| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 23 Februari 2010 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Selasa, 23 Februari 2010
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Pengampunan Dosa

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, dalam masa Prapaskah empat puluh hari, Engkau selalu memberi kesempatan baru kepada kami untuk lebih maju dalam cinta kepada-Mu dan kepada sesama kami. Semoga segala upaya mengolah batin ini menjadikan kualitas iman kami semakin mantap. Dengan demikian buah-buah rohani dapat dirasakan juga oleh sesama dalam lingkungan kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)

"Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki."

Beginilah firman Tuhan, "Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih pada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19)
1. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka yang minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
4. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. (Mat 4:4b)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)

"Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata, doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta pada-Nya. Karena itu berdoalah begini: "Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. Amin." Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Bacaan Injil hari ini menyampaikan cara yang dianjurkan oleh Yesus untuk mendapatkan pengampunan dari Tuhan. Dosa-dosa kita hanya akan diampuni oleh Tuhan jikalau kita pun mengampuni dosa-dosa orang lain yang bersalah kepada kita [bdk. Mat 6;14]. Secara teoretis hal ini nampaknya gampang, tetapi dari pengalaman kita sehari-hari, mengampuni kesalahan orang lain hal yang sulit dipraktekkan.

Pengampunan dosa adalah salah satu keunggulan Gereja Katolik. Mengampuni sesama yang bersalah ternyata mempunyai dampak tripler, membuat orang lain bahagia, membuat Allah juga senang, dan membuat diri sendiri mengalami kedamaian batin. Doa Bapa Kami juga memuat permohonan pengampunan dosa dari Allah yang diikuti oleh janji untuk mengampuni dosa orang lain. Kemajuan perdamaian di dunia dan di rumah sangat ditentukan oleh bertambahnya orang yang rela mengampuni dosa orang lain.

Ya Yesus, bantulah aku agar setiap kali disakiti oleh orang lain baik secara sengaja maupun tidak sengaja, aku mengulang sabda-Mu di kayu salib: ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Amin.

Renungan Harian Mutiara Iman 2010


Bagikan

Senin, 22 Februari 2010 Pesta Takhta St. Petrus

Senin, 22 Februari 2010
Pesta Takhta St. Petrus

Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahaagung, sabda-Mu adalah roh dan kebenaran. Bimbinglah langkah kami, agar hanya melakukan kehendak-Mu, yakni membuat segalanya menjadi lebih baik, lebih mau bersyukur, baik dalam suka maupun di kala duka. Berkat-Mu ya Tuhan kami dambakan, agar kami tabah dan tetap setia pada-Mu kendati harus menghadapi godaan. Kami mohon semua ini, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (5:1-4)

"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu."

Saudara-saudara yang terkasih, aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS. 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ayat. (Mzm 91:1-2.10-11.12-13.14-15)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kausiapkan hidangan bagiku di hadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Solis:
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.(Yoh 10:27)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)

"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."

Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi. Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
Demikianlah Injil Tuhan.
U.Terpujilah Kristus.

Renungan


Hari ini Pesta Takhta Santo Petrus. Kita sering mendengar mengenai Takhta Suci. Berbagai dokumen Gereja selalu dihubungkan dengan ajaran dari Takhta Suci. Kalau ada sosialisasi aturan atau norma baru dalam liturgi misalnya, kita selalu menghubungkannya dari Takhta Suci. Siapa Takhta Suci? Takhta Suci itu menunjuk Takhta Sri Paus yang istilah lainnya ya Takhta Santo Petrus yang kita rayakan hari ini. Perayaan Pesta Takhta Santo Petrus atau Takhta Suci bukan untuk mengagungkan kedudukan atau jabatan Bapa Suci atau Bapa Paus di Roma. Perayaan ini justru merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan atas anugerah Gereja yang satu dan kudus, yang meski tersebar di seluruh dunia, disatukan oleh Bapa Suci yang simbolnya, ya Takhta Suci itu.

Meski menduduki Takhta, yang konotasinya menunjuk kedudukan raja, Gereja tetap memahami takhta suci untuk Sri Paus, atau takhta uskup di setiap keuskupan, sebagai bentuk pelayanan kegembalaan yang semangatnya dilukiskan pada bacaan petama hari ini. Para gembala yang duduk di takhta pelayanan ini mesti melayani dengan sukarela, pengabdian dan berani menjadi teladan bagi kawanannya. Menjadi teladan merupakan hal yang sangat sulit karena harus berani menjadi yang serba pertama khususnya dalam semangat pengorbanan, kesucian, dan pelayanan.

Marilah kita mensyukuri para gembala kita. Secara khusus kita mendoakan Bapa Suci yang diserahi tugas sebagai pengganti Santo Petrus yang oleh Tuhan Yesus diserahi kunci Kerajaan Surga. Bapa Paus-lah yang mempersatukan seluruh Gereja di dunia. Kita juga perlu berdoa untuk para uskup dan para imam. Para pemimpin Gereja barangkali banyak kelemahan dan mungkin kita sering kecewa kepada mereka, tetapi marilah kita tetap menghormati "takhta" atau kursi jabatan pelayanan mereka yang bagaimanapun juga tetap suci karena dikaruniakan oleh Tuhan Yesus sendiri kepada mereka.

Tuhan Yesus, curahkan rahmat kebijaksanaan-Mu bagi Bapak Suci dan para Uskup agar mereka tetap menjadi batu karang kokoh, yang menjadi fondasi Gereja-Mu. Amin.

E. Martasudjita, Pr
Inspirasi Batin 2010


Bagikan

Bacaan Harian 22 - 28 Februari 2010

Bacaan Harian 22 - 28 Februari 2010

Senin, 22 Februari 2010: Pesta Takhta St. Petrus, Rasul (P).

1Ptr 5:1-4; Mzm 23:1-6; Mat 16:13-19.
”Menurut kamu, siapakah Aku?” demikian Yesus bertanya. ”Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” ujar Petrus. Melalui hubungan personal dan mendalam dengan Yesus, Petrus sampai pada pengakuan iman itu. Nah, siapakah Yesus bagiku? Sudahkah kita juga berusaha untuk mengenal-Nya lebih personal dan mendalam. Sebab, hanya dengan cara begitulah, iman kita akan bertumbuh semakin benar dan kokoh.

Selasa, 23 Februari 2010: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).

Yes 55:10-11; Mzm 34:4-7.16-19; Mat 6:7-15.
Yesus mengajarkan bahwa pengampunan yang akan kita peroleh dari Bapa adalah sejauh pengampunan yang kita berikan kepada sesama. Dalam masa pertobatan ini, marilah juga kita mengampuni sesama yang telah melukai kita, supaya kita juga layak mendapatkan pengampunan dari Bapa.

Rabu, 24 Februari 2010: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).

Yun 3:1-10; Mzm 51:3-4.12-13.18-19; Luk 11:29-32.
Yesus mengatakan, ”Angkatan ini adalah angkatan yang jahat!” karena mereka menghendaki suatu tanda untuk dapat percaya pada Yesus. Tanpa sadar, kita pun seringkali meminta tanda pada Yesus sebelum sungguh-sungguh berserah diri kepada-Nya. Kita seperti ’bernegosiasi’, melakukan hubungan ’bisnis’ dengan-Nya.

Kamis, 25 Februari 2010: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).

Est 4:10a.10c-12.17-19; Mzm 138:1-3.7c-8; Mat 7:7-12.
Yesus mengajarkan kepada kita untuk sungguh meminta kepada Bapa. Sikap seperti ini mengungkapkan bahwa kita benar-benar mengandalkan Dia dalam kehidupan kita dan bukan mengandalkan ’keperkasaan’ kita. Datanglah pada Bapa dan bergantunglah pada-Nya.

Jumat, 26 Februari 2010: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).

Yeh 18:21-28; Mzm 130:1-8; Mat 5:20-26.

Yesus menantang para murid untuk hidup lebih benar daripada hidup keagamaan orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Beriman haruslah menyangkut sikap hati yang terdalam; bukan saja sekedar tampak luar. Tantangan ini sungguh relevan untuk kita di masa puasa ini. Kita ditantang untuk sungguh menguasai diri, membersihkan hati; bukan sekedar tampak indah di permukaan.

Sabtu, 27 Februari 2010: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).

Ul26:16-19; Mzm 119:1-2.4-5.7-8; Mat 5:43-48.
”Kasihilah musuh dan berdoalah bagi orang yang menganiaya kamu.” Sebagai manusia, kita cenderung hanya mengasihi orang-orang yang memang ada di hati kita atau yang membawa manfaat kepada kita; bukan kepada orang-orang yang ’mengganggu’ kita. Nayatnya Yesus menuntut lain dari kecenderungan manusia kebanyakan. Lalu siapkah kita sungguh-sungguh menjadi murid Yesus?

Minggu, 28 Februari 2010: Hari Minggu Prapaskah II (U).

Kej 15:5-12.17-18; Mzm 27:1.7-9abc.13-14; Flp 3:17 – 4:1; (Flp 3:20 – 4:1); Luk 9:28b-36.
Pengalaman ketiga rasul yang menemani Yesus naik ke atas Gunung Tabor adalah pengalaman rohani yang luar biasa. Di atas gunung itu, mereka menyaksikan kemuliaan Yesus, yang membuat hati mereka bahagia dan ingin tetap tinggal di situ bersama-Nya. Tapi, Yesus tidak membiarkan mereka larut dan ’terbius’ dengan pengalaman yang indah itu. Mereka harus ’turun gunung’ untuk melanjutkan tugas perutusan; dan hal itu seringkali berarti menyangkal diri dan memanggul salib demi mendapatkan pengalaman kemuliaan Yesus yang abadi.

Renungan: http://www.reginacaeli.org


Bagikan

Minggu, 21 Februari 2010 Hari Minggu Prapaskah I

Minggu, 21 Februari 2010
Hari Minggu Prapaskah I

DIGANDENG ROH ATAU DIGENDONG SETAN?

Pengantar

Masa Prapaskah adalah masa mawas diri, masa pengendapan dan pertobatan, masa untuk menjadi lebih manusiawi, untuk memperkembangkan iman, yaitu semakin menyadari bahwa Tuhan memperhatikan kita dan bahwa kita harus menanggapi hal itu dengan membuka diri , memberi kesempatan hidup kepada sesama kita.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa, tentulah kami menjadi gelandangan dan orang asing di dunia ini, andaikata Engkau tidak menemui kami dalam diri Yesus Almasih, penuntun kehidupan kami. Perkenankanlah Ia mengajar kami apa arti hidup dan membawa kami ke tanah-Mu. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (26:4-10)

"Pengakuan iman umat terpilih."

Pada waktu itu Musa berkata kepada umat demikian, "Seorang imam harus menerima bakul panenan pertama dari tanganmu dan meletakkannya di depan altar Tuhan Allahmu, demikian: Bapaku dahulu seorang Aram, seorang pengembara. Ia pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja dan tinggal di sana sebagai orang asing, tetapi di sana ia menjadi suatu bangsa yang besar, kuat dan banyak jumlahnya. Ketika orang Mesir menganiaya dan menindas kami dan menyuruh kami melakukan pekerjaan yang berat, maka kami berseru kepada Tuhan, Allah nenek moyang kami, lalu Tuhan mendengar suara kami dan melihat kesengsaraan dan kesukaran kami dan penindasan terhadap kami. Lalu Tuhan membawa kami keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung, dengan kedahsyatan yang besar dan dengan tanda-tanda serta mujizat-mujizat. Ia membawa kami ke tempat ini, dan memberikan kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah Kauberikan kepadaku, ya Tuhan. Kemudian engkau harus meletakkannya di hadapan Tuhan, Allahmu; engkau harus sujud di hadapan Tuhan, Allahmu
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS. 851

  3  .  4  |  5 .  7  | 1     7   5  | 4   .  6 | 67 1|  7 .   5  |  4  3   1  |3..||   
Ya Tuhan, lin-dung- i ka - mi di da - lam ke - se - sak - an
Ayat. (Mzm 91:1-2.10-11.12-13.14-15)
1. Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian, yang diundikan kepadaku, akau senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku takkan goyah.
2. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak dan tubuhku akan diam dengan tentram, sebab Engaku tidak menyerahkan daku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
3. Mereka akan menantang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk pada batu. Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, anak singa dan ular, naga akan kau injak.
4. Sungguh, hatinya melekat kepadaKu, maka Aku akan meluputkan-Nya, Aku akan membetenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkan dia dan memuliakannya.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (10:8-13)

"Pengakuan iman orang yang percaya kepada Kristus."

Saudara-saudara, inilah yang dikatakan Kitab Suci, "Firman itu dekat padamu, yakni di dalam mulut dan di dalam hatimu!" Itulah firman iman yang kami beritakan. Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, "Barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan." Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil PS. 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Solis:
Manusia hidup bukan saja dari roti, melainkan juga dari setiap sabda Allah. (Mat 4:4b)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:1-13)

"Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun dan dicobai!"

Sekali peristiwa Yesus yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja." Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus menjawabnya, kata-Nya: "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.
I. Demikianlah Injil Tuhan.
U.Terpujilah Kristus.

Renungan

Rekan-rekan!
Dalam Injil Minggu Prapaskah I tahun C ini (Luk 4:1-13) dikisahkan bagaimana Yesus dicobai di padang gurun selama 40 hari. Marilah kita dalami terlebih dahulu beberapa pengertian pokok ini: dibawa Roh, padang gurun, dicobai 40 hari, dan saat kembalinya Iblis.

DICOBAI SELAMA 40 HARI DI PADANG GURUN

TANYA: Hari ini kita mendengarkan Yesus "dibawa oleh Roh ke padang gurun" ini. Tentunya untuk diuji kekuatannya. Begitu kan?
JAWAB: Lukas sengaja mengatakan Yesus "terbimbing Roh di padang gurun", bukan "ke" begitu saja. Jadi di padang gurun ia tidak ditinggalkan Roh begitu saja. (Lihat Mrk 1:12, harfiahnya "Roh menggerakkannya sampai ke dalam padang gurun." Bandingkan dengan Mat 4:1 "diantar sampai ke dalam padang gurun oleh Roh".)
TANYA: Bila kekuatan ilahi tetap menyertainya, apa artinya berada di padang gurun?
JAWAB: Yesus memang berada di tempat yang sepi dari keramaian dunia agar menjadi makin peka akan kehadiran Roh. Tapi di situ jugalah ia makin melihat Iblis dalam ujud yang paling kuat. Di padang gurun orang menemukan tempat senyap dan saat hening mendalami pengalaman batin berjumpa dengan dua kekuatan itu.
TANYA: Jadi percobaannya ialah bersiteguh bersama Roh atau mengikuti cara berpikir yang lain.
JAWAB: Ya, memilih digandeng Roh atau digendong kekuatan lain. Dalam pilihan pertama orang perlu berusaha jalan terus. Pilihan yang lain bisa membuat orang enak-enak, tapi tak lagi bersama Roh.
TANYA: Lalu apa maksudnya ia dicobai Iblis selama 40 hari?
JAWAB: Kurun waktu 40 hari menandai masa yang cukup lama yang mematangkan suatu pengalaman batin. Begitu pula nanti para rasul selama "40 hari" berulangkali melihat Yesus yang telah bangkit dan mendengarkannya berbicara mengenai Kerajaan Allah (Kis 1:3).
TANYA: Lukas mengatakan setelah dicobai 40 hari tanpa makan apapun, ia lapar. Dan di saat ini terjadi dialog antara Iblis dengannya. Manakah sebenarnya percobaannya? Yang ditawarkan Iblis pada akhir 40 hari itu atau yang dialaminya selama 40 hari?
JAWAB: Pertanyaannya menarik. Begini. Dalam pewartaan Injili paling awal, seperti dalam Mrk 1:12-13 disebutkan Yesus yang digerakkan Roh itu dicobai Iblis 40 hari, tak diceritakan percakapan antara keduanya. Tetapi kemudian Matius (Mat 4:1-11) dan Lukas (petikan hari ini, Luk 4:1-13) juga melaporkan tradisi mengenai percakapan pada akhir masa itu. Di situ dirincikan tiga godaan: mengenyangkan diri dengan menyuruh batu menjadi makanan (Luk 4:3-4 bdk. Mat 4:3-4), mendapat kuasa duniawi asal mau menyembah Iblis (Luk 4:5-8 4 bdk. Mat 4:8-10), dan menuntut Allah menolongnya bila ia menerjunkan diri dari wuwungan Bait Allah - jadi menuntut mukjizat (Luk 4:9-12 bdk. Mat 4:5-7; urutan kedua dan ketiga dibalik dalam Matius tanpa perubahan arti).
TANYA: Wah teringat kembali kuliah Injil Sinoptik nih. Tapi Injil Yohanes tidak menyampaikan perkara ini?
JAWAB: Yohanes mengutarakannya dengan cara lain. Yesus Sang Firman ilahi itu diwartakannya sebagai terang yang bersinar di dalam wilayah kegelapan dan kegelapan tak berhasil menindihnya (Yoh 1:5) karena Firman itu sejak awal ilahi sifatnya.
TANYA: Kembali ke Lukas. Ketika jelas ia tetap memilih berada dengan Roh, maka mundurlah Iblis menantikan saat yang tepat. Kapan saat yang tepat itu?
JAWAB: Beberapa ahli tafsir beranggapan saat tepat itu terjadi ketika Iblis memasuki Yudas (Luk 22:3). Yesus yang sebentar lagi akan sendirian mengalami pergumulan batin di Getsemani itu diberatkan dengan pengkhianatan salah satu dari murid-murid yang paling dekat dengannya. Ini ujian terbesar. Di situ ia mengalami godaan untuk meninggalkan semua yang dibuatnya hingga saat itu. Tetapi kita tahu bahwa ia terus.

ROH: KEKUATAN ILAHI YANG MENGGERAKKAN

Dalam alam pikiran Kitab Suci, Roh ialah kekuatan yang tak kelihatan yang menggerakkan dan mengikutsertakan siapa dan apa saja yang ditemuinya. Maka sering dibayangkan sebagai angin, karena memang angin bergerak dan menggerakkan tapi tak bisa dilihat begitu saja. Sebelum ada penciptaan ada gerakan-gerakan ilahi, dalam bahasa Alkitab, "Roh Allah melayang-layang di permukaan air." (Kej 1:2), yang kemudian menggerakkan apa saja. Ciptaan ialah ujud yang kelihatan dari gerakan-gerakan itu. Juga dalam Kitab Suci kerap dijumpai ungkapan Roh Tuhan turun ke seorang tokoh, artinya tokoh itu mulai digerakkan oleh kekuatan-kekuatan ilahi dan oleh karenanya akan mengerjakan hal-hal luar biasa. Para Hakim dulu begitu. Juga ketika Yesus mulai mengajar di sinagoga di Nazaret, ia menerapkan Yes 60:1 "Roh Tuhan ada padaku" kepada dirinya. Dalam peristiwa percobaan 40 hari itu, ia dibimbing Roh, artinya gerakan-gerakan Roh memimpinnya dan menyertainya dalam perjalanan yang menentukan pilihan hidupnya selanjutnya. Meskipun disertai dan dipenuhi Roh, Yesus tidak membuat Roh ke sana atau ke sini. Roh tidak bisa dipaksa-paksa. Maka dalam godaan ketiga dalam petikan Lukas, ia tidak mau mencobai kekuatan ilahi untuk melihat apa betul akan menyelamatkannya bila ia menerjunkan diri dari atap Bait Allah seperti disarankan Iblis.

LINGKUP KUASA YANG JAHAT

Disebutkan dalam godaan kedua (Luk 4:5-6) bahwa semua kekuasaan dan kemuliaan kerajaan dunia telah diserahkan kepada Iblis dan ia dapat memberikannya kepada siapa saja. Ia menawarkannya kepada Yesus asal ia mau menyembahnya. Memang dalam kesadaran orang zaman itu, dunia manusia memang ada dalam kuasa yang jahat. Oleh karena itu kebutuhan akan datangnya Penyelamat makin terasa pula. Pendapat bahwa yang jahat telah memperoleh kuasa terhadap semua orang juga tampil dalam Why 13:7. Di situ ditegaskan bahwa setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa telah diberikan kepada binatang dari laut yang memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduknya bermahkota dengan tuliskan gaib, lambang yang jahat. Terlebih lagi, seperti tersurat dalam ayat berikutnya, semua orang akan menyembahnya, kecuali orang yang diselamatkan oleh kurban Anak Domba. Berarti yang jahat betul-betul berpengaruh besar di dalam dunia kehidupan manusia. Orang bisa terluput bila diselamatkan kurban diri Yesus. Maka dalam petikan Lukas tadi, Sang Penyelamat digoda agar tidak jalan terus bersama Roh. Jadi godaan menerima kekuasaan dan kemuliaan itu godaan yang teramat besar. Kejadian di Getsemani menggemakannya kembali. Yesus memang ingin lepas dari kesengsaraan yang bakal dialami asalkan memang demikian kehendak Bapanya. Ia tetap tidak menyerah kepada kekuatan yang jahat. Dan kelanjutannya kita ketahui. Beberapa waktu sebelum itu Yesus juga menghardik Petrus dengan kata-kata "Enyahlah Iblis!" karena berusaha menghalaunya dari jalan ke arah penderitaan penebusan itu (Mrk 8:33 Mat 16:23).

Selama berjalan ke Yerusalem tempat ia nanti menderita, wafat dan bangkit, ia menunjukkan bahwa ia mampu merenggut orang-orang dari kuasa yang jahat (menyembuhkan orang sakit, mengusir setan), mengajarkan bagaimana orang bisa berharap pada kuasa yang baik ("Kerajaan Allah"), membawakan wajah Tuhan yang bukan maha penuntut melainkan yang maha murah (Bapa), memilih orang-orang yang menjadi rekan sekerja (murid-murid). Ini semua dilakukannya karena ia mantap berjalan bersama dengan Roh.

MENGENALI GERAKAN-GERAKAN BATIN

Pengalaman Yesus di padang gurun dapat juga terjadi pada banyak orang lain. Makin dalam orang menghayati pengalaman batin, makin jelas orang merasakan gerakan-gerakan yang ada di situ. Ajaran ulah batin para mistikus sejak Abad Pertengahan, baik di kalangan Yahudi (kabbalah) atau Kristen (asketika) maupun Islam (tasawuf), acap kali memuat latihan untuk membuat orang menjadi peka akan gerakan-gerakan batin sehingga dapat mengenali apa asalnya dari Roh atau dari kekuatan yang jahat. Dengan demikian orang makin dapat mendekat kepada yang baik dan menjauhi yang jahat. Ajaran ini terus berkembang pada zaman-zaman kemudian. Dalam Latihan Rohani Santo Ignatius Loyola (sesudah Abad Pertengahan) dikenal pula serangkai pegangan untuk membeda-bedakan roh menurut keadaan batin orang, apa baru mulai mengenali kedua-duanya (LR 313-327) atau sudah lebih dekat kepada yang baik (LR 328-336). Ajaran ini dimaksud untuk menolong orang memperoleh kejernihan budi sehingga keputusan dan tindakannya menjadi makin seirama dengan Roh.


Salam hangat,
A. Gianto
Bagikan

Menu

PESAN PAUS BENEDIKTUS XVI
UNTUK HARI ORANG SAKIT SEDUNIA Ke-18
11 Februari 2010

Saudara-saudari terkasih,

Hari Orang Sakit Sedunia ke-18 akan dirayakan di Basilika Vatikan pada tanggal 11 Februari yang akan datang dengan liturgi peringatan Bunda Maria dari Lourdes. Selain bertepatan dengan ulang tahun ke-25 Lembaga Dewan Kepausan untuk Tenaga Pelayanan Kesehatan (DKTPK) alasan lain adalah untuk bersyukur kepada Tuhan atas pelayanan DKTPK selama ini di bidang pastoral pelayanan kesehatan. Saya dengan sungguh-sungguh berharap bahwa peristiwa ini akan menjadi kesempatan untuk memberi lebih banyak dorongan kerasulan untuk melayani orang-orang sakit dan mereka yang merawat orang sakit.


selengkapnya.....


PESAN BAPA SUCI BENEDIKTUS XVI
PADA HARI KOMUNIKASI SEDUNIA ke-44

16 MEI 2010


Imam dan Pelayanan Pastoral di Dunia Digital: Media Baru demi Pelayanan Sabda

Saudara dan Saudariku Terkasih,
1. Tema Hari Komunikasi Sedunia tahun ini – Imam dan Pelayanan Pastoral di Dunia Digital: Media Baru demi Pelayanan Sabda – disampaikan bertepatan dengan perayaan Gereja tentang Tahun Imam. Tema ini memusatkan perhatian pada komunikasi digital, suatu bidang pastoral yang peka dan penting, yang memberikan kemungkinan baru bagi para imam dalam menunaikan pelayanan kegembalaannya demi dan untuk Sabda. Berbagai komunitas Gereja sebenarnya telah menggunakan media modern untuk mengembangkan komunikasi, melibatkan diri dalam masyarakat serta mendorong dialog pada tingkat yang lebih luas. Akan tetapi penyebarannya yang tak terbendung serta dampak sosial yang besar pada jaman kini, media itu semakin menjadi penting bagi pelayanan imam yang berhasilguna.

2. Tugas utama semua imam adalah mewartakan Yesus Kristus, Sabda Allah yang inkarnasi dan mengkomunikasi rahmat penyelamatan-Nya melalui sakramen-sakramen. Dihimpun dan dipanggil oleh Sabda, Gereja menjadi tanda dan sarana persekutuan yang Allah ciptakan dengan semua orang. Setiap imam dipanggil untuk membangun persekutuan dalam Kristus dan bersama Kristus. Disinilah terletak martabat yang luhur dan indah perutusan seorang imam, yang secara istimewa menjawabi tantangan yang ditampilkan oleh Rasul Paulus: 'Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.'...Sebab barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya jika mereka tidak percaya kepada Dia? Dan bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia jika mereka tidak mendengarkan tentang Dia? Bagaimana mereka mendengarkan tentang Dia jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya jika mereka tidak diutus? (Rom 10:11, 13-15).


Selengkapnya.......


Surat Gembala Prapaska Keuskupan Agung Semarang 2010
oleh Rm. Pius Riana Prapdi, Pr
(dibacakan kepada umat Keuskupan Agung Semarang pada hari perayaan Ekaristi Sabtu-Minggu, 13 dan 14 Februari 2010)

Para Ibu dan Bapak, Para Suster, Bruder, Rama,
Kaum muda, remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus.

1. Sebentar lagi kita memasuki masa Prapaska. Pada masa Prapaska kita diajak untuk membangun sikap tobat. Sikap tobat yang benar diwujudkan dalam pilihan hidup yang mengandalkan Tuhan. Orang yang diberkati adalah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada-Nya. Demikian Nabi Yeremia menghayati Sabda Tuhan: “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!” (Yer 17:7). Sedangkan orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan hatinya menjauh dari Tuhan adalah orang yang terkutuk. Orang-orang yang terberkati diibaratkan pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air. Membangun sikap tobat yang benar berarti senantiasa menempatkan kekuatan sendiri dalam sumber air sejati, Tuhan yang berbelaskasih.
2. Masa Prapaska juga merupakan masa yang penuh rahmat. Dengan senantiasa mentautkan diri pada sumber air sejati yakni Tuhan yang berbelas kasih, hidup kita selalu diperbarui. Pembaruan hidup orang beriman digambarkan oleh Nabi Yeremia: “...daunnya tetap hijau, ... tidak kuatir dalam tahun kering dan ... tidak berhenti menghasilkan buah” (Yer 17:8). Santo Paulus menghayati pembaruan hidup dengan keyakinan yang mendalam akan Kristus yang senantiasa hidup: “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati.” (1Kor 15:20). Pembaruan hidup yang dikerjakan oleh rahmat Allah membuat hidup kita selalu menghasilkan buah, kendati berada dalam ‘tahun kering’ dan ‘panas terik’.

Selengkapnya....



Surat Gembala Prapaskah Kepausan 2010


Saudara-saudari yang terkasih,
Setiap tahun, pada kesempatan Masa Prapaskah, Gereja mengundang kita untuk dengan tulus meninjau kembali hidup kita dalam cahaya Injil. Tahun ini, saya ingin menawarkan kepada Anda sekalian beberapa permenungan atas tema besar “keadilan”, dengan bertitik-tolak pada penegasan Paulus ini: “Kebenaran Allah telah dinyatakan karena iman dalam Yesus Kristus” (lih. Rom. 3:21-22).


Selengkapnya.....



Surat Gembala Prapaska 2010 Keuskupan Agung Jakarta
oleh Mgr. Ign Suharyo - Uskup Koajutor KAJ, Julius Kardinal Darmaatmaja, SJ


Saudara-saudari Umat katolik Keuskupan Agung Jakarta yang terkasih,
1. Hari Rabu mendatang kita memasuki masa puasa, masa pentobatan untuk menyongsong Hari Raya Paskah. Selama masa Prapaskah kita diajak untuk mendalami tema pentobatan yang sudah kita pilih, yaitu “Mari bersama-sama melawan kemiskinan”.

Tema ini dipilih karena kemiskinan adalah tantangan iman yang amat mendesak untuk ditanggapi dan dilawan. Angka-angka mengenai kemiskinan berikut ini dapat memberikan gambaran kepada kita, betapa mendesaknya tantangan iman ini: di tanah-air, di antara kita masih banyak saudara-saudari kita yang tergolong miskin. Menurut angka resmi ada 32,57 juta orang miskin di Indonesia. Di wilayah Keuskupan Agung Jakarta yang meliputi Daerah Khusus Ibukota, wilayah Bekasi dan Tangerang juga banyak saudara-saudari kita yang miskin. Di DKI saja ada 323.170 orang. Tentu lebih besar jumlah prosentasenya di daerah Tangerang dan Bekasi. Maka baik kalau kita memilih tema pentobatan kita :”Mari bersama-sama melawan kemiskinan”. Kami syukuri bahwa Pemerintah pun dalam menentukan program kerjanya juga memusatkan perhatian pada usaha mengurangi jumlah orang miskin.

Selengkapnya.....


SURAT GEMBALA PRAPASKA 2010 KEUSKUPAN BANDUNG
oleh Mgr. Pujasumarta
”Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN”
(Yer. 17:7)

(dibacakan kepada umat Keuskupan Bandung
pada hari perayaan Ekaristi Sabtu-Minggu,
13 dan 14 Februari 2010)

Saudari-saudaraku terkasih:
ibu bapak, anak-anak, remaja dan orang muda yang dikasihi Tuhan,

1. Membangun keluarga sebagai Gereja kecil merupakan tekad bersama umat Allah Keuskupan Bandung, sebagaimana dinyatakan dalam Arah Dasar Keuskupan Bandung 2010-2014. Bahkan dalam Rapat Kerja Keuskupan Bandung ditentukan fokus pastoral tahun 2010 : Keluarga dan panggilan. Searah dengan dinamika pastoral itu selama masa Prapaska 2010 umat diajak untuk mengolah bahan pendalaman iman yang bertemakan ”Keluarga yang mengakar, mekar dan berbuah di tengah masyarakat”.


selengkapnya.....


Renungan Pagi

Sabtu, 20 Februari 2010 Hari Sabtu sesudah Rabu Abu

Sabtu, 20 Februari 2010
Hari Sabtu sesudah Rabu Abu

"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat." (Lukas 5:32)

Doa Renungan

Allah Bapa yang maharahim, pujian dan hormat kami haturkan atas rahmat baru dan kesehatan yang kami alami. Engkau menghendaki supaya kami selalu memurnikan panggilan kami dengan bertobat, sebab Engkau datang untuk memanggil yang berdosa. Maka curahkanlah rahmat-Mu atas kami supaya kami dapat melaksanakan sabda-Mu hari ini. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Kepentingan bersama harus tetap diutamakan di atas kepentingan sendiri. Inilah ungkapan paling nyata dari iman yang hidup. Adakalanya orang yang mendapat kesempatan memanfaatkan kesempatan untuk mencukupi diri sendiri. Orang lupa akan kepentingan bersama.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (58:9b-14)

"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."

9b Inilah Firman Allah, "Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. 11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.12 Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni". 13 Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, 14 maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu.
Ayat. (Mzm 86:1-2.3-4.5-6)
1. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi: selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
2. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
3. Sebab, ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni; kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Solis: Aku tidak berkenan akan kematian orang fasik, melainkan akan pertobatannya supaya ia hidup.

Seturut teladan Yesus hari ini, kita dipanggil untuk menghindari dosa dan kesalahan, tapi bukan pendosanya. Orang yang bersalah tidak untuk dijauhi, melainkan didekati dan dibantu untuk mengatasi kelemahannya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:27-32)

"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat."

27 Sekali peristiwa, Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. 29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. 30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" 31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; 32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus dan orang-orang Farisi sama-sama melihat Lewi, tapi mereka memandangnya secara berbeda, dan memperlakukannya secara berbeda. Orang Farisi melihatnya sebagai pendosa yang harus dijauhi dan dihukum, sebaliknya Yesus memandangnya sebagai seorang yang berharga dan patut diselamatkan. Cara Yesus melihat Lewi ini kemudian mempertobatkannya. Bagaimana aku melihat sesamaku? Seperti cara orang Farisi atau seperti cara Yesus?

R U A H



Bagikan

Jumat, 19 Februari 2010 Hari Jumat sesudah Rabu Abu

Jumat, 19 Februari 2010
Hari Jumat sesudah Rabu Abu
Hari Pantang

Cinta kasih adalah jalan yang paling luhur dan pasti menuju Tuhan --- St. Theresia Lisieux

Doa Renungan Pagi

Tuhan, Allah kami, dalam masa Prapaskah empat puluh hari, Engkau selalu memberi kesempatan baru kepada kami untuk lebih maju dalam cinta kepada-Mu dan kepada sesama kami. Tolonglah kami untuk hidup dalam Roh Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bila manusia mengalami kesulitan, sebaiknya tidak lantas mengalir mengikuti arus zaman. Tapi tetap berpegang teguh pada Allah dan perintah-perintah-Nya. Iman harus terus berkembang dalam kesulitan.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)

"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."

1 Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!2 Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya: 3 "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. 4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. 5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN? 6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, 7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!8 Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku!
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6ab.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.

Dalam kehidupan manusia semua itu ada waktunya: manis-pahit, senang-susah, sukses-gagal silih berganti bagaikan siang berganti malam. Oleh karena itu, orang beriman hendaknya menghayati kehidupannya dengan bijak. Yesus tetap menjadi pusat hidupnya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)

"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

14 Sekali peristiwa, datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Puasa memang penting. Puasa dapat melatih diri untuk berdisiplin, menahan berbagai nafsu dan keinginan-keinginan tidak teratur. Tetapi puasa hanya akan bermakna rohani apabila dikaitkan dengan hubungan antara manusia dengan Allah. Puasa yang maknanya dilepaskan dari hubungan tersebut menjadi bukan apa-apa, hanya suatu latihan fisik belaka. Lalu apa yang harus kita lakukan dalam masa puasa ini? Melihat kembali bagaimana hubungan kita dengan Dia.

Doa Renungan Malam

Ya Allah, Putera-Mu Yesus Kristus telah mengajarkan kepada kami saat bersukacita dan saat meratap. Bersama Yesus kami pun telah melalui masa-masa yang menggembirakan dan masa-masa yang mengecewakan. Semuanya itu adalah bagian dari perjalanan hidup kami. Maka terimalah persembahan pekerjaan kami selama hari ini dan berkatilah istirahat kami pada malam ini. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

R U A H


Bagikan

Kamis, 18 Februari 2010 Hari Kamis sesudah Rabu Abu

Kamis, 18 Februari 2010
Hari Kamis sesudah Rabu Abu

Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang --- Mat 24:42

Doa Renungan

Allah Bapa yang maharahim, setiap kali kami menikmati hidup yang baru, kami menyadari kemurahan hati dan kebaikan-Mu. Semoga kami setia untuk mengabdi pada-Mu dalam setiap tugas dan karya kami. Curahkanlah rahmat kesetiaan kepada kami untuk memikul salib yang Kauberikan kepada setiap pengikut-Mu. Semoga Engkau yang tersalib menguatkan kami dalam perjalanan hidup kami, meskipun harus menghadapi godaan dan tantangan. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Sebelum masuk ke tanah terjanji, Musa mengajak umat Israel untuk hidup seturut apa yang telah diperintahkan Tuhan. Ada dua pilihan dalam hidup ini, berkat atau kutukan. Barangsiapa mau hidup dalam berkat Tuhan, perlu terbuka menerima hidup dalam tawaran keselamatan-Nya. Kutuk bukanlah sesuatu yang dikehendaki-Nya. Berarti kita sendiri yang mau menjauhkan diri dari keselamatan yang ditawarkan itu.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)

"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."

15 Di padang gurun di seberang Sungai Yordan, Musa berkata kepada bangsanya, "Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, 16 karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya. 17 Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, 18 maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya.19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,20 dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil PS. 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan dan kekal
Ayat. Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Anak Manusia harus menderita memanggul salib. Karena itu barangsiapa menjadi murid-Nya perlu bersiap sedia untuk mengikuti-Nya, dan memikul salib setiap hari.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)

"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."

22 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." 23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. 25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Sebelum pesawat lepas landas biasanya beberapa pramugari cantik mendemonstrasikan berbagai hal yang penting bagi keselamatan jiwa semua penumpangnya. Tujuannya untuk membantu memudahkan para penumpang apabila ada hal-hal darurat yang terjadi selama penerbangan berlangsung. Selain itu, di selipan kursi penumpang juga masih dimuat panduan tertulis bagi keselamatan penerbangan yang harus dibaca oleh para penumpang.

Panduan sangat dibutuhkan dalam hidup ini. Ada yang dibuat secara tertulis, namun tidak sedikit pula yang berbentuk lisan. Jika dimanfaatkan secara tepat dan maksimal tentu akan membuahkan hasil yang mengagumkan.

Berbahagialah kita yang menjadi pengikut Kristus. Sebab, kita bukan hanya memiliki panduan hidup tertulis yang tertuang dalam Sepuluh Perintah Allah, tetapi kita juga memiliki contoh kehidupan Yesus yang konkret, yang dapat kita jadikan model bagi hidup kita masing-masing.

Tuhan Yesus, aku ingin menyelaraskan hidupku dengan menjadikan-Mu sebagai paradigma hidupku sendiri. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian





Bagikan

Renungan Rabu Abu, 17 Februari 2010


Rabu Abu adalah permulaan Masa Prapaskah, yaitu masa pertobatan, pemeriksaan batin dan berpantang guna mempersiapkan diri untuk Kebangkitan Kristus dan Penebusan dosa kita.

Mengapa pada Hari Rabu Abu kita menerima abu di kening kita? Sejak lama, bahkan berabad-abad sebelum Kristus, abu telah menjadi tanda tobat. Misalnya, dalam Kitab Yunus dan Kitab Ester. Ketika Raja Niniwe mendengar nubuat Yunus bahwa Niniwe akan ditunggangbalikkan, maka turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. (Yunus 3:6). Dan ketika Ester menerima kabar dari Mordekhai, anak dari saudara ayahnya, bahwa ia harus menghadap raja untuk menyelamatkan bangsanya, Ester menaburi kepalanya dengan abu (Ester 4C:13). Bapa Pius Parsch, dalam bukunya "The Church's Year of Grace" menyatakan bahwa "Rabu Abu Pertama" terjadi di Taman Eden setelah Adam dan Hawa berbuat dosa. Tuhan mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu. Oleh karena itu, imam atau diakon membubuhkan abu pada dahi kita sambil berkata: "Ingatlah, kita ini abu dan akan kembali menjadi abu" atau "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil".

Abu yang digunakan pada Hari Rabu Abu berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya yang telah dibakar. Setelah Pembacaan Injil dan Homili abu diberkati. Abu yang telah diberkati oleh gereja menjadi benda sakramentali.

Dalam upacara kuno, orang-orang Kristen yang melakukan dosa berat diwajibkan untuk menyatakan tobat mereka di hadapan umum. Pada Hari Rabu Abu, Uskup memberkati kain kabung yang harus mereka kenakan selama empat puluh hari serta menaburi mereka dengan abu. Kemudian sementara umat mendaraskan Tujuh Mazmur Tobat, orang-orang yang berdosa berat itu diusir dari gereja, sama seperti Adam yang diusir dari Taman Eden karena ketidaktaatannya. Mereka tidak diperkenankan masuk gereja sampai Hari Kamis Putih setelah mereka memperoleh rekonsiliasi dengan bertobat sungguh-sungguh selama empat puluh hari dan menerima Sakramen Pengakuan Dosa. Sesudah itu semua umat, baik umum maupun mereka yang baru saja memperoleh rekonsiliasi, bersama-sama mengikuti Misa untuk menerima abu.

Sekarang semua umat menerima abu pada Hari Rabu Abu. Yaitu sebagai tanda untuk mengingatkan kita untuk bertobat, tanda akan ketidakabadian dunia, dan tanda bahwa satu-satunya Keselamatan ialah dari Tuhan Allah kita.

Sumber : Catholic Online Lenten Pages; www.catholic.org/lent/lent.html &
Ask A Franciscan; St. Anthony Messenger Magazine; www.americancatholic.org


Bagikan

Rabu, 17 Februari 2010 Hari Rabu Abu

Rabu, 17 Februari 2010
Hari Rabu Abu

Hari Pantang dan Puasa

Berpuasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk ..." --- Yes 58:6

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang maharahim, perkenankanlah semua pengikut Kristus memasuki masa Prapaska ini. Kuatkanlah kami agar mampu menentang kuasa kejahatan. Semoga kami dapat menyangkal diri dan menemukan kekuatan karena berpuasa dan berpantang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Yoel (2:12-18)

"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."

"Sekarang," beginilah firman Tuhan, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, "Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: Di mana Allah mereka?" Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 812
Ref. Kasihanilah ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belaskasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus daripadaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:20 - 6:2)

"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan."

Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Hari ini kalau kamu mendengar suara-Nya janganlah bertegar hati! (Mzm 95:8ab)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)

"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."

Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Tanda Salib Dari Abu

Masa Prapaskah pada tahun 2010 ini akan dimulai pada tanggal 17 Februari dengan ditandai upacara penerimaan “tanda salib” dari abu pada dahi kita sebagai simbol pertobatan dan mengingatkan akan kefanaan kita. Abu sebagai tanda kefanaan itu sudah dikenakan sejak manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa, karena Tuhan menciptakan manusia pertama itu dari debu dan tanah (Kej 2: 7). Jadi, Rabu Abu pertama bisa dikatakan terjadi di Taman Eden. Tuhan mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu. Makna “tanda salib dari debu” adalah jiwa kita sudah tidak bernilai akibat dosa, tetapi dimuliakan/diselamatkan dengan Salib Tuhan asalkan kita bertobat.

Puasa, pantang, dan sakramen pengampunan dosa merupakan ungkapan pertobatan kita untuk mencapai keabadian. Dengan melakukan puasa dan pantang, kita berusaha menjadikan Tuhan yang utama dalam kehidupan kita. Dengan menerima sakramen pengampunan dosa, kita mengakui belaskasih Tuhan atas kejatuhan kita dan mohon rahmat-Nya agar kita mampu hidup lebih suci.

Tragedi dalam kehidupan rohani kita adalah kita tidak mempedulikan laku puasa dan pantang serta penerimaan sakramen pengampunan dosa sehingga kita tanpa sadar telah meremehkan dosa. Kita adalah menipu diri kita ketika kita berpikir bahwa kita tidak sungguh-sungguh berdosa: “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita” (1 Yoh. 1:8). Upah dari kedustaan akan dosa adalah api neraka: “….semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang” (Wahyu 21:8). Karena itu, marilah kita gunakan masa Prapaskah ini sebagai kesempatan yang penuh rahmat untuk membersihkan diri kita dari dosa dengan bersungguh-sungguh menjalankan puasa dan pantang serta dengan penuh kerinduan untuk menerima sakramen pengampunan dosa. Tuhan memberkati. (Rm. Felix Supranto, SS.CC - Pastor Paroki Regina Caeli)


Rekan-rekan yang baik!

Dalam suratnya kepada orang Korintus yang dibacakan pada hari Rabu Abu tanggal 17 Februari 2010 ini (1Kor 5:20-6:2) Paulus mengimbau umat agar membiarkan diri didamaikan dengan Allah lewat pengorbanan Kristus. Orang Korintus diajak Paulus agar tidak lagi menganggap Allah sebagai ganjalan dalam hidup mereka. Itulah yang dimaksud dengan berdamai denganNya. Apa yang mengakibatkan orang dikatakan tidak berdamai dengan Allah atau bermusuhan denganNya? Berdosa? Tentunya demikian, akan tetapi tidak sesederhana ini: manusia berdosa, maka tidak lagi beres, oleh karenanya retaklah hubungan dengan Yang Ilahi dan begitu seterusnya. Tidak seperti ini. Lebih dalam. Lebih manusiawi. Lebih ilahi. Bagaimana penjelasannya?

TEOLOGI REKONSILIASI PAULUS

Bagi Paulus, berdamai dengan Allah bukan semata-mata mencari pengampunan dari pelbagai perbuatan yang salah. Bila hanya itu, maka tidak akan tercapai perdamaian atau rekonsiliasi yang utuh. Lebih-lebih, bukan bagi pengampunan seperti itulah kurban Yesus Kristus terjadi. Paulus melihat permasalahannya dalam ukuran yang jauh lebih besar. Ia bertolak pada pelbagai kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan alam yang menunjukkan bahwa ciptaan ini bukanlah barang yang sempurna. Banyak cacatnya. Besar kekurangannya. Terasa kerapuhannya. Ada macam-macam ketimpangannya. Dan semua ini memang menjadi bagian dari kehidupan. Akan tetapi, bagi Paulus, keliru bila orang membiarkan keadaan ini berlangsung terus. Hanya mereka yang tidak mempercayai maksud baik Pencipta akan beranggapan demikian. Mereka itu sebetulnya tidak mau menerima bahwa Ia tetap bekerja memperbaiki dan menyempurnakan ciptaan-Nya. Allah belum beristirahat. Lebih tepat bila dikatakan, Ia belum dapat beristirahat karena karya-Nya belum selesai. Hari ketujuh belum sepenuhnya tercapai. Hari ketujuh pada Kitab Kejadian itu dipaparkan untuk menegaskan bahwa hari itu nanti sungguh akan tercapai. Sementara itu yang kini sedang terlaksana ialah penciptaan dunia, isinya dan manusia yang menjadi gambar dan rupa Pencipta di jagat ini

Dunia beserta isinya masih terus berkembang. Berarti juga ada kemungkinan melawan maksud Pencipta. Ada kemungkinan menolak menjadi semakin sempurna. Inilah keberdosaan. Inilah yang membuat ciptaan, khususnya manusia belum ada dalam keadaan berdamai dengan Penciptanya. Bahkan menjadi pesaing. Atau merasa diperlakukan tidak semestinya. Atau kurang membiarkan diri semakin dijadikan gambar dan rupa-Nya.

Manusia tetap bisa mati. Dan bila direnggut maut tidak akan kembali lagi dan habislah kehidupannya. Inilah kendala terbesar dalam kehidupan manusia. Juga dalam alam semesta. Alam ini pada kenyataannya mengarah ke kehancuran, ke kematian dan tak ada kelanjutannya. Karena itu, dalam pikiran Paulus, hanya keberanian Allah mengatasi kerapuhan ciptaan sendirilah yang akan membuat ciptaan dapat menjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus itulah yang ada dalam pusat gagasan Paulus. Dengan membangkitkanNya dari kematian, Allah "mempercepat" perjalanan seorang manusia menuju kesempurnaan tadi. Ada satu dari yang tak sempurna yang kini telah utuh: Yesus Kristus. Keberanian Allah tadi bukan komitmen tanpa risiko. Ia memberanikan diri masuk dalam dunia untuk menjadikannya sempurna. Tetapi seketika masuk ke situ, ia ikut menjadi terbatas. Hanya kesediaan orang yang dipilih-Nyalah yang membuatNya dapat bertindak leluasa. Dan memang terjadi demikian. Yesus menjadi Yang Terurapi - menjadi Mesias - ketika ia membiarkan diri disempurnakan oleh Allah sendiri, membiarkan diri direnggut dari maut. Dengan demikian ia menjadi bagian keilahian sendiri, dan tetap satu dari ciptaan yang tadinya rapuh. Oleh karena itu ia menjadi yang pertama dari ciptaan yang telah utuh dan menjadi jaminan akan utuhnya seluruh ciptaan. Inilah yang diungkapkan dengan padat dalam 2Kor 5:21 "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam dia kita dibenarkan oleh Allah."

PENERAPANNYA?

Dengan uraian tadi kiranya tidak sulit dimengerti mengapa Paulus mengimbau orang Korintus agar membiarkan diri didamaikan oleh Allah. Paulus mengajak orang agar menjadi seperti Yesus, membiarkan diri menjadi tempat Allah menyempurnakan ciptaanNya. Tidak banyak yang dituntut. Cukup bila tidak menghalang-halangiNya. Tentunya tak banyak yang sengaja begitu. Bila diam saja dan membiarkan diri terbawa kerapuhan manusiawi maka sebenarnya orang menghalangi karya ilahi sendiri.

Baru-baru ini orang mengalami dari dekat macam-macam bencana: tsunami, gunung meletus, gempa bumi. Dan paling akhir, banjir. Semuanya itu gerakan alam. Menjadi bencana karena ada manusia yang terkena. Memang manusia belum seutuhnya selaras dengan gerakan alam. Ini bukan mistik alam, tetapi kenyataan. Bencana yang disebut paling belakangan itu menunjukkan hal ini. Yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya bukan hanya gerakan alam belaka, tetapi gerakan yang dikacaukan oleh macam-macam tindakan manusia yang membuat perputaran alam tidak lagi mengikuti irama dan keadaan yang lumrah. Air hujan tak teresap oleh tanah tapi mengalir terus ke bawah. Sungai di hilir makin sempit karena banyak himpitan-himpitan bangunan. Para ahli lingkungan akan dapat menjelaskan keadaan ini dengan lebih runut. Tetapi apa hubungan ini semua dengan "berdamai" dengan Allah tadi?

Bencana ialah kenyataan yang menunjukkan kerapuhan ciptaan, khususnya manusia. Keadaan inilah yang menyebabkan manusia belum bisa dikatakan berdamai dengan Pencipta. Lalu apa imbauan membiarkan diri didamaikan akan membuat manusia sempurna? Akan tidak lagi kena bencana? Tentunya tidak ke arah itu pemikirannya. Yang justru dapat menjadi pemikiran ialah bagaimana "membiarkan diri didamaikan" itu bisa diterjemahkan dalam kenyataan hidup sehari-hari di dalam masyarakat. Salah satunya ialah mengusahakan agar lingkungan semakin serasi dengan pemukiman dan pemukiman semakin melestarikan lingkungan. Artinya, orang sebaiknya paham tanda-tanda gerakan alam. Perlu ada sistem peringatan dini akan gempa dan tsunami. Sebaiknya dibuat perencanaan untuk menangani keadaan darurat. Tatakota hendaknya diatur sehingga menjamin penyaluran air. Penggundulan hutan perlu dikendalikan. Dan seterusnya. Hal-hal itu tidak bergantung pada maksud baik saja melainkan juga pada perencanaan serta pelaksanaannya. Banyak akan ditentukan oleh strategi pemerintahan dan koordinasi badan-badan yang mengurus masing-masing wilayah. Ini semua sebenarnyalah yang dalam bahasa teologis terungkap sebagai "membiarkan diri didamaikan dengan Allah."

MASA PRAPASKAH

Rabu Abu mengawali masa Prapaskah - masa puasa untuk menemukan kembali kuatnya arus-arus yang membawa kita mendekat pada Allah dan menjauhi ganasnya tarikan-tarikan menjauhi-Nya. Rabu Abu juga dijalani dengan menerima tanda abu di dahi atau kepala. Kita diingatkan bahwa bahwa kita akan menjadi hancuran seperti abu. Tapi kita tidak akan tetap di situ bila kita mau membiarkan diri disempurnakan Allah sendiri...dengan percaya kepada Kabar Gembira. Khususnya bahwa Allah berani memperbaiki ciptaan-Nya dengan upaya khusus. Tinggal menerima. Tinggal ikut serta. Tinggal membiarkan-Nya semakin leluasa berkarya. Tinggal mengajak orang lain rela demikian.

Satu wilayah yang dapat dikerjakan dalam ukuran kecil tapi akan luas dampaknya. Yakni kesadaran lingkungan. Pendidikan lingkungan. Lingkungan alami maupun sosial. Juga di situ akan dapat terjadi apa itu "membiarkan diri didamaikan dengan Allah." Ini juga persiapan menyambut Paskah - peristiwa utama yang mendamaikan manusia dengan Allah.

Teriring salam,
A. Gianto


Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy