| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 09 Mei 2009

Sabtu, 09 Mei 2009
Hari Biasa Pekan IV Paskah

“Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku ia akan melakukan juga pekerjaan yang Aku lakukan”


Doa Renungan

Terimakasih Yesus atas penyertaan-Mu saat kami beristirahat tadi malam. Terimakasih pula karena dengan mengenal Engkau, kami dapat mengenal Bapa. Tuhan, ingatlah kami selalu, agar kami dapat bersatu dengan Bapa pada saat nanti kami harus menghadap-Nya. Saat ini kami mohon berkat-Mu atas diri kami dan segala tugas yang akan kami lakukan. Semoga semuanya itu dapat menjadi tanda dan berkat bagi sesama yang kami jumpai. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (13:44-52)


"Paulus dan Barnabas berpaling kepada bangsa-bangsa lain."

Waktu Paulus berada di Antiokhia di Pisidia pada hari Sabat datanglah hampir seluruh warga kota, berkumpul di rumah ibadat Yahudi untuk mendengar firman Allah. Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati, dan sambil menghujat mereka membantah apa yang dikatakan Paulus. Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata, "Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu! Tetapi kamu menolaknya, dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi." Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah, dan mereka memuliakan firman Tuhan. Dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu. Tetapi orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar-pembesar di kota Antiokhia itu. Begitulah mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas, dan mengusir mereka dari daerah itu. Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat.
(Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang daripada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, sabda Tuhan. Alleluya

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:7-14)


"Barangsiapa melihat Aku, melihat Bapa."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya, "Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya, "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu; Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Percaya atau beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada yang dipercayai atau diimani, dan dengan demikian yang percaya atau beriman hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak yang dipercayai atau diimani. Seorang pegawai atau pembantu yang baik senantiasa mempercayai apa yang dikatakan oleh atasan atau tuannya serta melakukan apa yang diperintahkan atau menanggapi dengan sepenuh hati apa yang diminta. Dalam bahasa religius sebagai orang beriman kita sering disebut sebagai ‘hamba-hamba Tuhan’, dengan harapan dan dambaan agar kita hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan, dan sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus berarti juga melakukan pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan oleh Yesus. Yang telah dilakukan oleh Yesus adalah ‘menyelamatkan dunia’ antara lain dengan ‘memberi makan yang lapar, memberi minum yang haus, menyembuhkan yang sakit, menghibur yang sedih, menegakkan yang loyo atau tak bergairah, memberi tumpangan bagi orang asing, mengunjungi yang kesepian, dst..’.

Dalam hidup dan kerja bersama kita kiranya ada yang lapar, haus, sakit, sedih, loyo/tak bergairah, terasing dan kesepian, maka marilah kita memperhatikan mereka seperti telah dilakukan oleh Yesus. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita pasti akan mampu memberi makan yang lapar, menyembuhkan yang sakit, dst…. Segala macam bentuk penderitaan yang terjadi hemat saya karena dosa manusia, entah dosa orang yang bersangkutan atau dosa orang lain, berasal dari setan, buah karya setan. Sebagai manusia yang lemah dan rapuh kita tak akan mampu mengalahkan setan, tetapi bersama dan bersatu dengan Tuhan kita akan mampu mengalahkan setan.

· “Inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” (Kis 13:47) , demikian kata Paulus dan Barnabas terhadap orang-orang Yahudi yang menolak pewartaan mereka. Paulus, rasul agung, dengan rendah hati dan bantuan rahmat Tuhan berusaha ‘membawa keselamatan sampai ke ujung bumi’, memperkenalkan Allah kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Kita semua, sebagai orang beriman yang telah mengenal Allah, dipanggil untuk meneladan Paulus. Kiranya kita tidak mungkin melakukan sama seperti yang dilakukan oleh Paulus, maka marilah kita lihat dan perhatikan tempat dimana kita setiap hari memboroskan waktu dan tenaga kita, antara lain keluarga dan tempat kerja/kantor.

Di antara saudara-saudari kita kiranya juga ada yang kurang atau tidak mengenal Allah, yang menjadi nyata dalam aneka cara hidup dan cara bertindak yang tidak baik atau tak bermoral, misalnya “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya” (Gal 5:19-21) Kepada mereka ini marilah kita sampaikan keselamatan, ajakan untuk bertobat. Kita ingatkan kepada mereka bahwa segala sesuatu yang mereka gunakan untuk berdosa tersebut merupakan anugerah Allah, dan kemudian kita ajak untuk memfungsikan sesuai dengan kehendak Allah ,yaitu keselamatan jiwa manusia. Kita ajak mereka untuk melakukan apa yang baik dan menyelamatkan jiwa manusia, melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagaimana telah dilakukan oleh Yesus, yang datang untuk menyelamatkan dunia.



Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Jumat, 08 Mei 2009, Hari Biasa Pekan IV Paskah

Jumat, 08 Mei 2009
Hari Biasa Pekan IV Paskah

"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yoh 15:5)


Doa Renungan
Allah Bapa sumber kedamaian sejati, betapa banyak waktu kami tersita untuk perkara duniawi, sehingga kami menjadi gelisah karena menjauh dari cinta-Mu. Hari ini Yesus Putra-Mu bersabda, "Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." Kami percaya bersama dengan Engkau, kami dapat melaksanakan tugas merasul ini dengan menghasilkan buah melimpah. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Paulus menyampaikan kabar gembira, bagaimana Allah melaksanakan keselamatan-Nya dalam diri Yesus Kristus bagi semua orang. Dia menegaskan bahwa firman keselamatan Allah sudah disampaikan kepada manusia dalam diri Yesus Kristus. Namun, rupanya warta ini tidak selalu mendapat tanggapan yang positif. Hanya orang yang benar-benar percaya akan memperoleh anugerah ini.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (13:26-33)


"Janji telah digenapi Allah dengan membangkitkan Yesus."


Dalam perjalanannya Paulus sampai di Antiokhia di Pisidia. Di rumah ibadat Yahudi di sana Paulus berkata, "Hai saudara-saudaraku baik yang termasuk keturunan Abraham maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan sudah disampaikan kepada kita. Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Yesus, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. Dan meskipun mereka tidak menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati, namun mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Yesus dibunuh. Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. Tetapi Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati. Dan selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini. Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Anak-Kulah engkau! Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan.
Ayat.
(Mzm 2:6-7.8-9.10-11)
1. "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!" Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan: Ia berkata kepadaku, "Anak-Kulah engkau! Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan."
2. "Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, dan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk."
3. Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia! Beribadahlah kepada Tuhan dengan takwa, dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar.

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Alleluya

Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Kepergian Yesus kepada Bapa-Nya bukanlah kata akhir bagi para murid-Nya. Bahkan kepergiannya menjadi arah perjalanan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya untuk menemukan hidup yang benar. Kepergian-Nya justru mendatangkan berkat bagi umat beriman.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:1-6)


"Akulah jalan, kebenaran, dan hidup."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku sudah mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke sana untuk menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke sana." Kata Tomas kepada-Nya, "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke sana?" Kata Yesus kepada-Nya, "Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Tuhan sudah menanti kita bahkan Ia sudah menyiapkan tempat bagi kita masing-masing. Maukah kita pergi kepada-Nya? Aku hendak ...


Photobucket

Rabu, 06 Mei 2009, Hari Biasa Pekan IV Paskah

Rabu, 06 Mei 2009
Hari Biasa Pekan IV Paskah

"... di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari" --- 2 Ptr 3:8


Doa Renungan

Tuhan Allah kami, terima kasih atas berkat-Mu sehingga kami dapat bangun dengan segar pagi ini. Tuhan, kami juga mau berterima kasih sebab Engkau telah menunjukkan Bapa kepada kami sehingga kami tidak lagi tinggal dalam kegelapan. Berkatilah hari ini ya Tuhan, supaya kami dapat melakukan tugas-tugas kami dengan baik sesuai dengan kehendak-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (12:24 - 13:5a)


"Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku."

Pada waktu itu firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar orang. Setelah menyelesaikan tugas pelayanan mereka, Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem ke Antiokhia. Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus. Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu Barnabas dan Simon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi. Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu ya Tuhan; kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.
Ayat.
(Mzm 67:2-3.5.6.8)
1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikut Aku, ia akan mempunyai terang hidup.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:44-50)


"Aku telah datang ke dunia sebagai terang."

Sekali peristiwa, Yesus berseru di hadapan orang-orang Farisi yang percaya kepada-Nya, "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia percaya bukan kepada-Ku, tetapi kepada Dia yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, bukan Aku yang menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan; itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab bukan dari diri-Ku sendiri Aku berkata-kata, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku, untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagimana difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Yesus adalah Penyelamat Dunia, Ia diutus dan datang ke dunia untuk menyelamatkan dunia. Maka kita yang beriman kepada-Nya juga dipanggil untuk berpartisipasi dalam menyelamatkan dunia di dalam kegiatan mendunia, hidup dan cara bertindak kita di dunia. Mayoritas waktu dan tenaga kita setiap hari kiranya kita curahkan untuk terlibat dalam seluk-beluk duniawi, sejak bangun pagi sampai istirahat malam hari. Maka jika ada bagian dunia yang tidak selamat ke situlah kita dipanggil untuk mendatangi dan menyelamatkannya. Jika ada hal-hal, peraturan atau kebijakan yang merangsang orang untuk berbuat dosa hendaknya diluruskan atau diperbaiki, sehingga merangsang orang untuk berbuat baik.

Partisipasi kita dalam menyelamatkan dunia dapat bersifat preventif atau kuratif. Preventif berarti dalam mengurus atau mengelola hal-hal atau seluk-beluk duniawi diusahakan sebaik mungkin sehingga meranngsang orang untuk berbuat baik dan tidak merangsang orang lain untuk berbuat dosa; sedangkan kuratif berarti jika ada bagian dunia yang tidak baik segera kita perbaiki.

Kehadiran dan kedatangan kita ke manapun dan kapanpun hendaknya merangsang orang lain untuk berbuat baik, karena kita adalah pewarta-pewarta kabar baik atau penyelamat-penyelamat. Dengan kata lain kita sendiri hendaknya senantiasa dalam keadaan baik dan selamat agar dapat memperbaiki dan menyelamatkan yang lain. Kita hayati dan sebarluaskan perintah utama dan pertama dari Tuhan yaitu perintah untuk saling-mengasihi. Hendaknya kita senantiasa hidup saling mengasihi atau menghayati kasih sebagaimana diajarkan oleh Paulus, yaitu “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu” (1Kor 13:4-7)

· “Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus” (Kis 13:4).

Dengan menerima Sakramen Inisiasi (Baptis, Krisma dan Ekaristi/komuni kudus) kita juga telah menerima Roh Kudus, dan dengan demikian kita juga dipanggil untuk mengikuti dorongan atau kehendak Roh Kudus. Kehendak atau suara Roh Kudus menggejala atau terwujud dalam keutamaan-keutamaan seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23). Keutamaan-keutamaan inilah yang diharapkan menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun, sebagai kesaksian iman bahwa kita beriman kepada Yesus, Penyelamat Dunia.

Hendaknya kita tidak hidup senaknya sendiri, mengikuti selera pribadi atau keinginan pribadi, tetapi mengikuti kehendak Roh Kudus, yang antara lain dengan menghayati keutamaan-keutaman tersebut atau setia pada aneka tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Di dalam hidup bersama senantiasa kita hadapi aturan dan tatanan sebagai terjemahan dari kehendak Tuhan atau perintah Roh Kudus. Ingat dan sadari serta hayati bahwa aneka tatanan dan aturan pada umumnya dibuat dalam ‘terang iman atau Roh Kudus’, maka hanya mungkin dapat dilakukan atau dihayati dalam iman atau terang Roh Kudus. Sikapi dan hadapi aneka tatanan dan aturan pertama-tama dengan iman dan dalam Roh alias pikiran positif.





Ignatius Sumarya, SJ
Photobucket

Selasa, 05 Mei 2009, Hari Biasa Pekan IV Paskah

Selasa, 05 Mei 2009
Hari Biasa Pekan IV Paskah

"Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan?”

Doa Renungan
Allah Bapa yang kuasa dan kekal, Engkau mencamkan dalam hati kami satu nama, tempat kami dapat memperoleh keselamatan, ialah Yesus, Putra-Mu, yang hidup. Kami mohon, bangunlah kami menjadi Gereja-Mu, di mana Dia menjadi batu sendinya. Sebab Dialah Penuntun dan Gembala kami untuk selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (11:19-26)


"Mereka berbicara kepada orang-orang Yunani, dan memberitakan Injil bahwa Yesus adalah Tuhan."

19 Banyak saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. 20 Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. 21 Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. 22 Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. 23 Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, 24 karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. 25 Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. 26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa!
Ayat. (Mzm 87:1b-3.4-5.6-7)
1. Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangun-Nya; Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion daripada segala tempat kediaman Yakub. Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.
2. Aku menyebut Rahab dan Babel di antara orang-orang yang mengenal Aku, bahkan tentang Filistea, Tirus dan Etiopia Kukatakan, "Ini dilahirkan di sana." Tetapi tentang Sion dikatakan: "Tiap-tiap orang dilahirkan di dalamnya," dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya.
3. Pada waktu mencatat bangsa-bangsa Tuhan menghitung; "Ini dilahirkan di sana." Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai, "Semua mendapatkan rumah di dalammu."

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:22-30)


"Aku dan Bapa adalah satu."

22 Pada hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. 23 Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. 24 Dan orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." 25 Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, 26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. 27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, 28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. 29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. 30 Aku dan Bapa adalah satu."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Kebanyakan di antara kita kiranya sering mengalami kebimbingan atau keraguan dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi, apalagi sesuatu yang baru. Hemat saya kebimbangan dan keraguan ini terjadi karena kita terlalu banyak berpikir atau mengandalkan pikiran kita yang terbatas. Iman lebih erat kaitannya dengan hati daripada pikiran atau budi; beriman berarti mempersembahkan atau mempercayakan diri sepenuhnya kepada ‘yang lain, yang tak kelihatan atau yang tak mungkin dapat kita fahami secara penuh’. Sebenarnya kita semua memiliki pengalaman iman yang mendalam, yaitu ketika kita masih bayi atau kanak-kanak, dimana kita mempercayakan diri sepenuhnya kepada ibu, yang penuh kasih. Kasih ibu merupakan kepanjangan dari kasih Allah yang melimpah ruah, maka jika kita setia menghayati iman kita kepada kasih ibu kiranya dengan mudah kita beriman kepada Allah.

“Aku dan Bapa adalah satu”, demikian sabda Yesus, dan kitapun kiranya dengan mantap juga dapat berkata “Aku dan Allah adalah satu”, sehingga kita senantiasa bersatu dan bersama dengan Allah dimanapun dan kapanpun dan tidak bimbang dan ragu menghadapi segala sesuatu, termasuk apa yang baru. Apa yang baru kiranya berasal dari kasih Allah, maka kita juga dapat menerimanya dengan mantap dan penuh kasih. Maka sebagai orang beriman kita tidak pernah bimbang dan ragu dalam mengasihi siapapun dan dimanapun.

Sebagai tanda bahwa ‘Aku dan Allah’ adalah satu berarti cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapapun semakin mengasihi dan dikasihi oleh Allah dan sesama manusia, karena dimanapun dan kapanpun senantiasa berbuat baik dan berbudi pekerti luhur.

· “Tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan” (Kis 11:21), demikian berita perihal apa yang terjadi dalam diri umat beriman Perdana/Purba. Tangan Tuhan atau penyelenggaraan atau pendampingan Tuhan dalam diri kita tak pernah putus dalam diri orang beriman. Maka jika mengakui dan menghayati diri sebagai orang beriman berarti Tuhan hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini; kita mengalami karya Tuhan. Tanda bahwa kita mengalami karya Tuhan antara lain kita semakin beriman, berharap dan berkasih-kasihan, yang ditandai atau diwarnai kegairahan, kegembiraan dan kedamaian sejati. Bukankah orang yang bergairah dan bergembira senantiasa menarik dan memikat dan semua orang ingin mendekat? Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bergairah dan tidak bergembira jika tangan Tuhan menyertai kita. Marilah kita wujudkan atau hayati iman kita dengan gairah dan gembira meskipun harus mengahadapi aneka tantangan dan hambatan, dan biarlah cara hidup dan cara bertndak kita merangsang orang lain untuk ‘berbalik kepada Tuhan’ atau bertobat. Dengan kata lain sebagai tanda atau buah beriman adalah siapapun yang bersama dengan kita atau kena dampak cara hidup dan cara bertindak kita pasti akan bertobat, berbalik kepada Tuhan.

Tugas pewartaan atau menyebarkan kabar baik dapat kita laskanakan dengan hidup dan bertindak yang dijiwai oleh iman kita. Iman kita menjadi tindakan nyata dengan berbuat baik kepada siapapun dan dimanapun. Kesaksian atau keteladanan hidup yang baik dan berbudi pekerti luhur merupakan cara merasul yang utama dan pertama bagi umat beriman. Kami berharap mereka yang berpengaruh dalam hidup bersama: orangtua di dalam keluarga, pimpinan kelompok atau pejabat tinggi, dapat menjadi teladan dalam berbuat baik dan berbudi pekerti luhur.




Ignatius Sumarya, SJPhotobucket

Bulan Katekese Liturgi tahun 2009

Telah tersedia renungan Bulan Katekese Liturgi tahun 2009 yang disusun oleh Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang, untuk selengkapnya klik disini.











Photobucket

Senin, 04 Mei 2009, Hari Biasa Pekan IV Paskah

Senin, 04 Mei 2009
Hari Biasa Pekan IV Paskah

"Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, dalam banyak kesempatan, iman kami diuji dan kami harus berani mengambil pilihan dan keputusan yang tepat, agar hidup kami terarah dengan pasti. Semoga iman akan kebangkitan Yesus memotivasi kami untuk hidup dalam kegembiraan. Kami berharap kesaksian hidup yang demikian, menjadi jalan untuk menghadirkan kerajaan-Mu di zaman sekarang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (11:1-8)

"Jadi kepada bangsa-bangsa lain pun Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."


1 Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah. 2 Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia. 3 Kata mereka: "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka." 4 Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya: 5 "Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku. 6 Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung. 7 Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! 8 Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku. 9 Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram! 10 Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit. 11 Dan seketika itu juga tiga orang berdiri di depan rumah, di mana kami menumpang; mereka diutus kepadaku dari Kaisarea. 12 Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu, 13 dan ia menceriterakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus. 14 Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu. 15 Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. 16 Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. 17 Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?" 18 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 843
Ref. Jiwaku, haus, pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat.
(Mzm 42:2-3; 43:3-4)
1. Seperti rusa merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup! Bilakah aku boleh datang melihat Allah.
2. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-gunung yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
3. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya
Ayat.
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan, Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku. (Yoh 10:14)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:1-10)

"Akulah pintu kepada domba-domba."

1 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; 2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. 3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. 4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. 5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." 6 Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. 7 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. 8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. 9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Ketika Paus Yohanes Paulus II mengadakan kunjungan pastoral di Indonesia, khususnya di Yogyakarta bagi umat dan masyarakat wilayah Keuskupan Agung Semarang, waktunya berdekatan dengan kunjungan kerja presiden RI di Semarang, Jawa Tengah. Ada sekelumit pengalaman menarik sekitar kunjungan tersebut: ketika presiden berkunjung di Semarang, khususnya pada hari ‘H’ cukup banyak pengemudi becak atau pedagang kaki lima pada hari itu harus ‘berpuasa’ karena tidak boleh kerja, jalanan harus ‘bersih’, sebaliknya dampak dari kunjungan pastoral Paus antara lain umat merasa puas, para pedagang kaki lima di daerah Yogya panen keuntungan/ pendapatannya berlipat ganda, para pejabat terkait menerima kenaikan pangkat jabatan, dst.. Apa yang terjadi dalam kunjungan pastoral Paus rasanya sejalan dengan sabda dan yang dilakukan oleh Yesus, yaitu: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”. Sebagai umat beriman, khususnya yang berpartisipasi dalam karya penggembalaan umat: para pastor, dewan paroki dst.., juga dipanggil untuk meneladan Yesus. Kemana kita pergi atau dimana kita berada diharapkan menggairahkan dan membahagiakan mereka yang kita datangi atau kena dampak keberadaan kita. Agar dapat demikian hendaknya kita datang melalui ‘pintu’ bukan ‘memanjat pagar’, artinya kenali dan sapalah apa yang menjadi hobby atau minat serta kebutuhan dari mereka yang akan kita datangi, sehingga kedatangan kita sungguh menjawab dan menanggapi hobby, miat atau kebutuhan mereka. Marilah kita saling mengenal dan mendatangi dengan rendah hati dan lemah lembut, agar kebersamaan hidup kita berkelimpahan rahmat Tuhan.

· "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.” (Kis 11:18b). Pertobatan atau Kabar Baik dikaruniakan oleh Allah kepada semua bangsa, tanpa batas SARA., demikian kesaksian iman umat Perdana/Purba, yang hendaknya juga menjadi kesaksian iman kita. Semua orang menghendaki dan mendambakan hidup damai, selamat dan sejahtera lahir dan batin, jasmani dan rohani.

Salah satu tanda bahwa ‘kehendak Allah mengaruniakan pertobatan kepada semua bangsa’, secara khusus bagi orang Indonesia adalah terwujudnya sila kelima dari Pancasila, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia”. Maka sebagai penghayatan iman kita atas kasih karunia Allah marilah kita bersama-sama mengusahakan kesejahteraan sosial bagi seluruh bangsa. Kesejahteraan akan terwujud jika terjadi keadilan, keadilan sejati akan terjadi jika harkat martabat pribadi manusia dijunjung tinggi dan dihargai sebagaimana mestinya, sebagai ciptaan terluhur di dunia ini, yang diciptakan sebagai ‘gambar atau citra Allah’.

Jika kita cermati berbagai bentuk kekerasan dan pelanggaran hak azasi manusia rasanya masih marak di Indonesia, juga di dalam keluarga sebagai basis hidup bersama. Maka marilah kita berantas dan perangi berbagai bentuk kekerasan dan pelanggaran hak azasi manusia: “bila terjadi kebencian kita bawa cintakasih, bila terjadi penghinaan kita bawa pengampunan, bila terjadi perselisihan kita bawa kerukunan, bila terjadi kebimbangan kita bawa kepastian, bila terjadi kesesatan kita bawa kebenaran, bila terjadi kecemasan kita bawa harapan, bila terjadi kesedihan kita bawa kegembiraan, bila terjadi kegelapan kita bawa terang” (lih PS no 221).


Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

Minggu, 03 Mei 2009, Hari Minggu Paskah IV

Minggu, 03 Mei 2009
Hari Minggu Paskah IV

"Keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Yesus Kristus."


Doa Renungan


Allah Bapa yang mahamulia, kami bersyukur karena Engkau telah mengundang kami mengambil bagian dalam perjamuan Ekaristi. Semoga sakramen yang mempersatukan ini, berdaya guna, menguatkan dan mendorong kami menjadi murid yang setia, serta menjadi kami rukun bersatu, saling mengasihi. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (4:8-12)

"Hanya Yesuslah sumber keselamatan."

Tatkala dihadapkan Mahkamah Agama Yahudi karena telah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus berkata, "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami lakukan dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati. Karena Yesus itulah orang ini sekarang berdiri dengan sehat di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tangan kanan Tuhan telah memperlihatkan kekuatan, Tangan kanan Tuhan telah menjunjungku, Maka aku tak akan mati, melainkan hidup abadi
Ayat.
(Mzm 118:1.8-9.21-23.26.28.29)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik, Kekal abadi kasih setia-Nya! Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan.
2. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab engkau telah menjawab aku dan telah menjad keselamatanku. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
3. Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku aku hendak meninggikan Dikau. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya.


Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-2)

"Kita melihat Yesus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."

Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan Aku mengenal domba-dombaKu, dan domba-dombaKu mengenal Aku (Yoh 10:14)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:11-18)

"Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya."

Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga; mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala! Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan


TENTANG GEMBALA YANG BAIK

Rekan-rekan yang budiman!

Dalam Yoh 10:11-18 Yesus mengibaratkan diri sebagai gembala bagi kawanan dombanya. Sebagai gembala, ia takkan lari bila ada serigala menyerang domba-dombanya. Tidak seperti orang upahan yang tak bertanggung jawab. Ia mengenal domba-dombanya dan mereka mengenalnya. Sebelum mulai membicarakan ibarat "gembala" dalam petikan yang dibacakan pada hari Minggu Paskah IV tahun B ini, baiklah dicatat bahwa dalam Injil Yohanes gagasan "gembala" sama dengan yang empunya kawanan domba. Tidak semua yang menggembalakan kawanan dibicarakan sebagai "gembala" yang juga menjadi pemilik kawanan tadi..


GEMBALA YANG BAIK

Bagaimana orang yang lahir dan besar di tengah kota besar bisa mengerti bahwa tokoh panutannya ialah gembala? Atau sebaliknya, apakah ibarat itu akan dimengerti dengan benar oleh orang yang mengenal kehidupan di desa dan yang tiap hari melihat orang yang menggembalakan kambing dan menuntun kerbau? Sering terdengar anggapan bahwa pelbagai ibarat Yesus mengenai dirinya sendiri dan mengenai Kerajaan Allah mudah ditangkap orang dulu tetapi perlu dijelaskan bagi orang sekarang. Salah satu dari ibarat seperti itu ialah gembala. Apa betul demikian?

Salah satu halangan memahami ibarat "gembala" datang dari praanggapan bahwa ibarat tertentu itu mudah ditangkap oleh kelompok anu yang "tentunya" biasa dengan kehidupan gembala menggembalakan. Padahal yang terjadi justru kebalikannya. Pada zaman Yesus pun ibarat gembala tidak dipakai dalam cara selugu itu. Pertama-tama karena latarnya bukan kehidupan para penggembala yang masih bisa dilihat di luar kota. Latar sebenarnya ialah teks-teks Perjanjian Lama yang dikenal oleh para pendengarnya. Yesus sendiri dan para muridnya kiranya juga tidak hidup bersama kaum gembala atau berasal dari kalangan mereka. Ia tahu tentang gembala dari teks-teks Alkitab. Bukan dari amatan mengenai kehidupan gembala sungguhan. Justru inilah yang ditampilkan Injil. Rujukan dan ibarat yang mereka pakai itu berdasarkan teks-teks agama, yaitu Taurat, Nabi-Nabi dan Mazmur dan bukan kehidupan dari hari ke hari. Tak perlu pernyataan ini diherani. Justru dengan mendasarkan diri pada teks-teks itu pembicaraan bisa lebih umum, dan bisa dikaji, dibaca kembali dan dipetik hikmatnya.

Baik diingat pula bahwa pembicaraan Yesus dalam Yoh 10 ditempatkan Yohanes dalam konteks percakapan Yesus dengan orang Farisi (lihat bagian akhir Yoh 9:40-41), yakni kaum intelek dalam masyarakat Yahudi waktu itu. Mereka dalam Yoh 9 menguji sahih tidaknya penyembuhan orang buta sejak lahir. Rujukan pemikiran mereka ialah kitab-kitab tadi. Juga dalam Yoh 10:6 dikatakan dengan jelas bahwa Yesus berbicara dengan "mereka" - yang dimaksud ialah orang-orang Farisi tadi. Dalam Yoh 10:19 disebutkan ada orang-orang Yahudi yang mempertanyakan uraian Yesus mengenai gembala. Mereka itu sekelompok dengan orang Farisi tadi.

RUJUKAN "GEMBALA YANG BAIK"

TANYA: Yoh 10 berbicara mengenai gembala yang baik dan menerapkannya kepada Yesus. Rasa-rasanya Yohanes mendapat ilham dari Perjanjian Lama?

JAWAB: Benar! Perjanjian Lama acap kali menggambarkan Tuhan sebagai gembala yang menjaga domba-dombanya

TANYA: Maksudnya seperti Mzm 23? "Tuhanlah Gembalaku, takkan aku kekurangan..."?

JAWAB: Begitulah! Orang yang berada di dekat-Nya tak perlu merasa khawatir menghadapi bahaya. Lihat juga Mzm 28:2; 77:21; 78:52; Yer 23:3; 50:19.

TANYA: Teringat nih nabi Yehezkiel yang berbicara mengenai Tuhan sebagai gembala yang membela umat dari para gembala yang menyalahgunakan kuasa, yakni para pemimpin yang hanya memperkaya diri, tidak peduli akan penderitaan rakyat dan bahkan menghisap, berlaku kejam dan membiarkan mereka kehilangan rasa aman (Yeh 34:1-10).

JAWAB: Persis begitu, dan selanjutnya dalam Yeh 34:11-22 dikatakan Tuhan sendiri akan mengumpulkan mereka yang tercerai-berai, membebat luka, memberi rasa aman. Memang dalam seluruh bab itu Yehezkiel mengutarakan prinsip-prinsip moral sosial dan pengaturan masyarakat zamannya.

TANYA: Dapatkah dikatakan Yoh 10 menerapkan gagasan Yehezkiel tadi bagi keadaan murid-murid Yesus?

JAWAB: Ya, tetapi Yohanes juga menaruhnya dalam arah baru. Dalam Yoh 10, Yesus tidak memperlawankan diri dengan gembala yang jahat, melainkan dengan "pencuri dan perampok" (ay. 1), dengan "orang asing" (ay. 5) dan dengan "orang upahan" (ay. 12-13). Tidak dimunculkan olehnya dua macam gembala seperti pada Yehezkiel. Hanya ada satu gembala saja, yakni Yesus sendiri. Memang ada orang-orang yang diminta mengurusi domba-domba. Ada yang sungguh baik, tapi ada yang bertindak sebagai orang upahan.

TANYA: Penjelasannya?

JAWAB: Yehezkiel mengamati kehidupan sosial politik di Israel pada zaman pembuangan. Dikecamnya para pemimpin yang tak banyak berbuat bagi umat yang sedang kehilangan pegangan. Masalah yang dihadapi Yohanes berbeda. Banyak pengikut Yesus generasi pertama merasa kurang aman hidup di tengah-tengah masyarakat Yahudi. Terintimidasi.

TANYA: Jadi betulkan bila dikatakan bahwa Yohanes memakai keadaan itu untuk menjelaskan apa itu "percaya" kepada Yesus dan bagaimana mereka bisa tetap berteguh bila mereka memang memilih mau tetap bersamanya.

JAWAB: Memang Yohanes menekankan Yesus sebagai gembala yang baik untuk menunjukkan bahwa percaya kepada Yesus tidak sia-sia karena ia sendiri akan melindungi murid-muridnya dengan mempertaruhkan hidupnya. Semacam analisis teologi hidup rohani. Kelanjutan dari perkara ini ada dalam penugasan Petrus agar mengurusi domba-domba dalam Yoh 21:15-19 yang pernah beberapa kali dibicarakan dalam forum ini.

TANYA: Lalu apa arti penegasan bahwa tak ada yang dapat merenggut domba-domba dari Yesus?

JAWAB: Di situ ada pernyataan perihal mengikuti dia yang mau merujukkan kemanusiaan kembali dengan Yang Maha Kuasa, yang disebut sebagai Bapa itu. Artinya, membuat orang makin menemukan diri, makin merasa dimiliki oleh Yang Maha Kuasa dan bukan dibawahkan kepada kuasa lain. Kiasannya, gembala yang baik berusaha membuat orang makin sadar akan hal itu. Orang upahan tidak. Pencuri dan perampok menjauhkan orang dari sana. Orang yang tak dikenal juga tidak menimbulkan rasa percaya.

SALING MENGENAL

Gembala yang baik tidak akan memperlakukan kawanan dombanya secara anonim. Beberapa ayat sebelum bacaan ini menyebutkan bahwa sang gembala memanggil kawanan satu persatu (Yoh 10:3). Maksudnya, masing-masing domba dikenalinya. Mereka tidak dianggap barang kodian belaka, hanya nomor saja. Hubungan antara pemilik dan kawanan itu hubungan yang hidup. Tidak akan ada hubungan antara pemilik atau gembala dengan kawanan tadi bila tidak terjalin hubungan saling mengenal yang memberi rasa aman dan rasa percaya.

Yohanes menjelaskan rasa saling percaya tadi dengan gagasan saling mengenali. Dalam Yoh 10:14-15 ditegaskan "Akulah gembala yang baik dan aku mengenal domba-dombaku dan domba-dombaku mengenal aku sama seperti Bapa mengenal aku dan aku mengenal Bapa dan aku memberikan nyawaku bagi domba-dombaku". Pernyataan ini berisi ajakan agar orang jadi percaya dan merasa aman.

Ada sebuah adegan dalam Injil Yohanes yang dapat ikut menjelaskan hal tadi. Ketika disapa Yesus dengan kata-kata "Bu, kenapa menangis? Siapa yang kaucari?", Maria Magdalena malah mengira sedang berhadapan dengan penjaga taman pekuburan. Tetapi ketika Yesus memanggilnya dengan namanya, "Maria!" (Yoh 20:16), maka ia langsung mengenalinya. Begitulah sapaan pribadi membuatnya mengenali siapa yang mendatanginya. Sapaan perorangan yang dialami dalam batin juga akan membuat orang mengenali kehadiran ilahi. Ia bukan orang yang tak dikenal yang membuat waswas. Pengalaman Maria Magdalena bisa pula menjadi pengalaman para pengikut Yesus di sepanjang zaman.

PENERAPAN

Mengikuti bukan berarti meniru-niru, melainkan meniti jalan yang dirintis oleh yang berjalan di muka. Di dalam kesadaran para pengikut Yesus, pemimpin bukanlah dia yang meniru gembala empunya kawanan tadi, apalagi mengambil alih kedudukannya sebagai pemilik kawanan. Yang diberi kedudukan memimpin juga mengikuti dia yang menyapa satu persatu tadi. Mereka ini membantu agar kawanan bisa lebih melihat siapa yang berjalan di muka. Siapa saja yang merasa diajak memimpin juga akan memberi tahu sang empunya kawanan bila ada dari antara kawanan yang tertinggal dan tak menemukan jalan. Dalam Injil lain gembala yang empunya kawanan itu dikatakan akan mencarinya sampai ketemu (Luk 15:1-7 Mat 18:12-14).

Tadi disebutkan bahwa hubungan erat antara gembala dan kawanan seperti hubungan Yesus dengan Bapanya. Apa artinya? Yang Maha Kuasa disebut Bapa karena dapat dirasa dekat dan tampil sebagai asal kehidupan. Yesus hendak mengatakan bahwa ia sedemikian dekat dengan asal kehidupan itu sendiri. Ia mengajak para pengikutnya agar berani melihat ke sana. Ketergantungan kepada Bapa bukan sikap mengandalkan kebaikannya belaka, melainkan pengakuan bahwa Dia itu sumber kehidupan. Yesus berani menyerahkan kehidupannya karena ia sadar bahwa ia takkan kehabisan, karena ia dekat dengan sang sumber itu sendiri. Maka ia dapat berbagi sumber yang tak kunjung habis itu kepada orang lain. Inilah cara Yohanes menerangkan komitmen Yesus kepada para pengikutnya.

DARI BACAAN KEDUA (1Yoh 3:1-2)

Penulis surat Yohanes ingin mengajak pembacanya mulai mengerti apa itu menjadi pengikut Kristus untuk menuju ke Bapa, untuk hidup dalam perlindungan ilahi. Inilah kebatinan yang sejati yang dapat membuat orang semakin dekat pada Yang Ilahi. Dalam alam pikiran penulis surat Yohanes, "mengenali" Yang Ilahi membuat orang dapat berbagi kehidupan denganNya. Kebalikannya, "tidak mengenaliNya" sama dengan menolak-Nya dan tidak akan berbagi hidup dengan-Nya, melainkan terkurung dalam "dunia" belaka. Dalam istilah tulisan-tulisan Yohanes, kata "dunia" rujukannya ke sana, ke keadaan yang melawan keilahian. Dan barang tentu "dunia" dalam arti itu akan lenyap, takkan bertahan.

Para pengikut Kristus masih tetap berada di dunia seperti itu, artinya masih mengalami macam-macam kekuatan yang menjauhkan dari sumber kehidupan sendiri. Ini kenyataan. Kedamaian penuh belum ada selama orang masih ada dalam kehidupan ini. Namun mereka tak usah takut. Penulis surat Yohanes menyebut para pengikut Kristus sebagai "anak-anak Allah", artinya, yang dekat padaNya, pada Yang Ilahi yang bisa disebut Bapa. Dengan demikian mereka tidak dibiarkan sendiri menghadapi kekuatan-kekuatan jahat. Dan lebih dari itu, mereka kelak akan melihat Kristus yang mereka ikuti sekarang dalam keadaan yang sebenarnya, yakni dalam ujud keilahiannnya. Dan seperti ditegaskan dalam Yoh 3:2, mereka akan sama seperti dia, yakni berada dekat dengan keilahian sendiri.


Salam hangat,



A. Gianto





“Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”

Di lingkungan pedesaan kita kenal ‘profesi’ atau tugas pekerjaan sebagai ‘gembala’, yaitu penggembala itik atau kerbau. Relasi antara penggembala dan yang digembalakan begitu dekat dan mesra.

Penggembala itik pada umumnya berada di belakang, mengikuti rombongan itiknya, dan sering-sering menegor mereka jika mereka salah jalan; penggembala juga sering membawa makanan untuk itik mereka, dan ketika itik-itik melihat gembalanya membawa makanan bagi mereka maka mereka mengikuti sang gembala kemana ia pergi.

Penggembala kerbau sering berada di belakang kerbau-kebaunya tetapi juga di tengah-tengah mereka antara lain dengan ‘duduk di punggung salah satu kerbaunya’ sambil bersiul-siul atau bersenandung santai dan gembira.

Sekali-sekali gembala memang juga berada di depan yang digembalakan. Para gembala ini kiranya menghayati motto bapak pendidikan Indonesia , Ki Hajar Dewantoro: “ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani” (keteladanan, pemberdayaan dan motivasi/dorongan). Maka menjadi gembala yang baik juga menghayati sabda Yesus: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yoh 10:10)


“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10 ).

Hari ini oleh Gereja dijadikan Hari Minggu Panggilan, ajakan untuk mengenangkan hidup terpanggil, khususnya panggilan untuk menjadi imam. Dalam pesan pastoranya pada hari Minggu Panggilan ini antara lain Paus Benediktus XVI mengatakan: “Among those totally dedicated to the service of the Gospel, are priests, called to preach the word of God, administer the sacraments, especially the Eucharist and Reconciliation, committed to helping the lowly, the sick, the suffering, the poor, and those who experience hardship in areas of the world where there are, at times, many who still have not had a real encounter with Jesus Christ.” (Pesan Paus Benediktus XVI pada Minggu Panggilan 2008, no 5) Kutipan pesan di atas ini kiranya baik untuk menjadi bahan mawas diri khususnya bagi para imam.

Kita, para imam dipanggil untuk (1) mewartakan sabda Tuhan, (2) melayani sakramen khususnya Ekaristi dan Tobat dan (3) memperhatikan dan membantu mereka yang tersingkir, sakit, menderita, miskin dan hidup dalam situasi yang berat, sehingga sangat sulit untuk bertemu dengan Yesus Kristus, menghayati sabda Yesus :”Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”.

(1). Sabda Tuhan atau ”segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2Tim 3:16). Hendaknya cara bicara maupun cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun berdasarkan atau dijiwai oleh sabda Tuhan atau “dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati “(Kis 4:10 ), tidak menurut keinginan sendiri atau seenaknya sendiri.
(2). Para imam “hendaknya memupuk hidup rohani dengan santapan ganda yakni Kitab Suci dan Ekaristi; oleh karena itu para imam dengan sangat dihimbau untuk mempersembahkan Kurban Ekaristi setiap hari” (KHK kan 276). Kurban Ekaristi merupakan puncak ibadat kita, maka baiklah kita sungguh berdevosi pada Kurban Ekaristi, kenangan akan wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus. Mati atas dosa-dosa atau meninggalkan segala macam bentuk kejahatan dan memeluk hidup baru sesuai dengan charisma panggilan menjadi penyalur rahmat/berkat Tuhan kepada sesama. Dalam upacara Kurban Ekaristi secara implisit terkandung ajakan untuk bertobat, dimana di awal upacara kita diajak menyadari dan menghayati kelemahan dan kerapuhan atau dosa-dosa kita serta mohon kasih pengampunan Tuhan. Maka selain devosi pada Kurban Ekaristi, para imam juga dipanggil untuk senantiasa siap sedia menerima pengakuan dosa.
(3). Secara yuridis paguyuban umat beriman secara territorial diikat oleh ‘yayasan’ yang sering dinamai “PGDP” (Pengurus Gereja dan Dana Papa) atau “PGPM” (Pengurus Gereja Papa Miskin) dengan ketua secara umum atau ex officio adalah imam/pastor paroki. Nama tersebut mengandung ajakan atau peringatan agar pelayanan kita senantiasa terarah kepada yang miskin, tersingkir, menderita, sakit maupun ‘terjepit’. Maka hendaknya para imam memberi teladan dalam pelayanan ini dan seluruh umat Allah berpartisipasi mendukung pelayanan bagi mereka yang miskin dan berkekurangan.


“Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil” (1Ptr 2:21 -23)

Sapaan atau peringatan Petrus di atas ini kiranya terarah bagi kita semua yang percaya kepada Yesus Kristus, seluruh anggota Gereja/Umat Allah, dan memang khususnya para imam yang diharapkan menjadi teladan dalam ‘mengikuti jejak Yesus Kristus’. “Ketika dicaci maki, tidak membalas dengan mencaci maki; ketika menderita tidak mengancam”, itulah cara hidup atau cara bertindak mengikuti jejak Yesus Kristus. Penghayatan cara hidup atau cara bertindak yang demikian ini hemat saya merupakan salah saya bentuk promosi panggilan hidup imamat.

“Pertama-tama hendaknya para imam memperhatikan sepenuhnya, sapaya melalui pelayanan sabda maupun kesaksian hidup mereka sendiri, yang dengan jelas menampilkan semangat pengabdian dan kegembiraan Paska yang sejati, mereka mengajak umat beriman menyadari keluhuran serta mutlak perlunya imamat” (Vatikan II: PO no 11). Kesaksian sebagai hidup yang terpanggil sebagai imam merupakan bentuk promosi panggilan utama dan pertama. Sementara itu kiranya keluarga-keluarga atau para orangtua juga terpanggil untuk mempromosikan ‘keluhuran dan mutlak perlunya imamat’, antara lain juga dengan mengikuti jejak Yesus Kristus dalam cara hidup dan cara bertindak, ketika dicaci maki tidak membalas dengan caci maki; ketika menderita tidak mengancam”.

Imam berasal dari keluarga dan melayani hidup berkeluarga; keluarga adalah ‘seminari’, tempat muncul dan tumbuh berkembangnya panggilan hidup imamat. Maka dengan ini kami mengharapkan dan menghimbau kepada keluarga-keluarga katolik untuk mengusahakan hidup berkeluarga sedemikian rupa sehingga muncul panggilan imam, bruder atau suster di dalam keluarga, dalam diri anak-anaknya. Salah satu bentuk konkret antara lain tidak ‘ngrasani’, menjelek-jelekkan atau merendahkan hidup para imam, bruder dan suster di hadapan anak-anak kecil, meskipun para imam, bruder atau suster kurang berkenan di hati anda. Lebih baik diam atau mendoakan daripada ngrasani. Dan ketika salah satu anaknya tersentuh untuk mengikuti panggilan imamat atau membiara hendaknya dengan sukarela dan berhati besar mendukungnya. Anak adalah anugerah Allah, maka persembahkan kembali kepada Allah


“ TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa” (Mzm 23)

Jakarta , 13 April 2008

Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy