “Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya. Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya” (Yeh 18:26-27). Kutipan ini mengingatkan dan mengajak kita semua bahwa jika kita dalam keadaan benar dan baik hendaknya mempertahankan dan memperdalamnya, sebaliknya jika kita berada dalam kefasikan dipanggil untuk bertobat, dan serentak ‘melakukan keadilan dan kebenaran’. Rasanya kita semua perlu bertobat, maka marilah kita saling membantu dalam pertobatan seraya saling berbuat adil dan benar. Keadilan yang paling mendasar hemat saya adalah hormat terhadap harkat martabat manusia, ciptaan terluhur dan termulia di dunia ini, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Allah atau berpartisipasi dalam “Pro Life Movement” (=Gerakan Sayang Kehidupan). Pesan Hari Perdamaian Sedunia, mengawali tahun 2010 ini, Paus Benediktus XVI mengajak kita semua untuk ‘melindungi ciptaaan’: gerakan untuk mengasihi, merawat dan melindungi seluruh ciptaan di dunia ini. Memang hidup manusia tak akan pernah lepas dari lingkungan hidupnya, ketika lingkungan hidup baik maka hidup manusia juga akan baik, sebaliknya ketika lingkungan rusak maka manusia cenderung untuk saling menyalahkan dan melecehkan. Marilah kita kasihi dan lindungi ciptaan-ciptaan Allah di dunia ini, entah itu manusia, binatang atau tanaman, itulah suatu bentuk konkret ‘melakukan keadilan dan kebenaran’. Jauhkan aneka bentuk keserakahan dalam mengkonsumsi atau menggunakan ciptaan-ciptaan Allah seperti binatang dan tanaman.

Kamis, 25 Februari 2010

Ign Sumarya, SJ




Bagikan

Kamis, 25 Februari 2010 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Kamis, 25 Februari 2010
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. (Mat 7:7-8)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, kami bersyukur atas segala yang baik yang Engkau berikan kepada kami. Kami juga bersyukur atas hukum emas yang diajarkan Putera-Mu kepada kami. Semoga dengan hokum emas ini kami semakin mampu menciptakan kedamaian di antara kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ester (4:10a.10c-12.17-19)

"Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, ya Tuhan."

Di kala bahaya mau menyerang, Ratu Ester pun berlindung pada Tuhan. Ia memohon kepada Tuhan, Allah Israel, katanya, "Ya Tuhan, Raja kami, Engkaulah yang tunggal. Tolonglah aku yang seorang diri ini. Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, sebab bahaya maut mendekati diriku. Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapaku bahwa Engkau, ya Tuhan, telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa, dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagi-Mu; dan telah Kaulaksanakan bagi mereka apa yang telah Kaujanjikan. Ingatlah, ya Tuhan, dan sudilah menampakkan diri-Mu di waktu kesesakan kami. Berikanlah kepadaku keberanian, ya Raja para allah dan Penguasa sekalian kuasa! Taruhlah perkataan sedap di dalam mulutku terhadap singa itu, dan ubahlah hatinya sehingga menjadi benci kepada orang-orang yang memerangi kami, supaya orang itu serta semua yang sehaluan dengannya menemui ajalnya. Tetapi selamatkanlah kami ini dengan tangan-Mu, dan tolonglah aku yang seorang diri ini, yang tidak mempunyai seorang pun selain Engkau, ya Tuhan."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pada hari aku berseru, Engkau menjawab aku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama-Mu, dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tuhan, tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, Engkau akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!

Bait Pengantar Injil PS. 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:7-12)

"Setiap orang yang meminta akan menerima."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Saudara-saudari terkasih, selama masa Prapaskah atau Tobat kita diharapkan untuk mawas diri perihal hidup doa kita atau cara kita berdoa. Kebanyakan dari kita pada umumnya ketika berdoa berarti mengajukan permohonan-permohonan kepada Tuhan; memang ada permohonan yang bersifat egois sehingga tak dikabulkan dan orang yang bersangkutan kemudian putus asa tidak berdoa lagi. Dalam Warta Gembira hari ini kita diingatkan bahwa ketika kita mengajukan permohonan dalam doa kepada Tuhan hendaknya mohon apa yang baik, dan apa yang baik senantiasa berlaku secara universal atau umumnya, dimana saja dan kapan saja serta bagi siapapun juga. Apa yang baik antara lain adalah keselamatan jiwa atau hidup beriman sesuai dengan kehendak Tuhan alias setia dan taat melaksanakan perintah-perintah atau kehendak Tuhan, antara lain sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Ketika kita mengajukan pada umumnya juga disertai kesiap-sediaan untuk menerima apa yang dimohon, maka mohon setia dan taat pada kehendak Tuhan berarti serentak siap-sedia untuk melaksanakan kehendak Tuhan, dan dengan demikian permohonan segera menjadi kenyataan alias terkabul. Dalam Warta Gembira hari ini kiranya kita juga diingatkan dan diajak untuk senantiasa memberi apa yang baik kepada orang lain. Jika kita mawas diri secara jujur dan benar kiranya kita telah menerima apa yang baik secara melimpah ruah dari orang lain yang telah mengasihi kita, maka marilah kita teruskan atau salurkan apa yang baik yang telah kita terima tersebut kepada saudara-saudari kita. Dengan kata lain marilah kita saling berbuat baik, saling memperbaiki atau mempertobatkan dengan rendah hati dan penuh cintakasih.

Pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya, (Est 4:17). Pesan Ester kepada Morekhai adalah "Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati. (Est 4:16). Berpuasa, bermatiraga atau lakutapa demi keselamatan jiwa, itulah yang diperbuat oleh Mordekhai. Marilah kita mawas diri dengan jujur dan benar: apakah jiwa saya selamat? Dengan jujur dan rendah hati kiranya kita semua harus mengakui dan menghayati bahwa jiwa kita belum selamat sebagaimana diharapkan, maka selayaknya kita berpuasa, matiraga atau lakutapa sesuai dengan situasi dan kemungkinan yang ada. Matiraga atau lakutapa antara lain berarti mengendalikan raga atau anggota-anggota tubuh sedemikian rupa sehingga bergerak atau berfungsi sesuai dengan kehendak Tuhan, yang berbuahkan apa yang baik dan menyelamatkan jiwa. Marilah kita mawas diri: anggota tubuh kita yang mana yang harus kita kendalikan dengan sungguh-sungguh, agar tidak mengganggu hidup keimanan kita!. Taat dan setia melaksanakan aneka macam aturan dan tatanan hidup bersama hemat kami juga membutuhkan matiraga atau lakutapa. Hidup teratur sesuai dengan tuntutan hidup sehat juga membutuhkan matiraga atau laku tapa, maka kami mengajak dan mengingatkan: siapapun yang pada saat ini merasa tidak sehat secara phisik berarti tidak teratur dalam hidup, antara lain kurang berolahraga/gerak badan, makan sesuai dengan pedoman empat sehat limpa sempurna, kurang istirahat dst.. Ingat ketika phisik atau tubuh sakit ada kecenderungan untuk mudah sakit hati atau sakit jiwa alias marah-marah pada sesamanya, dan dengan demikian melecehkan atau merendahkan yang lain.

Jakarta, 24 Februari 2010

Ignatius Sumarya, SJ


Bagikan

Rabu, 24 Februari 2010 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Rabu, 24 Februari 2010
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu --- Rm 10:8

Doa Renungan

Allah Bapa yang maharahim, ampunilah kami yang sering kurang percaya. Tambahkanlah iman, harapan, dan kasih di dalam diri kami, agar kami mampu memanggul salib kami dengan tabah. Semoga kami juga semakin mencintai Engkau bukan karena mengharapkan mukjizat dari-Mu, melainkan karena Engkau telah mencintai kami terlebih dahulu. Semoga kami juga mampu mengasihi sesama kami. Doa ini kami haturkan ke hadirat-Mu dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Yunus (3:1-10)

"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat."

Tuhan berfirman kepada Yunus, "Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Setelah kabar sampai pada raja kota Niniwe, turunlah raja dari singgasananya; ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka; dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:3-4.12-13.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk-redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sekarang juga, demikian firman Allah, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:29-32)

"Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus."

Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia, "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan akan menghukum mereka: Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo! Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus!"
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

· Saudara-saudari terkasih, tanda adalah sesuatu yang kelihatan dan menunjukkan maksud atau tujuan yang tak kelihatan, misalnya tanda ‘lampu lalu lintas menyala merah’ artinya perintah untuk berhenti, tanda ‘panah’ menunjuk arah tertentu yang harus diikuti, dst.. , untuk rekan perempuan kiranya juga mengenal tanda-tanda dalam tubuhnya ketika akan menstruasi atau mulai hamil. Barangsiapa peka dan memahami serta melaksanakan perintah terlubung dari tanda-tanda tersebut maka ia akan selamat. Yunus menjadi tanda kehadiran atau utusan Tuhan bagi orang Ninive, maka apa yang disuarakan atau disampaikan oleh Yunus ditangkap. difahami dan dilaksanakan oleh orang Ninive: orang-orang Ninive bertobat dan akhirnya selamat. Dalam masa Prapaskah ini kepada kita diajak untuk melihat, mencermati dan memahami aneka macam tanda, yang memberi petunjuk atau arah bagi kita untuk hidup lebih baik, lebih berbudi pekerti luhur, sehingga juga lebih ada kemungkinan dan harapan untuk selamat. Membaca tanda-tanda jaman itulah yang diharapkan dari kita dalam menelusuri kehidupan dan panggilan. Setiap saat kita dapat mendengarkan atau membaca aneka macam tanda, entah berupa gambar, omongan/kata-kata atau isyarat, dst.., yang dapat menjadi tuntunan bagi kita untuk terus tumbuh berkembang, memperbaharui diri atau bertobat. Aneka macam jenis media massa, entah cetak atau elekronik senantiasa memberitakan aneka macam peristiwa, maka marilah kita cermati pemberitaan tersebut, karena apa yang diberitakan menandakan sesuatu yang lebih besar dan selayaknya kita tanggapi dengan benar. Apa yang sempat diberitakan melalui media massa kiranya perlu dimengerti bagaikan ‘gunung es’, yang terberitakan hanya sebagian kecil dari kenyataan yang ada.

· “Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya” (Yun 3:10), demikian kutipan perihal apa yang terjadi di antara orang Ninive. Pertobatan atau pembaharuan hidup yang membawa ke keselamatan atau kebahagiaan sejati, itulah yang terjadi. Marilah kita bertobat atau memperbaharui diri terus menerus demi keselamatan dan kebahagiaan kita. “Ecclesia semper reformanda est” = Gereja harus terus menerus diperbaharui, demikian kata sebuah motto. Yang dimaksudkan dengan Gereja adalah mereka atau kita semua yang percaya kepada Yesus Kristus, maka kita yang percaya kepada-Nya hendaknya senantiasa siap sedia untuk diperbaharui terus menerus alias berubah sesuai dengan kehendak Allah atau tuntutan perkembangan jaman. Ingatlah bahwa di dunia ini yang tahan lama atau abadi adalah ‘perubahan’, maka barangsiapa tidak siap berubah akan terlindas dan ketinggalan jaman. Tentu saja dari kita, orang beriman, diharapkan terjadi perubahan ke arah yang lebih positif, baik, luhur dan mulia alias lebih suci dan lebih beriman. Marilah kita mawas diri perihal tingkah laku atau cara bertindak kita, mana yang harus diperdalam dan diteguhkan dan mana yang harus ditinggalkan. Aneka macam buah hasil perkembamgan teknologi, yang tidak lain juga merupakan hasil karya manusia, mau tidak mau menuntut kita untuk berubah juga. Sadar atau tidak sarana komunikasi yang canggih seperti “HP” (hand phone) telah merubah cara hidup dan cara bertindak manusia; semoga perubahan yang terjadi baik dan menyelamatkan. Namun hendaknya sadar juga bahwa “HP” telah mempengaruhi kita menjadi kurang manusiawi atau bahkan kurang beriman.


Ignatius Sumarya, SJ


Bagikan

Selasa, 23 Februari 2010 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Selasa, 23 Februari 2010
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Pengampunan Dosa

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, dalam masa Prapaskah empat puluh hari, Engkau selalu memberi kesempatan baru kepada kami untuk lebih maju dalam cinta kepada-Mu dan kepada sesama kami. Semoga segala upaya mengolah batin ini menjadikan kualitas iman kami semakin mantap. Dengan demikian buah-buah rohani dapat dirasakan juga oleh sesama dalam lingkungan kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)

"Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki."

Beginilah firman Tuhan, "Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih pada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19)
1. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka yang minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
4. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. (Mat 4:4b)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)

"Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata, doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta pada-Nya. Karena itu berdoalah begini: "Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. Amin." Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Bacaan Injil hari ini menyampaikan cara yang dianjurkan oleh Yesus untuk mendapatkan pengampunan dari Tuhan. Dosa-dosa kita hanya akan diampuni oleh Tuhan jikalau kita pun mengampuni dosa-dosa orang lain yang bersalah kepada kita [bdk. Mat 6;14]. Secara teoretis hal ini nampaknya gampang, tetapi dari pengalaman kita sehari-hari, mengampuni kesalahan orang lain hal yang sulit dipraktekkan.

Pengampunan dosa adalah salah satu keunggulan Gereja Katolik. Mengampuni sesama yang bersalah ternyata mempunyai dampak tripler, membuat orang lain bahagia, membuat Allah juga senang, dan membuat diri sendiri mengalami kedamaian batin. Doa Bapa Kami juga memuat permohonan pengampunan dosa dari Allah yang diikuti oleh janji untuk mengampuni dosa orang lain. Kemajuan perdamaian di dunia dan di rumah sangat ditentukan oleh bertambahnya orang yang rela mengampuni dosa orang lain.

Ya Yesus, bantulah aku agar setiap kali disakiti oleh orang lain baik secara sengaja maupun tidak sengaja, aku mengulang sabda-Mu di kayu salib: ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Amin.

Renungan Harian Mutiara Iman 2010


Bagikan

Senin, 22 Februari 2010 Pesta Takhta St. Petrus

Senin, 22 Februari 2010
Pesta Takhta St. Petrus

Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahaagung, sabda-Mu adalah roh dan kebenaran. Bimbinglah langkah kami, agar hanya melakukan kehendak-Mu, yakni membuat segalanya menjadi lebih baik, lebih mau bersyukur, baik dalam suka maupun di kala duka. Berkat-Mu ya Tuhan kami dambakan, agar kami tabah dan tetap setia pada-Mu kendati harus menghadapi godaan. Kami mohon semua ini, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (5:1-4)

"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu."

Saudara-saudara yang terkasih, aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS. 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ayat. (Mzm 91:1-2.10-11.12-13.14-15)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kausiapkan hidangan bagiku di hadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Solis:
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.(Yoh 10:27)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)

"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."

Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi. Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
Demikianlah Injil Tuhan.
U.Terpujilah Kristus.

Renungan


Hari ini Pesta Takhta Santo Petrus. Kita sering mendengar mengenai Takhta Suci. Berbagai dokumen Gereja selalu dihubungkan dengan ajaran dari Takhta Suci. Kalau ada sosialisasi aturan atau norma baru dalam liturgi misalnya, kita selalu menghubungkannya dari Takhta Suci. Siapa Takhta Suci? Takhta Suci itu menunjuk Takhta Sri Paus yang istilah lainnya ya Takhta Santo Petrus yang kita rayakan hari ini. Perayaan Pesta Takhta Santo Petrus atau Takhta Suci bukan untuk mengagungkan kedudukan atau jabatan Bapa Suci atau Bapa Paus di Roma. Perayaan ini justru merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan atas anugerah Gereja yang satu dan kudus, yang meski tersebar di seluruh dunia, disatukan oleh Bapa Suci yang simbolnya, ya Takhta Suci itu.

Meski menduduki Takhta, yang konotasinya menunjuk kedudukan raja, Gereja tetap memahami takhta suci untuk Sri Paus, atau takhta uskup di setiap keuskupan, sebagai bentuk pelayanan kegembalaan yang semangatnya dilukiskan pada bacaan petama hari ini. Para gembala yang duduk di takhta pelayanan ini mesti melayani dengan sukarela, pengabdian dan berani menjadi teladan bagi kawanannya. Menjadi teladan merupakan hal yang sangat sulit karena harus berani menjadi yang serba pertama khususnya dalam semangat pengorbanan, kesucian, dan pelayanan.

Marilah kita mensyukuri para gembala kita. Secara khusus kita mendoakan Bapa Suci yang diserahi tugas sebagai pengganti Santo Petrus yang oleh Tuhan Yesus diserahi kunci Kerajaan Surga. Bapa Paus-lah yang mempersatukan seluruh Gereja di dunia. Kita juga perlu berdoa untuk para uskup dan para imam. Para pemimpin Gereja barangkali banyak kelemahan dan mungkin kita sering kecewa kepada mereka, tetapi marilah kita tetap menghormati "takhta" atau kursi jabatan pelayanan mereka yang bagaimanapun juga tetap suci karena dikaruniakan oleh Tuhan Yesus sendiri kepada mereka.

Tuhan Yesus, curahkan rahmat kebijaksanaan-Mu bagi Bapak Suci dan para Uskup agar mereka tetap menjadi batu karang kokoh, yang menjadi fondasi Gereja-Mu. Amin.

E. Martasudjita, Pr
Inspirasi Batin 2010


Bagikan

Bacaan Harian 22 - 28 Februari 2010

Bacaan Harian 22 - 28 Februari 2010

Senin, 22 Februari 2010: Pesta Takhta St. Petrus, Rasul (P).

1Ptr 5:1-4; Mzm 23:1-6; Mat 16:13-19.
”Menurut kamu, siapakah Aku?” demikian Yesus bertanya. ”Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” ujar Petrus. Melalui hubungan personal dan mendalam dengan Yesus, Petrus sampai pada pengakuan iman itu. Nah, siapakah Yesus bagiku? Sudahkah kita juga berusaha untuk mengenal-Nya lebih personal dan mendalam. Sebab, hanya dengan cara begitulah, iman kita akan bertumbuh semakin benar dan kokoh.

Selasa, 23 Februari 2010: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).

Yes 55:10-11; Mzm 34:4-7.16-19; Mat 6:7-15.
Yesus mengajarkan bahwa pengampunan yang akan kita peroleh dari Bapa adalah sejauh pengampunan yang kita berikan kepada sesama. Dalam masa pertobatan ini, marilah juga kita mengampuni sesama yang telah melukai kita, supaya kita juga layak mendapatkan pengampunan dari Bapa.

Rabu, 24 Februari 2010: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).

Yun 3:1-10; Mzm 51:3-4.12-13.18-19; Luk 11:29-32.
Yesus mengatakan, ”Angkatan ini adalah angkatan yang jahat!” karena mereka menghendaki suatu tanda untuk dapat percaya pada Yesus. Tanpa sadar, kita pun seringkali meminta tanda pada Yesus sebelum sungguh-sungguh berserah diri kepada-Nya. Kita seperti ’bernegosiasi’, melakukan hubungan ’bisnis’ dengan-Nya.

Kamis, 25 Februari 2010: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).

Est 4:10a.10c-12.17-19; Mzm 138:1-3.7c-8; Mat 7:7-12.
Yesus mengajarkan kepada kita untuk sungguh meminta kepada Bapa. Sikap seperti ini mengungkapkan bahwa kita benar-benar mengandalkan Dia dalam kehidupan kita dan bukan mengandalkan ’keperkasaan’ kita. Datanglah pada Bapa dan bergantunglah pada-Nya.

Jumat, 26 Februari 2010: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).

Yeh 18:21-28; Mzm 130:1-8; Mat 5:20-26.

Yesus menantang para murid untuk hidup lebih benar daripada hidup keagamaan orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Beriman haruslah menyangkut sikap hati yang terdalam; bukan saja sekedar tampak luar. Tantangan ini sungguh relevan untuk kita di masa puasa ini. Kita ditantang untuk sungguh menguasai diri, membersihkan hati; bukan sekedar tampak indah di permukaan.

Sabtu, 27 Februari 2010: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).

Ul26:16-19; Mzm 119:1-2.4-5.7-8; Mat 5:43-48.
”Kasihilah musuh dan berdoalah bagi orang yang menganiaya kamu.” Sebagai manusia, kita cenderung hanya mengasihi orang-orang yang memang ada di hati kita atau yang membawa manfaat kepada kita; bukan kepada orang-orang yang ’mengganggu’ kita. Nayatnya Yesus menuntut lain dari kecenderungan manusia kebanyakan. Lalu siapkah kita sungguh-sungguh menjadi murid Yesus?

Minggu, 28 Februari 2010: Hari Minggu Prapaskah II (U).

Kej 15:5-12.17-18; Mzm 27:1.7-9abc.13-14; Flp 3:17 – 4:1; (Flp 3:20 – 4:1); Luk 9:28b-36.
Pengalaman ketiga rasul yang menemani Yesus naik ke atas Gunung Tabor adalah pengalaman rohani yang luar biasa. Di atas gunung itu, mereka menyaksikan kemuliaan Yesus, yang membuat hati mereka bahagia dan ingin tetap tinggal di situ bersama-Nya. Tapi, Yesus tidak membiarkan mereka larut dan ’terbius’ dengan pengalaman yang indah itu. Mereka harus ’turun gunung’ untuk melanjutkan tugas perutusan; dan hal itu seringkali berarti menyangkal diri dan memanggul salib demi mendapatkan pengalaman kemuliaan Yesus yang abadi.

Renungan: http://www.reginacaeli.org


Bagikan

Minggu, 21 Februari 2010 Hari Minggu Prapaskah I

Minggu, 21 Februari 2010
Hari Minggu Prapaskah I

DIGANDENG ROH ATAU DIGENDONG SETAN?

Pengantar

Masa Prapaskah adalah masa mawas diri, masa pengendapan dan pertobatan, masa untuk menjadi lebih manusiawi, untuk memperkembangkan iman, yaitu semakin menyadari bahwa Tuhan memperhatikan kita dan bahwa kita harus menanggapi hal itu dengan membuka diri , memberi kesempatan hidup kepada sesama kita.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa, tentulah kami menjadi gelandangan dan orang asing di dunia ini, andaikata Engkau tidak menemui kami dalam diri Yesus Almasih, penuntun kehidupan kami. Perkenankanlah Ia mengajar kami apa arti hidup dan membawa kami ke tanah-Mu. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (26:4-10)

"Pengakuan iman umat terpilih."

Pada waktu itu Musa berkata kepada umat demikian, "Seorang imam harus menerima bakul panenan pertama dari tanganmu dan meletakkannya di depan altar Tuhan Allahmu, demikian: Bapaku dahulu seorang Aram, seorang pengembara. Ia pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja dan tinggal di sana sebagai orang asing, tetapi di sana ia menjadi suatu bangsa yang besar, kuat dan banyak jumlahnya. Ketika orang Mesir menganiaya dan menindas kami dan menyuruh kami melakukan pekerjaan yang berat, maka kami berseru kepada Tuhan, Allah nenek moyang kami, lalu Tuhan mendengar suara kami dan melihat kesengsaraan dan kesukaran kami dan penindasan terhadap kami. Lalu Tuhan membawa kami keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung, dengan kedahsyatan yang besar dan dengan tanda-tanda serta mujizat-mujizat. Ia membawa kami ke tempat ini, dan memberikan kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah Kauberikan kepadaku, ya Tuhan. Kemudian engkau harus meletakkannya di hadapan Tuhan, Allahmu; engkau harus sujud di hadapan Tuhan, Allahmu
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS. 851

  3  .  4  |  5 .  7  | 1     7   5  | 4   .  6 | 67 1|  7 .   5  |  4  3   1  |3..||   
Ya Tuhan, lin-dung- i ka - mi di da - lam ke - se - sak - an
Ayat. (Mzm 91:1-2.10-11.12-13.14-15)
1. Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian, yang diundikan kepadaku, akau senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku takkan goyah.
2. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak dan tubuhku akan diam dengan tentram, sebab Engaku tidak menyerahkan daku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
3. Mereka akan menantang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk pada batu. Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, anak singa dan ular, naga akan kau injak.
4. Sungguh, hatinya melekat kepadaKu, maka Aku akan meluputkan-Nya, Aku akan membetenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkan dia dan memuliakannya.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (10:8-13)

"Pengakuan iman orang yang percaya kepada Kristus."

Saudara-saudara, inilah yang dikatakan Kitab Suci, "Firman itu dekat padamu, yakni di dalam mulut dan di dalam hatimu!" Itulah firman iman yang kami beritakan. Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, "Barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan." Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil PS. 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Solis:
Manusia hidup bukan saja dari roti, melainkan juga dari setiap sabda Allah. (Mat 4:4b)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:1-13)

"Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun dan dicobai!"

Sekali peristiwa Yesus yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja." Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus menjawabnya, kata-Nya: "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.
I. Demikianlah Injil Tuhan.
U.Terpujilah Kristus.

Renungan

Rekan-rekan!
Dalam Injil Minggu Prapaskah I tahun C ini (Luk 4:1-13) dikisahkan bagaimana Yesus dicobai di padang gurun selama 40 hari. Marilah kita dalami terlebih dahulu beberapa pengertian pokok ini: dibawa Roh, padang gurun, dicobai 40 hari, dan saat kembalinya Iblis.

DICOBAI SELAMA 40 HARI DI PADANG GURUN

TANYA: Hari ini kita mendengarkan Yesus "dibawa oleh Roh ke padang gurun" ini. Tentunya untuk diuji kekuatannya. Begitu kan?
JAWAB: Lukas sengaja mengatakan Yesus "terbimbing Roh di padang gurun", bukan "ke" begitu saja. Jadi di padang gurun ia tidak ditinggalkan Roh begitu saja. (Lihat Mrk 1:12, harfiahnya "Roh menggerakkannya sampai ke dalam padang gurun." Bandingkan dengan Mat 4:1 "diantar sampai ke dalam padang gurun oleh Roh".)
TANYA: Bila kekuatan ilahi tetap menyertainya, apa artinya berada di padang gurun?
JAWAB: Yesus memang berada di tempat yang sepi dari keramaian dunia agar menjadi makin peka akan kehadiran Roh. Tapi di situ jugalah ia makin melihat Iblis dalam ujud yang paling kuat. Di padang gurun orang menemukan tempat senyap dan saat hening mendalami pengalaman batin berjumpa dengan dua kekuatan itu.
TANYA: Jadi percobaannya ialah bersiteguh bersama Roh atau mengikuti cara berpikir yang lain.
JAWAB: Ya, memilih digandeng Roh atau digendong kekuatan lain. Dalam pilihan pertama orang perlu berusaha jalan terus. Pilihan yang lain bisa membuat orang enak-enak, tapi tak lagi bersama Roh.
TANYA: Lalu apa maksudnya ia dicobai Iblis selama 40 hari?
JAWAB: Kurun waktu 40 hari menandai masa yang cukup lama yang mematangkan suatu pengalaman batin. Begitu pula nanti para rasul selama "40 hari" berulangkali melihat Yesus yang telah bangkit dan mendengarkannya berbicara mengenai Kerajaan Allah (Kis 1:3).
TANYA: Lukas mengatakan setelah dicobai 40 hari tanpa makan apapun, ia lapar. Dan di saat ini terjadi dialog antara Iblis dengannya. Manakah sebenarnya percobaannya? Yang ditawarkan Iblis pada akhir 40 hari itu atau yang dialaminya selama 40 hari?
JAWAB: Pertanyaannya menarik. Begini. Dalam pewartaan Injili paling awal, seperti dalam Mrk 1:12-13 disebutkan Yesus yang digerakkan Roh itu dicobai Iblis 40 hari, tak diceritakan percakapan antara keduanya. Tetapi kemudian Matius (Mat 4:1-11) dan Lukas (petikan hari ini, Luk 4:1-13) juga melaporkan tradisi mengenai percakapan pada akhir masa itu. Di situ dirincikan tiga godaan: mengenyangkan diri dengan menyuruh batu menjadi makanan (Luk 4:3-4 bdk. Mat 4:3-4), mendapat kuasa duniawi asal mau menyembah Iblis (Luk 4:5-8 4 bdk. Mat 4:8-10), dan menuntut Allah menolongnya bila ia menerjunkan diri dari wuwungan Bait Allah - jadi menuntut mukjizat (Luk 4:9-12 bdk. Mat 4:5-7; urutan kedua dan ketiga dibalik dalam Matius tanpa perubahan arti).
TANYA: Wah teringat kembali kuliah Injil Sinoptik nih. Tapi Injil Yohanes tidak menyampaikan perkara ini?
JAWAB: Yohanes mengutarakannya dengan cara lain. Yesus Sang Firman ilahi itu diwartakannya sebagai terang yang bersinar di dalam wilayah kegelapan dan kegelapan tak berhasil menindihnya (Yoh 1:5) karena Firman itu sejak awal ilahi sifatnya.
TANYA: Kembali ke Lukas. Ketika jelas ia tetap memilih berada dengan Roh, maka mundurlah Iblis menantikan saat yang tepat. Kapan saat yang tepat itu?
JAWAB: Beberapa ahli tafsir beranggapan saat tepat itu terjadi ketika Iblis memasuki Yudas (Luk 22:3). Yesus yang sebentar lagi akan sendirian mengalami pergumulan batin di Getsemani itu diberatkan dengan pengkhianatan salah satu dari murid-murid yang paling dekat dengannya. Ini ujian terbesar. Di situ ia mengalami godaan untuk meninggalkan semua yang dibuatnya hingga saat itu. Tetapi kita tahu bahwa ia terus.

ROH: KEKUATAN ILAHI YANG MENGGERAKKAN

Dalam alam pikiran Kitab Suci, Roh ialah kekuatan yang tak kelihatan yang menggerakkan dan mengikutsertakan siapa dan apa saja yang ditemuinya. Maka sering dibayangkan sebagai angin, karena memang angin bergerak dan menggerakkan tapi tak bisa dilihat begitu saja. Sebelum ada penciptaan ada gerakan-gerakan ilahi, dalam bahasa Alkitab, "Roh Allah melayang-layang di permukaan air." (Kej 1:2), yang kemudian menggerakkan apa saja. Ciptaan ialah ujud yang kelihatan dari gerakan-gerakan itu. Juga dalam Kitab Suci kerap dijumpai ungkapan Roh Tuhan turun ke seorang tokoh, artinya tokoh itu mulai digerakkan oleh kekuatan-kekuatan ilahi dan oleh karenanya akan mengerjakan hal-hal luar biasa. Para Hakim dulu begitu. Juga ketika Yesus mulai mengajar di sinagoga di Nazaret, ia menerapkan Yes 60:1 "Roh Tuhan ada padaku" kepada dirinya. Dalam peristiwa percobaan 40 hari itu, ia dibimbing Roh, artinya gerakan-gerakan Roh memimpinnya dan menyertainya dalam perjalanan yang menentukan pilihan hidupnya selanjutnya. Meskipun disertai dan dipenuhi Roh, Yesus tidak membuat Roh ke sana atau ke sini. Roh tidak bisa dipaksa-paksa. Maka dalam godaan ketiga dalam petikan Lukas, ia tidak mau mencobai kekuatan ilahi untuk melihat apa betul akan menyelamatkannya bila ia menerjunkan diri dari atap Bait Allah seperti disarankan Iblis.

LINGKUP KUASA YANG JAHAT

Disebutkan dalam godaan kedua (Luk 4:5-6) bahwa semua kekuasaan dan kemuliaan kerajaan dunia telah diserahkan kepada Iblis dan ia dapat memberikannya kepada siapa saja. Ia menawarkannya kepada Yesus asal ia mau menyembahnya. Memang dalam kesadaran orang zaman itu, dunia manusia memang ada dalam kuasa yang jahat. Oleh karena itu kebutuhan akan datangnya Penyelamat makin terasa pula. Pendapat bahwa yang jahat telah memperoleh kuasa terhadap semua orang juga tampil dalam Why 13:7. Di situ ditegaskan bahwa setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa telah diberikan kepada binatang dari laut yang memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduknya bermahkota dengan tuliskan gaib, lambang yang jahat. Terlebih lagi, seperti tersurat dalam ayat berikutnya, semua orang akan menyembahnya, kecuali orang yang diselamatkan oleh kurban Anak Domba. Berarti yang jahat betul-betul berpengaruh besar di dalam dunia kehidupan manusia. Orang bisa terluput bila diselamatkan kurban diri Yesus. Maka dalam petikan Lukas tadi, Sang Penyelamat digoda agar tidak jalan terus bersama Roh. Jadi godaan menerima kekuasaan dan kemuliaan itu godaan yang teramat besar. Kejadian di Getsemani menggemakannya kembali. Yesus memang ingin lepas dari kesengsaraan yang bakal dialami asalkan memang demikian kehendak Bapanya. Ia tetap tidak menyerah kepada kekuatan yang jahat. Dan kelanjutannya kita ketahui. Beberapa waktu sebelum itu Yesus juga menghardik Petrus dengan kata-kata "Enyahlah Iblis!" karena berusaha menghalaunya dari jalan ke arah penderitaan penebusan itu (Mrk 8:33 Mat 16:23).

Selama berjalan ke Yerusalem tempat ia nanti menderita, wafat dan bangkit, ia menunjukkan bahwa ia mampu merenggut orang-orang dari kuasa yang jahat (menyembuhkan orang sakit, mengusir setan), mengajarkan bagaimana orang bisa berharap pada kuasa yang baik ("Kerajaan Allah"), membawakan wajah Tuhan yang bukan maha penuntut melainkan yang maha murah (Bapa), memilih orang-orang yang menjadi rekan sekerja (murid-murid). Ini semua dilakukannya karena ia mantap berjalan bersama dengan Roh.

MENGENALI GERAKAN-GERAKAN BATIN

Pengalaman Yesus di padang gurun dapat juga terjadi pada banyak orang lain. Makin dalam orang menghayati pengalaman batin, makin jelas orang merasakan gerakan-gerakan yang ada di situ. Ajaran ulah batin para mistikus sejak Abad Pertengahan, baik di kalangan Yahudi (kabbalah) atau Kristen (asketika) maupun Islam (tasawuf), acap kali memuat latihan untuk membuat orang menjadi peka akan gerakan-gerakan batin sehingga dapat mengenali apa asalnya dari Roh atau dari kekuatan yang jahat. Dengan demikian orang makin dapat mendekat kepada yang baik dan menjauhi yang jahat. Ajaran ini terus berkembang pada zaman-zaman kemudian. Dalam Latihan Rohani Santo Ignatius Loyola (sesudah Abad Pertengahan) dikenal pula serangkai pegangan untuk membeda-bedakan roh menurut keadaan batin orang, apa baru mulai mengenali kedua-duanya (LR 313-327) atau sudah lebih dekat kepada yang baik (LR 328-336). Ajaran ini dimaksud untuk menolong orang memperoleh kejernihan budi sehingga keputusan dan tindakannya menjadi makin seirama dengan Roh.


Salam hangat,
A. Gianto
Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy