| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Bahan Adven Keuskupan Agung Semarang, Pertemuan Keempat: Meneladan Maria Dalam Pembaruan Hidup Beriman

Pertemuan Keempat

MENELADAN MARIA DALAM PEMBARUAN HIDUP BERIMAN

Tujuan

Umat mampu membuat pembaruan hidup beriman, baik melalui keteladanan hidup maupun berdevosi kepada Maria


1. Pembuka

a. Lagu Pembuka: (PS 674, 675)
b. Doa Pembuka: dibuat sendiri, yang berisi:
-Ungkapan syukur atas pertemuan Adven keempat.
-Mohon terang Roh Kudus agar Umat mampu membuat pembaruan hidup beriman, baik melalui keteladanan hidup maupun berdevosi kepada Maria

2. Pengantar

Karya keselamatan Allah, dalm diri Yesus Kristus, tidak dapat dilepaskan dari peran Maria. Kesediaan Maria menerima panggilan Allah menjadi bunda Yesus, baik dalam hati, pikiran, maupun tubuhnya menjadi awal terjadinya karya keselamatan-Nya. Maria mengandung Putera tunggalnya dari kuasa Roh Kudus sebagai wujud kesediaannya untuk mengambil bagian dalam karya keselamatan Allah bagi semua orang. Maka, sudah sepantasnya kalau Maria dihormati oleh Gereja dengan kebaktian yang khas dan istimewa sambil mencontoh keteladanan hidupnya (LG 66) karena dia sendiri yang mengarahkan Gereja kepada Yesus.

3. Pertanyaan Awal

a. Mengapa Maria ditempatkan secara istimewa dalam Gereja Katolik?
b. Sebutkan peristiwa-peristiwa dalam Kitab Suci yang menempatkan peran Maria?

4. Materi Adven menjadi saat yang istimewa bagi kita untuk merenungkan karya keselamatan Allah, yang tampak dalam diri Yesus Kristus. Allah berkehendak untuk memperbarui manusia yang jatuh dalam dosa menjadi ciptaan yang “sungguh amat baik” (Kej 1:31). Berulang kali Allah berbicara kepada manusia melalui para nabi, kini Ia hadir secara pasti dalam diri Yesus Kristus (Ibr 1:1-2). Kehadiran yang membawa pembaruan dan tidak dapat dilepaskan dari peran seorang perempuan, yang bernama Maria. Siapakah Maria dan bagaimana perannya?

a. Maria tumbuh dalam bimbingan orangtuanya
Menurut tradisi, Maria adalah anak Yoakim dan Anna. Mereka tinggal di daerah Sepforis (tidak disebut dalam Perjanjian Baru). Ketika Maria dilahirkan sekitar tahun 18 SM, bangsa Romawi menduduki wilayah utara Palestina yang dikenal sebagai Galilea. Ketika kota Sepforis habis terbakar, Yoakim, Anna, dan Maria mengungsi ke desa kecil bernama Nasaret, kira-kira 6,5 km sebelah tenggara Sepforis. Ketika Maria lahir, Yoakim dan Anna mempersembahkan dia kepada Allah melalui imam Zakaria di Bait Allah. Maria tumbuh di bawah asuhan imam Zakaria dalam adat dan tradisi Yahudi yang kuat. Ketika Maria berumur 14 tahun, dia sudah dianggap dewasa dan dipertunangkan dengan Yusuf.

Kitab Suci kita tidak banyak bercerita tentang kehidupan Maria sebelum menerima kabar gembira dari malaikat Gabriel. Kita hanya dapat membayangkan bagaimana kehidupan dan pendidikan yang diterima Maria dalam keluarganya. Aneka keutamaan hidup Maria, misalnya kesederhanaan, kesetiaan, ketekunan, pasti tidak muncul begitu saja dari dirinya tetapi hasil dari pendidikan orangtuanya. Maria dididik sedemikian rupa sehingga aneka keutamaan hidup tersebut sungguh tumbuh dan berkembang dalam diri dan hidupnya sebagai bekal hidup ketika berhadapan dengan panggilan Allah.

Salah satu keutamaan hidup yang paling menonjol adalah kesederhanaan. Kesederhanaan Maria tampak dalam kehidupannya sehari-hari, baik dalam kata maupun perbuatan. Kesederhanaan ini menjadikan Maria tidak sombong, tetapi yang tampak berkembang justru kerendahan hatinya berhadapan dengan kenyataan hidup yang harus dijalani, misalnya keterbukaan hati menerima panggilan Allah untuk mengandung dan melahirkan Yesus (Luk 1:26-38), ketulusan hati untuk memperhatikan dan membantu orang lain (Luk 1:39-56; Yoh 2:111), ketaatan terhadap hukum Taurat (Luk 2:21-40.41-52), ketabahan hati untuk mendampingi Puteranya yang menderita sampai di bawah kayu salib (Yoh 19:25-27), kesetiaan untuk mendampingi para murid Yesus yang menantikan kedatangan Roh Kudus (Kis 1:12-14). Maria menerima dan melaksanakan semua peristiwa itu tanpa berulah, tetapi dengan gembira, senyum, ketulusan, dan penuh kepasrahan. Inilah bentuk kesederhanaan Maria.

b. Fiat Voluntas Tua (jadilah padaku menurut perkataan-Mu)
Jawaban Maria atas panggilan Allah “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38) mengakhiri percakapan antara Maria dan malaikat Gabriel yang sangat menentukan sejarah keselamatan manusia. Maria menjawab dengan mantap dan penuh kebebasan, bukan keterpaksaan. Jawaban Maria menjadi jawaban dan keputusan yang membuka babak baru dalam karya keselamatan Allah, meski ia sadar akan konsekuensi atas jawaban tersebut. Konsekuensi yang diterima tidaklah ringan karena ia harus memasuki lorong-lorong yang gelap dalam hidupnya. Ia harus berjalan melaksanakan kehendak Allah tanpa mengetahui apa yang sebenarnya akan terjadi. Ia berhadapan dengan banyak hal yang tidak diketahuinya karena kehendak Allah sungguh misteri.

Jawaban Maria dapat dipahami sebagai satu keutamaan bahwa ia berani meninggalkan kepentingan pribadi dan menomorsatukan kehendak Allah. Jawaban ini dapat menjadi contoh sikap orang beriman, yaitu berani meninggalkan kepentingan dirinya dengan penuh kesadaran. Hal ini tentu berbeda dengan kecenderungan orang pada umumnya, yang selalu menghitung untung rugi dalam segala hal. Orang lebih suka menjawab “tidak” terhadap hal-hal yang merugikan kepentingan pribadi dan menjawab “ya” terhadap hal-hal yang menguntungkan.

c. Per Mariam ad Jesum (melalui Maria sampai kepada Yesus)

Karya keselamatan Allah memuncak pada diri Yesus Kristus, yang dikandung dan dilahirkan dari seorang perawan dan diberi nama Imanuel (Mat 1:23 lih. Yes 7:14). Perawan itu adalah Maria. Keberadaan dan peranan Maria dalam karya keselamatan Allah dan keterkaitan Maria dengan Puteranya Yesus tidaklah diragukan. Maka sudah sepantasnya kalau Maria ditetapkan menjadi Bunda Allah yang mengantar umat beriman sampai kepada Yesus Puteranya sepanjang masa. Itulah sebabnya Bunda Maria juga disebut Bunda Gereja.

Keberadaan dan peran Bunda Maria yang penting ini diakui oleh Gereja Katolik, sehingga Gereja memberikan penghormatan yang khusus dan istimewa dalam liturgi Gereja sebanyak 15 kali, baik hari raya, pesta, maupun peringatan. Selain itu, ada kebiasaan umat beriman untuk berdoa rosario setiap hari pada Mei dan Oktober. Penghormatan kepada Bunda Maria tidak hanya berhenti pada hal-hal yang berkaitan dengan liturgi dan berdoa rosario, tetapi sampai pada pengakuan bahwa Bunda Maria adalah pengantara rahmat bagi umat beriman.

Kepengantaraan Bunda Maria tentu tidak akan mengambil alih kepengantaraan Yesus Kristus, sebagai satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia, seperti dikatakan oleh santo Paulus “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia” (1Tim 2:5-6). Kepengantaraan Bunda Maria adalah mengundang umat beriman agar mendekatkan diri kepada Yesus Kristus, sehingga boleh mengalami rahmat keselamatan-Nya, dengan ungkapan yang khas per Mariam ad Jesum.

Keberadaan Bunda Maria dalam Gereja Katolik tampak dalam rumusan Lumen Gentium 67 “Konsili mendorong putera Gereja, supaya mereka dengan rela hati mendukung kebaktian kepada Santa Perawan, terutama yang bersifat liturgis... selanjutnya hendaklah kaum beriman mengingat, bahwa bakti yang sejati tidak terdiri dari perasaan yang mandul dan bersifat sementara, tidak pula dalam sikap mudah percaya tanpa dasar. Bakti itu bersumber pada iman yang sejati, yang mengajak kita untuk mengaku keunggulan Bunda Allah, dan mendorong kita untuk sebagai putera-puteranya mencintai Bunda kita dan meneladan keutamaan-keutamaannya.” Rumusan tersebut mengandung tiga hal yang saling terkait, yaitu 1) Gereja menghormati atau berdevosi kepada Bunda Maria, 2) umat beriman diajak berdevosi secara benar, dan 3) umat beriman diajak mencintai dan meneladan Bunda Maria.

Penghormatan atau berdevosi kepada Bunda Maria berbeda ketika Gereja Katolik menghormati dan bersembah sujud kepada Yesus Kristus. Penghormatan kepada Bunda Maria tidak mengganti sembah-sujud kepada Yesus Kristus karena Dia satu-satunya pengantara kepada Allah. Sebagai pengantara, Maria adalah ”sarana rahmat” yang ditempatkan di bawah Yesus Kristus. Itulah sebabnya, Gereja Katolik mengajak umat beriman untuk menghormati Maria secara benar. Ajakan ini bukan berarti bahwa umat beriman mengurangi devosinya kepada Bunda Maria, baik dalam bentuk ziarah ke gua Maria, berdoa rosario, berdoa litani kepada Bunda Maria, maupun novena tiga Salam Maria, tetapi menempatkan Bunda Maria sesuai dengan perannya. Ada banyak contoh sederhana tapi perlu dipikirkan lagi, agar devosi kepada Bunda Maria menjadi benar, antara lain: umat beriman berdoa rosario ketika mengikuti perayaan Ekaristi, umat beriman lebih mengutamakan ziarah ke gua Maria dibanding mengikuti perayaan Ekaristi Minggu (padahal di tempat ziarah tidak ada Ekaristi), umat beriman
memperlakukan tempat ziarah untuk maksud tertentu yang bersifat magis, dan sebagainya.

d. Meneladan Maria dalam melaksanakan perutusan sebagai agen pembaru dan saluran berkat Melalui sakramen Baptis dan Penguatan atau Krisma yang telah diterima, umat beriman diajak untuk menyadari diri dan hidupnya akan panggilan dan perutusan untuk mewartakan keselamatan Allah di dunia, seperti sabda Yesus “Pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk 16:15). Warta keselamatan Allah yang disampaikan selalu mengandung aspek pembaru dan berkat. Umat beriman yang diutus mewartakan keselamatan Allah berarti diutus untuk menjadi agen pembaru dan saluran berkat bagi siapa pun, tanpa terkecuali, baik dalam kata maupun perbuatan. Menjadi agen pembaru dan saluran berkat bukan hanya teori tetapi penghayatan pribadi yang nyata sebagai bentuk kesaksian hidupnya. Semua ini dapat terjadi kalau umat beriman mau dan berani mengembangsuburkan aneka keutamaan hidup, seperti yang dihayati oleh Bunda Maria. Semoga, dengan aneka keutamaan yang berkembang dalam diri dan hidup Bunda Maria, umat beriman mampu menjadi agen pembaru dan saluran berkat bagi banyak orang.

Berdasarkan semangat Bunda Maria, umat beriman mampu mewartakan keselamatan Allah di tengah masyarakat yang sedang mengalami berbagai krisis karena ketidakadilan, penindasan, kemiskinan, penderitaan, perusakan lingkungan hidup, perang, dan sebagainya. Semoga kehadiran umat beriman membawa sukacita dan kedamaian sehingga terbentuklah habitus baru yang mendukung terciptanya kesejahteraan masyarakat.

5. Pendalaman Materi

Pada akhir pertemuan, pemandu memberikan waktu tanya jawab kepada peserta.

6. Penutup
a. Penyalaan Lilin Korona Adven dan Doa Syukur atas habitus baru
b. Doa Penutup: dibuat sendiri, yang berisi:
-Terima kasih atas penyertaan Allah selama pertemuan
-Umat mampu membuat pembaruan hidup beriman, baik melalui keteladanan hidup maupun berdevosi kepada Maria

c. Lagu Penutup: PS 440/450 atau alternatif lagu berjudul ”Maria, Hamba Allah Bunda Gereja”, cipt. J. Pujasumarta, Pr.

LAMPIRAN

Ritus Penyalaan Lilin Korona Adven

Refren : Datanglah Tuhan Allahku, selamatkanlah umat-Mu.

P: Ya Bapa, berbelaskasihlah kepada kami,
Hamba-Mu yang merindukan Putera-Mu,
Nyalakanlah harapan kami yang gelap ini,
nyalakanlah harapan kami (Lilin adven dinyalakan)

Bagaikan nyala lilin yang semakin terang,
Sampai kami berjumpa dengan Juru Selamat kami,
Yang terbaring di palungan suci.
Angkatlah tangan-Mu yang mungil, Putra Allah yang Agung,
Berkatilah seluruh umat-Mu
Ajarilah kami untuk selalu bersyukur
atas Habitus Baru yang sudah kami kembangkan,
Sehingga kami siap sedia bertekad bulat
mewujudkan pembaruan hidup beriman,
Terangilah, lindungilah, bimbinglah dan hantarkanlah kami
Selalu pada Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U: Amin.

Refren : Datanglah Tuhan Allahku, selamatkanlah umat-Mu.

Doa Syukur atas Habitus Baru

Ya Bapa yang bertahta dalam Kerajaan Surga, puji dan syukur kami persembahkan kepada-Mu, khususnya atas berkat melimpah yang boleh kami terima selama perjalanan Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang ini. Kami bersyukur atas keluarga yang menjadi basis hidup beriman, keterlibatan anak-anak, remaja dan kaum muda dalam hidup menggereja dan masyarakat yang semakin berkembang,terlebih usaha memperhatikan yang kecil, lemah, miskin dan tersingkir. Semua ini kami lakukan bersama-sama karena harapan terwujudnya “habitus baru” dalam kehidupan.

Ya Bapa, kami juga bersyukur atas semakin terbukanya hati dan pikiran kami untuk selalu belajar dari sabda Putra-Mu Yesus Kristus,sehingga kami semakin cerdas dan tangguh imannya, semakin sadar bahwa laki-laki dan perempuan sama dihadapanMu, mau terbuka dengan siapa saja yang berkehendak baik dan bersyukur atas alam ciptaan-Mu yang diciptakan untuk kelangsungan hidup kami dengan tetap melestarikannya.


Ya Bapa, berikanlah rahmat penyertaan-Mu agar kami selalu ada kebutuhan dan kerinduan menjawab tantangan zaman dan siap mewujudkan “habitus baru” bagi hidup beriman kami. Semoga atas penyertaan-Mu dalam terang Roh Kudus-Mu, kami mampu menjawab tugas panggilan untuk senantiasa menjadi utusan dan semakin bertumbuhnya benih-benih panggilan untuk menjadi imam, bruder dan suster di tengah umat Keuskupan Agung Semarang. Semoga kami semakin bersiap menempatkan diri kami untuk menerangi dunia dengan kebenaran Kristus; menanggapi segala situasi dalam cinta kasih dan seantiasa mewartakan harapan akan Kristus.

Bersama Bunda Maria, hamba Allah dan bunda Gereja, teladan kesetiaan dan kerendahan hati, kami persembahkan doa, syukur, niat dan upaya kami kepada-Mu melalui Yesus Kristus Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.









Photobucket


Bagikan

Selasa, 15 Desember 2009 Hari Biasa Pekan III Adven

Selasa, 15 Desember 2009
Hari Biasa Pekan III Adven

"Sesungguhnya pemungut cukai dan perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah". (Zef 3:1-2.9-13; Mat 21:28-32)

Doa Renungan

Allah Bapa sumber kebijaksanaan, ajarlah aku hari ini untuk membuka hatiku terhadap kehadiran-Mu. Ajarlah aku juga mengenal kehendak-Mu hari ini, dan berilah aku kerelaan, keberanian, dan kekuatan untuk melakukan semua itu. Bantulah agar aku mengiyakan tidak hanya dengan mulut, tapi juga dengan perbuatanku. Bersama Kristus Tuhan penyelamatku, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Zefanya (3:1-2.9-13)

"Keselamatan dijanjikan kepada semua orang yang hina dina."

1 Beginilah firman Tuhan, "Celakalah si pemberontak dan si cemar, hai kota yang penuh penindasan! 2 Ia tidak mau mendengarkan teguran siapapun dan tidak mempedulikan kecaman; kepada TUHAN ia tidak percaya dan kepada Allahnya ia tidak menghadap. 9 "Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama TUHAN, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu. 10 Dari seberang sungai-sungai negeri Etiopia orang-orang yang memuja Aku, yang terserak-serak, akan membawa persembahan kepada-Ku. 11 Pada hari itu engkau tidak akan mendapat malu karena segala perbuatan durhaka yang kaulakukan terhadap Aku, sebab pada waktu itu Aku akan menyingkirkan dari padamu orang-orangmu yang ria congkak, dan engkau tidak akan lagi meninggikan dirimu di gunung-Ku yang kudus. 12 Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah, dan mereka akan mencari perlindungan pada nama TUHAN; 13 yakni sisa Israel itu. Mereka tidak akan melakukan kelaliman atau berbicara bohong; dalam mulut mereka tidak akan terdapat lidah penipu; ya, mereka akan seperti domba yang makan rumput dan berbaring dengan tidak ada yang mengganggunya."
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkannya.
Ayat. (Mzm 34:2-3.6-7.17-18.19.23)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya maka mukamu akan berseri-ser, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.
4. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan, datanglah dan jangan berlambat; ringankanlah beban umat-Ku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:28-32)

"Yohanes Pembaptis datang dan orang-orang berdosa percaya kepadanya."

28 Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan pemuka-pemuka bangsa Yahudi, "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. 29 Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. 30 Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. 31 Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. 32 Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Doa Renungan

Tuhah, penyelamat, jangan berlambat lagi dan datanglah kepada kami untuk memperbaharui dunia, untuk mengantar kami kepada-Mu dan kepada Bapa kami, sehingga kami menjadi umat-Nya sekarang dan selama-lamanya. Amin.

Renungan

Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

• Banyak orang melecehkan mereka yang pada umumnya disebut penjahat, seperti pencopet, penodong, gelandangan, pelacur, dst,,, dan dengan mudah menghormati mereka yang berpakaian rapi: memakai jas dan berdasi serta naik mobil Mercy, dst.. Jika dicermati secara mendalam hemat saya mereka yang dinilai jahat tersebut tidak sejahat sebagaimana dipikirkan dan dinilai kebanyakan orang: mereka terpaksa berbuat jahat karena keserakahan dan kesombongan orang lain. Sementara itu mereka yang dipandang terhormat belum tentu baik, mungkin adalah penjahat kelas kakap. Memang para petugas resmi pada umumnya takut menangkap dan mengadili penjahat kelas kakap. Akhir-akhir ini ada berita yang cukup menarik dan mengesan:
(1) saudara-saudara kita, orang Madura, mengambil besi, yang tidak seberapa jumlahnya, yang akan digunakan untuk membangun jembatan Suramadu ditangkap dan diadili,
(2) seorang ibu tua di daerah Jawa Tengah mengambil tiga butir buah kakao diadili dan dihukum, dst.. sementara para koruptor milarydan rupiah dibiarkan tetap bebas berkeliaran ke sana kemari.

Maka benarlah apa yang disabdakan oleh Yesus bahwa "pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah", artinya mereka yang dipandang dan dinilai sebagai penjahat pada umumnya lebih mudah bertobat dan memperbaharui daripada para pejabat korup yang terhormat dan dipandang baik. Sama-sama diberi kesempatan untuk bertobat dan memperbaharui diri, mereka yang dinilai jahat lebih mudah daripada mereka yang dinilai dan dipandang terhormat.

"Pada hari itu engkau tidak akan mendapat malu karena segala perbuatan durhaka yang kaulakukan terhadap Aku, sebab pada waktu itu Aku akan menyingkirkan dari padamu orang-orangmu yang ria congkak, dan engkau tidak akan lagi meninggikan dirimu di gunung-Ku yang kudus. Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah, dan mereka akan mencari perlindungan pada nama TUHAN" (Zef 3:11-12). Mereka yang dipandang sebagai `sisa', rendah atau jahat di masyarakat pada umumnya akan muhdah menjadi "umat yang rendah hati dan lemah, dan mereka akan mencari perlindungan pada nama Tuhan". Sementara itu orang yang dipandang terhormat begitu percaya diri dan hanya mencari perlindungan pada dirinya sendiri, alias sombong. Kepada siapapun yang dipandang dan dinilai jahat atau jelek oleh kebanyakan orang kami harapkan untuk tidak marah dan membenci mereka yang menjelekkan tersebut, melainkan tanggapi dengan rendah hati dan lemah lembut sambil mawas diri dan menyadari bahwa kita memang orang yang lemah dan rapuh. Dengan kata lain ketika kurang dihargai dan dihormati oleh sesama hendaknya hal itu menjadi kesempatan untuk menyadari dan menghayati diri sebagai orang berdosa yang dipanggil Tuhan, orang yang mencari perlindungan pada nama Tuhan. Marilah kita mempersiapkan diri bagaikan para gembala yang di malam Natal kesepian di padang rumput, namun terbuka terhadap Penyelenggaraan Ilahi dan kemudian menjadi umat pertama yang bertemu dengan Penyelamat Dunia, yang baru saja lahir di dunia.

"Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya" (Mzm 34:2-3.6-7)


Jakarta, 15 Desember 2009


Ign Sumarya, SJ



Bagikan

Senin, 14 Desember 2009 Pw. St. Yohanes dari Salib, Imam, Pujangga Gereja

Senin, 14 Desember 2009
Pw. St. Yohanes dari Salib, Imam, Pujangga Gereja


"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal itu?”(Bil 24:2-7.15-17a; Mat 21:23-27)


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Bilangan (24:2-7.15-17a)

"Sebuah bintang terbit dari Yakub."

2 Pada waktu itu, Bileam memandang ke depan dan melihat orang Israel berkemah menurut suku mereka, maka Roh Allah menghinggapi dia. 3 Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya; 4 tutur kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap. 5 Alangkah indahnya kemah-kemahmu, hai Yakub, dan tempat-tempat kediamanmu, hai Israel! 6 Sebagai lembah yang membentang semuanya; sebagai taman di tepi sungai; sebagai pohon gaharu yang ditanam TUHAN; sebagai pohon aras di tepi air. 7 Air mengalir dari timbanya, dan benihnya mendapat air banyak-banyak. Rajanya akan naik tinggi melebihi Agag, dan kerajaannya akan dimuliakan. 15 Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya; 16 tutur kata orang yang mendengar firman Allah, dan yang beroleh pengenalan akan Yang Mahatinggi, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa, sambil rebah, namun dengan mata tersingkap. 17 Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 25:4b-5b.6-7c.8-9)
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Dosa-dosaku pada waktu muda, dan pelanggaran-pelanggaranku, janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu.
3. Tuhan itu baik dan benar, sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan, dan berilah kami keselamatan-Mu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:23-27)

"Dari manakah pembaptisan yang diberikan Yohanes?"

23 Pada suatu hari Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" 24 Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. 25 Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? 26 Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi." 27 Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Dan Yesuspun berkata kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Yohanes dari Salib, imam dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Para tokoh hidup bersama, yang gila akan kekuasaan, kedudukan dan kehormatan duniawi, akan gusar jika tiba-tiba muncul tokoh pembaharu hidup bersama yang didukung oleh banyak orang atau rakyat. Begitulah yang dirasakan oleh imam-imam dan tua-tua bangsa Yahudi dengan kedatangan Yesus, yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Mereka mencoba menjebak dan menjatuhkan Yesus, namun terbalik jadinya ketika mereka ditanyai perihal baptisan Yohanes; mereka dalam ketegangan antara tidak percaya dan takut pada orang banyak, serta kemudian membodohi diri dengan berkata “Kami tidak tahu”. Yohanes dari Salib yang kita kenangkan hari ini adalah pembahaharu Ordo Karmelit, namun usaha pembaharuannya ditentang, bahkan ia diajuhi oleh rekan-rekannya. Mereka yang tidak percaya pada pembaharuan berarti kolot, tidak mengikuti perkembangan zaman, karena segala sesuatu di dunia ini terus berkembang, tumbuh, berubah dan diperbaharui terus menerus. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk senantiasa bersikap terbuka terhadap aneka kemungkinan dan kesempatan untuk berubah atau diperbaharui, dalam rangka mempersiapkan diri kedatangan Sang Pembahaharu Sejati, Yesus, Penyelamat Dunia. Sikap terbuka ini perlu dijiwai oleh keutamaan rendah hati, yaitu “sikap dan perilaku yang tidak suka menonjolkan dan menomorsatukan diri, yaitu dengan menenggang perasaan orang lain. Meskipun pada kenyataannya lebih dari orang lain, ia dapat menahan diri untuk tidak menonjolkan dirinya” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24).

·Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat” (Bil 24:17). Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita di masa Adven ini. Siapapun yang telah ‘melihat dan memandang’, meskipun pada taraf atau tingkat rohani/spiritual, yang dinantikan dan dikasihi kiranya akan hidup dan bertindak dengan penuh harapan: berharap agar segera dapat melihat dan memandang secara dekat alias bertatap muka dan bercakap-cakap bersama. Orang yang berharap pada umumnya juga terbuka terhadap aneka macam kesempatan dan kemungkinan, dan dengan demikian ia senantiasa menjaga diri siap sedia untuk melakukan sesuatu. Hal yang demikian ini kiranya dihayati oleh para pelajar atau mahasiswa menjalang ujian, para calon mempelai yang tidak lama lagi akan saling mengikat janji hidup berkeluarga, dst…Cara hidup dan cara bertindak para pelajar, mahasiswa atau calon mempelai dalam rangka menyambut hari “H” tersebut kiranya sesuai dengan yang diharapkan dari kita semua di masa Adven ini. Cara hidup dan cara bertindak itu antara lain diwarnai oleh pembersihan diri dalam rangka menampilkan diri sehingga menarik, mempesona dan menawan serta bekerja keras dalam melaksanakan tugas atau kewajiban. Marilah kita berusaha membersihkan diri dari aneka macam dosa, kejahatan maupun kebobrokan alias memperbaharui diri. Mungkin baik dalam kegiatan pembersihan diri ini kita bekerja sama, artinya saling membantu, melihat dan memandang satu sama lain untuk saling memberi tahu pembaharuan diri macam apa yang selayaknya harus dilakukan dalam rangka menyongsong Pesta Natal yang akan datang.

“Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari. Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala.Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN” (Mzm 25:4-7).


Jakarta, 14 Desember 2009


Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket


Bagikan

Bacaan Harian 14 - 20 Desember 2009

Bacaan Harian 14 - 20 Desember 2009

14
Desember 2009, Senin Pw. S. Yohanes dr Salib (P)
Bil. 24:2-7.15-17a; Mzm. 25:4bc-5ab.6-7c.8-9; Mat. 21:23-27;Kuasa yang berasal dari Allah tak kan bertekuk lutut pada kuasa-kuasa yang berasal dari kedengkian dan kepicikan manusia. Karena itu, para pelayan Tuhan tak perlu takut menghadapi segala usaha manusia yang mau menjatuhkan. Namun, di sisi lain, pekalah selalu apakah kita memang sedang melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya ataukah pekerjaan-pekerjaan untuk kepentingan kita.


15
Desember 2009, Selasa Hari Biasa Pekan III Adven (U)
Zef. 3:1-2.9-13; Mzm. 34:2-3.6-7.17-18.19.23; Mat. 21:28-32Yang terpenting dari sikap tobat bukanlah kata, melainkan wujud nyata dalam perbuatan. Pertobatan bukan sekedar mengakukan dosa, tetapi meninggalkan dosa itu dan mengusahakan perbuatan-perbuatan yang berkenan di hadapan Allah.

16
Desember 2009, Rabu Hari Biasa Pekan III Adven (U)
Yes. 45:6b-8.18.21b-25; Mzm. 85:9ab-10.11-12.13-14; Luk. 7:19-23Ketika murid-murid Yohanes Pembaptis bertanya kepada Yesus, apakah Ia Mesias yang dinanti-natikan, Yesus mengajak para murid Yohanes itu melihat dan mendengar apa yang telah dilakukan Yesus: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang-orang miskin diberitakan kabar baik. Nah, apakah belum cukup tanda-tanda kehadiran dan karya Yesus yang ada di sekitar kita untuk membuat kita sungguh-sungguh berserah pada-Nya?

17
Desember 2009, Kamis Hari Biasa Pekan Khusus Adven (U)
Kej. 49:2.8-10; Mzm. 72:1.3-4b.7-8.17; Mat. 1:1-17 Dari silsilah Yesus yang diturunkan Matius, tampaklah bahwa Yesus adalah keturunan Yehuda. Keluarga Yehuda mengalami penantian yang panjang untuk sampai pada Mesias yang dinantikan. Penantian itu membutuhkan kesetiaan dan kesabaran. Inilah makna hidup dalam pengharapan

18
Desember 2009, Jumat Hari Biasa Pekan Khusus Adven (U)
Yer. 23:5-8; Mzm. 72:2.12-13.18-19; Mat. 1:18-24 Imanuel berarti Allah beserta kita. Itulah yang dikehendaki Allah., bahwa Ia akan menyertai kita sampai akhir zaman. Maka, kita tidak pernah sendirian. Masalahnya adalah apakah kita sungguh terbuka untuk menyadari bahwa Allah yang penuh belas-kasih itu ada di tengah kita?

19
Desember 2009, Sabtu Hari Biasa Pekan Khusus Adven (U)
Hak 13:2-7.24-25a; Mzm. 71:3-4a.5-6ab.16-17; Luk. 1:5-25 Meskipun Zakharia dan Elisabet sudah tua, Allah ingin menggunakan mereka untuk melahirkan seorang anak yang akan mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Maka, marilah kita juga belajar peka dan terbuka, jangan-jangan Allah juga ingin menggunakan kita sebagai alat-Nya.

20
Desember 2009, Minggu Hari Minggu Adven IV (U)
Mi. 5:2-5a; Mzm. 80:2ac.3b.15-16.18-19; Ibr. 10:5-10; Luk. 1:39-45
Kendati Bunda Maria telah mendengar dari malaikat Gabriel tentang rencana Allah terhadap dirinya untuk mengandung Sang Juru Selamat, hal itu tidak membuatnya menjadi sombong. Dengan semangat kerendahan hati, ia rela bersusah-susah untuk berbagi berkat dan penghiburan dengan mengunjungi Elizabet, sepupunya. Bunda Maria bukan hanya teladan dalam hal iman, tetapi juga dalam kerendahan hati.





Photobucket


Bagikan

Minggu, 13 Desember 2009 Hari Minggu Adven III


Minggu, 13 Desember 2009
Hari Minggu Adven III

Tuhan sudah dekat!

Doa Renungan

Allah Bapa yang kekal, Engkau menyediakan sukacita bagi dunia dan menghendaki agar orang-orang tinggal bersama dalam kejujuran dan cinta kasih. Kami mohon, nyatakanlah cinta kasih-mu bila kami mendengarkan sabda-Mu dan utuslah kepada kami Duta kasih setia-Mu dalam diri Yesus, Saudara kami, sumber harapan semua orang. Dialah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Zefanya (3:14-18a)

"Tuhan akan bersorak gembira atas dirimu."

Bersorak-sorailah, hai puteri Sion. Bergembiralah hai Israel! Bersukarialah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni Tuhan, ada diantaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi.
Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem, "Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. Tuhan Allahmu ada diantaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorai karena engkau dengan sorak-sorai, seperti pada hari pertemuan raya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat.
(Yes 12:2-3.4bcd.5-6)
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar, sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari air keselamatan.
2. Pada waktu itu kamu akan berkata, "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya. Beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, mahsyurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur.
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya, baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, aung di tengah-tengahmu.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (4:4-7)

"Tuhan sudah dekat."

Saudara-saudara, bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi dalam segala hal nyatakanlah keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Maka damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat.
Roh Tuhan menaungi aku, Ia mengutus aku untuk mewartakan kabar gembira kepada orang-orang sederhana. (Yes 61:1)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (3:10-18)

"Apakah yang harus kami lakukan."

Pada waktu itu orang banyak bertanya kepada Yohanes, "Apaah yang harus kami lakukan?" Jawabnya, "Barangsiapa mempunyai helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian." Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya, "Guru, apakah yang harus kami perbuat?" Jawabnya, "Jangan menagih lebih banyak daripada yang telah ditentukan bagimu." Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya, "Dan kami apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka, "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu."
Tetapi karena orang banyk sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias, Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu, "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripadaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah ditangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya, tetapi debu jerami itu akan dibakar-nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


LANGKAH-LANGKAH PEMBARUAN HIDUP

Rekan-rekan yang baik!

Bacaan pertama hari Minggu Adven III tahun C (Zef 3:14-18a) menghibur penduduk kota Yerusalem yang kini tinggal reruntuh*an belaka akibat penyerbuan Nebukadnezar. Seperti terungkap dalam 13 ayat yang mendahuluinya, malapetaka ini dipahami sebagai hukuman bagi kelakuan buruk umat sendiri. Tetapi keadaan sudah berubah. Tuhan kini berbalik mengasihani umat-Nya dan berjanji akan berada kembali di tengah-tengah mereka. Ia akan mengumpulkan mereka yang tercerai-berai. Yerusalem dan penduduknya diimbau agar tidak lagi bersedih. Kebesarannya akan pulih. Harapan hidup kembali. Tuhan akan mendatangi kota suci-Nya dan tinggal di sana lagi. Iman ini tum*buh pada zaman setelah pembuangan dan tetap hidup dalam masa Perjanjian Baru. Injil-Injil, khususnya Lukas, memakainya dalam wujud pola perjalanan Yesus menuju ke Yerusalem - dia itulah Raja yang dinanti-nantikan orang, dia itulah Penyelamat yang diharap-harapkan datang ke kota sucinya.

Dalam Injil yang dibacakan bagi kesempatan ini, yakni Luk 3:10-18, dikisahkan bagaimana orang-orang yang datang kepada Yohanes Pembaptis berharap dapat membarui diri. Ter*ung*kap dalam beberapa ayat sebelumnya (ay. 7-9) kecaman keras Yohanes Pembaptis terhadap mereka yang disebut*nya "keturunan ular berbisa". Mereka diperingatkan agar jangan melamun akan luput dari murka pada akhir zaman nanti. Bahwasanya mereka lahir sebagai keturunan Abraham sama sekali bukan jaminan. Jalan satu-satunya agar selamat ialah bila mereka menghasilkan buah yang baik. Bila tidak, mereka ibarat pohon yang akan ditebang dan dimusnahkan dengan api.

"NYEPI" KE PADANG GURUN

Mendengar kata-kata Yohanes tadi, orang-orang mulai gelisah lalu minta dibaptis olehnya sambil menyatakan niat mau memperbarui diri. Waktu itu baptisan lazim dilakukan sebagai ungkapan niat membarui diri di hadapan seorang guru yang dihargai. Ada macam-macam kelompok: orang kaya, pemungut cukai, dan tentara. Meskipun termasuk "kaum terhormat" dalam masyarakat, mereka sering dianggap sudah terlampau jauh terpisah dari kehidupan orang Yahudi yang beragama. Mereka dinilai sebagai kaum egois, orang-orang kemaruk dan kawanan pemeras. Namun demikian, dalam Injil Lukas digambarkan bagaimana orang-orang yang biasanya dianggap sudah tak tertolong lagi itu masih mempunyai kesempatan. Ingat perumpamaan anak yang hilang tetapi kembali (Luk 15:11-32), perumpamaan pemungut cukai yang dengan tulus mengakui keberdosaannya (Luk 18:9-14), Zakheus yang ikhlas mengamalkan separo miliknya (Luk 19:1-10). Mereka ditonjolkan Lukas sebagai orang-orang yang dengan rendah hati bertanya "Apakah yang harus kami perbuat?" Pertanyaan ini juga sering timbul dalam lubuk hati banyak orang, juga dalam batin kita.

Cara-cara memperbaiki diri yang dianjurkan Yohanes sejalan dengan kehidupan masing-masing. Yang serba berkecukupan dianjurkan berbagi kelebihan dengan orang lain, yang mempunyai wewenang menarik pajak hendaknya belajar berlaku jujur, yang memiliki kekuasaan, senjata, dan organisasi dapat belajar agar tidak mempraktekkan kekerasan. Tidak pada tempatnya mengkhotbahkan secara harfiah anjuran-anjuran Yohanes itu. Keadaan masyarakat berbeda-beda dari zaman ke zaman dan dari tempat ke tempat. Tetapi tak meleset bila dikatakan anjuran Yohanes itu membuat orang berpikir bahwa kedudukan dan kekuasaan tak dapat dilepaskan dari kewajiban untuk menjalankannya sesuai dengan maksud kedudukan itu, begitu pula kelebihan material menuntut pengamalan, bukan penimbunan belaka. Inilah prinsip penalaran moral yang berlaku di mana-mana dan kapan saja.

Namun demikian, penalaran seperti di atas belum tentu membawa perubahan dalam diri orang secara menyeluruh. Orang perlu sejenak meninggalkan kebisingan hidup dan menemukan ketenangan batin. Mereka yang mendengarkan Yohanes Pembaptis itu datang ke padang gurun untuk "nyepi" ke daerah Yordan, meninggalkan Yerusalem yang kacau dan penuh kezaliman ("Ierousaleem" katakan saja mudahnya "Yeru-zalim") untuk melihat prospek kembali ke Yerusalem yang jadi tempat keselamatan ("Hierosolyma" - mudahnya - "Yeru-syalom"). Di situ orang boleh berharap mendapat pertolongan kekuatan-kekuatan ilahi yang diimbau Yohanes Pembaptis dan menjadi peka mendengarkan isyarat ilahi. Dalam suasana seperti inilah ajakan untuk memperbaiki diri akan lebih merasuki batin dan budi. Kekuatan-kekuatan ilahi itulah yang akan meluruskan batin orang dan menimbun lubang-lubang yang biasanya membuat batin orang tak rata, yang "nggronjal". Pertobatan yang sungguh baru bisa terjadi bila berawal dalam suasana kesunyian yang sarat dengan kehadiran ilahi. Ini pertobatan yang menghadirkan Tuhan

LANGKAH-LANGKAH PEMBARUAN HIDUP

Dalam Injil bagi Minggu Adven II tahun C kita mendengar Yohanes mewartakan baptisan tobat demi pengampunan dosa (Luk 3:1-6). Ia mendekatkan orang kepada kekuatan-kekuatan ilahi yang memberi hiburan dan karena itu orang dapat mulai berharap dan mencari arah baru yang segar. Orang baru bisa berharap bila pernah mengalami penghiburan bahwa ada kemungkinan untuk itu. Warta Kitab Suci menekankan adanya penghiburan dari atas sebagai dasar harapan sejati. Ini landasan bagi teologi harapan yang kukuh dan yang dapat nyata-nyata menolong orang.
Memang tidak dapat disangkal adanya unsur jeri dan jera. Dalam tahap tertentu kekuatan-kekuatan ilahi itu bukan hanya pesona yang menghibur, tetapi juga membuat orang tergetar. Perjumpaan dengan Yang Ilahi sering dialami orang sebagai yang mengejutkan, sebagai keberdosaan yang menyakitkan, yang mencemaskan. Kecaman keras yang sebelumnya diutarakan Yohanes dalam Luk 3:7-9 menyadarkan orang akan dimensi ini. Akan tetapi, kata-kata tajam Yohanes itu ditujukan bagi orang yang sudah mulai mencari arah baru, dengan kata lain, sudah mulai "bertobat". Mereka itu sudah terhibur dan memiliki harapan.

Tahapan selanjutnya ialah sikap bertanya "Apa yang harus dikerjakan?" (Luk 3:10.12.14) seperti terungkap dalam Injil kali ini. Orang mau belajar mengubah diri, belajar memperhatikan sesama, belajar berlaku adil dan lurus. Keinginan inilah yang menjadi kenyataan hadirnya kekuatan-kekuatan ilahi yang datang mempersiapkan dan meluruskan jalan seperti kata-kata Yesaya yang dikutip dan diterapkan Lukas dalam bacaan Injil pada ulasan Injil Minggu lalu. Inilah kekuatan-kekuatan moral yang bakal menjinakkan kecenderungan serakah, main kuasa, curang ... dan pelbagai kenyataan buruk di dunia ini yang menjadi bagian kehidupan manusia. Bila terjadi, mulai jelaslah makna anjuran Yohanes agar orang memberikan sehelai dari "dua helai baju" kepada orang yang tak mempunyainya.

Ada pasang surut dalam tahap-tahap tadi. Ini deskripsi, bukan evaluasi terhadap pengalaman. Pengalaman membawa kita maju bila digambarkan dan dimengerti, bukan bila dinilai begini atau begitu menurut seperangkat ukuran yang sudah lazim dipakai. Kepekaan mengenai hal ini amat berguna dalam bimbingan rohani dan pelayanan pastoral pada umumnya.

MENGAJAK ORANG BERTANYA

Dalam konteks Injil Lukas, orang-orang yang datang ke Yohanes itu sebenarnya orang-orang yang sudah maju jauh. Banyak ahli tafsir yang melihat tokoh Yohanes Pembaptis beserta pengikutnya sebagai kaum rahib yang menjauhi hidup di Yerusalem dan menyepi di padang gurun. Kita banyak mendengar mengenai kelompok-kelompok seperti itu: kaum Ebioni, kaum Eseni, dan kaum rahib dari pertapaan Qumran.

Bagaimana menerapkan gagasan di atas bagi keadaan yang berbeda, bagi umat yang tidak hidup dalam suasana pertapaan seperti itu, bagi orang-orang yang belum melangkah ke pertobatan seperti orang-orang yang datang ke Yohanes Pembaptis itu? Tak banyak faedahnya memakai mimbar khotbah untuk mencela sikap-sikap atau contoh-contoh kejahatan dan kedosaan. Salah-salah malah akan menjauhkan orang dari Gereja. Lebih mudah diterima bila dijelaskan bahwa bertobat dapat mulai dengan membangun sikap tidak mengalah kepada ketidaksempurnaan dalam kehidupan ini. Sikap yang paling berlawanan dengan pertobatan ialah takut, tak berbuat apa pun. Yohanes Pembaptis mengajarkan sikap tidak menerima begitu saja bengkak-bengkoknya jagat ini yang mempengaruhi dan membentuk kehidupan. Dalam pandangan Lukas, sang Pembaptis menyerukan kekuatan-kekuatan dari atas sana untuk mengalahkan daya-daya yang tidak lurus tadi. Sekali lagi sikap "nyepi" dapat membantu orang membiarkan diri disertai kekuatan-kekuatan tadi sambil menjauhi kebisingan daya-daya jahat.

SPIRITUALITAS PELAYAN SABDA: Luk 3:15-18

Yohanes Pembaptis itu pewarta kedatangan sang Penyelamat. Pelayanannya juga khas. Ia menyiapkan orang agar makin ingin berjumpa dengan Tuhan sendiri. Pelayanan seperti inilah yang menjadi dasar kerohanian para pelayan sabda. Juga di masa kini. Dan lebih dalam lagi. Ketika orang mulai menduga-duga apakah dia itu sang Mesias sendiri, Yohanes menegaskan dirinya bukan Dia yang dinanti-nantikan. Ia mengatakan tak pantas melepaskan tali kasut Mesias sekalipun. Ungkapan ini berlatar yuri*dik dan artinya "mengklaim" harapan umat. Maklum, melepaskan tali kasut di sini berhubungan dengan praktek menunjukkan alas kaki kepada pihak yang boleh memandang pembawa alas kaki itu mewakili secara sah pemilik yang tak hadir secara fisik. Ini praktek yuridik tradisional yang dikenal di pelbagai tempat dan sering dipakai dalam upacara nikah per procura. Yohanes tidak merasa pantas menjadi wakil yang sah sekalipun dari Yesus. Jadi, ungkapan itu bukan ungkapan basa-basi saleh, melainkan ungkapan yuridik. Ia menyatakan diri sama sekali tak memiliki hak mengukuhi umat Tuhan. Lalu siapakah Yohanes Pembaptis itu? Menurut Lukas, dia itu suara di padang gurun, di kesunyian, suara yang memperdengarkan kehadiran Tuhan dan mengajak kekuatan-kekuatan ilahi menyiapkan orang agar mampu menerima Tuhan sendiri. Yohanes Pembaptis bergerak dalam senyapnya awang-uwung yang sarat dengan kekuatan-kekuatan ilahi, tetapi ia juga bisa didengar oleh orang-orang yang hidup dalam kebisingan sehari-hari.


Salam hangat,
A. Gianto



Photobucket


Bagikan

Sabtu, 12 Desember 2009 Hari Biasa Pekan II Adven

Sabtu, 12 Desember 2009
Hari Biasa Pekan II Adven


Doa Renungan Pagi

Allah Bapa yang mahabaik, syukur atas kasih dan anugerah-Mu. Syukur atas keluarga dan para sahabat yang Kauanugerahkan berada bersamaku. Seringkali mereka juga menjadi perantara kasih-Mu dalam hidupku. Kiranya sabda-Mu yang akan aku renungkan hari ini menjadi kekuatan bagiku untuk dapat mengasihi mereka juga. Amin.

Kitab Putra Sirakh mengisahkan kepahlawanan iman keyahudian. Dia menyebutkan, antara lain Elia sebagai seorang nabi yang luar biasa, perkataannya laksana obor. Ia juga terangkat ke surga dalam kereta dengan kuda berapi. Dialah nabi yang dinantikan kedatangannya untuk memulihkan suku-suku Yakub sebelum datangnya hari Tuhan.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh (48:1-4.9-11)

"Elia akan datang lagi."

Dahulu kala tampillah Nabi Elia bagaikan api. Perkataannya membakar laksana obor. Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel, dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit. Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mukjizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau? Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, untuk mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat engkau, dan yang meninggal dalam kasih.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Allah, pulihkanlah kami. Buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami!
Ayat. (Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19)
1. Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.
2. Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!
3. Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang ada di sebelah kanan-Mu, anak manusia yang telah Kauteguhkan. Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu; Biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.

Para murid Yesus sadar akan tradisi tentang Elia. Bahkan Elia harus datang dahulu sebelum datangnya hari Tuhan. Yesus menegaskan bahwa Elia sudah datang. Yohanes Pembaptis itulah Elia baru.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:10-13)

"Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia."

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya turun dari gunung, para murid bertanya kepada-Nya, "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" Yesus menjawab, "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu. Dan Aku berkata kepadamu, Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian pula Anak Manusia akan menderita oleh mereka." Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Ketika seorang raja datang ke suatu rumah, sambutannya pasti melimpah ruah. Namun ketika seorang pengemis yang berpakaian compang-camping datang ke rumah itu juga, tentu tanggapannya akan berbeda, bahkan bisa-bisa diusir. Akibatnya orang itu tidak mengenal siapa pengemis itu sesungguhnya. Jangan-jangan dia adalah raja yang menyamar.

Doa Renungan Malam


Bapa, seringkali dalam kehidupan, karena kesibukan-kesibukan kami lalai memperhatikan tanda dan kehendak-Mu. Dan karena kelemahan dan keegoisan kami, kami menjadi kurang dapat melihat Engkau yang hadir dalam sesama. Buatlah kami peka akan kehadiran-Mu, ya Tuhan. Amin.


R U A H


Bagikan

Jumat, 11 Desember 2009 Hari Biasa Pekan II Adven

Jumat, 11 Desember 2009
Hari Biasa Pekan II Adven

Dalam keadaan apa pun, tetaplah setia kepada Tuhan dan tidak usah takut menghadapi apa pun karena kita bersama dengan Allah.

Doa Renungan


Allah Bapa kami yang mahapengasih, hari ini Engkau berikan kepada kami untuk mengembangkan Kerajaan-Mu. Sertailah kami agar melalui perkataan dan perbuatan kami hari ini, kami dapat menunjukkan kasih-Mu kepada banyak orang. Sehingga kasih-Mu itulah yang menumbuhkan persekutuan kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (48:17-19)

"Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku."

17 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. 18 Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, 19 maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Barangsiapa mengikuti Engkau, ya Tuhan, akan mempunyai terang hidup.
Ayat.
(Mzm 1:1-2.3.4.6)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, orang berdosa tidak akan betah dalam perkumpulan orang benar; sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan pasti datang. Sambutlah Dia! Dialah pangkal damai sejahtera.


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:16-19)

"Mereka tidak mendengarkan Yohanes Pembaptis maupun Anak Manusia."

16 Yesus berkata kepada orang banyak, Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: 17 Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. 18 Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan. 19 Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

“Hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.” (Yes 48:17-19; Mat 11:16-19)



Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Orang yang suka berkomentar atau mengritik orang lain pada umumnya lebih suka bicara atau ngomong daripada berbuat atau bertindak, lebih mengutamakan wacana daripada perilaku, sebagaimana diumpamakan oleh Yesus bagaikan ‘anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya’. Dengan kata lain orang yang demikian itu kurang atau tidak pernah menghayati imannya, melainkan hanya omong-omong atau diskusi saja, dan demikian ia tidak berhikmat. Sabda hari ini mengingatkan kita bahwa ‘hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya’, artinya beriman kepada Allah pertama-tama dan terutama dapat dilihat atau disaksikan dalam perilaku atau cara bertindaknya. Di dalam masa Adven ini kita diajak untuk mawas diri: sejauh mana kita menghayati iman kita dalam hidup sehari-hari atau hidup ‘membumi’, berpartisipasi dalam seluk-beluk, hal ikwal duniawi, dalam rangka mempersiapkan pesta Natal, kenangan akan Allah yang menjadi manusia, yang ‘membumi, misteri inkarnasi’. Misteri inkarnasi merupakan acuan atau pedoman bagi siapapun yang beriman kepada Yesus dalam hidup dan bekerja untuk hidup mendunia atau membumi. Jika dicermati secara teliti dan tepat hemat saya mayoritas waktu dan tenaga kita setiap hati kita fungsikan untuk mengurus atau mengelola hal-hal duniawi, maka baiklah kita mawas diri: apakah dengan demikian kita juga semakin kudus atau suci. Dengan kata lain sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita untuk mengusahakan kekudusan atau kesucian dengan terlibat pada pengurusan atau pengelolaan hal-hal duniawi. Semakin mendunia atau membumi diharapkan semakin beriman dan suci; mendunia tanpa iman akan amburadul akibatnya. Maka marilah entah belajar atau bekerja kita hayati bagaikan sedang beribadat kepada Tuhan.

· "Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti” (Yes 48:17-18), demikian kata-kata penghiburan Yesus yang penuh pengharapan. Kita diharapkan melakukan apa yang berfaedah bagi kesejahteraan dan kebahagiaan kita, yaitu senantiasa memperhatikan dan melaksanakan perintah-perintah Tuhan. Perintah-perintah Tuhan di dunia ini antara lain menjadi nyata dalam aneka tatanan dan aturan hidup bersama, entah yang di jalanan, rumah tangga, tempat kerja maupun masyarakat pada umumnya. Dalam berbagai sarana-prasarana, misalnya kendaraan, juga terdapat aturan atau petunjuk bagaimana merawat dan memfungsikan kendaraan, agar pengguna selamat dan bahagia. Di jalanan dan di tempat kerja juga ada aturan dan petunjuk yang harus ditaati dan dilaksanakan. Dst.. Jika kita dapat mentaati dan melaksanakan aturan atau petunjuk yang jelas dan duniawi tersebut dengan baik, maka kita akan terbantu untuk mendengarkan dan mentaati perintah-perintah Tuhan. Marilah kita taati dan laksanakan aneka aturan, petunjuk atau tatanan yang terkait dengan keberadaan kita, entah di jalanan, tempat kerja, tempat rekreasi, di rumah dst… Kami berharap pada mereka yang berpengaruh dalam hidup dan kerja bersama dapat menjadi teladan dalam hal mentaati dan melaksanakan aneka aturan, tatanan atau petunjuk. Secara khusus kami berharap pada orangtua atau bapak-ibu dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya di dalam keluarga, karena pengalaman yang diperoleh dalam dan melalui keluarga merupakan modal dan kekuatan untuk hidup bersama di masyarakat. Kita semua mendambakan kesejahteraan dan kebahagiaan sejati, maka marilah kita saling mengingatkan dan membantu dalam hal mentaati dan melaksanakan aneka aturan dan tatanan serta petunjuk, sebagai ‘terjemahan perintah-perintah Allah’.

“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin” (Mzm 1:1-4).

Jakarta, 11 Desember 2009

Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket


Bagikan

Kamis, 10 Desember 2009 Hari Biasa Pekan II Adven

Kamis, 10 Desember 2009
Hari Biasa Pekan II Adven

Tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis.


Doa Renungan

Bapa, milik-Mulah hari-hari hidup kami. Jangan biarkan kami luput dari pada-Mu walaupun hanya sejenak. Bersama-Mu kami percaya, bahwa Engkau selalu memberkati hari-hari hidup kami yang telah lalu, yang hari ini kujalani, dan masa depan kami. Syukur kepada-Mu atas segala berkat-Mu, Bapa. Amin.

Bacaan Pertama (Yes 41: 13-20)

L. Yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel.

Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya


Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau." Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel ! Akulah yang menolong engkau, demikianlah firman TUHAN, dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel . Sesungguhnya, Aku membuat engkau menjadi papan pengirik yang tajam dan baru, dengan gigi dua jajar; engkau akan mengirik gunung-gunung dan menghancurkannya, dan bukit-bukit pun akan kaubuat seperti sekam. Engkau akan menampi mereka, lalu angin akan menerbangkan mereka, dan badai akan menyerakkan mereka. Tetapi engkau ini akan bersorak-sorak di dalam TUHAN dan bermegah di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel . Orang-orang sengsara dan orang-orang miskin sedang mencari air, tetapi tidak ada, lidah mereka kering kehausan; tetapi Aku, TUHAN, akan menjawab mereka, dan sebagai Allah orang Israel Aku tidak akan meninggalkan mereka. Aku akan membuat sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit yang gundul, dan membuat mata-mata air membual di tengah dataran; Aku akan membuat padang gurun menjadi telaga dan memancarkan air dari tanah kering. Aku akan menanam pohon aras di padang gurun, pohon penaga, pohon murad dan pohon minyak; Aku akan menumbuhkan pohon sanobar di padang belantara dan pohon berangan serta pohon cemara di sampingnya, supaya semua orang melihat dan mengetahui, memperhatikan dan memahami, bahwa tangan TUHAN yang membuat semuanya ini dan Yang Mahakudus, Allah Israel, yang menciptakannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan (Mzm. 145: 9,10-11,12-13ab, R: 8)
Ref: Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.
Ayat.

1. Aku hendak mengagungkan Dikau, ya Allah, ya Rajaku, aku hendak memuji nama-Mu untuk selama-lamanya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
2. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
3. Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat.
Hai langit, turunkanlah embunmu, hai awan, hujankanlah keadilan. Hai bumi, bukalah dirimu, dan tumbuhkanlah keselamatan.

Bacaan Injil (Mat 11: 11-15)

I. Tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius


Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang banyak, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya. Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya. Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan -- jika kamu mau menerimanya -- ialah Elia yang akan datang itu. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Seorang pembesar membutuhkan voor rijder ketika bepergian. Dengan sirene yang meraung-raung, pasukan pembuka jalan ini akan menyiapkan lalu lintas agar lancar dan tak menghalangi sang pembesar yang akan lewat di sana. Apa yang menghambat akan diusirnya. Apa yang membahayakan akan diamankannya terlebih dahulu.

Yohanes Pembaptis sering dipandang sebagai ‘sang pembuka jalan’ bagi Penebus kita. Ia berteriak-teriak di padang gurun, menyiapkan orang agar layak menyambut kedatangan Allah yang menjadi manusia, yang akan membuat sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit batu, dan menjadikan padang gurun menjadi subur.

Di sekeliling kita ada begitu banyak orang yang belum mengenal Allah. Ada begitu banyak juga orang yang sudah mengenal Allah tetapi tak mau peduli. Kita ditantang untuk menjadi Yohanes Pembaptis bagi orang-orang seperti itu, membuka jalan bagi kanak-kanak Yesus yang akan lahir di dalam hati mereka, membawa mereka ke dalam penebusan Kristus.

Doa: Tuhan Yesus, aku ingin menjadi Yohanes Pembaptis masa kini, yang menyiapkan jalan bagi kehadiranmu di tengah saudara-saudari kami yang belum mengenal-Mu. Amin.


Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian




Bagikan

Rabu, 09 Desember 2009 Hari Biasa Pekan II Adven

Rabu, 09 Desember 2009
Hari Biasa Pekan II Adven

"Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Mat 11:28)

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, untuk dapat hidup sehat, yang kami perlukan adalah iman yang dalam pada penyertaan dan belaskasih-Mu. Berkenanlah mengulurkan tangan kepada mereka yang sakit dan berbeban berat. Kami percaya, kuasa penyembuhan-Mu akan membuat saudara-saudari kami bangkit dan berkarya kembali dengan penuh semanat, karena percaya akan pendampingan-Mu. Syukur ya Tuhan akan pendampingan-Mu yang selalu menjadi jaminan ketentraman kami. Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (40:25-31)

"Tuhan yang mahakuasa memberikan kekuatan kepada yang lelah."

25 Yang Mahakudus berfirman, "Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus. 26 Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat. 27 Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" 28 Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. 29 Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. 30 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, 31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8.10)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan akan datang menyelamatkan umat-Nya. Berbahagialah orang yang menyongsong Dia

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:28-30)

"Datanglah kepada-Ku kalian yang letih lesu."

28 Sekali peristiwa bersabdalah Yesus, "Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. 30 Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku” (Yes 40:25-31; Mat 11:28-30)


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


· Ketika orang hanya mengikuti keinginan atau kehendak sendiri, pada umumnya di awal langkah hidup atau kerja sangat bergairah, tetapi seiring dengan jalannya waktu akan menjadi letih lesu dan tak bergairah, atau bahkan frustrasi. Orang yang demikian itu adalah orang sombong. Sabda Yesus hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua untuk ‘memikul kuk yang dipasang Tuhan’ melalui atasan atau pemimpin kita serta mengerjakan dengan lemah lembut dan rendah hati. Untuk itu marilah kita lihat, baca dan fahami kembali aneka tatanan atau aturan yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, dan kemudian kita hayati dalam hidup sehari-hari, atau kita kenangkan janji-janji yang pernah kita ikrarkan. Sebagai orang yang telah dibaptis, marilah kita kenangkan janji baptis serta beberapa aturan yang terkait dengan hidup iman atau kekristenan/kekatolikan kita. Ketika dibaptis kita berjanji hanya mau mengabdi Tuhan saja dan menolak semua godaan setan, dan untuk menghayati janji tersebut antara lain ada 10 (sepuluh) perintah Allah dan 5 (lima) aturan atau tuntunan Gereja. Dari 10 (sepuluh) perintah Allah yang konkret antara lain: Hormatilah ibu-bapamu, Jangan membunuh,. Jangan berbuat cabul,. Jangan mencuri, Jangan bersaksi dusta pada sesamamu manusia, Jangan ingin akan milik sesamamu “. Sedangkan 5 (lima perintah) Gereja adalah : Rayakanlah hari raya yang disamakan dengan hari Minggu, Ikutlah Perayaan ekaristi pada hari Minggu dan hari raya yang diwajibkan, dan janganlah melakukan pekerjaan yang dilarang pada hari itu., Berpuasalah dan berpantanglah pada hari yang ditentukan., Mengaku-dosalah sekurang-kurangnya sekali setahun, Sambutlah Tubuh Tuhan pada Masa Paskah. “ (PS no 7). Marilah kita mawas diri sejauh mana kita setia dan melaksanakan perintah-perintah atau aturan tersebut? Jika kita setia menghayati perintah atau aturan tersebut, maka jiwa kita akan senantiasa tenang adanya.

· Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yes 40:29-31), demikian kata-kata penghiburan Yesaya yang penuh pengharapan kepada saudara-saudarinya, kepada kita semua. Kita sedang menantikan Hari Raya Natal, Kenangan akan Kelahiran Penyelamat Dunia; apakah kita mendapat kekuatan baru, bersemangat baru? Orang yang sedang menanti-nantikan pada umumnya butuh kesabaran, daya tahan dan kegairahan hidup serta dengan rendah hati mentaati aneka aturan dan tatanan yang terkait, meskpun demikian ia ‘tidak menjadi lesu dan tidak menjadi lelah’. Dengan kata menanti-nantikan juga butuh matiraga atau lakutapa. Maka marilah kita mawas diri apakah diri kita layak disebut sebagai yang sedang menanti-nantikan pesta Hari Natal, Kenangan akan Kelahiran Penyelamat Dunia. Matiraga secara harafiah berarti mematikan gairah/nafsu raga, dan maksudnya tidak lain adalah mengendalikan raga atau anggota tubuh sedemikian rupa sehingga tidak melakukan dosa atau berbuat jahat. Mengendalikan raga atau anggota tubuh kita sendiri kiranya lebih sulit daripada mengendalikan orang lain. Raga atau anggota tubuh yang mungkin baik kita refleksikan adalah mata, telinga, kepala/otak dan kaki maupun tangan: sejauh mana anggota tubuh ini berfungsi semakin mendekatkan saya dengan Tuhan maupun saudara-saudari kita? Ketika kita dapat mengendalikan diri dengan baik, maka dalam rangka menanti-nantikan kita tetap bergairah serta tidak akan melakukan dosa atau perbuatan jahat. Ketika kita terbiasa dapat mengendalikan diri dengan baik, maka kita juga tidak mudah menjadi lelah dan lesu. Ada kemungkinan ketika sedang menanti-nantikan orang merasa kelebihan waktu, maka manfaatkan waktu tersebut untuk berdoa atau membaca apa-apa yang baik dan berguna.

“Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,” (Mzm 103:1-4)

Jakarta, 9 Desember 2009


Ign Sumarya, SJ





Photobucket


Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy