| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 03 Mei 2009, Hari Minggu Paskah IV

Minggu, 03 Mei 2009
Hari Minggu Paskah IV

"Keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Yesus Kristus."


Doa Renungan


Allah Bapa yang mahamulia, kami bersyukur karena Engkau telah mengundang kami mengambil bagian dalam perjamuan Ekaristi. Semoga sakramen yang mempersatukan ini, berdaya guna, menguatkan dan mendorong kami menjadi murid yang setia, serta menjadi kami rukun bersatu, saling mengasihi. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (4:8-12)

"Hanya Yesuslah sumber keselamatan."

Tatkala dihadapkan Mahkamah Agama Yahudi karena telah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus berkata, "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami lakukan dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati. Karena Yesus itulah orang ini sekarang berdiri dengan sehat di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tangan kanan Tuhan telah memperlihatkan kekuatan, Tangan kanan Tuhan telah menjunjungku, Maka aku tak akan mati, melainkan hidup abadi
Ayat.
(Mzm 118:1.8-9.21-23.26.28.29)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik, Kekal abadi kasih setia-Nya! Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan.
2. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab engkau telah menjawab aku dan telah menjad keselamatanku. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
3. Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku aku hendak meninggikan Dikau. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya.


Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-2)

"Kita melihat Yesus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."

Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan Aku mengenal domba-dombaKu, dan domba-dombaKu mengenal Aku (Yoh 10:14)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:11-18)

"Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya."

Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga; mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala! Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan


TENTANG GEMBALA YANG BAIK

Rekan-rekan yang budiman!

Dalam Yoh 10:11-18 Yesus mengibaratkan diri sebagai gembala bagi kawanan dombanya. Sebagai gembala, ia takkan lari bila ada serigala menyerang domba-dombanya. Tidak seperti orang upahan yang tak bertanggung jawab. Ia mengenal domba-dombanya dan mereka mengenalnya. Sebelum mulai membicarakan ibarat "gembala" dalam petikan yang dibacakan pada hari Minggu Paskah IV tahun B ini, baiklah dicatat bahwa dalam Injil Yohanes gagasan "gembala" sama dengan yang empunya kawanan domba. Tidak semua yang menggembalakan kawanan dibicarakan sebagai "gembala" yang juga menjadi pemilik kawanan tadi..


GEMBALA YANG BAIK

Bagaimana orang yang lahir dan besar di tengah kota besar bisa mengerti bahwa tokoh panutannya ialah gembala? Atau sebaliknya, apakah ibarat itu akan dimengerti dengan benar oleh orang yang mengenal kehidupan di desa dan yang tiap hari melihat orang yang menggembalakan kambing dan menuntun kerbau? Sering terdengar anggapan bahwa pelbagai ibarat Yesus mengenai dirinya sendiri dan mengenai Kerajaan Allah mudah ditangkap orang dulu tetapi perlu dijelaskan bagi orang sekarang. Salah satu dari ibarat seperti itu ialah gembala. Apa betul demikian?

Salah satu halangan memahami ibarat "gembala" datang dari praanggapan bahwa ibarat tertentu itu mudah ditangkap oleh kelompok anu yang "tentunya" biasa dengan kehidupan gembala menggembalakan. Padahal yang terjadi justru kebalikannya. Pada zaman Yesus pun ibarat gembala tidak dipakai dalam cara selugu itu. Pertama-tama karena latarnya bukan kehidupan para penggembala yang masih bisa dilihat di luar kota. Latar sebenarnya ialah teks-teks Perjanjian Lama yang dikenal oleh para pendengarnya. Yesus sendiri dan para muridnya kiranya juga tidak hidup bersama kaum gembala atau berasal dari kalangan mereka. Ia tahu tentang gembala dari teks-teks Alkitab. Bukan dari amatan mengenai kehidupan gembala sungguhan. Justru inilah yang ditampilkan Injil. Rujukan dan ibarat yang mereka pakai itu berdasarkan teks-teks agama, yaitu Taurat, Nabi-Nabi dan Mazmur dan bukan kehidupan dari hari ke hari. Tak perlu pernyataan ini diherani. Justru dengan mendasarkan diri pada teks-teks itu pembicaraan bisa lebih umum, dan bisa dikaji, dibaca kembali dan dipetik hikmatnya.

Baik diingat pula bahwa pembicaraan Yesus dalam Yoh 10 ditempatkan Yohanes dalam konteks percakapan Yesus dengan orang Farisi (lihat bagian akhir Yoh 9:40-41), yakni kaum intelek dalam masyarakat Yahudi waktu itu. Mereka dalam Yoh 9 menguji sahih tidaknya penyembuhan orang buta sejak lahir. Rujukan pemikiran mereka ialah kitab-kitab tadi. Juga dalam Yoh 10:6 dikatakan dengan jelas bahwa Yesus berbicara dengan "mereka" - yang dimaksud ialah orang-orang Farisi tadi. Dalam Yoh 10:19 disebutkan ada orang-orang Yahudi yang mempertanyakan uraian Yesus mengenai gembala. Mereka itu sekelompok dengan orang Farisi tadi.

RUJUKAN "GEMBALA YANG BAIK"

TANYA: Yoh 10 berbicara mengenai gembala yang baik dan menerapkannya kepada Yesus. Rasa-rasanya Yohanes mendapat ilham dari Perjanjian Lama?

JAWAB: Benar! Perjanjian Lama acap kali menggambarkan Tuhan sebagai gembala yang menjaga domba-dombanya

TANYA: Maksudnya seperti Mzm 23? "Tuhanlah Gembalaku, takkan aku kekurangan..."?

JAWAB: Begitulah! Orang yang berada di dekat-Nya tak perlu merasa khawatir menghadapi bahaya. Lihat juga Mzm 28:2; 77:21; 78:52; Yer 23:3; 50:19.

TANYA: Teringat nih nabi Yehezkiel yang berbicara mengenai Tuhan sebagai gembala yang membela umat dari para gembala yang menyalahgunakan kuasa, yakni para pemimpin yang hanya memperkaya diri, tidak peduli akan penderitaan rakyat dan bahkan menghisap, berlaku kejam dan membiarkan mereka kehilangan rasa aman (Yeh 34:1-10).

JAWAB: Persis begitu, dan selanjutnya dalam Yeh 34:11-22 dikatakan Tuhan sendiri akan mengumpulkan mereka yang tercerai-berai, membebat luka, memberi rasa aman. Memang dalam seluruh bab itu Yehezkiel mengutarakan prinsip-prinsip moral sosial dan pengaturan masyarakat zamannya.

TANYA: Dapatkah dikatakan Yoh 10 menerapkan gagasan Yehezkiel tadi bagi keadaan murid-murid Yesus?

JAWAB: Ya, tetapi Yohanes juga menaruhnya dalam arah baru. Dalam Yoh 10, Yesus tidak memperlawankan diri dengan gembala yang jahat, melainkan dengan "pencuri dan perampok" (ay. 1), dengan "orang asing" (ay. 5) dan dengan "orang upahan" (ay. 12-13). Tidak dimunculkan olehnya dua macam gembala seperti pada Yehezkiel. Hanya ada satu gembala saja, yakni Yesus sendiri. Memang ada orang-orang yang diminta mengurusi domba-domba. Ada yang sungguh baik, tapi ada yang bertindak sebagai orang upahan.

TANYA: Penjelasannya?

JAWAB: Yehezkiel mengamati kehidupan sosial politik di Israel pada zaman pembuangan. Dikecamnya para pemimpin yang tak banyak berbuat bagi umat yang sedang kehilangan pegangan. Masalah yang dihadapi Yohanes berbeda. Banyak pengikut Yesus generasi pertama merasa kurang aman hidup di tengah-tengah masyarakat Yahudi. Terintimidasi.

TANYA: Jadi betulkan bila dikatakan bahwa Yohanes memakai keadaan itu untuk menjelaskan apa itu "percaya" kepada Yesus dan bagaimana mereka bisa tetap berteguh bila mereka memang memilih mau tetap bersamanya.

JAWAB: Memang Yohanes menekankan Yesus sebagai gembala yang baik untuk menunjukkan bahwa percaya kepada Yesus tidak sia-sia karena ia sendiri akan melindungi murid-muridnya dengan mempertaruhkan hidupnya. Semacam analisis teologi hidup rohani. Kelanjutan dari perkara ini ada dalam penugasan Petrus agar mengurusi domba-domba dalam Yoh 21:15-19 yang pernah beberapa kali dibicarakan dalam forum ini.

TANYA: Lalu apa arti penegasan bahwa tak ada yang dapat merenggut domba-domba dari Yesus?

JAWAB: Di situ ada pernyataan perihal mengikuti dia yang mau merujukkan kemanusiaan kembali dengan Yang Maha Kuasa, yang disebut sebagai Bapa itu. Artinya, membuat orang makin menemukan diri, makin merasa dimiliki oleh Yang Maha Kuasa dan bukan dibawahkan kepada kuasa lain. Kiasannya, gembala yang baik berusaha membuat orang makin sadar akan hal itu. Orang upahan tidak. Pencuri dan perampok menjauhkan orang dari sana. Orang yang tak dikenal juga tidak menimbulkan rasa percaya.

SALING MENGENAL

Gembala yang baik tidak akan memperlakukan kawanan dombanya secara anonim. Beberapa ayat sebelum bacaan ini menyebutkan bahwa sang gembala memanggil kawanan satu persatu (Yoh 10:3). Maksudnya, masing-masing domba dikenalinya. Mereka tidak dianggap barang kodian belaka, hanya nomor saja. Hubungan antara pemilik dan kawanan itu hubungan yang hidup. Tidak akan ada hubungan antara pemilik atau gembala dengan kawanan tadi bila tidak terjalin hubungan saling mengenal yang memberi rasa aman dan rasa percaya.

Yohanes menjelaskan rasa saling percaya tadi dengan gagasan saling mengenali. Dalam Yoh 10:14-15 ditegaskan "Akulah gembala yang baik dan aku mengenal domba-dombaku dan domba-dombaku mengenal aku sama seperti Bapa mengenal aku dan aku mengenal Bapa dan aku memberikan nyawaku bagi domba-dombaku". Pernyataan ini berisi ajakan agar orang jadi percaya dan merasa aman.

Ada sebuah adegan dalam Injil Yohanes yang dapat ikut menjelaskan hal tadi. Ketika disapa Yesus dengan kata-kata "Bu, kenapa menangis? Siapa yang kaucari?", Maria Magdalena malah mengira sedang berhadapan dengan penjaga taman pekuburan. Tetapi ketika Yesus memanggilnya dengan namanya, "Maria!" (Yoh 20:16), maka ia langsung mengenalinya. Begitulah sapaan pribadi membuatnya mengenali siapa yang mendatanginya. Sapaan perorangan yang dialami dalam batin juga akan membuat orang mengenali kehadiran ilahi. Ia bukan orang yang tak dikenal yang membuat waswas. Pengalaman Maria Magdalena bisa pula menjadi pengalaman para pengikut Yesus di sepanjang zaman.

PENERAPAN

Mengikuti bukan berarti meniru-niru, melainkan meniti jalan yang dirintis oleh yang berjalan di muka. Di dalam kesadaran para pengikut Yesus, pemimpin bukanlah dia yang meniru gembala empunya kawanan tadi, apalagi mengambil alih kedudukannya sebagai pemilik kawanan. Yang diberi kedudukan memimpin juga mengikuti dia yang menyapa satu persatu tadi. Mereka ini membantu agar kawanan bisa lebih melihat siapa yang berjalan di muka. Siapa saja yang merasa diajak memimpin juga akan memberi tahu sang empunya kawanan bila ada dari antara kawanan yang tertinggal dan tak menemukan jalan. Dalam Injil lain gembala yang empunya kawanan itu dikatakan akan mencarinya sampai ketemu (Luk 15:1-7 Mat 18:12-14).

Tadi disebutkan bahwa hubungan erat antara gembala dan kawanan seperti hubungan Yesus dengan Bapanya. Apa artinya? Yang Maha Kuasa disebut Bapa karena dapat dirasa dekat dan tampil sebagai asal kehidupan. Yesus hendak mengatakan bahwa ia sedemikian dekat dengan asal kehidupan itu sendiri. Ia mengajak para pengikutnya agar berani melihat ke sana. Ketergantungan kepada Bapa bukan sikap mengandalkan kebaikannya belaka, melainkan pengakuan bahwa Dia itu sumber kehidupan. Yesus berani menyerahkan kehidupannya karena ia sadar bahwa ia takkan kehabisan, karena ia dekat dengan sang sumber itu sendiri. Maka ia dapat berbagi sumber yang tak kunjung habis itu kepada orang lain. Inilah cara Yohanes menerangkan komitmen Yesus kepada para pengikutnya.

DARI BACAAN KEDUA (1Yoh 3:1-2)

Penulis surat Yohanes ingin mengajak pembacanya mulai mengerti apa itu menjadi pengikut Kristus untuk menuju ke Bapa, untuk hidup dalam perlindungan ilahi. Inilah kebatinan yang sejati yang dapat membuat orang semakin dekat pada Yang Ilahi. Dalam alam pikiran penulis surat Yohanes, "mengenali" Yang Ilahi membuat orang dapat berbagi kehidupan denganNya. Kebalikannya, "tidak mengenaliNya" sama dengan menolak-Nya dan tidak akan berbagi hidup dengan-Nya, melainkan terkurung dalam "dunia" belaka. Dalam istilah tulisan-tulisan Yohanes, kata "dunia" rujukannya ke sana, ke keadaan yang melawan keilahian. Dan barang tentu "dunia" dalam arti itu akan lenyap, takkan bertahan.

Para pengikut Kristus masih tetap berada di dunia seperti itu, artinya masih mengalami macam-macam kekuatan yang menjauhkan dari sumber kehidupan sendiri. Ini kenyataan. Kedamaian penuh belum ada selama orang masih ada dalam kehidupan ini. Namun mereka tak usah takut. Penulis surat Yohanes menyebut para pengikut Kristus sebagai "anak-anak Allah", artinya, yang dekat padaNya, pada Yang Ilahi yang bisa disebut Bapa. Dengan demikian mereka tidak dibiarkan sendiri menghadapi kekuatan-kekuatan jahat. Dan lebih dari itu, mereka kelak akan melihat Kristus yang mereka ikuti sekarang dalam keadaan yang sebenarnya, yakni dalam ujud keilahiannnya. Dan seperti ditegaskan dalam Yoh 3:2, mereka akan sama seperti dia, yakni berada dekat dengan keilahian sendiri.


Salam hangat,



A. Gianto





“Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”

Di lingkungan pedesaan kita kenal ‘profesi’ atau tugas pekerjaan sebagai ‘gembala’, yaitu penggembala itik atau kerbau. Relasi antara penggembala dan yang digembalakan begitu dekat dan mesra.

Penggembala itik pada umumnya berada di belakang, mengikuti rombongan itiknya, dan sering-sering menegor mereka jika mereka salah jalan; penggembala juga sering membawa makanan untuk itik mereka, dan ketika itik-itik melihat gembalanya membawa makanan bagi mereka maka mereka mengikuti sang gembala kemana ia pergi.

Penggembala kerbau sering berada di belakang kerbau-kebaunya tetapi juga di tengah-tengah mereka antara lain dengan ‘duduk di punggung salah satu kerbaunya’ sambil bersiul-siul atau bersenandung santai dan gembira.

Sekali-sekali gembala memang juga berada di depan yang digembalakan. Para gembala ini kiranya menghayati motto bapak pendidikan Indonesia , Ki Hajar Dewantoro: “ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani” (keteladanan, pemberdayaan dan motivasi/dorongan). Maka menjadi gembala yang baik juga menghayati sabda Yesus: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yoh 10:10)


“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10 ).

Hari ini oleh Gereja dijadikan Hari Minggu Panggilan, ajakan untuk mengenangkan hidup terpanggil, khususnya panggilan untuk menjadi imam. Dalam pesan pastoranya pada hari Minggu Panggilan ini antara lain Paus Benediktus XVI mengatakan: “Among those totally dedicated to the service of the Gospel, are priests, called to preach the word of God, administer the sacraments, especially the Eucharist and Reconciliation, committed to helping the lowly, the sick, the suffering, the poor, and those who experience hardship in areas of the world where there are, at times, many who still have not had a real encounter with Jesus Christ.” (Pesan Paus Benediktus XVI pada Minggu Panggilan 2008, no 5) Kutipan pesan di atas ini kiranya baik untuk menjadi bahan mawas diri khususnya bagi para imam.

Kita, para imam dipanggil untuk (1) mewartakan sabda Tuhan, (2) melayani sakramen khususnya Ekaristi dan Tobat dan (3) memperhatikan dan membantu mereka yang tersingkir, sakit, menderita, miskin dan hidup dalam situasi yang berat, sehingga sangat sulit untuk bertemu dengan Yesus Kristus, menghayati sabda Yesus :”Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”.

(1). Sabda Tuhan atau ”segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2Tim 3:16). Hendaknya cara bicara maupun cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun berdasarkan atau dijiwai oleh sabda Tuhan atau “dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati “(Kis 4:10 ), tidak menurut keinginan sendiri atau seenaknya sendiri.
(2). Para imam “hendaknya memupuk hidup rohani dengan santapan ganda yakni Kitab Suci dan Ekaristi; oleh karena itu para imam dengan sangat dihimbau untuk mempersembahkan Kurban Ekaristi setiap hari” (KHK kan 276). Kurban Ekaristi merupakan puncak ibadat kita, maka baiklah kita sungguh berdevosi pada Kurban Ekaristi, kenangan akan wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus. Mati atas dosa-dosa atau meninggalkan segala macam bentuk kejahatan dan memeluk hidup baru sesuai dengan charisma panggilan menjadi penyalur rahmat/berkat Tuhan kepada sesama. Dalam upacara Kurban Ekaristi secara implisit terkandung ajakan untuk bertobat, dimana di awal upacara kita diajak menyadari dan menghayati kelemahan dan kerapuhan atau dosa-dosa kita serta mohon kasih pengampunan Tuhan. Maka selain devosi pada Kurban Ekaristi, para imam juga dipanggil untuk senantiasa siap sedia menerima pengakuan dosa.
(3). Secara yuridis paguyuban umat beriman secara territorial diikat oleh ‘yayasan’ yang sering dinamai “PGDP” (Pengurus Gereja dan Dana Papa) atau “PGPM” (Pengurus Gereja Papa Miskin) dengan ketua secara umum atau ex officio adalah imam/pastor paroki. Nama tersebut mengandung ajakan atau peringatan agar pelayanan kita senantiasa terarah kepada yang miskin, tersingkir, menderita, sakit maupun ‘terjepit’. Maka hendaknya para imam memberi teladan dalam pelayanan ini dan seluruh umat Allah berpartisipasi mendukung pelayanan bagi mereka yang miskin dan berkekurangan.


“Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil” (1Ptr 2:21 -23)

Sapaan atau peringatan Petrus di atas ini kiranya terarah bagi kita semua yang percaya kepada Yesus Kristus, seluruh anggota Gereja/Umat Allah, dan memang khususnya para imam yang diharapkan menjadi teladan dalam ‘mengikuti jejak Yesus Kristus’. “Ketika dicaci maki, tidak membalas dengan mencaci maki; ketika menderita tidak mengancam”, itulah cara hidup atau cara bertindak mengikuti jejak Yesus Kristus. Penghayatan cara hidup atau cara bertindak yang demikian ini hemat saya merupakan salah saya bentuk promosi panggilan hidup imamat.

“Pertama-tama hendaknya para imam memperhatikan sepenuhnya, sapaya melalui pelayanan sabda maupun kesaksian hidup mereka sendiri, yang dengan jelas menampilkan semangat pengabdian dan kegembiraan Paska yang sejati, mereka mengajak umat beriman menyadari keluhuran serta mutlak perlunya imamat” (Vatikan II: PO no 11). Kesaksian sebagai hidup yang terpanggil sebagai imam merupakan bentuk promosi panggilan utama dan pertama. Sementara itu kiranya keluarga-keluarga atau para orangtua juga terpanggil untuk mempromosikan ‘keluhuran dan mutlak perlunya imamat’, antara lain juga dengan mengikuti jejak Yesus Kristus dalam cara hidup dan cara bertindak, ketika dicaci maki tidak membalas dengan caci maki; ketika menderita tidak mengancam”.

Imam berasal dari keluarga dan melayani hidup berkeluarga; keluarga adalah ‘seminari’, tempat muncul dan tumbuh berkembangnya panggilan hidup imamat. Maka dengan ini kami mengharapkan dan menghimbau kepada keluarga-keluarga katolik untuk mengusahakan hidup berkeluarga sedemikian rupa sehingga muncul panggilan imam, bruder atau suster di dalam keluarga, dalam diri anak-anaknya. Salah satu bentuk konkret antara lain tidak ‘ngrasani’, menjelek-jelekkan atau merendahkan hidup para imam, bruder dan suster di hadapan anak-anak kecil, meskipun para imam, bruder atau suster kurang berkenan di hati anda. Lebih baik diam atau mendoakan daripada ngrasani. Dan ketika salah satu anaknya tersentuh untuk mengikuti panggilan imamat atau membiara hendaknya dengan sukarela dan berhati besar mendukungnya. Anak adalah anugerah Allah, maka persembahkan kembali kepada Allah


“ TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa” (Mzm 23)

Jakarta , 13 April 2008

Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

Sabtu, 02 Mei 2009, PW. St. Atanasius, Uskup Pujangga Gereja


Sabtu, 02 Mei 2009
PW. St Atanasius, Uskup Pujangga Gereja

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahabaik, terima kasih atas hidup yang masih Kauberikan kepada kami. Tuhan ajarlah kami agar tetap setia kepada-Mu, meski terkadang tidak memahami sepenuhnya apa yang menjadi kehendak-Mu atas diri kami. Bantulah kami Tuhan, agar dalam melewati hari ini kami dapat membawa orang-orang yang telah meninggalkan Engkau untuk kembali kepada-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (9:31-42)

"Jemaat dibangun, dan jumlahnya makin bertambah besar, oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus."


31 Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus. 32 Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan ke mana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida. 33 Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. 34 Kata Petrus kepadanya: "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu juga bangunlah orang itu. 35 Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan. 36 Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita--dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. 37 Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. 38 Lida dekat dengan Yope. Ketika murid-murid mendengar, bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan: "Segeralah datang ke tempat kami." 39 Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan semua janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. 40 Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. 41 Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup. 42 Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku?
Ayat.
(Mzm 116:12-13.14-15.16-17)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku. Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
3. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku: Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)

"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal."

60 Setelah Yesus menyelesaikan tugas-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" 61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? 62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? 63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. 64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. 65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." 66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. 67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" 68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; 69 dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dan mengenangkan pesta St.Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Apa yang didengarkan sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan pribadi yang mendengarkan. Anak atau bayi yang masih berada di dalam rahim atau kandungan ibu sudah dapat mendengarkan, dan apa yang didengarkan melalui aneka macam suara yang bergema di lingkungan hidupnya sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan pribadinya. Mayoritas waktu dan tenaga kita kiranya kita fungsikan untuk ‘mendengar atau mendengarkan’ dan apa yang kita dengar atau dengarkan mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak kita. Maka marilah kita mawas diri perihal keutamaan ‘mendengarkan’ ini: apa yang kita dengarkan dan perdengarkan atau suarakan?
Agar kita dapat mendengarkan mau memperdengarkan dengan baik kiranya butuh kerendahan hati, keterbukaan hati, jiwa, akal budi dan tubuh.Tuhan adalah maha segalanya dan sabda-sabdaNya mahakuasa, maka jika kita sungguh dapat mendengarkan sabda Tuhan dengan baik kita pasti akan dipengaruhi oleh-Nya sehingga kita memiliki cara hidup dan cara bertindak sesuai dengan kehendak atau sabda Tuhan, hidup baik dan berbudi pekerti luhur. Maka baiklah sabda Tuhan kita dengarkan dan bacakan setiap hari di dalam keluarga kita, atau komunitas kita, entah komunitas hidup, belajar atau bekerja, dapat dibacakan untuk diri sendiri atau orang lain. Apa yang dibacakan kiranya dapat mengikuti Kalendarium Gerejani, sebagaimana saya kutipkan setiap hari. Jika membacakan untuk disi sendiri hendaknya jangan berbisik-bisik atau secara batin melainkan secara vokal sehingga telinga tubuh kita dapat mendnngarkan dengan baik. Jika dibacakan untuk orang lain, misalnya di dalam keluarga: salah seorang membacakan dengan baik dan yang lain mendengarkan.
Kami percaya jika kita dapat mendengarkan dengan baik sabda Tuhan, maka kita pasti akan dipengaruhi, sehingga kita hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan, berjalan, hidup dan bertindak dalam jalan Tuhan menuju ke hidup kekal, hidup mulia kembali mulia di sorga.

· "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu”(Kis 9:34), demikkan kata Petrus kepada Eneas, “yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh”.dan Eneas pun bangkit berdiri. Mungkin ada di antara saudara-saudari kita atau bahkan diri kita sendiri sedang ‘lumpuh’, entah hati, jiwa, akal budi atau tubuhnya alias sakit. Jika dalam keadaan demikian maka persembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dan mohon penyembuhan. Tentu saja jika kita mohon kepada Tuhan harus siap sedia ketika permohonan kita dikabulkan. Permohonan kita akan terkabul jika kita siap sedia untuk mendengarkan dan melaksanakan sabda-sabda yang akan disampaikan kepada kita, dengan kata lain kembali hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan serta meninggalkan keinginan dan kehendak sendiri yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Kelumpuhan yang terjadi pada umumnya orang hanya mengikuti kehendak dan keinginan diri sendiri alias hidup dan bertindak menuru selera pribadi.
Jika anda menghendaki dapat hidup dan berjalan dengan baik alias tidak lumpuh, silahkan taati dan laksanakan janji-janji yang pernah anda ikrarkan sepenuhnya, tanpa cacat dan kekurangan apapun. Sakit dan sehat erat kaitannya dengan iman kita kepada Tuhan, mereka yang kurang atau tidak beriman pasti akan mudah jatuh sakit, sedangkan jika kita beriman kuat dan sehat maka dapat hidup dan berjalan dengan baik, segar bugar dan sehat wal’afiat secara jasmani maupun rohani.
Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Jumat, 01 Mei 2009, Jumat Pertama Dalam Bulan, Hari Biasa Pekan III Paskah

Jumat, 01 Mei 2009
Jumat Pertama Dalam Bulan
Hari Biasa Pekan III Paskah

"Tidak ada yang akan mampu memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." Rm 8:39


Doa Renungan

Allah Bapa, yang mahakudus, berilah kami makan roti yang dibagi-bagi oleh Putra-Mu dan semoga kami menghayati bahwa Dia hidup dan menjadi pengantara kami di hadapan-Mu, sekarang dan sepanjang hidup kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-20)


"Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku, untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain."


1 Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, hati Saulus berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, 2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. 3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. 4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" 5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. 6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." 7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun. 8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. 9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. 10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" 11 Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, 12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." 13 Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. 14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu." 15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. 16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku." 17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus." 18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. 19 Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. 20 Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat.
(Mzm 117:1bc.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:52-59)


"Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman."

52 Di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." 53 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. 54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. 55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. 56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. 57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. 58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya." 59 Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Setiap kali kita berpartisipasi dalam Perjamuan/Perayaan Ekaristi diperkenankan ‘menerima dan menyantap komuni/Tubuh Kristus’, sebagai makanan hidup rohani atau iman kita. Apa yang dimakan menentukan kualitas hidup pribadi orang yang bersangkutan, misalnya ada rumor: “Orang Barat makanan utamanya antara lain daging maka mereka cerdik, sementara mayoritas orang Indonesia makanan utamanya adalah sayur atau rumput maka boleh dikatakan bodoh seperti kerbau’. Rumor ini jika dikenakan pada binatang mungkin sama seperti singa atau ular dan kerbau. Setiap kali kita menyambut dan menyantap komuni Kudus atau Tubuh Kristus berarti kita dihidupi oleh-Nya dan dengan demikian kita memiliki cara hidup dan cara bertindak sesuai dengan sabda-sabda-Nya atau meneladan cara hidup dan cara bertindak-Nya, dan dengan demikian kita akan hidup selama-lamanya.
Hidup selama-lamanya ini kiranya sudah mulai kita hayati saat ini, yaitu kita hidup sehat-wal’afiat dan segar bugar baik secara phisik maupun spiritual, jasmani maupun rohani. Kita telah menikmati ‘makanan dari sorga’ dan diharapkan makanan tersebut menjadi bekal perjalanan kita untuk kembali ke sorga setelah meninggal dunia atau dipanggil Tuhan. Maka marilah kita berjalan, hidup dan bertindak dalam dan bersama dengan Tuhan, senantiasa hidup baik dan berbudi pekerti luhur, disukai oleh Tuhan maupun sesama dan saudara-saudari kita.
Dengan menikmati Tubuh Kristus kita juga mewartakan ‘wafat dan kebangkitan Yesus’ dalam cara hidup dan cara bertindak kita: secara konkret senantiasa mengajak dan memotivasi sesama untuk ‘hanya mengabdi Tuhan Allah saja dan menolak aneka godaan setan’.

- “Seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah” (Kis 9:18-20) , demikian berita perihal Saulus yang menerima anugerah baptisan dan Roh Kudus.
Peristiwa ini kiranya mengingatkan kita semua perihal rahmat baptisan yang telah kita terima, maka kita juga dipanggil untuk ‘memberitakan Yesus’, mewartakan cara hidup dan cara bertindak Yesus, terutama dan pertama-tama melalui cara hidup dan cara bertindak kita. Salah satu atau mungkin yang utama dari cara bertindak Yesus antara lain adalah memperhatikan dan mengasihi mereka yang miskin, sakit, terlantar, lapar dan haus, dipenjara, anak-anak, dst., apa-apa yang duniawi. Demikian pula ketika mengajar Yesus juga memanfaatkan peristiwa-peristiwa duniawi sebagai wahana menyampaikan ajaran-ajaran-Nya.
Maka marilah kita perhatikan dan kasihi saudara-saudari kita yang miskin, terlantar, sakit, lapar dan haus, terasing, dst.., kita kasihi dan dampingi sebaik mungkin anak-anak yang dianugerahkan kepada kita, dst.. Fungsikan apa-apa yang duniawi, misalnya harta benda/uang, jabatan/kedudukan, kehormatan duniawi, sebagai jalan atau wahana untuk semakin memuji, mengabdi, menghormati dan memuliakan Tuhan di dalam hidup sehari-hari.
Dengan kata lain hayati tugas perutusan, entah belajar atau bekerja, sebagai ibadah kepada Tuhan, sehingga tempat belajar atau bekerja bagaikan tempat ibadah, suasana belajar atau bekerja bagaikan suasana ibadah, sikap dalam bekerja atau belajar bagaikan sikap dalam beribadah, perawatan sarana kerja atau belajar bagaikan perawatan sarana-sarana ibadah, rekan kerja dan belajar adalah rekan beribadah. Catatan: Bulan Mei adalah bulan Maria. Dianjurkan agar devosi kepada Maria ditingkatkan. Bunda Maria adalah teladan hidup beriman.
[Ignatius Sumarya, SJ]
Photobucket

Hari Biasa Pekan III Paskah


Kamis, 30 April 2009
Hari Biasa Pekan III Paskah


Doa Renungan
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Roti Hidup yang telah turun dari surga. Hanya hidup bersama dan di dalam Dikau saja, hidup kami menjadi hidup yang sesungguhnya. Semoga Engkau mengajari kami hari ini untuk menghargai dan menghayati Ekaristi, sehingga dengan menyambut tubuh dan darah-Mu, kami menikmati keselamatan-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (8:26-40)


"Jika Tuan percaya dengan segenap hati, Tuan boleh dibaptis."

Waktu Filipus di Samaria, berkatalah seorang malaikat Tuhan kepadanya, "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menyusur jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang, ia duduk dalam keretanya sambil membaca kitab Nabi Yesaya. Lalu kata Roh kepada Filipus, "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!" Filipus segera mendekat, dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab Nabi Yesaya. Kata Filipus, "Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca itu?" Jawabnya, "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya, siapakah yang akan menceritakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. Maka kata sida-sida itu kepada Filipus, "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?" Maka mulailah Filipus berbicara, dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan, dan tiba di suatu tempat yang ada airnya. Lalu kata sida-sida itu, "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?" Sahut Filipus, "Jika Tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya, "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah." Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus, dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia menjelajah daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat.
(Mzm 66:8-9.16-17.20)
1. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.
2. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa kepada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.
3. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya daripadaku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan. Barangsiapa makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:44-51)


"Akulah roti hidup yang telah turun dari surga."

Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus aku; dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi; Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa! Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Unsur pertama dari iman ekaristik adalah misteri Allah sendiri, yaitu kasih yang trinitaris. Dalam Ekaristi, Yesus tidak memberi kita suatu “barang”, tetapi diri-Nya sendiri. Dia memberikan tubuh-Nya sendiri dan mencurahkan darah-Nya sendiri kepada kita. Dengan demikian, Dia memberikan seluruh hidup-Nya kepada kita dan mengungkapkan asal-muasal kasih. Dia adalah Putra yang kekal, yang diberikan Bapa kepada kita.

Setelah Yesus memberi khalayak dengan menggandakan roti dan ikan, berkatalah Dia kepada mereka yang datang ke Sinagoga di Kapernaum, “Akulah Roti Kehidupan yang telah turun dari surga. Jikalau seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang akan Kuberikan itu ialah daging-Ku yang akan Kuberikan untuk hidup dunia” (Yoh 6:51). Demikianlah Yesus menunjukkan bahwa Dia adalah Roti Hidup yang diberikan oleh Bapa kepada umat manusia. Sekarang, pemberian itu kita terima melalui perayaan Ekaristi.

Sebagai orang Katolik, kita pantas bersyukur karena selalu diberi kesempatan untuk bisa bersatu dengan Yesus melalui Ekaristi. Maka, mari kita rayakan Ekaristi dengan penuh iman. Sebab di sanalah kita diundang oleh Tuhan untuk keselamatan kita dan umat manusia lainnya.

Ya Yesus, aku bersyukur akan cinta-Mu yang tanpa batas. Engkau telah memberikan diri-Mu untuk keselamatanku. Berilah aku iman yang teguh agar aku juga mampu mencintai sesama tanpa batas. Amin.



[Ziarah Batin 2009]





Photobucket

Hari Biasa Pekan III Paskah


Kamis, 30 April 2009
Hari Biasa Pekan III Paskah


Doa Renungan
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Roti Hidup yang telah turun dari surga. Hanya hidup bersama dan di dalam Dikau saja, hidup kami menjadi hidup yang sesungguhnya. Semoga Engkau mengajari kami hari ini untuk menghargai dan menghayati Ekaristi, sehingga dengan menyambut tubuh dan darah-Mu, kami menikmati keselamatan-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (8:26-40)


"Jika Tuan percaya dengan segenap hati, Tuan boleh dibaptis."

Waktu Filipus di Samaria, berkatalah seorang malaikat Tuhan kepadanya, "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menyusur jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang, ia duduk dalam keretanya sambil membaca kitab Nabi Yesaya. Lalu kata Roh kepada Filipus, "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!" Filipus segera mendekat, dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab Nabi Yesaya. Kata Filipus, "Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca itu?" Jawabnya, "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya, siapakah yang akan menceritakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. Maka kata sida-sida itu kepada Filipus, "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?" Maka mulailah Filipus berbicara, dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan, dan tiba di suatu tempat yang ada airnya. Lalu kata sida-sida itu, "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?" Sahut Filipus, "Jika Tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya, "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah." Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus, dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia menjelajah daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat.
(Mzm 66:8-9.16-17.20)
1. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.
2. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa kepada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.
3. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya daripadaku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan. Barangsiapa makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:44-51)


"Akulah roti hidup yang telah turun dari surga."

Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus aku; dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi; Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa! Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Unsur pertama dari iman ekaristik adalah misteri Allah sendiri, yaitu kasih yang trinitaris. Dalam Ekaristi, Yesus tidak memberi kita suatu “barang”, tetapi diri-Nya sendiri. Dia memberikan tubuh-Nya sendiri dan mencurahkan darah-Nya sendiri kepada kita. Dengan demikian, Dia memberikan seluruh hidup-Nya kepada kita dan mengungkapkan asal-muasal kasih. Dia adalah Putra yang kekal, yang diberikan Bapa kepada kita.

Setelah Yesus memberi khalayak dengan menggandakan roti dan ikan, berkatalah Dia kepada mereka yang datang ke Sinagoga di Kapernaum, “Akulah Roti Kehidupan yang telah turun dari surga. Jikalau seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang akan Kuberikan itu ialah daging-Ku yang akan Kuberikan untuk hidup dunia” (Yoh 6:51). Demikianlah Yesus menunjukkan bahwa Dia adalah Roti Hidup yang diberikan oleh Bapa kepada umat manusia. Sekarang, pemberian itu kita terima melalui perayaan Ekaristi.

Sebagai orang Katolik, kita pantas bersyukur karena selalu diberi kesempatan untuk bisa bersatu dengan Yesus melalui Ekaristi. Maka, mari kita rayakan Ekaristi dengan penuh iman. Sebab di sanalah kita diundang oleh Tuhan untuk keselamatan kita dan umat manusia lainnya.

Ya Yesus, aku bersyukur akan cinta-Mu yang tanpa batas. Engkau telah memberikan diri-Mu untuk keselamatanku. Berilah aku iman yang teguh agar aku juga mampu mencintai sesama tanpa batas. Amin.



[Ziarah Batin 2009]





Photobucket

Rabu, 29 April 2009, Pw. St. Katarina dari Siena, PrwPujG

Rabu, 29 April 2009
Pw St. Katarina dr Siena, PrwPujG

"Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah" --- Mat 5:8


Doa Renungan

Tuhan Allah kami, yakinkanlah kami hari ini untuk datang dan percaya kepada-Mu agar jiwa raga kami disegarkan olehnya. Semoga kami merasakan hanya cinta kasih-Mu saja yang cukup bagi perjalanan hidup kami. Berilah kami kekuatan, keberanian, dan kesungguhan hati untuk percaya kepada-Mu, supaya olehnya kami tidak merasakan kekurangan sesuatu hal pun. Dengarkanlah permohonan-permohnan umat-Mu karena Dia yang tinggal bersama Dikau dan juga bersama kami, Yesus Kristus, Tuhan kami untuk selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (8:1b-8)


"Mereka menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil."

Setelah Stefanus dibunuh, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu. Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki serta perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar menjelajah ke seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat.
(Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!"
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya
Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman, sabda Tuhan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:35-40)


"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."

Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

“Aku telah turun dari surga untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku”

Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Katarina dari Siena, Perawan dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Entah pergi untuk belajar di sekolah/perguruan tinggi atau untuk bekerja di kantor, perusahaan atau tempat kerja, pada umumnya bukan semata-mata merupakan keinginan atau kemauan sendiri, melainkan ada atau mungkin terutama karena desakan atau perintah dari orang lain. Itulah yang dihayati oleh Yesus, yang juga diikuti oleh St.Katarina dari Siena, yang dalam usia muda telah terpanggil untuk hidup suci serta demi kebersamaan atau kesatuan Gereja dan keselamatan semua orang, masyarakat pada umumnya.

“Aku datang dan pergi bukan untuk melakukan kehendak saya sendiri, melainkan kehendak dia yang mengutus aku”, inilah kebenaran yang ada. Kiranya entah dengan belajar atau bekerja kita tidak hanya demi kepentiingan sendiri untuk menjadi cerdas, beriman dan suci, tetapi dengan dan dalam kecerdasan dan iman serta kesucian yang telah kita terima selama belajar atau bekerja kita berharap dapat menjadi ‘man or woman with/for others’, berpartisipasi dalam karya penyelamatan dunia. Kita dapat meneladan St.Katanina yang hidup suci, berusaha memperteguh persaudaraan atau persahabatan sejati dan keselamatan atau kebahagiaan umum. Dengan ini kami berharap kepada siapapun yang dianugerahi aneka rahmat, keterampilan, bakat dst.. secara melimpah ruah hendaknya memfungsikan semua itu demi kebahagiaan atau keselamatan umum, bersama, bukan hanya untuk diri sendiri atau kelompok dan golongannya sendiri.

Marilah saling membantu dan mengingatkan agar kita yang berasal dari Tuhan pada waktunya ketika dipanggil Tuhan atau meninggal dunia otomatis kembali kepada Tuhan, hidup mulia di sorga. Marilah kita berusaha agar tidak ada seorangpun dari saudara-saudari kita ada yang ‘hilang’ alias hidup menyendiri, tidak bersedia berkumpul, bercakap-cakap atau bekerjasama dengan yang lain.


- “Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.”(Kis 8:4), demikian berita perihal jemaat Purba/Perdana, yang mengalami aneka penganiayaan setelah kematian Stefanus. Karena dianiaya dan diancam maka umat beriman tersebar, melarikan diri, bukan untuk bersembunyi, tetapi ‘memberitakan Injil atau Kabar Baik’, sehingga semakin banyak orang menjadi pewarta-pewarta Kabar Baik. Inilah misteri Salib, derita dan ancaman yang membangkitkan dan menggairahkan. Belajar dan bercemin pada pengalaman jemaat Purba/Perdana ini kami berharap: (1) jadikan dan hayati aneka derita dan ancaman karena kesetiaan hidup beriman atau terpanggil sebagai kesempatan emas untuk menjadi pewarta-pewarta Kabar Baik, untuk lebih berbuat baik kepada sesama dimanapun dan kapanpun, dan (2) secara khusus kepada mereka yang merasa sendirian sebagai yang beriman pada Yesus Kristus, entah di kantor/tempat kerja atau tempat tinggal, meskipun memperoleh atau menghadapi tantangan, ejekan, ancaman, dst..hendaknya tetap setia dan taat pada iman anda, jadikan kesempatan tersebut menjadi kesempatan emas untuk mempertebal dan memperteguh iman,

Semoga dengan kesetiaan dan ketaatan iman kita akan terjadi sebagaimana terjadi pada masa lalu, zaman Gereja Purba/Perdana, dimana “banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu” (Kis 8:7-8).

Semoga para penjahat bertobat, yang lumpuh dan timpang hati, jiwa dan akal budi maupun tubuhnya sembuh, sehat kembali, karena kesetiaan dan ketaatan iman kita. Ingatlah dan hayati pepatah Jawa ini “jer basuki mowo beyo” (=untuk hidup mulia, damai sejahtera harus berani berjuang dan berkorban).




Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Selasa, 28 April 2009

Selasa, 28 April 2009
Hari Biasa Pekan III Paskah

Yesus bersabda, "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. (Yohanes 6:35)

Doa Renungan

Tuhan Yesus, hidup-Mu memberikan kepada dunia ini kehidupan yang sesungguhnya. Semoga berkat bantuan-Mu hari ini kami makin membaktikan diri bagi sesama seperti teladan-Mu sendiri. Semoga terdorong oleh sakramen Ekaristi yang telah kami terima, menjadikan diri kami batu-batu yang hidup dan semangat yang menggelorakan kehidupan sesama kami. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (7:51-8:1a)


"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."


51 Di hadapan sidang Mahkamah Agama Yahudi Stefanus berkata kepada Imam Besar, para penatua dan ahli Taurat, "Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. 52 Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. 53 Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya."54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. 55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. 56 Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." 57 Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. 58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." 60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus. 1a Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan nyawaku.
Ayat.
(Mzm 31:3-4.6.7.8)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntut dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Tetapi aku percaya kepada Tuhan, aku akan bersorak-sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu.
3. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Akulah roti hidup, sabda Tuhan; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:30-35)


"Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga."

30 Di rumah ibadat di Kapernaum orang banyak berkata kepada Yesus, "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? 31 Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga." 32 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. 33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."34 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." 35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Barangsiapa datang kepada-Ku ia tidak akan lapar lagi dan barangsiapa percaya kepada-Ku ia tidak akan haus lagi

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- “Tidak haus dan tidak lapar” secara spiritual atau rohani kiranya menjadi dambaan atau kerinduan semua orang di dalam aneka kesibukan, pekerjaan atau pelayanan. Namun dalam kenyataan, karena aneka tantangan dan hambatan, apa yang didambakan dan dirindukan tersebut sulit menjadi kenyataan. Mengapa? Mungkin karena mereka lebih mengikuti selera atau kehendak sendiri, seenaknya sendiri dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan di dalam hidup, bekerja atau belajar.

Sabda Yesus hari ini mengajak kita semua untuk “datang kepada-Nya”, jika kita menghendaki dambaan atau kerinduan tersebut segera menjadi kenyataan atau terwujud. Datang kepada Yesus antara lain dapat kita wujudkan atau hayati dengan setia pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan serta melaksanakan aneka tuntunan dan aturan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing.

Maka kami berharap rumus-rumus janji yang pernah kita ikrarkan tersebut setiap hari dibaca kembali dan direnungkan sebagai bahan mawas diri sejauh mana pada hari ini saya telah berhasil atau gagal menghayati janji tersebut.

Manfaatkan kesempatan pemeriksaan batin, bagian dari doa harian/malam, untuk mawas diri dalam hal penghayatan janji-janji yang pernah kita ikrarkan. Jika kita setia melakukan pemeriksaan batin dengan benar setiap hari, kiranya kita akan terampil dalam hal pembedaan roh atau spiritual discernment, suatu keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan beriman atau beragama masa kni dan selanjutnya. Kita akan terampil untuk memilih ‘makanan dan minuman’, anaka tawaran yang menuntun kita untuk menjadi gembira dan bahagia sebagai orang beriman.

- "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" (Kis 7:60) , demikian doa Stefanus terakhir, sebelum meninggal dunia karena dilempari batu oleh ‘musuh-musuhnya’.Banyak orang yang buta hati dan jiwanya sering dengan mudah menyakiti, membunuh atau melecehkan orang lain seenaknya. Dan mungkin sebagai orang yang setia pada iman, panggilan dan tugas pengutusan, kita juga sering menghadapi aneka bentuk pelecehan, ejekan, sapaan atau perlakuan yang menyakitkan serta membawa kita ke kematian. Sadari dan hayatilah bahwa karena kebutaan hati dan jiwa mereka, mereka sebenarnya tidak salah menyakiti atau melecehkan kita.

Doa Stefanus ini kiranya senada dengan doa Yesus di kayu salib, yang mendoakan mereka yang menyalibkan-Nya: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk 23:34).

Kita dipanggil untuk meneladan Yesus atau Stefanus. Mungkin kesakitan dan derita atau pelecehan yang kita alami tidak seberat seperti yang dialami Yesus atau Stefanus, karena hanya berupa kata-kata atau penolakan. Misalnya sebagai orangtua merasa tidak ditaati oleh anak-anaknya, sebagai suami atau isteri merasa kurang diperhatikan oleh pasangannya, sebagai pegawai kurang diperhatikan oleh atasannya, sebagai guru yang sedang mengajar kurang didegarkan oleh para peserta didik, dst..

Kami berharap bahwa kita yang lebih tahu atau lebih dewasa dalam hal kepribadian, iman atau beragama, berani menjadi teladan dalam hal penghayatan kasih pengampunan, sebagaimana dilakukan oleh Yesus maupun Stefanus.

Jadikan aneka kesempatan dilecehkan, dihina, kurang diperhatikan dst.. sebagai kesempatan emas untuk berdoa, semakin mempercayakan diri sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi, kepada Tuhan. Rasanya hal ini sudah sering dilakukan oleh banyak orang: ingat akan berdoa ketika sedang menderita.



Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Senin, 27 April 2009, Hari Biasa Pekan III Paskah

Senin, 27 April 2009
Hari Biasa Pekan III Paskah

"....Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." (Yohanes 6:29)


Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, pangkal iman dan keselamatan kami, semoga hari ini Roh-Mu menuntun hati kami untuk mengerti dan menyadari pekerjaan-pekerjaan-Mu yang ajaib, agar dalam karya dan tingkah laku kami senantiasa menaruh harapan yang pasti akan penyelenggaraan-Mu. Terpujilah Engkau ya Tuhan selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-15)


"Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh yang mendorong dia berbicara."

8 Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.9 Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini--anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria--bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus,10 tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. 11 Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: "Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah." 12 Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. 13 Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: "Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat,14 sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita."15 Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
L. Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat.
(Mzm 119:23-24.26-27.29-30)
1. Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hamba-Mu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
2. Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:22-29)


"Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."

22 Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat.23 Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.24 Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. 25 Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. 27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."28 Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" 29 Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."
I. Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan



“Bekerjalah untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal”


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Petrus Kanisius, imam dan pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


- Setiap hari, entah di kantor/perusahaan/tempat kerja atau sekolah, banyak orang datang untuk bekerja atau belajar. Untuk apa bekerja dan belajar setiap hari? Untuk makanan yang bersifat sementara atau kekal? Sabda Yesus hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua: hendaknya dalam belajar atau bekerja yang utama atau pertama-tama dikejar dan diusahakan adalah ‘makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal’., maka bagi yang sedang bekerja semoga semakin terampil dan bahagia di dalam bekerja, sedangkan yang sedang belajar semoga semakin terampil dan bahagia di dalam belajar dan tentu saja entah dalam bekerja atau belajar juga semakin ‘percaya kepada Dia yang telah diutus Allah’.

Petrus Kanisius kiranya telah mengerjakan tugas pengutusan ini, antara lain dengan kerja keras ia menyusun buku katekismus, yang berisi tuntunan agar semakin mengenal dan percaya kepada Yesus, yang diutus oleh Allah untuk menyelamatkan dunia ini. Maka secara khusus saya mengingatkan dan mengajak siapapun yang memboroskan waktu dan tenaga demi pendidikan, entah di dalam keluarga atau sekolah, untuk mengusahakan agar anak-anak atau para peserta didik tumbuh berkembang menjadi pribadi cerdas beriman atau cerdas secara spiritual.

Ciri-ciri kecerdasan spiritual antara lain: “mampu untuk fleksibel (adaptasi aktif dan spontan), memiliki kesadaran diri yang tinggi,mampu menghadapi dan menggunakan penderitaan, mampu menghadapi dan mengatasi rasa sakit, hidup dijiwai oleh visi dan nilai-nilai, enggan untuk menyakiti orang lain, melihat hubungan dari yang beragam (holistik), bertanya ‘mengapa’ dan ‘apa jika’ untuk mencari jawaban mendasar, kemampuan/kemudahan untuk ‘melawan perjanjian’” (lih: Danah Zohar dan Ian Marshall: SQ, Penerbit Mizan - Bandung 2000, hal 14)

- "Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.” (Kis 6:13-14) , demikian kesaksian palsu dari orang-orang tentang diri Stefanus. Mendengarkan kesaksian palsu ini Stefanus tidak marah atau membenci melainkan tetap gembira dan ceria, “muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat”.

Di dalam bekerja atau belajar kiranya kita juga sering menerima kesaksian-kesaksian palsu, entah berupa kata-kata atau tindakan. Sebagai orang beriman ketika harus menghadapi kepalsuan-kepalsuan kami berharap meneladan Stefanus, tetap ceria dan gairah. Dalam keceriaan dan kegairahan disertai kelemah-lembutan dan kasih kita jernihkan aneka kepalsuan tersebut.

Para guru/pendidik maupun orang tua hemat saya terpanggil untuk bertindak demikian di dalam mendidik dan mendampingi para peserta didik atau anak-anak. Ingatlah dan sadari bahwa di dalam masyarakat beredar aneka kepalsuan, entah berupa makanan, minuman, tulisan/buku atau penampilan diri, yang dapat merusak dan menghancurkan kehidupan.

Marilah kita wartakan dan sebarluaskan kebenaran-kebenaran, kita dampingi dan didik anak-anak agar terampil memilah dan memilih aneka macam tawaran, dan tentu saja kemudian memilih apa yang benar dan menyelamatkan, terutama keselamatan jiwa manusia. Tolok ukur atau barometer usaha dan kerja kita adalah keselamatan jiwa.


Ignatius Sumarya, SJ



.


Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy