| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 29 Mei 2009, Hari Biasa Pekan VII Paskah

Jumat, 29 Mei 2009
Hari Biasa Pekan VII Paskah

"Kasih sejati meminta pengurbanan."


Doa Renungan
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau mencamkan dalam hati kami satu nama, tempat kami dapat memperoleh keselamatan, ialah Yesus, Putra-Mu yang hidup. Kami mohon, bangunlah kami menjadi Gereja-Mu, dimana Dia menjadi batu sendinya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (25:13-21)


"Yesus telah mati, tetapi dengan yakin Paulus mengatakan, bahwa Ia hidup."


13 Waktu Paulus ditahan dalam penjara di kota Kaisarea, datanglah Raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Festus.14 Karena mereka beberapa hari lamanya tinggal di situ, Festus memaparkan perkara Paulus kepada raja itu, katanya: "Di sini ada seorang tahanan yang ditinggalkan Feliks pada waktu ia pergi. 15 Ketika aku berada di Yerusalem, imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan dakwaan terhadap orang itu dan meminta supaya ia dihukum. 16 Aku menjawab mereka, bahwa bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma untuk menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu anugerah sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang menuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap tuduhan itu.17 Karena itu mereka turut bersama-sama dengan aku ke mari. Pada keesokan harinya aku segera mengadakan sidang pengadilan dan menyuruh menghadapkan orang itu. 18 Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhanpun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga. 19 Tetapi mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup. 20 Karena aku ragu-ragu bagaimana aku harus memeriksa perkara-perkara seperti itu, aku menanyakan apakah ia mau pergi ke Yerusalem, supaya perkaranya dihakimi di situ.21 Tetapi Paulus naik banding. Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan dan menunggu, sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar. Karena itu aku menyuruh menahan dia sampai aku dapat mengirim dia kepada Kaisar."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 807
Ref. Puji Jiwaku, nama Tuhan, jangan lupa pengasih Yahwe.
Ayat.
(Mzm 103:1-2.11-12.19-20ab)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku, pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku. Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan kebaikan-Nya.
2. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan, atas orang-orang yang takut akan Dia. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (21:15-19)


"Gembalakanlah domba-domba-Ku."


15 Yesus yang telah bangkit menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, Sesudah mereka sarapan, Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. 18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." 19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


· Apa reaksi dan sikap anda jika suami anda bertanya kepada sebagai isteri sampai tiga kali berturut-turut “Apakah engkau mengasihi aku” , atau isteri anda bertanya kepada anda sebagai suami? Apa reaksi anda sebagai orangtua ketika anak-anak bertanya sampai tiga kali berturut-turut “Apakah engkau mengasihi aku” ? Apa reaksi pemimpin atau atasan jika anggota atau bawahan bertanya “Apakah engkau mengasihi aku?”, dst. Petrus tiga kali berturut-turut ditanyai oleh Yesus “Apakah engkau mengasihi aku”, Kepada Petrus yang menjawab bahwa ia mengasihiNya, maka Yesus berkata : ”Gembalakanlah domba-dombaKu….Ikutilah Aku”. Dialog antara Yesus dan Petrus di atas kiranya baik menjadi bahan mawas diri terutama bagi para pemimpin, atasan atau petinggi pada tingkat hidup bersama dimanapun dan kapanpun atau mereka yang merasa mengasihi. Pemimpin, orangtua, atasan atau petinggi yang baik adalah yang menghayati fungsi atau jabatannya dalam semangat gembala atau meneladan semangat/motto bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantoro “ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani” (keteladanan, pemberdayaan dan motivasi).

Kita dipanggil untuk meneladan Yesus, Gembala Baik, yang telah menyerahkan hidup-Nya demi kebahagiaan atau keselamatan domba-domba-Nya. Cintakasih dan kebebasan Injili hendaknya menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita dalam memimpin atau menggembalakan. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu” (1Kor 13;4-7)

· “Ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhan pun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga. Tetapi mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup” (Kis 25:18-19). Pengadilan politis itulah yang terjadi, dan pada umumnya yang menjadi terdakwa adalah orang-orang benar dan baik, sebagaimana terjadi dalam siding pengadilan Paulus. Para pendakwa tak mampu mengajukan tuduhan yang mengena, melainkan hanya memboroskan waktu dan tenaga untuk berdiskusi atau berdebat perihal keyakinan atau iman. Iman atau keyakinan didiskusikan tidak akan perna selesai, apalagi iman kepada Tuhan.

Dalam diskusi atau perdebatan iman sejati akan semakin mendalam dan kuat, serta tak tergoyahkan. Maka marilah kita setia sebagai pengikut-pengikut atau murid-murid Yesus serta menjadi saksi iman kita kepada Yesus dalam hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun. Biarlah mereka yang terganggu atau terusik oleh kesaksian iman kita bertanya-tanya perihal iman kita, dan ketika kita memperoleh pertanyaan, entah yang bermotivasi ingin tahu atau hanya untuk menjegal dan menjatuhkan kita, hendaknya ditanggapi dengan rendah hati dan lemah lembut, sharingkan pengalaman hidup iman anda kepada mereka yang mempertanyakannya. Hendaknya juga jangan menjadi marah, jengkel atau takut ketika ada orang yang mempertanyakan iman dan keyakinan anda. Iman memang akhirnya juga harus bersifat logis, meskpun tidak mutlak.


Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Kamis, 28 Mei 2009, Hari Biasa Pekan VII Paskah

Kamis, 28 Mei 2009
Hari Biasa Pekan VII Paskah

Perlu kecerdasan dan ketrampilan untuk membuat tugas perutusan kita berbuah banyak dan baik.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, demi cinta-Nya pada manusia, Yesus Putra-Mu telah memberikan tubuh dan darah-Nya, agar kami memperoleh hidup dengan berkelimpahan. Semoga kami mampu mengatur waktu, tenaga dan pikiran sedemikian, sehingga segala tugas dapat kami laksanakan dengan baik. Inilah cara kami bersyukur dan memuliakan nama-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (22:30.23:6-11)

"Hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma."

30 Setelah Paulus ditangkap di kota Yerusalem, kepala pasukan itu ingin mengetahui dengan teliti apa yang dituduhkan orang-orang Yahudi kepada Paulus. Karena itu pada keesokan harinya ia menyuruh mengambil Paulus dari penjara dan memerintahkan, supaya imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama berkumpul. Lalu ia membawa Paulus dari markas dan menghadapkannya kepada mereka. 6 Paulus tahu bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati." 7 Ketika ia berkata demikian, timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki dan terbagi-bagilah orang banyak itu. 8 Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya. 9 Maka terjadilah keributan besar. Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras, katanya: "Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya."10 Maka terjadilah perpecahan besar, sehingga kepala pasukan takut, kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Karena itu ia memerintahkan pasukan untuk turun ke bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka dan membawanya ke markas. 11 Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Jagalah aku, ya Tuhan, sebab pada-Mu aku berlindung
Ayat.
(Mzm 68:29-30.33-35a.35bc-36ab)
1. Kerahkanlah kekuatan-Mu, ya Allah, tunjukkanlah kekuatan-Mu, ya Allah, Engkau yang telah bertindak bagi kami. Demi bait-Mu di Yerusalem, raja-raja menyampaikan persembahan kepada-Mu.
2. Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi Tuhan; bagi Dia yang berkendaraan melintasi langit purbakala. Perhatikanlah, Ia memperdengarkan suara-Nya, suara-Nya yang dahsyat!
3. Akuilah kekuasaan Allah; kemegahan-Nya ada di atas Israel. Allah adalah dahsyat dari dalam tempat kudus-Nya; Allah Israel, Dia mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umat-Nya. Terpujilah Allah!

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (17:20-26)

"Supaya mereka sempurna menjadi satu."


20 Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi para pengikut-Nya, "Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; 21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. 22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: 23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. 24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.25 Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; 26 dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Kita tentu ingat sabda Yesus yang menghendaki kita agar cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Itu berarti, kita harus pintar dalam mencari cara dan teknik dalam menjalankan perutusan kita agar perutusan kita berbuah banyak. Namun hendaklah kita tulus seperti merpati. Ketulusannya terletak pada soal motivasi dan hidup batin kita yang murni, bersih dan tanpa pamrih.

Dalam bacaan pertama hari ini, sabda Tuhan itu dijalankan dengan baik oleh Paulus. Ketika Paulus ditangkap dan dihadapkan di muka Mahkamah Agama, Paulus mewartakan Injil dengan menekankan soal kebangkitan Yesus. Paulus tahu bahwa para anggota sidang terdiri atas orang-orang Saduki yang tidak percaya pada kebangkitan dan orang-orang Farisi yang percaya pada kebangkitan. Dalam pernyataannya mengenai Kebangkitan Yesus itu, Paulus memecah sidang sehingga dalam sidang terjadi keributan dan bahkan perpecahan besar. Akibatnya, Paulus diselamatkan pasukan Romawi dari keributan di Mahkamah Agama itu.

Kecerdasan dan ketrampilan untuk membuat tugas perutusan kita berbuah banyak dan baik itu perlu. Mencari celah dan kemungkinan agar karya kita berkembang itu perlu. Mencari jalan atau solusi terbaik ketika terjadi kebuntuan dalam karya perutusan kita itu sangat perlu. Inilah bagian dari kewajiban seorang pewarta Injil, seorang murid Tuhan. Namun akhirnya, keberhasilan karya perutusan kita bukanlah pertama-tama karena kehebatan dan kecerdasan kita, melainkan karena jaminan dari Tuhan sendiri. Pada Injil, Tuhan Yesus mendoakan kita yang diutus-Nya. Doa Yesus itu menjadi jaminan dan kekuatan kita dalam tugas perutusan kita. (E. Martasudjita, Pr - Inspirasi Batin 2007)


Tuhan Yesus Kristus, satukanlah umat-Mu dalam doa-Mu bila godaan dan ancaman menakutkan mereka. Amin.

Photobucket

Rabu, 27 Mei 2009, Hari Biasa Pekan VII Paskah

Rabu, 27 Mei 2009
Hari Biasa Pekan VII Paskah

“Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia”


Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, Engkau mengajari kami berdoa: bukan bagi kepentingan sendiri, tetapi justru bagi para murid dan banyak orang lain yang kami layani. Dalam karya dan doa-Mu nampak nyata keprihatinan dan arah hidup-Mu, yakni melulu memuji dan memuliakan Bapa, membangun sikap sehingga tahan uji dan mengangkat hidup sebagai pemberian diri bagi sesama yang sengsara dan menderita. Bimbinglah langkah kami agar perilaku kami hanya membawa berkat dan damai-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (20:28-38)


"Aku menyerahkan kamu kepada Tuhan yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu suatu bagian yang telah ditentukan."


28 Dalam perpisahan dengan para penatua jemaat dari Efesus, Paulus berkata, "Jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.29 Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. 30 Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. 31 Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata. 32 Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya. 33 Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga. 34 Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. 35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." 36 Sesudah mengucapkan kata-kata itu Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua. 37 Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia.38 Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena ia katakan, bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi. Lalu mereka mengantar dia ke kapal.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah!
Ayat.
(Mzm 68:29-30.33-35a.35b. 36c)
1. Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi Tuhan; bagi Dia yang berkendaraan melintasi langit purbakala. Perhatikanlah, Ia memperdengarkan suara-Nya, suara-Nya yang dahsyat!
2. Akuilah kekuasaan Allah; kemegahan-Nya ada di atas Israel, kekuasaan-Nya di dalam awan-awan.
3. Dia mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umat-Nya. Terpujilah Allah

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu maka bersukalah hatimu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (17:11b-19)


"Supaya mereka menjadi satu sama seperti kita."

11b Dalam perjamuan malam terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi semua murid-Nya, "Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. 12 Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. 13 Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.14 Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. 16 Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. 17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.18 Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; 19 dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Yesus berdoa bagi serta mengutus kita ke dalam dunia, berarti sebagai orang yang beriman kepada-Nya kita harus mendunia, berpartisipasi dalam seluk beluk duniawi. Kiranya kita semua memboroskan waktu dan tenaga kita untuk mendunia, mengurus dan mengelola hal-ihwal duniawi. Semakin orang mendunia hendaknya semakin beriman juga; mendunia tanpa iman pasti berbuahkan kekacauan atau amburadul kehidupan bersama.

Kita dipanggil untuk mengusahakan kesucian hidup kita dengan mendunia. Tugas atau panggilan ini kiranya dapat kita usahakan dengan mempersembahkan atau mengarahkan hal-hal duniawi kepada Tuhan, dengan kata lain kita mengelola atau mengurus hal-hal duniawi sebagaimana dikehendaki oleh Allah. “Allah menghendaki, supaya bumi beserta isinya digunakan oleh semua orang dan sekalian bangsa, sehingga harta benda yang tercipta degan cara yang wajar harus mencapai semua orang, berpedoman pada keadilan, diiringi dengan cinta kasih” (Vat II: GS no 69). Ajaran Gereja ini kiranya senada dengan sila kelima dairi Pancasila, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia”. Jika dicermati visi, yang telah dicanangkan puluhan tahun lalu itu, bagi bangsa Indonesia belum menjadi kenyataan, dengan mengingat dan memperhatikan bahwa “jumlah orang miskin di Indonesia tahun 2009 diperkirakan 33,714 juta orang setara dengan 14,87 persen jumlah penduduk Indonesia”. “Jumlah penduduk lapar di dunia pada tahun 2008 meningkat menjadi 963 juta jiwa atau bertambah 43 juta penduduk lapar dibanding tahun 2007. Sekitar 65 persen dari penduduk lapar di dunia hidup di Indonesia, India, Pakistan, Bangladesh, Congo, dan Ethiopia.“(http:// www. lintasberita.com). Maka dengan ini kami berharap kepada mereka yang kaya akan harta benda atau uang untuk memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan; ingat dan hayati bahwa kekayaan anda diperoleh tidak terlepas dari rakyat atau orang-orang miskin.


- “Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga. Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku” (Kis 20:33-34), demikian kesakian iman Paulus. Kesaksian Paulus ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita. Paulus, rasul agung, dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan keperluan kawan-kawannya.

Solidaritas dan keberpihakan dengan dan bersama dengan mereka yang miskin dan bekekurangan itulah sikap hidup yang harus kita miliki, hayati dan perdalam. Solidaritas berasal dari kata bahasa Latin “solido/solidare” yang berarti memperkuat, mengukuhkan, mengutuhkan kembali, menegakkan, meneguhkan. Solidaritas hendaknya dihayati atau dilakukan oleh mereka yang kaya terhadap yang miskin dan berkekurangan , yang kuat terhadap yang lemah, yang sehat terhadap yang sakit, yang di atas terhadap yang di bawah, dst..

Gereja Katolik sering dinilai kaya, namun yang terjadi sebenarnya adalah solidaritas antar anggota Gereja Katolik sedunia serta dapat mengurus dan mengelola harta benda atau uang menurut pedoman ‘intentio dantis’, dan kiranya juga jauh dari korupsi atau seandainya ada korupsi jumlahnya cukup kecil. Kami berharap juga kepada kita semua untuk tidak menjadi ‘benalu-benalu’ dalam hidup bersama, yang hidup menggantungkan diri pada atau bahkan dengan mencuri milik orang lain alias korupsi.



Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Selasa, 26 Mei 2009, Pw. St. Filipus Neri

Selasa, 26 Mei 2009
Pw. St. Filipus Neri

“Aku berdoa untuk mereka”.

Doa Renungan
Allah Bapa kami yang mahakudus, semoga atas kami semua Kaucurahkan anugerah-anugerah Roh Kudus. Semoga Roh Kudus tinggal dalam diri kami, sehingga kami ikut membangun Gereja dan masyarakat menurut bakat-bakat yang telah Kauberikan kepada kami masing-masing. Semoga cinta kasih-Mu dapat kami nyatakan dalam hidup harian kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (20:17-27)

"Aku dapat mencapai garis akhir, dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus."


Dalam perjalanannya ke Yerusalem, Paulus menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus. Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini: dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku. Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus. Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah. Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapapun yang akan binasa. Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah!
Ayat.
(Mzm 68:10-11.20-21)
1. Hujan yang melimpah Engkau siramkan, ya Allah; Engkau memulihkan tanah milik-Mu yang gersang, sehingga kawanan hewan-Mu menetap di sana; dalam kebaikan-Mu Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas, ya Allah.
2. Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita. Allah bagi kita adalah Allah yang menyelamatkan, Allah, Tuhanku, memberi keluputan dari maut

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (17:1-11a)

"Bapa, permuliakanlah Anak-Mu."

Dalam perjamuan malam terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


Saudara-saudara terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Filipus Neri, Imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Filipus Neri adalah seorang imam yang senantiasa berdoa bagi umatnya, bahkan ketika ia diminta oleh seorang ibu bagi anaknya yang telah meninggal dunia untuk pengakuan dosa dan penerimaan sakramen orang sakit, Filipus Neri pun menanggapinya dengan penuh kasih. Mukjizat terjadi: ketika Filipus Neri berdoa di hadapan jenasah tiba-tiba anak itupun bangun alias hidup kembali sekitar setengah jam, dan dengan demikian ia sempat mengaku dosa serta menerima sakramen orang sakit. Filipus Neri kiranya meneladan Yesus yang berdoa bagi para murid, sebagaimana diwartakan dalam Warta Gembira hari ini.

Doa merupakan cirikhas hidup beriman atau beragama. Doa yang benar adalah mengarahkan atau mempersembahkan hati sepenuhnya kepada Tuhan, bukan banyaknya kata-kata atau gerak anggota tubuh. Maka marilah kita mengarahkan atau mempersembahkan hati sepenuhnya kepada Tuhan, dan percayalah dengan demikian pasti akan terjadi mujizat-mujizat. Mempersembahkan hati sepenuhnya kepada Tuhan berarti kita memiliki hati yang dekat dengan Hati Yesus, dimana dari Hati-Nya yang ditusuk oleh tombak keluarlah ‘darah dan air segar’ , simbol kehidupan dan kegembiraan atau kegairahan. Jika kita berdoa dengan benar kiranya kita juga sungguh hidup segar bugar, sehat jasamani maupun rohani, dan doa-doa kita pasti dikabulkan oleh Tuhan.

Doa verbal atau dengan kata-kata yang terbaik adalah doa yang diajarkan oleh Yesus, doa ‘Bapa Kami’, maka hendaknya ketika berdoa Bapa Kami tidak hanya manis di mulut, melainkan merasuk di hati dan dengan demikian isi doa Bapa Kami menjiwai hidup dan cara bertindak kita.

· “Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang” (Kis 17:24-25), demikian jawaban Paulus atas pertanyaan orang-orang Atena di sidang Areopagus. Hidup dan segala sesuatu yang menyertai hidup kita, yang kita miliki dan kuasai sampai saat ini adalah anugerah/kasih karunia Tuhan.dan dengan demikian masing-masing dari kita adalah ‘bait Tuhan’, Tuhan hidup dan berkarya di dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Maka tidak ada alasan seidikit bagi kita untuk menjadi sombong karena aneka kekayaan, keterampilan atau anugerah yang kita miliki., melainkan rendah hati itulah yang terjadi.

Seorang pendoa pada umumnya juga rendah hati, yaitu memiliki “sikap dan perilaku yang tidak suka menonjolkan dan menomorsatukan diri, yaitu dengan menenggang perasaan orang lain. Meskipun pada kenyataannya lebih dari orang lain, ia dapat menahan diri untuk tidak menonjolkan dirinya” (Prof Dr. Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997, hal 24). Kami berharap kepada para pemimpin atau atasan di tingkat atau di bidang kehidupan bersama dimanapun untuk menjadi teladan sebagai ‘pendoa yang rendah hati’, serta senantiasa mendoakan mereka yang harus dilayani atau menjadi tanggungjawabnya.



Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Senin, 25 Mei 2009, Hari Biasa Pekan VII Paskah

Senin, 25 Mei 2009
Hari Biasa Pekan VII Paskah

"Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu. Aku telah mengalahkan dunia."


Doa Renungan

Allah sumber kekuatan kami, ingatkanlah dan teguhkan kami senantiasa bahwa tugas kami yang utama adalah percaya kepada-Mu dan kepada Yesus Putra-Mu. Semoga hari ini iman kami bertumbuh dan penyerahan kami semakin kuat kepada-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (19:1-8)

"Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?"


Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. Katanya kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus." Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes." Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus." Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang. Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah.
Ayat.
(68:2-3ab.4-5.6-7)
1. Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya.
2. Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita. Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah nama-Nya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan! Nama-Nya ialah Tuhan; beria-rialah di hadapan-Nya!
3. Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia, tetapi pemberontak-pemberontak tinggal di tanah yang gundul.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:29-33)

"Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata bahwa akan tiba saat-Nya bahwa Ia tidak lagi berbicara dengan memakai kiasan. Maka para murid berkata kepada Yesus, "Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah." Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Jer basuki mowo beyo” = Untuk hidup mulia, damai sejahtera orang harus berjuang dan berkorban, demikian kata pepatah Jawa. Kita semua kiranya mendambakan menjadi orang baik, cerdas/pandai dan sejahtera atau berkecukupan dalam kebutuhan hidup sehari-hari, syukur kaya. Ada orang yang menempuh jalan pintas untuk memperolehnya antara lain dengan menyontek selama dalam proses pembelajaran atau pendidikan, atau dengan korupsi selama bekerja atau memiliki jabatan/kedudukan yang ‘basah’. Apa yang diperoleh dengan cepat pada umumnya dengan cepat pula akan habis atau musnah. Warta Gembira hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua untuk senantiasa mengikuti proses yang baik untuk menjadi baik, cerdas/pandai atau kaya atau terhormat. Memang setia pada proses pada umumnya akan menghadapi aneka tantangan atau hambatan, namun sadarilah dan hayatilah bahwa aneka tantangan dan hambatan tersebut merupakan wahana bagi kita untuk tumbuh berkembang sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan. Kita dapat belajar perihal proses ini, misalnya perihal ‘ayam kampung’ dan ‘ayam sembelihan’. Ayam kampong tumbuh berkembang sesuai dengan proses penciptaan yang dikehendaki Tuhan, sedangkan ‘ayam sembelihan’ tumbuh berkembang begitu cepat karena intervensi obat, suntikan hormone. Bukankah lebih sehat mengkonsumi ‘ayam kampung’ daripada ‘ayam sembelihan’? Ayam kampung yang kecil harganya lebih mahal daripada ayam sembelihan yang besar. Ayam kampung tumbuh berkembang dengan kerja keras mencari makanan sendiri, sementara ayam sembelihan ‘dipenjara’ dan dimanjakan. Marilah kita didik dan dampingi anak-anak kita untuk tumbuh berkembang dengan mengikuti proses yang baik, dan tentu saja harus ada teladan konkret dari para orangtua, orang dewasa atau para guru/pendidik. Jauhkan dan berantas budaya ‘instant’ , yang menggejala dalam tindakan menyontek dan korupsi.!

· “Ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat” (Kis 19:6). Dengan menerima Sakramen Krisma atau Baptis kita semua diharapkan hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Roh Kudus, sehingga dapat ‘berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat’. Hidup dan bertindak dalam dan oleh Roh Kudus senantiasa mempersatukan bukan memecah-belah atau memporak-porandakan. Keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai yang mempersatukan antara lain “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23). Memang untuk menghayati keutamaan-keutamaan di atas ini tak akan terlepas dari tantangan, hambatan atau penderitaan, mengingat dan memperhatikan kemerosotan moral yang terjadi hampir dalam semua bidang kehidupan bersama pada masa kini. Tetapi, sekali lagi saya ingatkan, sadarilah dan hayatilah jika kita tetap setia pada panggilan dan tugas pengutusan kita, maka aneka tantangan, hambatan dan penderitaan tersebut merupakan ‘lahan’ kelahiran dan pemantapan atau peneguhan keutamaan-keutamaan tersebut. Penghayatan keutamaan-keutamaan dan tantangan, hambatan serta penderitaan bagaikan mata uang bermuka dua. Renungkan dan hayati sabda Yesus ini: “Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu”(Yoh 16:21-22). Marilah bersakit-sakit dahulu dan bersenang-senang kemudian, jangan bersenang-senang dulu dan akhirnya menderita atau sakit sepanjang zaman.


Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

Minggu, 24 Mei 2009, Hari Minggu Paskah VII, Hari Minggu Komunikasi Sedunia ke 43

Minggu, 24 Mei 2009
Hari Minggu Paskah VII

Hari Minggu Komunikasi Sedunia ke 43
Teknologi Baru, Relasi Baru: Memajukan Budaya Menghormati, Dialog dan Persahabatan

"Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikianlah pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia."

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahakuasa dan kekal, pada hari ini kami umat katolik sedunia merayakan Hari Komunikasi Sedunia ke 43. Kami mengucap syukur atas anugerah daya cipta, kreativitas, dan ketekunan yang menghasilkan sarana-sarana komunikasi yang mengagumkan dan semakin menyatukan umat manusia, khususnya menyatukan keluarga kami masing-masing. Kami mohon, semoga para orang tua menyadari tanggung jawabnya dalam memilih sarana dan tayangan yang bermanfaat bagi komunikasi dalam keluarga maupun bagi perkembangan iman anak-anak. Ini kami mohon dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (1:15-17.20-26)


"Hendaknya dipilih seorang untuk menjadi saksi tentang kebangkitan Kristus bersama kami."



15 Pada waktu itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata: 16 "Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. 17 Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini." 20 "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain. 21 Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, 22 yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya." 23 Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias. 24 Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, 25 untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya." 26 Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 807
Ref. Puji Jiwaku, nama Tuhan, jangan lupa pengasih Yahwe.
Ayat.
(Mzm 103:1-2.11-12.19-20ab)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku, pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku. Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan kebaikan-Nya.
2. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan, atas orang-orang yang takut akan Dia. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (4:11-16)


"Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita."

11 Saudara-saudaraku yang terkasih, Allah begitu mengasihi kita! Maka haruslah kita juga saling mengasihi. 12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. 13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. 14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. 15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. 16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu maka bersukalah hatimu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (17:11b-19)


"Supaya mereka menjadi satu sama seperti kita."

11b Dalam perjamuan malam terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi semua murid-Nya, "Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. 12 Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. 13 Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.14 Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. 16 Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. 17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.18 Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; 19 dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Rekan-rekan yang baik!

Pada hari Minggu Paskah VII tahun B dibacakan bagian doa Yesus pada perjamuan terakhir bagi para muridnya (Yoh 17:11b-19). Yesus meminta agar Bapa memelihara para murid dalam nama-Nya agar mereka menjadi satu seperti dia satu dengan Bapa. Diungkapkannya pula bahwa para murid diutus ke dunia, sebagaimana ia sendiri. Marilah kita dalami unsur-unsur itu dan lacak ke mana arahnya bagi zaman kita sekarang.

"PELIHARALAH DALAM NAMAMU"

Disampaikan permohonan agar Bapa "memelihara" para murid. Ungkapan ini dipakai dalam arti yang lazim dikenal, yakni mengurus, menjaga agar mereka terus hidup dan bertumbuh. Sekaligus diminta agar mereka dijauhkan dari marabahaya. Dalam Injil Yohanes memang ada gagasan bahwa kehidupan ini terancam oleh kekuatan-kekuatan "dunia" yang berusaha menjauhkan orang dari sumber kehidupan sendiri. Boleh dikatakan, dalam alam pikiran Injil ini, dunia diperlihatkan sebagai tempat berkuasanya kekuatan jahat. Tetapi tidak diajarkan untuk menyangkal dunia sebagai kenyataan seburuk apapun kenyataan itu. Karya penebusan justru mendatangi dan menerangi tempat gelap, yakni dunia, sehingga berangsur-angsur berubah menjadi tempat terang sendiri. Tempat kegelapan tidak dipaparkan sebagai tempat terhukum yang bakal dihancurkan kelak. Kekhususan pandangan Injil Yohanes ialah tekad dan keberanian Yesus untuk memasuki tempat gelap dan mengubahnya karena dirinya ialah terang itu sendiri. Gagasan ini muncul berkali-kali sejak pembukaan Injil ini. Memang diisyaratkan ada semacam "pergumulan" antara gelap dan terang, tapi ditegaskan bahwa terang takkan dikuasai yang gelap.

Ungkapan "dalam nama (Bapa)" amat luas cakupan maknanya. Semua tindakan Yesus seperti diungkapkan dalam Injil terjadi untuk memperkenalkan siapa sesungguhnya Yang Maha Kuasa itu, bagaimana Dia bisa dikenal, dan siapa nama-Nya: "Bapa" , Aramnya "Abba". Dia yang sedemikian luhur itu kini dikenal bukan lagi dengan nama yang tak boleh diucapkan karena teramat keramat seperti dihayati dalam agama Yahudi dulu. Kini Ia dapat diseru sebagai Abba, "Pak". Tentu saja terjemahan seperti ini hanya dapat mengalihbahasakan satu sisi arti sebutan itu, yakni perasaan akrab. Panggilan Abba juga mengungkapkan kepatuhan penuh dari yang mengucapkannya, dan bukan hanya itu saja, seruan itu juga mengungkapkan bahwa Dia adalah tumpuan harapan yang paling tepercaya. Bila semuanya tak ada lagi, seperti pada saat-saat terakhir Yesus di salib, yang diserukannya, seperti dicatat Lukas, ialah "ke dalam tanganMu, Abba - ya Bapa - kuserahkan nyawaku". Atau seperti dicatat Yohanes, terucap oleh Yesus, "Sudah terlaksana!" dan Yohanes menjelaskan lebih lanjut "Ia menundukkan kepala dan menyerahkan nyawanya". Bahasa badaniah ini - menundukkan kepala - mengungkapkan keikhlasan dalam penyerahan tadi..

Dalam Yoh 17:11 Yesus menyerahkan para murid kepada Bapanya. Murid-murid itu karya terbesar Yesus karena dalam diri merekalah nanti ia tetap bisa hadir bagi orang-orang yang membutuhkannya. Juga oleh murid-murid itu nanti Allah yang dapat diseru sebagai Bapa tadi akan diperkenalkan kepada banyak orang. Tetapi agar semuanya ini tetap berlangsung butuh kekuatan dan perhatian dari atas sana sendiri.

"AGAR MEREKA MENJADI SATU SEPERTI KITA"

Injil Yohanes membongkar batas-batas waktu dan tempat. Inilah salah satu dimensi khas Kabar Gembira yang ditampilkannya. Yesus membongkar tembok Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari dalam ujud bait rohani, yakni dirinya yang hidup di dalam batin pengikut-pengikutnya. Kawasan yang ditemboki tadi kini menjadi ruang hidup yang tak mengenal batas. Kehidupannya dalam kebangkitan tidak lagi ada selesainya. Inilah keleluasaan yang menjadi warta khas Injil Yohanes bagi para pengikut Yesus, juga di masa kini. Kita boleh merasa masih ikut didoakan Yesus sendiri seperti para muridnya dulu sendiri. Menyadari hal ini dapat menumbuhkan rasa aman tanpa menyangkal pelbagai kekurangan yang tampak dalam kehidupan sehari-hari. Inilah iman yang hendak disampaikan oleh Injil Yohanes khusus dalam petikan hari ini.

Yesus juga mendoakan agar para murid bersatu. Bila dibaca dalam konteks zaman Yohanes sendiri, pokok ini amat berarti. Dari dulu para murid tidak berasal dari kalangan yang seragam, setingkat, atau seasal Perbedaan satu sama lain cukup besar. Kisah para rasul memperlihatkan segi itu juga. Tetapi justru keragaman itu dipandang sebagai sumber kekuatan untuk bersatu. Ini paradoks kehidupan komunitas. Justru karena dirasa ada perbedaan, semakin pula dirasa kebutuhan bersatu. Tentu saja keberlainan belaka atau keseragaman belaka juga tak ada artinya. Baru bila dipadukan muncullah kekuatannya. Begitulah doa Yesus di sini memberi ruang agar tiap orang berkembang seleluasa-leluasanya, tetapi juga agar menghasilkan yang baru.

Kesatuan yang didoakan Yesus tadi didasarkan pada kesatuan antara dirinya dengan Bapanya. Cara bicara seperti ini acap kali dianggap terlalu teologis, bahkan sarat muatan mistiknya, dan sulit dimengerti. Tak ada yang lebih meleset dari perkiraan itu. Yohanes mau memakai cara bicara yang biasa. Kesatuan antara Yesus dan Bapanya itu jelas bukan kesatuan kesenyawaan, sehingga yang satu jadi sama persis dan melebur dengan yang lain. Justru tidak benar. Kesatuan yang ditonjolkan itu kesatuan yang timbul karena yang satu patuh dan yang lain beperhatian. Jelas tidak sama, tetapi keduanya membangun keselarasan. Kesatuan ini tumbuh karena ada saling tunjang menunjang. Itulah kiranya yang dialami sebagai kekuatan di dalam komunitas para pengikut Yesus yang pertama dan yang mereka ajarkan kepada generasi selanjutnya.

Dalam ay. 12 Yesus mengutarakan bahwa ia telah berusaha menjaga para murid agar mereka tidak "binasa", maksudnya, kehilangan arah, tak tahu lagi ke mana harus berjalan dan menjadi mangsa macam-macam kekuatan jahat. Pembaca akan teringat pada ibarat gembala yang baik yang menyertai kawanannya juga dalam bahaya manapun. Gagasan "binasa" didasarkan juga pada ibarat domba yang hilang di jalanan. Di sini ada tambahan "kecuali yang ditentukan untuk binasa". Acuannya kiranya kepada tokoh seperti Yudas yang memang memisahkan diri dari kawanan dan tidak dapat lagi hidup bersama dengan yang lain dan dengan gembalanya sendiri. Sayang, terjemahan "ditentukan untuk binasa" dalam versi LAI itu bunyinya agak keras dan dapat memberi kesan ada suratan takdir ke sana. Bukan demikian maksudnya. Teks aslinya secara harfiah mengatakan "kecuali anak kebinasaan". Maksudnya, bukan dia yang sudah digariskan untuk binasa nantinya, melainkan yang kini sudah terlanjur ada dalam keadaan itu. Jadi yang dibicarakan bukan keadaan yang akan datang melainkan orang yang sudah dalam keadaan tak tertolong lagi. Sudah terlanjur ke sana, yang sudah memilih ke sana.

MENGENAL DIA YANG MENDOAKAN

Doa ini juga mengungkapkan keprihatinan sang gembala karena ada yang terlanjur hilang dan binasa walaupun sudah diusahakannya sebisa-bisanya agar tak seorang pun memasuki jalan kebinasaan. Doa ini menjadi ungkapan pertanggungjawaban di hadapan Bapanya. Juga tampil sebagai pengakuan bahwa ada yang tak berhasil direnggutnya dari dunia gelap. Seolah-olah kini ia menyerahkan yang gawal itu pada kerahiman Bapa sendiri. Bila dibaca dengan cara ini doa itu dapat lebih memperkenalkan perasaan dan perhatian Yesus terhadap mereka yang telah mau mengikutinya dan yang boleh jadi mengalami kesulitan.

Murid-murid itu boleh merasa aman dalam mengarungi kawasan yang penuh ancaman karena ada yang memintakan perlindungan bagi mereka.. Mereka ini juga "dikuduskan", artinya, dipisahkan dari yang gelap secara sungguh-sungguh ("dalam kebenaran"). Oleh karena itu, mereka akan juga dapat menjadi rujukan bagi orang lain. Inilah yang diartikan dengan "aku mengutus mereka ke dunia". Diminta agar para murid tidak hanya berupaya menyelamatkan diri sendiri, melainkan menyertakan juga orang-orang lain yang masih ada dalam kawasan gelap dunia tadi.

Gagasan kosmik kekuatan-kekuatan gelap Injil Yohanes, yakni "dunia", memiliki kenyataan sosialnya juga. Dan Gereja sebagai komunitas pembaca Injil ini juga diajak menjadi makin peka akan adanya kenyataan yang gelap dalam kehidupan sehari-hari. Tapi bukan hanya itu. Kita juga diajak menumbuhkan masyarakat yang makin memungkinkan orang menemukan kehidupan yang layak, dan bukan "ditentukan binasa". Apakah Gereja sebagai kawanan orang percaya dapat mendalami doa Yesus ini untuk membaca kehidupan? Kiranya begitu. Sebagai kumpulan komunitas para murid, Gereja ada di dunia ini, hidup di tengah-tengah pelbagai tarikan kuasa gelap, tetapi bukan dari dunia ini. Tidak menjadi bagian kekuatan-kekuatan itu. Justru yang diharapkan ialah mengubah lingkungan seperti itu menjadi wahana terang, tempat orang lain menemukan tempat bernaung.

DARI BACAAN KEDUA: 1Yoh 4:11-16

Bagaimana mengerti pernyataan pada awal petikan kali ini: "Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau Allah demikian mengasihi kita, maka kita juga harus saling mengasihi." Amat sering ayat ini dipandang sebagai imbauan agar saling mengasihi, bahkan kewajiban untuk itu: kita harus....! Namun bila disimak baik-baik, orang akan bertanya, mungkinkah saling mengasihi itu di-"harus"-kan? Bila sudah harus, apa masih ada lagi kasih yang katanya bukan keharusan, melainkan pilihan merdeka? Ada pertentangan. Kedengarannya pelik, tapi sebetulnya bukan di situlah perkaranya, melainkan pada arah tafsiran tadi sendiri.

Gagasan pokok surat Yohanes mengenai "Allah mengasihi kita" itu bukanlah sekadar gagasan rohani saleh. Yang dimaksud dengan ungkapan Allah mengasihi manusia ialah kedatangan Yesus Kristus, utusan Allah, yang membawakan kedamaian antara Dia dan umat manusia. Dalam diri utusan ini, kemanusiaan tidak lagi tertutup dalam diri sendiri. Inilah tumpuan bagi gagasan "saling mengasihi" dalam surat ini. Ringkasnya, "saling mengasihi" ialah berbagi pemahaman serta pengalaman akan kenyataan bahwa yang ilahi telah mendekati manusia kembali. Tentunya bukan terutama dengan perkataan atau bahkan dalam ibadat dan doa saja, melainkan dalam saling membantu untuk menyertakan Allah dalam kehidupan, mengupayakan bersama agar jalan bagi-Nya terbuka, membiarkan Dia menyertai masing-masing dalam kehidupan ini. Inilah "saling mengasihi" dalam surat Yohanes. Jadi bukan semata-mata tindakan baik satu sama lain, melainkan upaya bersama untuk memaham bahwa kehidupan ini dekat pada-Nya, tidak lagi yang menjauh dari-Nya.


Salam hangat,
A. Gianto

----

“ Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia”



Kasus pembunuhan Nasrudin dengan terlibatnya Antasari, Ketua KPK (entah benar atau tidak bahwa Antasari terlibat dalam pembunuhan Nasrudin), begitu cepat tersebar dan menjadi bahan pembicaraan atau gunjingan banyak orang. Aneka sarana komunikasi yang canggih dan modern rasanya mendukung kecepatan penyebaran kasus pembunuhan tersebut, entah melalui email/internet, HP , media cetak atau elektronik maupun secara lisan dari mulut ke mulut. Komunikasi merupakan salah satu kekuatan dan kuasa yang dapat mempengaruhi hidup bersama; apa yang dikomunikasikan, entah baik atau benar, pada umumnya mempengaruhi percakapan dan sikap bertindak orang. Jika dicermati kiranya berita yang jelek atau jahat lebih mudah tersebar dan terkomunikasikan daripada berita yang baik atau benar. Berbagai berita cetak yang bersifat jahat atau miring-miring sedikit pada umumnya lebih menarik dan diminati banyak orang, demikian juga generasi muda yang mulai mengenal dan dapat memanfaatkan sarana komunikasi intenet pada umumnya juga cenderung untuk mencari berita atau gambar yang kurang baik alias porno. Dengan kata lain ‘dunia’ ini rasanya lebih teegerak atau termotivasi oleh berita-berita jelek atau jahat daripada berita-berita baik (lihat dan perhatikan kasus bencana alam, entah tsunami, banjir bandung atau badai topan, dst..). Memang kasus atau peristiwa yang tidak baik tersebut juga menjadi kesempatan bagi orang-orang baik untuk berbuat baik alias memberitakan Kabar Baik atau ‘memberitakan Firman Tuhan’.



“Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia” (Yoh 17:14 )



Yesus adalah seorang “Komunikator”, dan kiranya Ia dapat menjadi teladan para komunikator di dalam menyebarluaskan atau mewartakan apa yang baik dan menyelamatkan. Yesus dapat berkomunikasi dengan baik dengan semua orang: anak-anak, orangtua, pejabat atau penguasa, pemimpin, rakyat kecil, orang miskin atau orang kaya, yang pandai atau yang bodoh, yang sehat atau yang sakit atau yang berdosa, dst.. Ia adalah Komunikator Kabar Baik, yang membahagiakan, menyelamatkan, memperbaiki atau memperbaharui. Memang ada yang menolak untuk diperbaiki atau diperbaharui antara para tokoh dan pejabat hidup bersama, entah hidup beragama atau bermasyarakat, yang gila akan harta benda/uang, kuasa/kedudukan/jabatan atau kehormatan duniawi. Demikian juga para koruptor membenci ajaran dan kedatanganNya. “Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia” , demikian sabda-Nya.



Pada Hari Komunikasi Sedunia ini kita diajak mawas diri perihal panggilan dan tugas pengutuan kita sebagai komunikator-komunikator Kabar Baik, apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan. Dalam berkomunikasi antara lain kita menggunakan bahasa tubuh atau bahasa lisan, dan bahasa tubuh kiranya lebih mengena dan mengesan karena lebih menyertakan pribadi kita seutuhnya daripada bahasa lisan. Ketika kita sedang berbicara dengan seseorang, kita sering menduga bahwa apa yang kita katakan menyenangkan atau penting bagi pendengar. Tetapi kenyataannya, yang terpenting adalah apa yang dikatakan tubuh kita, bukan mulut kita. Bahasa tubuh itu antara lain senyuman, lirikan atau kerlingan mata, ciuman, belaian, sentuhan dst.. Bahasa tubuh dimiliki oleh semua orang, anak-anak atau orang dewasa atau kakek-nenek, binatang maupun tanaman. Mereka yang sedang saling mengasihi kiranya dapat memahami dan menikmati betapa mengesan dan nikmatnya bahasa tubuh itu dan apa yang telah dirasakan dan dinikmati sungguh mempengaruhi dan menjiwai cara hidup dan cara bertindak. Maka baiklah kita semua dalam berkomunikasi dengan tubuh alias dalam berbahasa tubuh hendaknya dalam dan oleh cintakasih.



Dalam Hari Komunikasi Sedunia ini kami juga mengingatkan dan mengajak siapapun yang bergerak atau bekerja atau berprofesi dalam karya komunikasi, entah eleketronik maupun cetak maupun kita semua para penerima produk komunikasi.untuk mawas diri. “Kewajiban moral utama untuk dengan tepat menggunakan upaya-upaya komunikasi social ada pada para wartawan, pengarang, actor, penulis scenario, pelaksana, penyusun acara, distributor, produsen, pemasar, resensor, dan orang-orang lain, yang dengan cara mann pun juga berperan-serta dalam pelaksanaan dan penyaluran komunikasi” (Vat II : Dektit tentang upaya-upaya komunikasi sosial, no11). “Hendaknya para penerima, terutama di kalangan kaum muda, berusaha, supaya dalam memakai upaya-upaya komunikasi social mereka belajar mengendalikan diri dan menjaga ketertiban. Kecuali itu hendaklah mereka berusaha memahami secara lebih mendalam apa yang mereka lihat, dengar dan baca. Hendaklah itu mereka percakapkan dengan para pendidik dan para ahli, dan dengan demikian mereka belajar memberi penilaian yang saksama. Sedangkan para orangtua hendaknya menyadari sebagai kewajiban mereka: menjaga dengan sungguh-sungguh, supaya tayangan-tayangan, terbitan-terbitan tercetak dan lain sebagainya, yang bertentangan dengann iman serta tata susila, jangan sampai memasuki ambang pintu rumah tangga, dan jangan sampai anak-anak menjumpainya di luar lingkup keluarga” (ibid no 10).



"Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini,untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya."(Kis 1:24-25)


Kutipan di atas ini adalah doa umat Allah atau beriman dalam rangka penggantian seorang rasul, jabatan pelayanan Seorang rasul memang bertugas untuk mewartakan Kabar Baik dengan semangat pelayanan, bukan penguasaan. Tugas ini antara lain pada masa kini dilakukan oleh para ketekis atau guru agama, entah resmi sesuai dengan jabatannya atau relawan/volunteer. Seorang rasul kiranya menyadari atau menghayati apa yang dikatakan oleh Yohanes ini: “Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia” (1Yoh 4:16 ), maka dalam melaksanakan pelayanannya ia dijiwai oleh kasih Allah.



Hemat saya kita semua juga memiliki tugas rasuli ini, menjadi pewarta-pewarta Kabar Baik melalui cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun. Dalam hidup dan kerja kita senantiasa berkomunikasi dengan yang lain, entah sesama manusia, harta benda maupun binatang dan tanaman. Marilah kita saling berkomunikasi dalam kasih dan oleh kasih, sehingga kita hidup dan bertindak saling mengasihi, entah dengan bahasa tubuh atau bahasa lisan. Komunikasi dengan bahasa tubuh dimulai dengan memandang/melihat, mendengarkan, menyapa, menyentuh, membelai, mencium dst.. dan bagi suami isteri akhirnya bersetubuh, saling menyerahkan diri dalam dan oleh kasih. Para bapak-ibu atau suami-isteri kiranya memiliki bahasa komunikasi tubuh yang mendalam dan mengesan, maka hendaknya mereka dapat menjadi saksi komunikator kasih dalam hidup sehari-hari bagi anak-anaknya, tetangga, rekan dan sesama manusia. Komunikasi yang memiliki akar kata bahasa Latin “communicare” dapat berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberi bagian dalam, memberikan sebagian kepada seseorang,bertukaran, tukar-menukar. Tindakan-tindakan itulah yang terjadi ketika kita saling berkomunikasi.
Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

Sabtu, 23 Mei 2009, Hari Biasa Pekan VI Paskah

Sabtu, 23 Mei 2009
Hari Biasa Pekan VI Paskah

“Mintalah maka kamu akan menerima supaya penuhlah sukacitamu.”


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahamulia, tuntunlah kami dan semua komunitas Kristiani, jadikanlah kami tanda-tanda kehadiran-Mu oleh semangat doa, kerukunan, dan keramahan kami, serta kesabaran satu sama lain. Kami percaya, roh-Mu mengiringi langkah kami dan melindungi kami dari segala yang jahat. Dengan demikian kami senantiasa memuliakan nama-Mu dalam setiap tutur kata dan perilaku kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (18:23-28)


"Apolos membuktikan dari Kitab Suci, bahwa Yesus adalah Mesias."


Paulus meninggalkan Korintus dan kembali ke kota Antiokhia di Siria. Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid. Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah. Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Allah adalah Raja seluruh bumi!
Ayat.
(Mzm 47:2-3.8-9.10)
1. Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran!
2. Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus.
3. Para pemuka bangsa-bangsa berkumpul sebagai umat Allah Abraham. Sebab Allah yang empunya perisai-perisai bumi; Ia sangat dimuliakan”

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:23b-28)


"Bapa mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya."

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Isi doa-doa kita pada umumnya adalah permohonan-permohonan kepada Tuhan. Di dalam kegiatan novena-novena biasanya banyak permohonan yang diajukan, misalnya: permohonan segera memperoleh jodoh atau pasangan hidup, permohonan sukses dalam belajar atau bekerja, permohonan sembub dari sakit, dst.. Doa permohonan yang baik adalah mohon karunia Roh Kudus, misalnya: “hikmat, pengertian, nasihat, keperkasaan, pengenalan akan Allah, kesalehan, takut akan Allah” (lih PS no 93).

Anugerah-anugerah atau karunia-karunia inilah yang membuat kita penuh sukacita sejati. Maka hendaknya di dalam doa-doa kita senantiasa dengan rendah hati mohon di antara ketujuh anugerah atau karunia tersebut, mana yang sesuai dengan kondisi dan situasi kita masing-masing.

Sebagai contoh, dengan mencermati situasi dan kondisi hidup bersama masa kni, adalah mohon kesalehan, hidup saleh. Saleh atau sumeleh bukan kepasrahan pasif, melainkan sesuatu kekuatan dimana pada titik keangkuhan orang harus mengakui kelemahan dan kekurangannya serta kemudian mempersembahkan diri seutuhnya kepada penyelenggaraan Ilahi. Dengan kata lain orang saleh sungguh beriman, hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Ia akan hidup dengan rendah hati, lemah lembut, sopan, sabar, penuh hormat kepada sesama manusia dan ciptaan-ciptaan lain di dunia ini. Ia juga tidak materialistis. Ia juga mentaati aneka aturan dan tatanan hidup yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusannya. Taat, setia dan melaksanakan aturan atau tatanan hidup pada masa kini hemat saya sungguh merupakan sesuatu yang harus kita mohon dan hayati di dalam hidup sehari-hari, mengingat dan memperhatikan cukup banyak orang melanggar aturan seenaknya, sebagaimana kita lihat di jalanan atau persimpangan jalan.

· “Setibanya di Akhaya maka ia (Apolos) oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias” (Kis 18:27-28). ”Menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya” rasanya menjadi dambaan dan kerinduan kita sebagai orang beriman. Maka hemat saya selayaknya jika kita membiasakan diri hidup dan bertindak dalam dan oleh kasih karunia Allah, dan kiranya hal ini hendaknya juga dididikkan atau dibinakan kepada anak-anak atau generasi muda dan tentu saja dengan keteladanan orangtua atau orang dewasa.

Hidup dan segala sesuatu yang menyertai kita atau kita miliki dan kuasai serta nikmati pada saat ini adalah kasih karunia Allah, maka selayaknya semuanya itu kita hayati atau fungsikan sesuai dengan kehendak Allah, sehingga kita hidup dan bertindak bersama dan bersatu dengan Allah.

Siapapun yang hidup dan bertindak bersama dan bersatu dengan Allah inilah yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya atau sesamanya. Kehendak Allah yang utama dan pertama adalah keselamatan jiwa manusia, maka hendaknya kita senantiasa mengusahakan keselamatan jiwa manusia dalam hidup dan sepak terjang kita dimanapun.

Barometer keberhasilan hidup dan tindakan kita adalah keselamatan jiwa, bukan harta benda atau uang. Sebagai orang beriman, yang hidup dalam dan oleh kasih karunia Allah, kita juga dipanggil untuk tanggap secara positif dan proaktif terhadap situasi, tempat atau pekerjaan yang menjanjikan keselamatan jiwa lebih banyak. Maka meskipun sulit dan berat, tetapi menjanjikan keselamatan jiwa lebih banyak, hendaknya kita tidak putus asa .

Jika dalam keadaan sulit dan berat kita tetap hidup dalam dan oleh kasih karunia Allah, percayalah kita pasti akan mampu mengatasinya, dan dengan demikian kita akan semakin menjadi orang yang sangat berguna bagi sesama.



Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy