| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 21 Mei 2009, Hari Raya Kenaikan Tuhan

Kamis, 21 Mei 2009
Hari Raya Kenaikan Tuhan

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa, kami bergembira dan bersyukur kepada-Mu, karena dengan kenaikan Putera-Mu ke surga Engkau meninggikan martabat kami. Sebagai kepala kami Ia telah mendahului mencapai kemuliaan. Maka dibangkitkan-Nyalah pada kami, anggota-anggota tubuh-Nya, harapan yang mantap. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami, yang hidup berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kisah Para Rasul (1:1-11)


"Yesus terangkat ke surga, dan disaksikan oleh para rasul."

Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang--demikian kata-Nya--"telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus." Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS 825
Reff. Allah telah naik, diiringi sorak-sorai. Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
Ayat.
(Mzm 47:2-3.6-3.8-9)
1. Hai segala bangsa bertepuk tanganlah, Elu-elukan Allah dengan sorak sorai. Sebab Tuhan, yang maha tinggi adalah dahsyat. Raja agung atas seluruh bumi.
2. Allah telah naik diiringi soraksorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, kidungkanglah mazmur bagi Raja kita, kidungkan mazmur.
3. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran! Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (1:17-23)


"Allah mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya dalam surga."

Saudara-saudara, kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil PS 962
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Pergilah dan ajarlah semua bangsa, sabda Tuhan, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:15-20)


"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil."

Pada suatu hari Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
I. Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakan-Nya..
U.Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

LUASKAN CAKRAWALA!

Injil dan bacaan kedua Hari Raya Kenaikan Tuhan 21 Mei 2009 (Mrk16:15-20, Ef 1:17-23)

Rekan-rekan yang budiman!

Bacaan Injil bagi Hari Raya Kenaikan Tuhan tahun ini (Mrk 16:15-20) memuat tiga unsur pokok.

Yang pertama ialah perintah untuk pergi ke seluruh penjuru dunia mengumumkan Injil kepada semua ciptaan sehingga mereka yang menerimanya akan memperoleh keselamatan, tapi yang menolak akan terhukum (ay. 15-16).
Kedua, para murid akan disertai tanda-tanda hebat: mampu mengusir setan, berbicara bahasa-bahasa baru, bisa memegang ular, tak mempan racun, bisa menyembuhkan dengan meletakkan tangan di atas orang sakit.
Yang ketiga ialah Yesus naik ke surga dan duduk di kanan Allah. Begitulah para murid berangkat memberitakan Injil ke segala penjuru dunia diteguhkan dengan tanda-tanda yang dibekalkan kepada mereka.

PENUTUPAN INJIL MARKUS

Injil Markus sebenarnya berakhir pada Mrk 16:8, pada kalimat yang menceritakan bagaimana para perempuan yang tadi mendatangi makam Yesus lari ketakutan dan tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun sebab mereka gentar. Setelah itu ada tambahan bahwa para perempuan itu akhirnya menyampaikan kepada Petrus dkk. pesan tokoh berjubah putih yang mereka lihat di kubur. Juga dikatakan bahwa Yesus sendiri dengan para murid mengabarkan berita kudus itu (berita kebangkitan) dari Timur ke Barat. Kedua kalimat yang ditambahkan setelah ay. 8 ini disebut para ahli sebagai "penutupan pendek" dari Injil Markus. Kiranya dulu ada penyalin awal beranggapan bahwa ay. 8 terasa terpenggal dan sulit dimengerti. Masakan Injil berakhir dengan ketakutan para saksi pertama. Maka ia berusaha menjelaskan bahwa akhirnya toh mereka berani mengabarkan kepada para rasul. Para rasul sendiri kemudian memberitakan kebangkitan dengan disertai Yesus yang bangkit.

Dalam terbitan modern, didapati pula ay. 9-20 yang lazim disebut sebagai "penutupan panjang". Jadi Injil Markus memiliki dua penutupan. Yang panjang menceritakan beberapa kali penampakan Yesus terangkat ke surga. Mula-mula ia menampakkan diri kepada Maria Magdalena, ay. 9-11 (mengingatkan pada Yoh 20:11-18), lalu kepada dua orang murid ketika ada dalam perjalanan ke luar kota, ay. 12-13 (berdasarkan kisah dua murid di Emaus Luk 24:13-35), dan akhirnya kepada kesebelas murid ketika sedang makan sambil mencela ketidakpercayaan mereka akan berita orang yang telah melihatnya sesudah bangkit., ay. 14 (seperti Luk 24:41 dst. ketika ia minta diberi makan agar jangan dikira jejadian atau proyeksi pikiran mereka sendiri). Sesudah itu, ay. 15-20, yang dibacakan hari ini, ia memberi penugasan memberitakan Injil ke semua makhluk (mirip dengan Kis 1:8 dan Mat 28:19), menegaskan tanda-tanda yang bisa dilakukan mereka, serta kenaikannya ke surga dan kepergian para rasul mengajar ke seluruh penjuru dunia disertai tanda-tanda tadi. Beberapa rujukan ke Injil lain di atas menunjukkan bahwa bagian penutupan ini dikarang atas dasar sumber-sumber tadi yang sebenarnya baru ditulis beberapa waktu setelah Markus sendiri. Bagaimanapun juga penutupan panjang ini termasuk Injil Markus yang diterima di Gereja.

Penutupan panjang itu memberi pandangan mengenai kegiatan komunitas pengikut Yesus awal, sedangkan penutupan pendek di atas hanya dimaksud menghaluskan akhir sebuah karangan. Kedua-duanya diterima sebagai bagian Injil Markus dalam Alkitab sejak daftar kitab-kitab kanonik itu mulai stabil, yakni pada abad ke-4. Jadi tidak lagi dipersoalkan kewibawaan bagian penutupan Injil Markus. Pertanyaan kita ialah bagaimana membuat penafsiran yang sesuai dengan kenyataan bahwa teks itu berasal dari zaman setelah teks Markus sendiri selesai. Uraian berikut berusaha menjawab pertanyaan itu.

MENGUMUMKAN INJIL KE "SELURUH DUNIA" DISERTAI "TANDA-TANDA"?

Sebelum terangkat ke surga, Yesus meminta para murid agar pergi ke seluruh penjuru dunia mengumumkan Injil - Kabar Gembira - kepada seluruh ciptaan. Para murid diajak menemukan ruang hidup yang makin luas. Luaskan cakrawala! Itulah arti pergi ke segala penjuru dunia. Bukan hanya wilayah atau negeri jauh yang mesti dijadikan tanah misi. Jauh lebih kaya dan dapat terus disesuaikan dengan keadaan zaman, juga zaman kita. Kita didorong menemukan bentuk-bentuk baru dalam kehidupan di masyarakat, entah itu cara-cara berpikir yang baru, entah itu pendalaman rohani yang hingga kini belum amat dijelajahi. Itulah inti perintah ke segala penjuru dunia tadi. Temukan lorong-lorong baru berpikir, temukan kenyataan-kenyataan yang kini makin menggambarkan jalannya kekuatan-kekuatan yang ada dalam masyarakat Juga termasuk dalam perintah itu kesadaran baru akan martabat manusia yang sungguh yang mesti didekati para murid. Kemajuan sarana komunikasi juga tempat yang perlu didatangi menurut semangat perintah tadi. Semuanya itu perlu didekati, ditemukan - bukan dijauhi, didiamkan, apalagi dianggap tidak perlu dimengerti. Wilayah-wilayah itu masih menantikan Kabar Gembira.

Tadi dalam analisis teks ditunjukkan bagian ini tidak termasuk yang disusun Markus sendiri, walaupun menjadi bagian utuh dari Injil Markus dalam bentuk kanoniknya. Dan justru di situlah nilainya. Ada pemikiran mendalam mengenai Yesus yang bangkit itu. Di situ termuat pengertian orang beriman yang membaca kembali karya Yesus di dunia ini dalam diri mereka.

Untuk apa menemukan macam-macam realitas baru itu? Menurut ay. 15 itu juga, semua yang ada di situ ialah "makhluk", dengan kata lain hasil ciptaan Yang Maha Kuasa. Ciptaan, entah manusia, entah lingkungan, entah jagat batin, itulah yang berhak menerima Kabar Gembira. Kabar ini dibawakan Yesus sendiri sejak awal, yakni bahwa Allah itu Allah yang penuh perhatian dan kini makin ingin mendekat ke ciptaanNya sendiri kendati ciptaan itu boleh jadi sudah menjauh dariNya. Ia mendekat, merujukkan diri kembali dan bila ini terjadi, di situlah terbangun yang terbangun Kerajaan Allah. Maka orang diajak Yesus untuk mengarahkan diri ke kenyataan ini (itulah makna "bertobat") dan dengan demikian dapat menerima Injil tadi (Mrk 1:15). Bila wilayah-wilayah yang didatangi murid tadi ujudnya bukan hanya negeri asing, tanah baru yang kini tak ada lagi, melainkan dimensi-dimensi kehidupan baru seperti dijelaskan di atas, maka pewartaan Kabar Gembira ini juga masih tetap akan menghadirkan Yang Ilahi di sana. Pemberitaan Injil dapat dan haruslah melebarkan dimensi kehidupan sehingga ada ruang bagi Yang Ilahi di dalam pelbagai dimensi baru yang didatangi para murid. Ini namanya ikut membuat ciptaan makin dekat dengan kehendakNya ketika menciptakan semua: baik adanya.

Tak mengherankan bila dikatakan, dalam gaya bicara waktu itu, yang percaya akan selamat sedangkan yang menolak akan kena hukuman. Tak perlu kalimat seperti itu diancamkan karena memang bukan dimaksud sebagai ancaman, melainkan sebagai jaminan bahwa bila diterima, kenyataan akan hadirnya Yang Ilahi itu akan menjadi keselamatan. Keterbelahan dunia dan masyarakat yang makin dirasakan belakangan ini menjadi tantangan bagi para murid untuk menyajikan alternatif: Kerajaan Allah sudah ada, tinggal diterima. Tentunya kita mesti pandai-pandai membahasakan dan menampilkannya dengan cara yang bisa dicerna orang sekarang.

Pelbagai tanda yang menyertai para murid dalam ay. 17-18 itu gambaran yang kerap dipakai orang dulu. Tujuannya mengatakan bahwa keadaan yang kelihatannya berbahaya sebenarnya bisa diatasi. Para murid pada zaman ini diajak menemukan semangat yang sama dengan tanda-tanda yang ditulis di sana, walaupun tidak perlu sama bentuknya. Apa misalnya? Macam-macam. Salah satunya ialah tidak perlu merasa dihantui oleh risiko. Justru mereka yang berani menghadapi risiko biasanya orang yang sukses. Kemudian juga mau berusaha menyampaikan iman dengan cara yang komunikatif dan mudah diterima. Bukankah ini yang dimaksud dengan berbicara bahasa-bahasa baru? Bahkan ular, lambang penggoda licik tidak akan berhasil mengalahkan murid yang berani pergi menemukan wilayah-wilayah baru. Dan seterusnya. Racun tidak akan mencelakan lagi - bukan dimaksud murid akan belajar ilmu kebal racun. Ini keliru. Racun ialah kekuatan perusak hidup yang tak selalu kelihatan yang perlu diwaspadai dan dipunahkan dayanya. Juga penyakit, yang bila disebutkan justru menggarisbawahi harapan orang akan kesembuhan, akan pertolongan, akan perhatian.

Begitulah para murid zaman kini yang mencoba mengaktualkan perintah dan memahami tanda-tanda itu akan juga melihat Yesus terangkat ke surga dan duduk di kanan Allah (ay. 19) Artinya, akan melihat Yesus mencapai kebesarannya. Dan inilah sumber kekuatan yang menyertai perjalanan menemukan pelbagai dimensi kehidupan yang baru dan mengenali tanda-tanda kekuatan kehadiran ilahi yang menyertai mereka (ay. 20) dan yang menyertai kita juga.

DARI BACAAN KEDUA: "KEPENUHAN" KRISTUS YANG "MEMENUHI" APA SAJA (Ef 1:23)

Petikan dari surat kepada umat di Efesus kali ini mensyukuri iman umat serta memohonkan terang batin agar umat semakin mengenal hadirnya Allah dalam kehidupan mereka. Ditegaskan bahwa Allah telah menunjukkan kebesaran-Nya dengan membangkitkan Kristus dan kini menganugerahinya kemuliaan sebesar-besarnya di surga. Sebagai pengikut Kristus, umat Efesus sebetulnya bersatu dengan Kristus yang mulia itu. Umat bahkan diibaratkan sebagai tubuh yang kepalanya ialah Kristus sendiri (Ef 1:23). Ditegaskan bahwa sebagai tubuh, umat menjadi "kepenuhan" sang kepala yang kini telah "memenuhi" semua dan segala sesuatu, tentunya dengan kebesaran yang diperolehnya dari Allah, Bapanya. Bagaimana memahami ungkapan "kepenuhan " dan "memenuhi" dalam ayat itu?

Dengan mengimani Kristus, umat diresapi dengan kebesaran Kristus yang juga menjadi utuh dalam kehidupan umat. Kepercayaan menjadi betul ada isinya. Inilah makna "kepenuhan". Namun pembaca di Efesus dulu pun kiranya juga sadar bahwa perlu berpijak pada kenyataan hidup di bumi dengan pelbagai keterbatasannya. Menyadari diri sebagai kepenuhan Kristus yang mulia tadi bukan ajakan agar merasa jaya terhadap dunia sekeliling, melainkan memahami kehidupan sendiri sebagai anugerah dari Atas sana. Inilah kebesaran Kristus yang hidup dalam umat. Mengakui serta menerima diri sebagai pemberian ilahi, itulah iman yang sejati. Inilah yang membuat Kristus menjadi penuh berisi. Ia bukan hanya tokoh besar yang dulu pernah hidup di satu tempat di dunia ini, bukan sekadar pernyataan ajaran kepercayaan, melainkan yang bisa menggerakkan kehidupan sehari-hari pula. Iman jadi bagian hidup bersama.

Bagaimana dengan keadaan umat yang hidup dalam masyarakat majemuk, baik dalam kepercayaan, agama, maupun alam pikiran yang bermacam-macam?Itu juga keadaan umat di Efesus. Itu juga keadaan umat di Indonesia. Sebenarnya begitu pula di mana-mana. Kenyataan ini juga diolah dalam petikan kali ini. Tadi dikatakan umat menjadi kepenuhan dari Kristus yang "memenuhi" segalanya. Umat Efesus dan kaum beriman di mana saja dibesarkan hatinya agar belajar melihat keanekaragaman dalam masyarakat bukan sebagai keadaan yang mengancam, melainkan sebagai yang mengungkapkan yang sudah ada dalam diri mereka. Keberanian pandangan ini kiranya dapat memperkaya umat zaman sekarang pula. Tetapi bila demikian umat akan mudah terombang-ambing kekuatan-kekuatan masyarakat? Tidak begitu bila umat sendiri memang membiarkan diri diresapi oleh Kristus sampai penuh. Bahkan dengan demikian umat akan mengenal bagaimana Kristus yang telah memenuhi apa saja itu ada di sekitar! Inilah berita gembira bagi semua! Gagasan dalam petikan surat Efesus ini dapat menjadi dasar teologi budaya yang amat aktual.


Salam hangat,
A. Gianto



-------------------------------------

“Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya”.

Seorang pemimpin yang akan bepergian cukup lama, pada umumnya sebelum pergi mengumpulkan anak buah atau para pembantunya untuk diberi tugas pekerjaan. Hal yang senada juga terjadi ketika orangtua akan dipanggil Tuhan, yang berarti akan pergi selama-lamanya, pada umumnya secara otomatis anak-anaknya berkumpul, dan kepada mereka diberi pesan-pesan atau nasihat-nasihat. Pesan atau nasihat dari mereka yang akan pergi untuk selama-lamanya pada umumnya sangat mengesan dan mereka yang menerima pesan atau nasihat tersebut merasa harus melaksanakan pesan atau nasihat tersebut. Mereka akan merasa salah jika tidak melaksanakan pesan atau nasihat terakhir dari mereka yang akan pergi selama-lamanya tersebut. Hari ini, Hari Raya Kenaikan Tuhan, dalam warta gembira dapat kita baca bahwa sebelum terangkat ke surga Yesus mengumpulkan para murid dan memberi pesan kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” (Mrk 16:15-18) . Para murid atau rasul terpanggil untuk melaksanakan pesan Yesus tersebut.



“Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya” (Mrk 16:20 )

“Dikumpulkan untuk disebarluaskan”, itulah motto hidup merasul atau diutus. Para rasul kurang lebih selama tiga tahun dikumpulkan oleh Yesus, hidup dan makan serta tinggal bersama Yesus. Selama bersama dengan Yesus para rasul mendengarkan ajaran-ajaran Yesus serta menyaksikan apa yang dilakukan atau dikerjakan oleh Yesus. Setelah Yesus terangkat ke surga, para rasul diberi tugas untuk melanjutkan karya pengutusan-Nya, “memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut serta bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya”.

Pengalaman para rasul tersebut kiranya juga (akan) menjadi pengalaman kita semua, dimana kita telah dididik dan dibina, entah di dalam keluarga atau sekolah/perguruan tinggi, dan setelah selesai mengalami proses pendidikan atau pembinaan akhirnya kita disebarluaskan atau tersebar ke mana-mana untuk bekerja sesuai dengan bakat dan kemampuan kita, untuk mempraktekkan aneka ilmu yang telah kita timba dan geluti selama di dalam pendidikan atau pembinaan. Selama bekerja dimanapun dan kapanpun kita dipanggil untuk menjadi ‘pewarta-pewarta Kabar Gembira’, menggembirakan dan menyelamatkan sesama serta lingkungan hidup dimana kita hidup dan bekerja. Untuk itu kita diharapkan bekerja sebaik mungkin, bekerja secara efisien, efektif dan afektif apapun yang menjadi pekerjaan kita. Bekerja erat hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, keluarga, masyarakat dan alam sekitar atau lingkungan hidup dan selama bekerja hendaknya berbudi pekerti luhur, yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: ”bekerja keras, berani memikul resiko, berdisiplin, beriman, berhati lembut, berinisiatif, berpikir matang, berpikiran jauh ke depan, bersahaja, bersemangat, bersikap konstruktif, bersyukur, bertanggung jawab, bertenggang rasa, bijaksana, cerdik, cermat, dinamis, efisien, gigih, hemat, jujur, berkemauan keras, kreatif, kukuh hati, lugas, mandiri, mawas diri, menghargai karya orang lain, menghargai kesehatan, menghargai waktu, pemaaf, pemurah, pengabdian, pengendalian diri, produktif, rajin, ramah tamah, rasa kasih sayang, rasa percaya diri, rela berkorban, rendah hati, sabar, setia, sikap adil, sikap hormat, sikap tertib, sopan santun, sportif, susila, tangguh, tegas, tekun, tetap janji, terbuka dan ulet “ (Prof.Dr.Sedyawati: Pedoman Penananam Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka, Jakarta 1997.. Jika kita bekerja dengan berbudi pekerti luhur, percayalah, imanilah Tuhan pasti meneguhkan kerja kita dengan aneka tanda atau mujizat yang membahagiakan dan menyelamatkan.

“Aku meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus” (Ef 1:17-18) .

Orang yang bermata hati terang berarti senantiasa berpandangan, berpikiran dan bersikap jernih, dan dengan demikian senantiasa berbuat baik kepada siapapun dan dimanapun. Bermata hati terang berarti juga dapat melihat dan mencermati segala sesuatu dengan jelas, dapat membedakan apa yang baik dan buruk, dan orang akan tergerak atau termotivasi untuk cenderung melakukan apa yang baik serta menolak yang buruk. Rasanya karena aneka kesibukan dan tawaran kenikmatan duniawi yang marak saat ini, cukup banyak orang berhati remang-remang atau gelap, sehingga hidup dan bertindak ngawur dan amburadul, maka baiklah kepada siapapun yang berhati remang-remang atau gelap kami ajak dengan rendah hati berpartisipasi dalam kegiatan Novena Pentekosta, ‘supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya’.

Panggilan Tuhan bagi kita semua adalah agar kita hidup suci dengan mempersembahkan diri seutuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi di dalam hidup sehari-hari. Kiranya kit semua mendambakan hidup suci itu, maka marilah kita sungguh mengharapkannya, dengan kata lain kita hayati keutamaan harapan. Orang yang memiliki harapan pada umumnya hidup bergairah, terbuka, dinamis, siap sedia dan rendah hati; ia siap sedia untuk diperbaharui, siap sedia menanggapi atau menghadapi aneka kemungkinan yang akan terjadi. Marilah kita renungkan dan refleksikan kutipan ini, sebagai orang yang berharap: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis 1:7-8)..

Kita berharap agar “Roh Kudus turun ke atas diri kita semua”, Roh Kudus adalah anugerah agung dari Allah, dan itulah yang menjadi pengharapan kita semua sebagai orang beriman. Anugerah Roh Kudus akan menjadi nyata jika kita juga siap sedia dan terbuka untuk menerima-Nya. Sebagai tanda atau gejala bahwa kita siap sedia dan terbuka untuk menerima anugerah Roh Kudus adalah dengan rendah hati dan tiada kenal lelah kita berusaha untuk mulai menghayati buah-buah Roh Kudus antara lain “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23). Anugerah Allah akan menjadi nyata di dunia ini, di dalam hidup sehari-hari butuh kerjasama dari kita yang mendambakan atau mengharapkannya. Untuk itu memang selayaknya kita meneladan Bunda Maria, teladan umat beriman, yang menanggapi sabda atau perintah Tuhan: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (Luk 1:38)

“Allah telah naik dengan diiringi sorak-sorai, ya Tuhan itu, dengan diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah! Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran! Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus” (Mzm 47:6-9)

Jakarta , 21 Mei 2009

Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Rabu, 20 Mei 2009, Hari Biasa Pekan VI Paskah


Rabu, 20 Mei 2009
Hari Biasa Pekan VI Paskah

“Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran”


Doa Renungan

Ya Bapa, terimakasih atas perlindungan-Mu pada hidup kami. Engkau berusaha menuntun kami dengan segala upaya agar kami selamat dan nanti pada akhirnya dapat berbahagia bersama-Mu. Semoga Engkau terus menjaga tindak tanduk dan setiap keputusan yang kami ambil pada hari ini supaya semakin berkenan kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (17:15.22-8:1)


"Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberikan kepada kamu."


Pada waktu itu terjadilah kerusuhan di kota Berea. Maka Paulus pergi dari sana. Orang-orang yang mengiringi Paulus menemaninya sampai di kota Atena, lalu kembali dengan pesan kepada Silas dan Timotius, supaya mereka selekas mungkin datang kepadanya. Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: "Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu. Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia. Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat. Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati." Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata: "Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu." Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka. Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan dia dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka. Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Surga dan bumi penuh dengan kemuliaan-Mu.
Ayat.
(Mzm 148:1-2.11-12.13.14)
1. Pujilah Tuhan di surga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!
2. Pujilah Tuhan, hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; Pujilah Tuhan, hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
3. Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
4. Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel , umat yang dekat pada-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:12-15)


"Roh Kebenaran akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Hari ini adalah hari terakhir masa Paskah sebelum Hari Raya Kenaikan Tuhan dan memasuki hari-hari Novena Pentekosta, dan dalam kutipan Warta Gembira di atas Yesus menjanjikan sesuatu kepada para murid, kepada kita semua : ”Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ked lam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan hal-hal yang akan datang”. Roh Kebenaran dijanjikan kepada kita dan akan menuntun kita untuk memahami kebenaran-kebenaran serta sedikit banyak mengetahui segala sesuatu yang akan datang atau terjadi. Dari pihak kita sebagai orang beriman dituntut keterbukaan hati, jiwa, akal budi dan kekuatan atau tubuh kita terhadap aneka kemungkinan yang akan terjadi atau anugerah-anugerah kebenaran yang cuma-cuma dan tak terduga dikaruniakan kepada kita. Dengan kata lain dari pihak kita dituntut sikap ‘mendengarkan’, untuk mendengarkan aneka bisikan atau suara Roh yang antara lain menggejala dalam aneka kehendak baik yang ada dalam diri sesama dan saudara-saudari kita.

Marilah kita saling mendengarkan kehendak baik kita dan kemudian kita sinerjikan untuk melangkah bersama di dalam kebenaran-kebenaran. Maka kepada siapapun yang memiliki kehendak baik hendaknya segera dikomunikasikan kepada sesamanya. Dalam kebersamaan hidup dan kerja kita hendaknya juga disediakan waktu khusus secara periodic (setiap hari atau setiap minggu) untuk bercurhat, mensharingkan pengalaman-pengalaman hidup beriman, belajar atau bekerja. Kita imani bersama bahwa di dalam perjalanan penghayatan panggilan, tugas pengutusan atau jabatan masing-masing dari kita menemukan hal-hal baru sebagai buah bisikan Roh Kebenaran, maka pentinglah sering diselenggarakan percakapan bersama perihal apa-apa yang baru yang ditemukan dalam perjalanan hidup dan kerja.

· “Di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia” (Kis 17:28-29) , demikian kutipan dari ajaran atau kotbah Paulus kepada orang-orang Atena. Cukup banyak orang-orang Atena yang berbakti kepada berhala-berhala dan hanya mengandalkan diri pada harta benda atau ciptaan-ciptaan di dunia ini. Di dalam kehidupan postmodern masa kini kiranya juga cukup banyak orang yang berbakti kepada ‘berhala-berhala modern’ seperti ‘harta benda, jabatan/kedudukan atau kehormatan duniawi’ alias bersikap mental materialistis atau duniawi. Kita diingatkan bahwa ‘kita hidup, bergerak dan ada di dalam dan bersama dengan Tuhan’, itulah arti dan maknanya bahwa kita adalah orang beriman.

Marilah kita hayati atau fungsikan harta benda, jabatan/kedudukan serta kehormatan duniawi sebagai sarana untuk semakin berbakti kepada Tuhan, semakin beriman. Hidup dan segala sesuatu yang menyertai hidup kita atau yang kita kuasai dan nikmati pada saat ini adalah anugerah Tuhan, yang memang kita terima melalui saudara-saudari kita yang berbaik hati serta mengasihi kita. Maka tidak ada alasan bagi untuk menjadi sombong, melainkan kita hendaknya menjadi rendah hati. Masing-masing dari kita adalah ciptaan Tuhan dan dipanggil untuk kembali bersatu dengan Tuhan ketika kita dipanggil Tuhan. Kapan kita akan dipanggil Tuhan kiranya tidak ada seorangpun yang tahu, maka hendaknya senantiasa siap sedia sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Kita akan siap sedia dipanggil Tuhan jika di dalam hidup sehari-hari senantiasa hidup dan bertindak bersama dan dalam Tuhan, alias berbudi pekerti luhur. Kepada mereka yang masih berbakti kepada berhala-berhala modern kami harapkan untuk bertobat. Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, maka marilah kita kenangkan bersama dengan bangkit alias hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan atau bisikan Roh Kebenaran.



Ignatius Sumarya, SJ
Photobucket

Selasa, 19 Mei 2009, Hari Biasa Pekan VI Paskah

Selasa, 19 Mei 2009
Hari Biasa Pekan VI Paskah


Tuhan sanggup mengubah apa yang tidak enak bagi kita menjadi berkat yang melimpah.



Doa Renungan

Allah Bapa di surga, pada diri Yesus Putra-Mu digambarkan program hidup cinta kasih dan damai. Doa kami hendak mengungkapkan hasrat kami akan dunia yang lebih baik berkat wafat dan kebangkitan Kristus, yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (16:22-34)

"Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, dan engkau akan selamat, engkau dan sisi rumahmu."


22 Ketika Paulus dan Silas ada di Kota Filipi terjadilah yang berikut ini: Orang-orang Filipi bangkit menentang Paulus dan Silas lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. 23 Setelah berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. 24 Seusai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. 25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah, dan orang-orang hukuman lain medengarkan mereka. 26 Dan terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah. Seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.27 Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. 28 Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!" 29 Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. 30 Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" 31 Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." 32 Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. 33 Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. 34 Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tangan kanan Tuhan telah memperlihatkan kekuatan, Tangan kanan Tuhan telah menjunjungku, Maka aku tak akan mati, melainkan hidup abadi
Ayat.
(Mzm 138:1-2ab.2cde-3.7-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu.
2. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.
3. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.”

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:5-11)

"Jikalau Aku tidak pergi, penghibur tidak akan datang kepadamu."


5 Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? 6 Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. 7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. 8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; 9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; 10 akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; 11 akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.




Renungan





Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:



· Regenerasi dalam kehidupan apapun, manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan atau flora dan fauna kiranya mutlak atau penting, demi kelangsungan hidup dan tugas pengutusan. Regenerasi berasal dari akar kata bahasa Latin ‘regenerare/regenero’ yang berarti menimbulkan kembali, menghasilkan lagi, memperbaharui, melahirkan kembali. Regenerasi ini hemat saya perlu dihayati dan diusahakan baik bagi pendahulu (orangtua/lansia, dst..) yang harus segera mengundurkan diri maupun yang kemudian (anak-anak, generasi muda dst.) yang akan meneruskan apa yang telah dilakukan oleh pendadulu. Orangtua, generasi tua atau para pendahulu hendaknya mempersiapkan anak-anak, generasi muda atau para penerus melalui atau dengan aneka wahana pendidikan dan pembinaan agar mereka pada waktunya siap untuk diserahi berbagai tugas dan kewajiban sebagai penerus. Kepada anak-anak, generasi muda atau para penerus hendaknya diberi aneka macam bentuk kesempatan dan kemungkinan untuk tumbuh berkembang sebagai pribadi cerdas beriman. Bagi anak-anak, generasi muda atau para penerus hendaknya siap-sedia untuk diperbaharui. Kunci kesuksesan regenerasi kiranya ada pada orangtua, generasi tua atau para pendahulu: hemat saya pada waktunya ketika sudah usia pension hendaknya segera mengundurkan diri dan memberi kesempatan kapada generasi muda untuk mengambil alih apa-apa yang telah dilakukan dan dijabat oleh generasi tua. Ketika sudah usia pension hendaknya berani meneladan Yesus yang bersabda “Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi”. Setelah mengundurkan diri atau pindah tugas pekerjaan hendaknya tidak campur tangan dalam bentuk apapun terhadap mereka yang menggantikannya.



· "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!" (Kis 16:28) , demikian kata Paulus kepada kepala penjara yang akan bunuh diri, karena pintu pernjara dimana Paulus dipenjarakan terbuka lebar dan khawatir Paulus melarikan diri. Memang bagi orang yang dipenjara peristiwa terbukanya penjara secara tiba-tiba pasti memanfaatkan kemungkinan dan kesempatan tersebut untuk melarikan diri. Paulus memanfaatkan kesempatan dan kemungkinan tersebut untuk mewartakan Kabar Baik kepada kepala penjara, dan kepala penjara bersama keluarganya pun bertobat serta minta dibaptis. Kita semua dipanggil untuk meneladan Paulus, yaitu memanfaatkan aneka kesempatan dan kemungkinan untuk mewartakan Kabar Baik atau pertobatan atau pembaharuan hidup entah bagi diri kita sendiri maupun saudara-saudari kita. Mayoritas waktu dan tenaga kita kiranya tercurah pada kegiatan belajar atau bekerja, maka di dalam belajar atau bekerja kita dipanggil untuk mengusahakan aneka pembaharuan diri baik dalam.diri kita maupun saudara-saudari kita. Dengan kata lain masing-masing dari kita hendaknya memiliki sikap mental ‘ongoing formation, ongoing education’, belajar dan mengembangkan diri terus menerus sampai mati. Belajar tidak hanya terjadi selama berada di dalam pendidikan formal seperti di sekolah atau perguruan tinggi. Dalam aneka pergaulan dan selama bekerja kita hendaknya juga bersikap mental ‘belajar’. Marilah kita hayati motto pendidikan dalam memasuki millennium ketiga ini : “learning to be, learning to do, learning to learn , learning to live together” Kita semua kiranya tahu bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat, kita berpartiisipasi atau tidak dalam usaha perkembangan ini pasti kena dampak atau akibatnya, maka kiranya hanya dengan sikap mental belajar yang rendah hati kita akan mampu mengikuti aneka perkembangan dan pertumbuhan yang pesat saat ini.





Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

Senin, 18 Mei 2009, Hari Biasa Pekan VI Paskah

Senin, 18 Mei 2009
Hari Biasa Pekan VI Paskah

“Kamu juga harus bersaksi karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."

Doa Renungan

Allah Bapa kami maha pengasih, jadikanlah bumi ini tempat kediaman-Mu, di mana Roh Yesus Putra-Mu mengarahkan kata dan karya kami kepada keadilan, kedamaian, serta kebebasan. Bimbinglah dengan demikian semua orang untuk hidup yang benar. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (16:11-15)


"Tuhan membuka hati Lidia, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus."



11 Setelah Paulus mendapat pesan dari Surga supaya menyeberang ke Makedonia, kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; 12 dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari. 13 Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ. 14 Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. 15 Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: "Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku." Ia mendesak sampai kami menerimanya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan kepada umat-Nya
Ayat.
(Mzm 149:1b-2.3-4.5-6.9)
1. Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka!
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka, untuk melaksanakan terhadap mereka hukuman seperti yang tertulis. Itulah semarak bagi semua orang yang dikasihi-Nya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:26--16:4a)


"Roh kebenaran bersaksi tentang Yesus."

26 Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. 27 Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku." 1 "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. 2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. 3 Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. 4 Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Saksi-saksi yang mengungkapkan atau mengatakan kebenaran-kebenaran atau fakta di dalam proses pengadilan sangat penting. Masukan-masukan dari para saksi menjadi bahan pertimbangan penting untuk menentukan langkah, kebijakan atau keputusan yang sangat menentukan serta ditunggu-tunggu banyak orang. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita dipanggil untuk menjadi saksi-saksi, menyatakan atau menyingkapkan pengalaman pergaulan atau pengenalan kita akan Yesus Kristus alias menjadi sahabat-sahabat Yesus. Hal yang sama adalah bagi semua umat beriman, agama atau keyakinan apapun, dipanggil untuk menjadi saksi-saksi iman, mewartakan dan meyingkapkan pengalaman penyerahan diri seutuhnya kepada Allah dalam hidup sehari-hari, dalam cara hidup dan cara bertindak.

Kesaksian iman merupakan cara utama dan pertama, dan tak mungkin digantikan oleh cara lain apapun di dalam tugas pewartaan atau menyebarkan Kabar Baik, apa-apa yang baik. Secara konkret: jika kita adalah pekerja atau pegawai dipanggil untuk menjadi pekerja atau pegawai yang baik, jika kita adalah pelajar atau mahasiswa dipanggil untuk menjadi pelajar atau mahasiswa yang baik, demikian juga kita adalah orangtua, pastor, bruder atau suster, dst.. Kita semua dipanggil untuk menjadi saksi-saksi kebenaran atas jati diri kita masing-masing, setia pada panggilan dan tugas pengutusan. Memang untuk menjadi orang yang setia pada panggilan dan tugas pengutusan pasti akan menghadapi aneka tantangan dan hambatan, maka marilah kita jadikan tantangan dan hambatan sebagai wahana untuk membimbing dan mendidik kita untuk lebih setia.

· “Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: "Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku." Ia mendesak sampai kami menerimanya “ (Kis 16:14-15). Apa yang dilakukan oleh Lidia ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita, sebagai orang yang telah dibaptis. Lidia membuka hati dan rumahnya bagi Paulus, rasul agung, bahkan ia mendesak Paulus untuk menumpang di rumahnya. Di dalam hidup sehari-hari kiranya juga ada ‘rasul-rasul’, orang-orang yang mewartakan ajaran-ajaran dan sabda-sabda Tuhan, misalnya para guru agama atau katekis, entah mereka itu resmi sebagai katekis/ guru agama atau relawan-relawati. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk memberi perhatian kepada para guru agama atau katekis, dan tentu saja juga para pejabat agama seperti para pastor, kyai dll, yang hidup dan kerjanya adalah demi kehidupan, kesejahteraan atau kebahagiaan umat.

Di dalam hidup bermasyarakat, berbangsa atau bernegara juga dapat kita lihat ada orang-orang yang sungguh membaktikan diri seutuhnya demi kesejahteraan umum atau rakyat, entah mereka itu pejabat pemerintah atau anggota LSM. Mereka sungguh berpihak pada dan bersama masyarakat, terutama bagi yang miskin dan berkekurangan. Kita semua dipanggil untuk memperhatikan para pejabat atau anggota LSM yang demikian itu, dan secara konkret berani menyumbangkan sebagai kekayaan atau harta benda kita untuk mendukung pelayanan dan pekerjaan mereka. Marilah kita wujudkan cita-cita bersama bangsa Indonesia sebagaimana tertulis dalam sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.



Ignatius Sumarya, SJ

Minggu, 17 Mei 2009

Minggu, 17 Mei 2009
Hari Minggu Paskah VI

Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.


Doa Renungan

Tuhan Yesus bersabda, "Kamu sungguh sahabat-Ku, kalau kamu melaksanakan yang Kuperintahkan kepadamu". Allah yang mahapenyayang, ingatkanlah jika kami menyeleweng dari harapan Yesus Putra-Mu. Kami akui bahwa sering kami menjadi begitu egois, begitu perasa dan cengeng. Itupun kami gunakan sebagai dalih untuk menutupi cacat dan kelemahan kami di hadapan sesama. Demi kasih-Mu yang besar, ampunilah kami, dan jagailah supaya kami tidak jatuh dalam kerapuhan dan cacat-cela kami. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kisah Para Rasul (10:25-26.34-35.44-48)



"Karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga."



Sekali peristiwa, ketika sampai di kota Kaisarea, Petrus masuk ke rumah Kornelius, Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya manusia saja." Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah me- ngerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang menga- malkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: "Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita ?" Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama- sama dengan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita
Ayat.
(Mzm 98:1.2-3.3-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib, keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan, yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya, dihadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (4:7-10)


"Allah adalah kasih."

Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 951
Ref. Alleluya
Ayat. Siapa yang mengasihi aku akan menuruti firman-Ku, Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan kami akan datang kepadanya

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:9-17)


"Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Ini perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Rekan-rekan yang budiman!

Bacaan Injil Yohanes bagi Minggu Paskah VI tahun B ini (Yoh 15:9-17) sarat dengan kosakata yang berhubungan dengan gagasan "kasih": "saling mengasihi", "tinggal dalam kasih" "memberikan nyawa demi sahabat-sahabatnya". Baik diingat, petikan ini diangkat dari bagian Injil Yohanes yang menyampaikan pengajaran Yesus kepada para murid selama perjamuan malam terakhir (Yoh 13:31-17:26). Para murid perlu belajar hidup terus tanpa kesertaan Yesus seperti biasa. Mereka diajarnya membangun kebersamaan dalam ujud lain. Dengan tujuan itulah kiranya diberikan pesan-pesan mengenai saling mengasihi dan sepenanggungan.


PENGAJARAN KHUSUS
Kata-kata Yesus yang disampaikan Yohanes dalam Injil hari ini adalah bagian pesan-pesan yang diucapkannya pada sebuah kesempatan khusus, yakni perjamuan malam terakhir bersama murid-muridnya. Pada awal perjamuan Yesus menyebutkan, salah seorang dari mereka akan menyerahkannya (Yoh 13:21-30). Hubungan guru-murid yang hingga saat itu baik mulai terganggu oleh kekuatan gelap. Kelompok ini tidak lepas dari kelemahan manusiawi juga. Saat itu murid-murid tak mengerti ke mana arah kata-kata itu. Petrus meminta Yohanes ("murid yang dikasihi") bertanya siapa yang dimaksud. Yesus menjawab bahwa orang yang dimaksud ialah dia yang akan diberinya roti yang siap disantap. Kemudian ia memberikan roti itu kepada Yudas Iskariot. Demikian jelas bagi pembaca siapa yang dimaksud. Disebutkan juga dalam Injil Yohanes bahwa sesudah itu Yudas kerasukan Iblis (Yoh 13:27). Yesus sadar betul akan hal ini. Yesus berkata kepada Yudas agar ia segera pergi melakukan apa yang hendak diperbuatnya. Dan Yudas pun keluar. Murid-murid tidak menangkap arti kejadian itu. Mereka mengira Yesus menyuruh Yudas, pemegang kas mereka, untuk pergi membeli sesuatu.

Yudas kerasukan Iblis justru pada saat Yesus memberinya roti yang sudah dicelupkan - artinya makanan yang siap untuk disantap yang diberikan oleh tuan rumah kepada orang yang diundangnya. Sampai saat itu Yesus masih menganggap Yudas orang sendiri, termasuk keluarga, diajak makan bersama. Tapi justru pada saat itulah kekuatan gelap yang melawan Yesus membadan dalam diri seorang manusia. Dan bukan sebarang orang, melainkan orang yang amat dekat dengannya. Yohanes menceritakan semua ini lama setelah peristiwa itu terjadi. Namun baginya jelas, itulah saatnya Iblis memakai cara-cara manusiawi juga untuk masih berusaha menggagalkan kehadiran ilahi di tengah-tengah manusia. Menarik diperhatikan perkembangan pergulatan antara dua kekuatan ini. Allah memakai ujud manusia untuk menjalankan karya penebusan - yakni Yesus yang lahir dan berada di tengah-tengah manusia. Kekuatan-kekuatan yang melawan karya Allah itu kini juga memakai ujud manusia pula. Dan bukannya keduanya tidak saling mengenal. Justru mereka amat dekat satu sama lain.

Pengajaran Yesus kepada para murid selama Perjamuan terakhir itu menurut Yohanes disampaikan "setelah Yudas pergi" (Yoh 13:31). Keterangan ini amat penting. Yudas yang sudah kerasukan Iblis itu tidak lagi ada di situ ketika Yesus mengajar mengapa para murid hendaknya saling mengasihi. Dengan perginya Yudas dari kelompok itu hendak dikatakan bahwa waktu itu kekuatan jahat tidak hadir mengancam kelompok tadi. Kata-kata Yesus mulai saat itu boleh diterima para murid tanpa khawatir dikelirukan oleh kekuatan-kekuatan yang bisa mengalihkan maksudnya. Semua yang dikatakannya dari saat itu hingga nanti ditangkap di sebuah taman di seberang sungai Kidron (Yoh 18) bebas dari kehadiran yang jahat.

MEMBANGUN KOMUNITAS
Yohanes hendak menunjukkan bagaimana kekuatan-kekuatan gelap itu bisa juga memakai cara-cara yang dipakai Allah sendiri. Satu-satunya cara untuk bertahan ialah saling menopang dengan saling berbagi ingatan mengenai Kabar Gembira yang dibawakan sang Guru mereka. Jangan ada yang satu merasa lebih besar dari yang lain, apalagi saling merahasiakan pengetahuan dan ingatan. Inilah saling mengasihi dalam arti yang paling dasar. Dalam keadaan itu juga mulai terhimpun pula tulisan-tulisan yang akhirnya kita kenal sebagai Injil-Injil dalam Alkitab. Dari situ juga tumbuh komunitas para murid. Tak mengherankan bila ibadat dan kesempatan saling berbagi ingatan di antara para murid itu kemudian dikenal sebagai "agape", yang arti harfiahnya ialah "kasih". Bagaimana penjelasannya?

Awal dan akhir petikan ini berbicara mengenai kasih antara Yesus dan Bapanya yang menumbuhkan kasih antara Yesus dengan para murid (Yoh 15: 9). Di akhir petikan ini kita dengar Yesus berkata, "Kuperintahkan kepadamu: hendaknya kalian mengasihi satu sama lain!" (ay. 17). Begitulah terjemahan harfiahnya. Terasa ditekankan bagian yang mengharapkan agar para murid saling mengasihi. Tujuan saling mengasihi di situ ialah membangun komunitas para murid sehingga tiap orang mendapat ruang hidup yang layak.

Petikan hari ini sebetulnya berperan sebagai "pembacaan kembali" dalam rangka mendalami kata-kata Yesus yang sudah disampaikan dalam Yoh 13:34-35. Ay. 34 mengatakan, "Aku memberi kalian sebuah perintah baru, yaitu hendaknya kalian saling mengasihi". Kemudian dijelaskan mengapa sewajarnyalah begitu, yakni "Sama seperti aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu hendaknya kalian saling mengasihi." Sikap saling mengasihi itu tumbuh dari perhatian besar dari Yesus bagi para murid. Inilah yang disebut sebagai "perintah baru" di situ. Mengapa disebut "baru"? Jelas bukan karena semua perintah lain tak berfaedah lagi. Bukan juga karena orang belum tahu, melainkan dalam arti yang mesti dihidupi dengan cara yang segar, yang tidak kaku, bukan secara rutin belaka, secara wajib belaka. Dan bila mereka berhasil, seperti disebut dalam ay. 34, maka kehidupan mereka itu orang banyak akan tahu bahwa mereka tetap menjadi murid-muridnya. Orang banyak akan melihat bahwa perilaku serta tindakan-tindakan para murid Yesus menghadirkan kembali Yesus sendiri. Hidup mereka seakan-akan menyuratkan perintah dari atas yang dapat dibaca orang banyak. Hidup mereka menjadi kesaksian. Dalam arti inilah dapat lebih dipahami yang dimaksud saling mengasihi dalam petikan yang dibacakan hari ini. Bahkan bisa dikatakan, yang dimaksud ialah kekuatan-kekuatan yang tumbuh dari hubungan batin dengan sang Guru sendiri. Demikianlah tindakan para murid tidak bersumber dari diri dan kemauan mereka sendiri. Tindakan mereka dijiwai oleh kehadiran guru mereka dalam diri mereka.

KESATUAN BATIN
Maju selangkah lebih dalam. Yesus sendiri menjelaskan dari mana kekuatan-kekuatan tadi berasal. Pada awal petikan ini disebutkan "seperti Bapa telah mengasihi aku, demikianlah juga aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasihku itu. Kekuatan mengasihi itu bersumber pada Yang Maha Kuasa sendiri dan yang menjadi nyata dalam kehidupan Yesus dan dihayatinya bersama para muridnya.

Bagaimana saling mengasihi itu dapat dibahasakan bagi orang sekarang? Boleh jadi gagasan sepenanggungan, atau solidaritas bisa membantu. Bila ada solidaritas orang mulai mudah saling percaya. Dan bila orang mulai makin saling percaya hubungan-hubungan selanjutnya bisa terbangun. Juga kesulitan pun menjadi perkara yang tidak lagi membuat putus asa. Inilah bagian "pengetahuan" terakhir yang diturunkan Yesus sang Guru kepada murid-muridnya. Yang diwariskan Yesus itu ialah keyakinan untuk bersama-sama memperbaiki kemanusiaan, mulai dengan cara kecil-kecilan, dengan saling memberi perhatian. Kita diminta menemukan jalan-jalan baru yang belum terpikirkan sebelumnya. Ini kemanusiaan baru. Inilah yang menunjukkan Tuhan tetap mengasihi manusia. Dan pengajaran yang diturunkan kepada murid-murid tadi itu juga bisa menjadi warisan bagi kita juga. Setiap orang dapat menghidupkan apa itu kasih kepada sesama dengan pelbagai cara. Ini spiritualitas yang kreatif. Itulah Injil yang bersumber pada Yesus sendiri. Dapat dipelajari walau tidak dapat begitu saja diterapkan seperti sebuah pola yang sudah jadi. Memang orang dapat merasakan bila kehadirannya samar-samar belaka. Namun bila hadir, kreativitas saling mengasihi itu akan membuka wilayah-wilayah kehidupan baru.

Sebuah tambahan. Beberapa waktu belum lama silam dibicarakan tentang sebuah naskah berbahasa Kopt tentang Yudas. Di situ tindakan Yudas menyerahkan Yesus kepada para imam kepala sebagai yang diajarkan gurunya sendiri, sebagai jalan bagi Yesus melepaskan diri dari kungkungan badannya. Maklum dalam ajaran kebatinan gnostik seperti yang ada dalam naskah itu, badan termasuk yang buruk dan yang bersih ialah roh. Beberapa pembicaraan belakangan ini juga berusaha menghubung-hubungkan kata-kata Yesus dalam Injil Yohanes yang menyuruh Yudas segera menjalankan yang hendak ia jalankan tadi sebagai suruhan agar Yudas pergi menemui orang-orang yang memusuhinya. Gambaran mengenai Yesus seperti itu tidak cocok dengan yang muncul dalam Injil Yohanes. Yesus justru menjauhkan Yudas terlebih dari kalangan murid-murid yang kemudian diberinya ajaran murni yang datang dari Bapanya sendiri: saling mengasihi, saling berbagi ingatan mendalam mengenai dirinya. Inilah Kabar Gembira yang murni yang sampai kepada kita juga.


DARI BACAAN KEDUA: APA ITU SALING MENGASIHI (1Yoh 4:7-10)
Senada dengan Injil di atas, bacaan kedua menegaskan bagaimana "saling mengasihi" itu jalan untuk mendekat ke kenyataan hadirnya Yang Ilahi sendiri dan cara paling jelas untuk mengenaliNya. Namun pernyataan seperti ini bisa terlalu luas cakupannya dan menjadi sekadar kata-kata tentang kasih dan saling mengasihi yang malah bisa jadi amat berbeda dengan yang sebetulnya dimaksud. Kerap orang amat berbeda-beda dalam memahami apa itu "saling mengasihi". Malah bisa ironik, yang bagi segolongan bernama "mengasihi", bagi pihak lain dirasa sebagai "tak peduli". Bisa dikatakan "kasih" dan "saling mengasihi" itu sikap dan tindakan yang sering dipaksa-paksakan dan memunculkan salah pengertian. Batasnya dengan sikap mementingkan diri serta pelbagai bentuk egoisme dalam kenyataannya amat kabur. Ini masalah yang tentu saja dipahami oleh penulis surat Yohanes kali ini. Bahkan boleh diperkirakan, dalam komunitas para pengikut Kristus yang dilayaninya, apa itu saling mengasihi menjadi soal. Inilah sebabnya penulisnya mengangkatnya sebagai pokok pembicaraan dalam suratnya. Pemecahannya menarik. Ia tidak begitu saja menyalahkan pendapat tertentu atau membenarkan pendapat lain. Pembicaraan dalam arah itu tidak akan membawa hasil dan masalahnya semakin keruh.

Pemecahannya yang ditampilkannya amat lain. Ia menunjuk pada kehidupan Yesus sebagai ujud apa itu kasih dari pihak Allah bagi manusia. Di dalam kehidupan Yesus - termasuk penyaliban serta kebangkitannya - terwujudlah kenyataan bahwa Allah mau mendekat ke kemanusiaan. Bahkan Dia dikatakan mendatangi kemanusiaan dalam kehidupan Yesus, orang yang amat dekat padaNya sendiri dan dalam bahasa alkitab disebut sebagai anak-Nya. Tokoh yang amat dekat ini membawakan wajah Allah sendiri sehingga kehadiran-Nya bisa semakin dikenali. Inilah ujud nyata apa itu kasih Allah bagi manusia. Mereka yang menyadari hal ini dan suka mendalaminya boleh dikatakan sudah mulai menemukan kasih Allah. Mereka bersama bisa disebut sudah "saling mengasihi". Inilah kiranya pemahaman surat itu akan "kasih" yang sering kabur serta mudah diputarbalikkan demi kepentingan sepihak. Penjelasan serta arah yang ditunjuk sebenarnya amat sederhana: membawa orang mendalami kehidupan Yesus sebagai orang yang terdekat dengan Yang Ilahi sendiri dan belajar daripadanya mengenali kehadiran Allah dalam kehidupan ini.


Salam hangat,
A. Gianto

Photobucket

Sabtu, 16 Mei 2009

Sabtu, 16 Mei 2009
Hari Biasa Pekan V Paskah

“Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya.”


Doa Renungan
Allah Bapa sumber segala kebajikan, kesetiaan diri adalah syarat menjadi murid-Mu. Putra-Mu telah menunjukkan kepada kami arti kesetiaan dalam pengharapan akan sebuah keselamatan. Semoga dengan merenungkan teladan-Mu tentang kesetiaan hari ini, Engkau membuka mata kami untuk senantiasa berharap kepada-Mu saja. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (16:1-10)


"Menyeberanglah ke Makedonia, dan tolonglah kami"

Sekali peristiwa Paulus datang ke Derbe dan Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium. Paulus mau, supaya Timotius itu menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia demi orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani. Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan supaya jemaat-jemaat menurutinya. Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman, dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya. Paulus dan Silas melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah untuk memberitakan Injil di Asia. Dansetibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengijinkan mereka. Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan; ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya katanya, "Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami!" Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!
Ayat.
(Mzm 100:1-2.3.5)
1. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai.
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:18-21)


"Kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia."

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia; maka dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


Kisah Para Rasul memberi gambaran kepada kita bagaimana para murid melaksanakannya tugas perutusan dengan setia. Ada perahabatan dan persatuan yang diemban demi melaksanakan tugas perutusan. Mewartakan Kabar Keselamatan ditempatkan dalam kerangka dan kesadaran bersama, dan bukan semata-mata tugas pribadi yang tidak ada sangkut pautnya satu sama lain.

Paulus mengajak Timotius -murid Yesus yang baru percaya- supaya menyertai perjalanan mewartakan Injil. Paulus dan Silas juga bersatu serta membiarkan diri dituntun Roh Kudus, ke mana harus mewartakan Injil. Orang Makedonia yang tampak dalam penglihatan pun mewakili kerinduan jemaat dengan mengatakan "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami."

Kisah ini memberi peneguhan dan ajakan bagi kita untuk menyadari tugas pewartaan sebagai tugas bersama. Kesadaran akan "kami" membuat kita melaksanakan tugas dan pengabdian dalam Gereja secara bersama. Bukan dengan bermain akrobat sendiri dan keunggulan diri sendiri, namun harus ada kesadaran dari dalam diri bahwa kita dipanggil bersama untuk memberi kesaksian akan kehidupan ini.

Warta keselamatan harus diwartakan kepada orang lain dalam kesadaran ke-kita-an atau ke-kami-an. Apa makna dari kesadaran itu? Kalau kita berani berpikir mengenai kita atau kami, maka kita tidak hanya bertindak sesuka hati. Ada kerelaan untuk juga menanggung keadaan orang lain, karena warta keselamatan menjadi tugas bersama. Hidup kita juga menjadi warta keselamatan bagi orang lain, kalau kita mengisinya dengan menciptakan yang baik dan bermakna, bukan ala kadarnya.

Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang banyak.



FX Sukendar W, Pr Inspirasi Batin 2007



Photobucket

Jumat, 15 Mei 2009, Hari Biasa Pekan V Paskah

Jumat, 15 Mei 2009
Hari Biasa Pekan V Paskah

“Kamu adalah sahabat-Ku jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu”


Doa Renungan

Allah Bapa Mahapengasih, terimakasih atas hidup yang Kauanugerahkan kepada kami, terlebih atas pengakuan terhadap diri kami sebagai sahabat meski kami sering berdosa. Kami mohon ampun atas langkah laku dan tindakan kami yang seringkali tidak sesuai dengan kehendak-Mu. Hanya dengan melayani sesama, hidup akan bahagia dan menjadi layak untuk Kerajaan Surga. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (15:22-31)


"Adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu.


Pada akhir sidang pemuka jemaat di Yerusalem yang membicarakan soal sunat, rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas. Yang terpilih yaitu Yudas yang disebut Barnabas, dan Silas. Keduanya adalah orang yang terpandang di antara saudara-saudara itu. Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: "Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu, kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tidak mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. Jadi kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan tertulis ini juga kepada kamu. Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu, yakni: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari pencabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat." Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka. Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku mau bersyukur kepada-Mu, Tuhan, di antara bangsa-bangsa.
Ayat.
(Mzm 57:8-9.10-12)
1. Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah hai gambus dan kecapi, mari kita membangunkan fajar!
2. Tuhan, aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, aku mau bermazmur bagimu di antara suku-suku bangsa. Sebab kasih setia-Mu menjulang setinggi langit, dan kebenaranmu setinggi awan-gemawan. Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi seluruh bumi!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Aku menyebut kamu sahabat, sabda Tuhan, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:12-17)


"Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah orang akan yang lain."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Kata bahasa Latin sahabat adalah ‘socius’, sedangkan ‘socius’ antara lain dapat berarti sekutu, teman, sahabat, kawan, peserta, yang ikut serta, ambil bagian. Maka kiranya tindakan yang memadai seseorang terhadap sahabatnya adalah ‘ambil bagian atau ikut serta’ dalam harapan dan keprihatinan sahabat. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita juga disebut sebagai ‘sahabat Yesus’, maka kita dipanggil untuk ambil bagian atau ikut serta dalam harapan dan keprihatinan Yesus, berbuat sebagaimana dilakukan oleh Yesus atau melakukan apa yang menjadi perintah Yesus. Yang dilakukan oleh Yesus dan yang menjadi perintah-Nya adalah saling mengasihi satu sama lain, dan Ia sendiri telah memberi contoh mengasihi tersebut antara lain dengan menyembuhkan yang sakit, memberi makan yang lapar, memberi minum yang haus, mengunjungi yang ada di penjara, memberi tumpangan kepada orang asing, mengampuni yang berdosa, dst… Maka sebagai sahabat Yesus kita dipanggil untuk meneladan apa yang dilakukan oleh Yesus; marilah kita lihat dan cermati siapa saja yang sakit, lapar, haus, dipenjara, terasing dan berdosa di antara sahabat, saudara atau kenalan kita, dan kemudian kita berbuat sebagaimana telah dilakukan oleh Yesus. Kita dipanggil untuk pergi dan menghasilkan buah, maka baiklah kemanapun kita pergi atau dimanapun kita berada marilah kita wujudkan atau hayati ajaran atau perintah untuk saling mengasihi, terutama dan pertama-tama kita hayati kasih kita terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan di dalam lingkungan hidup maupun lingkungan kerja kita.

· “Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini”(Kis 15:28), demikian kebijakan para rasul dalam pelayanan atau penggembalaan umat Allah. Kebijakan ini rasanya baik menjadi teladan bagi para pemimpin pada tingkat apapun dan dimanapun, kebijakan pemimpin terhadap yang dipimpin. “Jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu”, itulah hendaknya yang menjadi acuan atau pedoman pemimpin dalam membuat aneka kebijakan terhadap yang dipimpin. Tetapi hemat saya bagi kita semua, entah yang memimpin atau yang dipimpin, juga ‘jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu di dalam diri kita masing-masing”, artinya hendaknya melakukan tugas utama dan pertama atau pokok, bukan tambahan-tambahan. Dengan kata lain hendaknya masing-masing dari kita belajar atau bekerja secara efisien, efektif dan afektif sesuai dengan tugas pekerjaan atau beban yang kita terima. Jauhkan dan hindari tugas atau kesibukan tambahan yang mengganggu pelaksanaan tugas utama atau pokok. Memang untuk setia dan taat pada yang utama atau pokok lebih sulit dan menantang daripada yang tambahan atau sambilan. Ingat dengan banyaknya orang yang memiliki PIL atau WIL menunjukkan bahwa setia atau taat pada yang utama dan pokok memang berat, sarat dengan tantangan dan hambatan. Kebiaaan anak-anak sekolah, pelajar atau mahasiswa yang suka menyontek dalam ulangan atau ujian menunjukkan bahwa mereka tidak setia dan taat sebagai pelajar atau mahasiswa. Aneka bentuk korupsi juga merupakan wujud penyelewengan dari yang utama atau pokok.

Marilah kita setia dan taat para tugas-tugas utama yang dibebankan kepada kita masing-masing, dan sekiranya yang utama atau pokok belum cukup artinya masih ada sisa waktu dan tenaga , hendaknya dengan jujur melaporkan kepada atasan terkait: ada kemungkinan kita akan diberi tambahan atau beban lebih lagi, sehingga kita semakin terampil atau kita diberi kemungkinan untuk mengerjakan tugas tambahan lain, yang sekiranya juga semakin memperteguh dan memperkuat jati diri, panggilan atau tugas perutusan kita.
I. Sumarya, SJ

Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy