| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Hari Minggu Palma, Minggu 05 April 2009

Hari Minggu Palma
Mengenangkan Sengsara Tuhan
Minggu, 05 April 2009


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:1-10)


"Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!

1 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya 2 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. 3 Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini."4 Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya. 5 Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?" 6 Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka.7 Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. 8 Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. 9 Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, 10 diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

LAGU: KRISTUS JAYA PS 548
Ref. Kristus jaya, Kristus mulia, Kristus Kristus Tuhan kita.


1. Hai segala bangsa, bertepuk tanganlah,
elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai.

2. Sebab Tuhan Mahatinggi, adalah dahsyat,
Raja seluruh bumi.

3. Ia menaklukkan bangsa-bangsa, ke bawah kuasa kita.
Ia menundukkan suku-suku bangsa ke bawah telapak kaki kita.

4. Dia pilih bagi kita tanah pusaka, kebanggaan Yakub.

5. Allah telah naik diiringi sorak-sorai,
Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.

6. Bermazmurlah bagi Allah, ya bermazmurlah!
Kidungkanlah mazmur!

7. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi,
bermazmurlah dengan lagu yang paling indah.

8. Allah merajai para bangsa, di takhta yang kudus,
bersemayanlah Dia.

9. Para pemimpin bangsa-bangsa berdatangan,
bergabung dengan umat Allah Abraham.

10. Sebab segala perisai di atas bumi adalah milik-Nya;
sangat agunglah Dia.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (50:4-7)

"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu."

4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. 5 Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. 6 Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. 7 Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS. 819
Refr. Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?

1. Semua yang melihat aku mengolok-olok, mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala! Mereka bilang: "Ia pasrah kepada Allah! Biarlah Allah yang meluputkannya, biarlah Allah yang melepaskannya! Bukankah Allah berkenan kepadanya?"
2. Sekawanan anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku, segala tulangku dapat kuhitung.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (2:6-11)

"Yesus Kristus telah merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."

6 Saudara-saudara, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Kristus taat untuk kita sampai wafat-Nya di salib. Dari sebab itulah Allah mengagungkan Yesus, dan menganugerahkan nama yang paling luhur kepada-Nya.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau menjumpai kami dengan wajah Orang yang dianiaya dan dihina, ialah Yesus, Hamba Penderitaan yang lemah lembut hati-Nya. Kami mohon, bukakanlah kami misteri sengsara dan wafat-Nya. Buatlah kami bersedia mengikuti jejak-Nya dan memanggul salib-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa.
Amin.


Catatan Kisah Sengsara:
N: Naracerita
S: Semua
P: Pilatus
Y: Yesus
TL: Tokoh Lain

Tuhan sertamu, dan sertamu juga.
Inilah Kisah Sengsara Yesus Kristus, menurut Markus (15:1-39)

N. 1 Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus. 2 Pilatus bertanya kepada-Nya:

P. "Engkaukah raja orang Yahudi?"

N. Jawab Yesus:

Y. "Engkau sendiri mengatakannya."

N. 3 Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. 4 Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya:

P. "Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!"

N. 5 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran. 6Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. 7 Pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. 8 Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. 9 Pilatus menjawab mereka dan bertanya:

P. "Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?"

N. 10 Ia memang mengetahui, bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. 11 Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. 12 Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka:

P. "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"

N. 13 Maka mereka berteriak lagi, katanya:

S. "Salibkanlah Dia!"

N. 14 Lalu Pilatus berkata kepada mereka:

P. "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?"

N. Namun mereka makin keras berteriak:

S. "Salibkanlah Dia!"

N. 15 Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. 16 Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. 17 Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. 18 Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya:

S. "Salam, hai raja orang Yahudi!"

N. 19 Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. 20 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. (15-20b) Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. 21 Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. 22 Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. 23 Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. 24 Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. 25 Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan. 26 Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ: "Raja orang Yahudi". 27 Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. 28 (Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: "Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.") 29 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata:

S. "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, 30 turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"

N. 31 Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata:

S. "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! 32 Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya."

N. Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga. 33 Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. 34 Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:

Y. "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?",

N. yang berarti:

Y. Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

N. 35 Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata:

TL. "Lihat, Ia memanggil Elia."

N. 36 Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata:

TL. "Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia."

N. 37 Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. 38 Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. 39 Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"

I. Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
ARAH CERAH DI SAAT GELAP

Rekan-rekan yang baik!

Bacaan bagi perarakan Minggu Palma kali ini (Mrk 11:1-10) mengisahkan bagaimana Yesus disambut meriah oleh orang banyak ketika memasuki kota Yerusalem. Mereka telah mendengar pelbagai tindakan penyembuhan dan pengusiran roh jahat serta pengajarannya mengenai Kerajaan Allah. Mereka sadar, dia ini Mesias yang sudah lama ditunggu-tunggu. Harapan mereka, Allah segera akan membuat MesiasNya menunjukkan kebesarannya di kota suci-Nya. Dan memang akan terjadi demikian. Tetapi kebesaran Mesias ini berbeda daripada yang diidam-idamkan. Guna menyelaminya, marilah kita ikuti Kisah Sengsara pada Minggu Palma ini (Mrk 14:1-15:47) serta memetik hikmatnya.

Para imam kepala dan ahli Taurat merasa terancam oleh kehadiran Yesus karena ia hendak mengubah pusat ke-Yahudi-an, yakni Bait Allah, menjadi rumah doa bagi semua orang (lih. Mrk 11:17a = Yes 56:7) dan bukan sebagai lambang identitas orang Yahudi belaka. Mereka juga tidak menyukai ajaran Yesus bahwa manusia boleh mendekat kepada Allah dan memanggilNya "Bapa". Bagi para pemimpin tadi, sebutan ini sebuah hujatan. Oleh karenanya mereka berupaya menyingkirkan Yesus dengan "diam-diam", tanpa mengungkapkan alasan yang sesungguhnya (14:2). Dan lewat penguasa Romawi, mereka berhasil membuatnya dihukum mati pada salib.

mengapa Ia disalibkan?

Bagi para pengikutnya, riwayat Yesus tidak tamat dengan penyaliban dan penguburannya. Ia tetap diingat. Kenangan ini menjadi sumber keteguhan kebenaran yang dipersaksikan Yesus di salib dan diakui oleh kepala pasukan (Mrk 15:39 "Orang ini benar Anak Allah"). Kenangan akan Yesus bahkan dikembangkan serta diperkaya dengan pengalaman orang-orang yang tidak mengenalnya secara pribadi. Dan kenangan ini menjadi sumber keteguhan iman mereka. Contoh paling jelas ialah tulisan-tulisan Paulus. Lain lagi Kisah Para Rasul yang menjelaskan keteguhan itu sebagai karya Roh Kudus. Injil-Injil kemudian menjelaskannya dengan memakai gagasan dasar yang berasal dari Yesus sendiri, yakni kedatangan Kerajaan Allah yang diperkenalkannya sebagai "Anak Allah", orang yang amat dekat pada-Nya. Begitulah Kerajaan Allah itu menjadi kenyataan dalam kehidupan. Orang diajak menyambut kerajaan ini dan semakin menghidupinya.

menjalani saat-saat gelap

Pengurapan Yesus di Betania oleh seorang perempuan (14:3-9), seperti dikatakannya sendiri, menjadi gelagat bagi perawatan jenazahnya nanti. Akhir hidupnya nanti juga menjadi pokok yang diutarakannya dalam perjamuan terakhir (14:12-21). Dikatakannya, di antara murid-muridnya ada yang akan menyerahkannya kepada para imam (14:21-21). Roti dan anggur yang dibagikannya pada kesempatan itu ditampilkannya sebagai tubuh dan darahnya - kehidupannya - yang sebentar lagi akan menjadi kurban yang meresmikan Perjanjian yang Baru (14:22-24), maksudnya kesediaan Allah dan kesetiaan manusia. Inilah yang menumbuhkan Kerajaan Allah. Pada saat-saat ini dari pihak manusia yang diminta ialah kesetiaan, bukan cetusan kesediaan yang sulit dipenuhi. Petrus menyatakan bersedia mati bersamanya malah, tapi akhirnya mengingkarinya sampai tiga kali (14:29-31; dan memang terjadi demikian 14:66-72).

Malamnya Yesus dan murid-muridnya berada di luar tembok kota bagian timur, di tempat yang bernama Getsemani. Sementara ketiga murid terdekatnya tertidur, Yesus berdoa menyerahkan diri pada kehendak Bapanya (14:32-42). Akhirnya datang Yudas bersama para penangkap (14:43-52). Penangkapan Yesus ini membuat murid-muridnya tercerai-berai, seperti nubuat Zakhariah yang dikutip Yesus (14:27 = Zakh 13:7). Tapi mereka akan berkumpul kembali dengannya di Galilea (14:28).
Malam itu juga Yesus digiring ke Sanhedrin, Mahkamah Agama yang berwenang mengadili perkara-perkara yang bersangkutan dalam kehidupan agama dan masyarakat Yahudi. Macam-macam tuduhan dilancarkan, tetapi tidak satu pun dapat ditunjukkan dasarnya. Saksi palsu mengatakan Yesus akan merusak Bait dan membangunnya kembali. Yesus tidak membela diri (14:57-61a). Ketika ditanya imam agung apakah ia itu Mesias, Yesus tidak menyangkal dan malah mengatakan bagaimana ia nanti akan dimuliakan di kanan Allah dan akan kembali ke dunia (14:61b-62). Jawaban ini dianggap hujatan dan mendatangkan hukuman mati. Tetapi Sanhedrin tidak dapat menjatuhkan hukuman mati. Maka mereka membawanya kepada penguasa Romawi, Ponsius Pilatus, dan mengajukan tuduhan politik, yakni Yesus menyatakan diri raja orang Yahudi (15:1-3). Pilatus berusaha melepaskan Yesus dengan meminta orang-orang Yahudi memilih siapa yang patut dibebaskannya pada hari raya mereka: Yesus atau Barabas. Mereka menghendaki Barabas, yang justru seorang pemberontak dan pembunuh (15:6-11). Pilatus terpaksa menuruti. Ia memutuskan Yesus disalib dan membiarkan serdadu-serdadu menderanya terlebih dahulu (15:12-15) Mereka memasangkan mahkota duri di kepalanya dan mempermainkannya sebagai raja.

Yesus memanggul salib ke Golgota, nama Aram yang artinya "Tempat Tengkorak, sebuah bukit di kawasan barat Yerusalem. Di tengah jalan habislah tenaganya. Simon dari Kirene yang kebetulan lewat dipaksa memikul salib Yesus. Terpikir, seandainya tak ada Simon Kirene, bisa jadi Yesus tidak akan sampai ke Golgota dan sejarah umat manusia akan amat berbeda. Perjumpaan dengan orang yang tidak dikenal juga menjadi jalan penebusan umat manusia.

Penyaliban Yesus dicatat Markus terjadi pada pukul sembilan pagi, pada salibnya dipasang tulisan "Raja orang Yahudi" dan bersama dia disalibkan juga dua orang penyamun (15:25-27). Pada pukul tiga sore Jumat itu, ia menyerukan doa keluhan Mzm 22:2, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" Dalam keadaan sekarat ia diberi minum anggur asam. Inilah saat Yesus berseru dengan suara nyaring dan menghembuskan nafas terakhir (15:37). pada saat yang sama tirai Bait Suci terkoyak dua dari atas ke bawah (15:38) dan kepala pasukan di tempat penyaliban menyatakan bahwa Yesus itu benar Anak Allah (15:39). Kematiannya disaksikan para perempuan yang telah mengikuti dan melayaninya mulai Galilea hingga ke Yerusalem (15:40-41).

sebuah narasi kesaksian

Bagian terakhir Kisah Sengsara menceritakan penguburan Yesus petang hari Jumat menjelang hari Sabat. Yusuf Arimatea, anggota Sanhedrin, mendapat izin dari Pilatus untuk menguburkan jenazah Yesus setelah mengkafaninya. Begitulah Yesus dibaringkan di pemakaman yang kemudian ditutup dengan batu. Maria Magdalena dan Maria ibu Yesus menyaksikan penguburan ini (15:42-47).

Pelbagai macam dambaan, idaman, impian, perhitungan yang dikenakan pada Yesus kini memang ikut terkubur. Tetapi banyak dari harapan itu sebetulnya bukanlah yang diajarkannya, seperti halnya penegakan kembali kerajaan Daud, kejayaan politik serta kekuasaan bagi para pengikutnya di hadapan kaum mapan di Yerusalem.

Apa yang tersisa?

Ada kesaksian yang tak diragukan dari orang-orang paling dekat dengannya, yakni bahwa pada dinihari Minggu, yaitu hari ketiga mulai dari hari penguburannya, mereka mendapati makamnya kosong tanpa ada yang memindahkan jenazahnya.

Ia sudah bangkit!

Para pengikut Yesus percaya bahwa Allah tidak membiarkan Yesus tetap berada di antara orang mati.

Dia dibangkitkan! Yesus menerima hidup baru dari Allah Bapanya sendiri. Hidup baru ini kini dapat dibagikannya kepada siapa saja. Inilah kenyataan Kerajaan Allah yang diajarkan oleh Yesus dan dipersaksikannya dengan salib, kematian, serta kebangkitannya. Yang percaya juga boleh berharap ikut serta dengan dia yang bangkit itu. Inilah harapan yang tak bisa terkubur.

Kisah Sengsara dalam Injil bukanlah laporan pandangan mata, melainkan sebuah narasi kesaksian orang-orang yang paham serta percaya bahwa sengsara dan kematian Yesus terjadi dalam rangka pengabdiannya untuk membangun kembali hubungan baik antara manusia dan Allah. Kisah sengsaranya memperlihatkan betapa merosotnya kemanusiaan yang menolak kehadiran Yang Ilahi. Ditegaskan dalam kesaksian ini bahwa orang yang pasrah menerima kehadiran Allah akan menerima kehidupan sejati - seperti Yesus yang kemudian dibangkitkan dari kematiannya. Kisah tragis manusia tak berdosa itu dipersaksikan bagi orang banyak bukan untuk memicu rasa terharu, melainkan untuk membuat kita makin menyadari sampai di mana kekuatan-kekuatan jahat dapat memerosotkan kemanusiaan. Juga untuk mempersaksikan bahwa Yang Ilahi tidak bakal kalah atau meninggalkan manusia sendirian. Inilah kabar baik bagi semua orang.

Kisah sengsara menurut Markus ialah bagian paling awal dari Injil dan baru mulai disusunnya pada awal tahun 70-an, jadi empat dekade sesudah Yesus wafat, dan di Roma, dan bukan di negeri tempat Yesus pernah hidup. Baru setelah itu disertakannya pula kisah-kisah mengenai tindakan dan pengajarannya di sepanjang perjalanan dari Galilea menuju ke Yerusalem tempat ia menderita sengsara. Sepuluh tahun kemudian Matius menyusun kembali tulisan Markus menjadi beberapa kumpulan pokok pembicaraan dan tindakan Yesus. Matius juga menyisipkan bahan-bahan mengenai perkataan Yesus yang sudah beredar waktu itu dan menyertakan bahan khas dari Matius sendiri, antara lain kisah kelahiran Yesus. Sementara itu, Lukas juga mengolah kembali Markus sambil menambahkan bahannya sendiri, seperti misalnya kisah kelahiran dan masa kanak-kanak Yesus. Lukas juga menyertakan bahan dari kumpulan kata-kata Yesus yang juga dipakai Matius. Baru pada tahun 90-an Yohanes menyelesaikan Injilnya. Ia tidak memakai Markus sebagai dasar seperti Matius dan Lukas. Ia menulis atas dasar gerak pengalaman batin orang percaya akan Yesus sang Sabda yang menerangi jagat.

DARI BACAAN KEDUA: MADAH TENTANG KRISTUS (Fil 2:6-11)

Bacaan ini sebaiknya didengarkan sebagai madah pujian bagi Kristus, yang meskipun sejatinya dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, tetapi telah mengosongkan dirinya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia ia telah merendahkan dirinya dan taat sampai mati... Begitulah ayat 6-8.

Dalam mendalami bacaan ini sebaiknya dimengerti bahwa ungkapan mengenai "pengosongan diri", "merendahkan diri" bukan dimaksud sebagai anjuran bagi pengikut Kristus untuk menirunya. Tujuan bacaan ini ialah untuk membuat pendengar m mengerti dan menghargai betapa besarnya pengorbanan yang telah dijalani Kristus demi membuat diri sama seperti manusia. Dengan demikian orang akan makin dekat padanya. Ini semua membuat Allah meninggikannya dan mengaruniakan padanya nama luhur yang diakui kebesarannya semua ciptaan. Inilah yang ditegaskan dalam ayat 9-10. Mengakui kebesaran ilahi yang bersedia mendekat ke kemanusiaan, itulah inti iman para pengikut Kristus. Pengakuan ini jugalah yang membuat manusia dekat kembali dengan Allah.

Dalam arah itu maka kemanusiaan bisa menjadi sungguh sama dengan yang diinginkan Pencipta, yakni menjadi "rupa" dan "kesamaan" dari Allah sendiri seperti terungkap dalam Kej 1:27. Gagasan inilah yang mendasari madah tentang Kristus dalam bacaan kali ini. Kristus digambarkan sebagai manusia seperti dikehendaki Pencipta sendiri, yakni menjadi serupa dan memiliki kesamaan tetapi toh tidak bermaksud menyamaiNya, bahkan merendah dan menjadi hamba, maksudnya, bersedia menjalankan keinginan tuannya. Dan hamba yang seperti ini akan diberi kehormatan besar oleh tuannya di rumahnya.


Salam hangat,
A. Gianto

Tuhan Itu Sumber Ketenangan

Tuhan Itu Sumber Ketenangan



Ada sebuah film berjudul Bodyguard. Film tahun 80-an ini dibintangi oleh Kevin Costner dan Whitney Houston. Dikisahkan Houston yang seorang artis dikelilingi oleh para penggemar fanatk. Celakanya, mereka ingin mencelakai dirinya.

Untuk itu, Houston menggunakan jasa pengawal pribadi, seorang veteran angkatan perang. Selain itu, di seluruh rumah Houston digunakan peralatan-peralatan canggih untuk membuat artis itu dapat tidur nyenyak. Ke mana saja Houston pergi, ia selalu dijaga dengan ketat.

Sebagai artis, ia ingin hidup tenang. Ia tidak ingin diganggu oleh berbagai pihak yang ingin merusak hidupnya. Kadang-kadang hatinya cemas dan galau, karena para penggemar yang keterlaluan.

Setiap orang ingin hidup dalam suasana tenang dan damai. Orang tidak ingin diganggu oleh hal-hal yang merusak hidup. Karena itu, orang berusaha untuk menemukan ketenangan dalam hidupnya. Berbagai cara diupayakan untuk melindungi diri dari gangguan orang lain.

Orang mencari ketenangan dalam hidup ini. Misalnya, orang menggantungkan hidup pada bodyguard, senjata, uang atau jabatan. Orang begitu gampang lari kepada hal-hal yang dianggap mampu memberikan ketenangan dalam hidupnya. Kita sering dengar ada banyak orang yang mencari ketenangan dengan mendatangi dukun atau tempat-tempat yang dianggap gaib.

Sayang, orang sering lupa bahwa ketenangan sejati hanya ditemukan dalam Tuhan. Semestinya orang mendekatkan diri kepada Tuhan. Orang semestinya mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Semakin dekat dengan Tuhan, orang akan mengalami damai dan ketenangan dalam hidup. Mengapa? Karena Tuhan itu selalu mengayomi manusia. Tuhan selalu menghendaki manusia menikmati damai dan kebahagiaan.

Karena itu, sebagai orang beriman kita mencari dan menemukan damai dan ketenangan dalam hidup ini di dalam Tuhan. Untuk itu, kita mesti membuka diri kepada Tuhan. Kita membiarkan Tuhan masuk dan bekerja di dalam diri kita. Dibutuhkan sikap rendah hati yang memungkinkan Tuhan datang dan tinggal di dalam diri kita.

Orang beriman itu orang yang selalu mengandalkan Tuhan dalam hidup. Orang yang selalu mendahulukan kehendak Tuhan dalam hidup ini. Mari kita berusaha untuk membuka diri kepada Tuhan. Biarlah Tuhan yang senantiasa menjadi pegangan hidup kita dalam usaha menemukan damai dan ketenangan. Tuhan itu sumber ketenangan dan damai kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

Senin, 06 April 2009

Senin, 06 April 2009
Hari Senin dalam Pekan Suci


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (42:1-7)


"Ia tidak berteriak atau memperdengarkan suaranya di jalan."

1 Beginilah firman Tuhan, "Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.2 Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. 3 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. 4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya. 5 Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya: 6 "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, 7 untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Reff. Tuhan adalah terang dan keselamatanku.
Ayat (Mzm 27:1.2.3.13-14)

1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Ketika penjahat-penjahat menyerang untuk memangsa aku, maka lawan dan musuh itu sendirilah yang tergelincir dan jatuh.
3. Sekali pun tentara berkemah mengepung aku, tidak takutlah hatiku; sekali pun pecah perang melawan aku, dalam hal ini pun aku tetap percaya.
4. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat.
Salam, ya Raja kami. Hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:1-11)

"Biarkanlah Dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku."

1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. 2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. 3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: 5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" 6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. 7 Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. 8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu." 9 Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. 10 Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, 11 sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Ketika salah satu anggota keluarganya ada yang menderita sakit keras dan ada gejala akan segera dipanggil Tuhan atau meninggal dunia, pada umumnya saudara-saudarinya mulai mempersiapkan apa-apa yang perlu untuk pemakamannya. Bahkan pada masa kini juga ada orang yang telah mempersiapkan ‘tempat/lahan’ makam untuk diri sendiri atau anggota keluarganya, persiapan jika sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Pada umumnya orang mau atau siap sedia membayar mahal apa-apa yang dibutuhkan untuk pemakaman, bahkan sanak saudara atau kenalan dengan spontan dan tanpa diundang juga mempersembahkan sebagian kekayaannya demi (persiapan) pemakaman. Begitulah kiranya yang dilakukan oleh Maria yang “mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya”. Marilah kita meneladan Maria: mempersembahkan apa-apa yang sangat berharga atau bernilai kepada Tuhan di hari-hari menjelang mengenangkan wafat dan kebangkitan Yesus. Yang paling berharga atau bernilai dari diri kita kiranya hati, maka marilah kita arahkan atau persembahkan hati kita sepenuhnya kepada Tuhan, agar hati kita dikuasaiNya dan dapat meneladan Hati Tuhan, yang antara lain membiarkan Maria untuk mengungkapkan kasih kepadaNya. Mempersembahkan atau mengarahkan hati sepenuhnya kepada Tuhan berarti secara konkret mengarahkan hati kepada sesama dan saudara-saudari kita tanpa pandang bulu, lebih-lebih dan terutama mereka yang sedang kena musibah atau menderita, lemah lesu dan tidak bergairah atau mereka yang dalam ketakutan menghadapi kematian. Jika secara konkret kita tidak mampu mendatangi, menyapa dan memberi sesuatu kepada mereka, marilah kita doakan mereka; mengarahkan hati kepada Tuhan berarti berdoa.

· "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara” (Yes 42:6-7) Masing-masing dari kita dipanggil oleh Tuhan ‘untuk maksud penyelamatan, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, membuka mata orang buta dan membebaskan orang dari kegelapan’. Orang-orang yang buta hatinya serta hidup dalam kegelapan kiranya masih cukup banyak mengingat dan memperhatikan terjadinya aneka kerusuhan, permusuhan, pembunuhan, balas dendam, kebencian, dst. di sana-sini, dalam hidup sehari-hari. Kita dipanggil menjadi ‘terang’, artinya kehadiran dan sepak terjang kita dimanapun dan kapanpun diharapkan dapat membuka hati orang dan mengajak mereka untuk hidup dalam terang, jujur, tranparan. “Jujur adalah sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata-kata apa adanya dan berani mengakui kesalahan serta rela berkorban untuk kebenaran” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997, hal 17). Menjadi terang bagi bangsa-bangsa atau sesama manusia antara lain dengan hidup dan bertindak jujur. Memang ada rumor “jujur hancur”, tentu saja yang hancur adalah tubuh atau phisik kita,.sedangkan hati, akal budi dan jiwa kita semakin murni, semakin dekat dengan Tuhan, semakin suci, semakin mengarahkan atau mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan.
[Ignatius Sumarya, SJ]



Photobucket

Hari Minggu Palma, Mengenangkan Sengsara Tuhan, Minggu 03 April 2009

HARI MINGGU PALMA
Yes 50:4-7; Flp 2:6-11; Mrk 14:1-15:47

“Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan”


Ketika ada kepala negara atau presiden atau pejabat tinggi akan mengadakan kunjungan di suatu daerah, maka pada umumnya pemimpin bersama warga masyarakat yang bersangkutan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Persiapan itu antara lain: pembersihan atau penataan lingkungan hidup atau tempat yang mau dikunjungi dan jalan-jalan yang mau dilalui, pemasangan bendera atau spanduk, dst.. Kegiatan kunjungan kerja tersebut rasanya harus dibayar mahal, apalagi jika pemimpin dan warga daerah yang akan dikunjungi berusaha menampilkan diri sebaik mungkin, meskipun untuk itu sebenarnya merupakan permainan sandiwara, upaya liturgis atau formal melulu. Pada saat kunjungan pengawalan atau pengamanan bagi ‘sang tamu’ begitu ketat, antara lain terjadi ‘penutupan jalan untuk waktu tertentu’ dimana masyarakat umum pada saat itu tidak boleh melalui jalan yang bersangkutan. Pada hari ini, Minggu Palma, kita mengenangkan ‘Sang Raja, Yesus’ yang naik keledai dan dielu-elukan atau disambut secara meriah oleh orang-orang yang percaya kepadaNya. Hal itu terjadi secara spontan, sehingga mereka mengelu-elukan dengan daun palma atau pakaian seadanya, tanpa dibuat-buat dan tiada permainan sandiwara. dimana “mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"(Mrk 11:7-10)



“Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Fil 2:6-8)



Hari ini kita juga mengelu-elukan dan mengiringi perjalanan Yesus menuju ke pemenuhan tugas pengutusanNya dengan mempersembahkan Diri seutuhnya, sengsara dan wafat di kayu salib serta pada hari ketiga bangkit dari mati. Yang kita elu-elukan dan iringi perjalananNya ‘tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia’, maka selayaknya kita mengelu-elukan dan mengiringiNya dengan sederhana, rendah hati, apa adanya, dan tiada permainan sandiwara kehidupan. Rasanya cara hidup dan cara bertindak atau sikap orang-orang yang mengelu-elukan Yesus waktu itu seperti kita pada masa kini ketika mendengar ada sahabat kita yang sedang sakit keras dan mendekati kematian serta dengan spontan dan cepat-cepat untuk mengunjungi dan menyapanya dengan penuh kasih.



Pada hari ini kita memasuki ‘Pekan Suci’, maka marilah meneladan orang-orang yang mengiringi Yesus menuju Yerusalem. Setelah kita mawas diri sejak Rabu Abu, kiranya masing-masing dari kita lebih mengenal diri: kita lebih kenal kekuatan dan kelemahan kita, serta melihat aneka kesempatan dan ancaman dalam menghayati iman atau panggilan serta melaksanakan tugas pengutusan. Maka baiklah dengan jujur, apa adanya kita masuki “Pekan Suci”, kita imani dan hayati bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang dipanggil Tuhan untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatan Yesus, karya penyelamatan seluruh bangsa manusia.



Marilah kita berusaha dengan rendah hati untuk “mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan sesama manusia” Kita adalah sama-sama ciptaan Tuhan, sama-sama beriman, sama-sama mendambakan hidup selamat, damai sejahtera lahir dan batin, bahagia kini dan selama-lamanya. Maka marilah kita fungsikan segala kekuatan dan gunakan segala kesempatan dan kemungkinan untuk saling , malayani, membahagiakan dan menyelamatkan. Marilah kita bekerja sama seperti semut-semut yang ‘membawa bangkai binatang menuju ke puncak/ketinggian’ dan di puncak itulah mereka berpesta pora makan bersama, sedangkan selama di perjalanan kerja sama dan bergotong-royong tanpa kenal lelah. Tiada yang korupsi, bermalas-malas, cari enak sendiri selama di perjalanan. Kita bagaikan ‘semut-semut’ yang akan menghabisi bangkai-bangkai busuk dan menjijikkan, sehingga bersih dan indah serta nikmat lingkungan hidup kita. “Jer basuki mowo beyo” (=Untuk hidup mulia, damai sejahtera, orang harus berani berjuang dan berkorban).

“Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang” (Yes 50:4-5)


Mendengarkan dan berbicara itulah mayoritas kesibukan kita semua sejak bayi/dilahirkan sampai lansia/ mati atau dipanggil Tuhan. Begitu tersadar dari tidur kiranya indra pendengaran atau telinga kita yang pertama-tama aktif dan bekerja. Maka marilah begitu terjaga dari tidur kita dengarkan firman atau sabda Tuhan dan mungkin dapat kita awali dengan doa ini: “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu” (Rat 3:22 -23). Kita berterima kasih dan bersyukur atas rahmat dan kesetiaan Tuhan bahwa kita masih dianugerahi hidup serta kesegaran dan kebugaran. Dengan semangat yang sama kita masuki “Pekan Suci ini”. Kiranya juga juga mendambakan ketika berbicara juga dijiwai oleh rahmat dan kesetiaan Tuhan atau syukur dan terima kasih.



Berbicara dijiwai dengan syukur dan terima kasih merupakan perwujudan iman bahwa “Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid”, sehingga apa yang kita katakan “dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu”, sebagaimana disabdakan oleh Yesus dalam perjalananNya menuju puncak Kalvari, puncak kayu salib: “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami! Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?"(Luk 23:28-31) . Dalam penderitaanNya Ia mampu menghibur dan memberdayakan mereka yang lesu. Mungkin kita tahu ada rekan-rekan atau saudara-saudari kita yang lesu dalam hidup beragama atau beriman, maka marilah kita dekati dan sapa mereka serta kita ajak mereka dengan rendah hati, syukur dan terima kasih untuk berpartisipasi memasuki ‘Pekan Suci’ ini. Biarlah mereka yang lesu akan segera dibangkitkan dan digairahkan, sehingga di malam Paskah dan selanjutnya kita bersama-sama menghayati iman dengan gairah dan gembira. Semoga kita tidak menoleh ke belakang dengan lesu, melainkan menatap masa depan dengan gairah dan gembira, meskipun kita melihat aneka tantangan dan hambatan yang menghadang dan harus kita hadapi.


“Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah” (Mzm 22:19-20.23)

Jakarta , 5 April 2009

Sabtu, 04 April 2009

Sabtu, 04 April 2009
Hari Biasa Pekan V Prapaskah

"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah" --- Mat 5:9

Doa Renungan Pagi

Tuhan terima kasih, Engkau telah memberikan seorang Penebus yang rela wafat untuk menebus dosa-dosa kami. Bantulah kami agar mampu keluar dari kebodohan dan kelemahan kami ini. Semoga berkat pendampingan-Mu kami dapat kembali setia kepada perintah-perintah-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yehezkiel (37:21-28)

"Aku akan menjadikan mereka satu bangsa."


21 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku menjemput orang Israel dari tengah bangsa-bangsa, ke mana mereka pergi; Aku akan mengumpulkan mereka dari segala penjuru dan akan membawa mereka ke tanah mereka.22 Aku akan menjadikan mereka satu bangsa di tanah mereka, di atas gunung-gunung Israel, dan satu raja memerintah mereka seluruhnya; mereka tidak lagi menjadi dua bangsa dan tidak lagi terbagi menjadi dua kerajaan.23 Mereka tidak lagi menajiskan dirinya dengan berhala-berhalanya atau dewa-dewa mereka yang menjijikkan atau dengan semua pelanggaran mereka. Tetapi Aku akan melepaskan mereka dari segala penyelewengan mereka, dengan mana mereka berbuat dosa, dan mentahirkan mereka, sehingga mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahnya. 24 Maka hamba-Ku Daud akan menjadi rajanya, dan mereka semuanya akan mempunyai satu gembala. Mereka akan hidup menurut peraturan-peraturan-Ku dan melakukan ketetapan-ketetapan-Ku dengan setia. 25 Mereka akan tinggal di tanah yang Kuberikan kepada hamba-Ku Yakub, di mana nenek moyang mereka tinggal, ya, mereka, anak-anak mereka maupun cucu cicit mereka akan tinggal di sana untuk selama-lamanya dan hamba-Ku Daud menjadi raja mereka untuk selama-lamanya. 26 Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka, dan itu akan menjadi perjanjian yang kekal dengan mereka. Aku akan memberkati mereka dan membuat mereka banyak dan memberikan tempat kudus-Ku di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya. 27 Tempat kediaman-Kupun akan ada pada mereka dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. 28 Maka bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, menguduskan Israel, pada waktu tempat kudus-Ku berada di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Lagu Antar Bacaan
Ref. Tuhan Allah menjaga kita seperti gembala menjaga kawanan dombanya.

Ayat. (Yeremia 31:10.11-1abc.13)
1. Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa, beritahukanlah di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala menjaga kawanan dombanya.
2. Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat daripadanya. Mereka akan datang bersorak-sorai di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebaikan Tuhan.
3. Pada waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai, orang-orang muda dan orang-orang tua akan bergembira. Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Buanglah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku, dan perbaharuilah hati serta rohmu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (11:45-56)


"Yesus akan mati untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai."

45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.46 Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu.47 Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: "Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. 48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita." 49 Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa-apa, 50 dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa."51 Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu,52 dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. 53 Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.54 Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. 55 Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. 56 Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?"
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


· Hari ini adalah hari terakhir sebelum kita memasuki “Pekan Suci”, hari-hari untuk merayakan puncak iman kita, Wafat dan Kebangkitan Yesus, Pesta Paskah. Dalam Warta Gembira hari ini dapat kita baca bahwa para tokoh orang-orang Yahudi bersiap-siap untuk menangkap dan membunuh Yesus, antara lain mereka berkata: "Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.". Dan Kayafas, salah seorang dari mereka berkata: "Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa”. Memang Yesus akan ‘mati’ , sebagaimana diramalkan oleh para nabi, mati demi keselamatan seluruh bangsa di dunia, lebih-lebih atau terutama adalah keselamatan jiwa manusia. Sementara itu di kalangan.rakyat atau orang banyak bertanya-tanya: “Bagaimana pendapamu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?”. Pesta Paskah adalah pesta besar atau agung dan bagi kita berarti mengenangkan Wafat dan Kebangkitan Yesus, yang setiap kali kita kenangkan di dalam Perayaan Ekaristi, ibadat utama bagi kita semua yang beriman kepadaNya. Maka marilah kita bersiap-siap memasuki ‘Pekan Suci’ sambil mengenangkan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing: “Apakah kita berani mati demi keselamatan sesama dan saudara-saudari kita?” Tentu saja yang kami maksudkan dengan ‘mati’ adalah mempersembahkan diri seutuhnya pada penghayatan panggilan dan pelaksanaan tugas pengutusan kita masing-masing.


· “ Mereka tidak lagi menajiskan dirinya dengan berhala-berhalanya atau dewa-dewa mereka yang menjijikkan atau dengan semua pelanggaran mereka. Tetapi Aku akan melepaskan mereka dari segala penyelewengan mereka, dengan mana mereka berbuat dosa, dan mentahirkan mereka, sehingga mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahnya” (Yeh 37:23). Kutipan ini kiranya menggambarkan apa yang akan dilakukan Yesus atau kita kenangkan di dalam Pekan Suci yang akan datang. Marilah kita mawas diri: “Apakah kita masih atau tidak lagi menajiskan diri dengan berhala-berhala atau dewa-dewa yang menjijikkan atau dengan melanggar aneka janji atau aturan?”. Secara liturgis kita semua telah dilepaskan dari segala penyelewengan tersebut, yaitu ketika kita dibaptis atau dipermandikan. Maka baiklah secara khusus saya mengajak kita semua untuk mawas diri dan mengenangkan rahmat baptisan yang telah kita terima: sejauh mana dalam permenungan atau refleksi di masa Prapaskah ini kita semakin tergerak untuk taat-setia pada janji baptis, hanya mau mengabdi Tuhan Allah saja dan menolak semua godaan setan. Kita akan mengenangkan ketaatan dan kesetiaan Yesus pada tugas pengutusanNya, antara lain dengan menderita dan wafat di kayu salib dan bangkit dari mati demi keselamatan seluruh bangsa manusia. Hari-hari ini bagi bangsa Indonesia juga merupakan ‘minggu tenang’, hari-hari untuk mempersiapkan diri dengan penuh keheningan demi ketepatan memilih calon anggota DPR yang berani mempersembahkan diri demi kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh bangsa Indoneisa. Maka jadikanlah atau hayatilah hari-hari mendatang ini dalam semangat “mati demi keselamatan sesama manusia”


Ignatius Sumarya, SJ

Jumat, 03 April 2009

Jumat, 03 April 2009
Hari Biasa Pekan V Prapaskah, Hari Pantang

Jumat Pertama Dalam Bulan

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yeremia (20:10-13)


"Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah."

10 Aku telah mendengar bisikan banyak orang: "Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau mengadukan dia!" Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh: "Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!"11 Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan! 12 Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.13 Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku.

Ayat. (Mzm 18:2-3a.3bc-4.5-6.7)
1. Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku! Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku.
2. Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun selamat daripada musuhku.
3. Tali-tali maut telah meliliti aku, dan banjir-banjir jahanam telah menimpa aku; tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku.
4. Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan. Kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat.
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:31-42)

"Orang-orang Yahudi mencoba menangkap Yesus, tetapi Ia luput dari tangan mereka.
"

31 Sekali peristiwa orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. 32 Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?"33 Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." 34 Kata Yesus kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? 35 Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah--sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan--,36 masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?37 Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, 38 tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa." 39 Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. 40 Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. 41 Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar." 42 Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Dari buahnya pohon itu dikenal.”(Mat 12:33), demikian sabda Yesus. Maka kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya kepadaNya, Ia bersabda: “Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan BapaKu, janganlah percaya kepadaKu, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepadaKu, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa”. Namun orang-orang Yahudi semakin tergerak untuk melempari batu pada Yesus, sebaliknya juga banyak orang semakin percaya kepadaNya.. Kita semua kiranya dipanggil untuk meneladan Yesus dengan melakukan pekerjaan atau tugas yang dianugerahkan kepada sebaik dan seoptimal mungkin; memang ada kemungkinan ada orang yang tidak senang terhadap apa yang kita lakukan. Sebagai contoh pernah saya dengar dari seseorang yang berkompeten dalam tugasnya: sebagai pegawai di departemen pertanian ia mendukung gerakan penghijauan dan kebersihan lingkungan hidup, dan dalam kenyataan ada daerah (RT atau RW) tertentu yang telah melaksanakannya dengan baik. Maka saya usulkan agar ada gerakan bersama antar departemen untuk hal itu, namun ia berceritera bahwa ada hambatan yaitu dari dinas kebersihan. Konon jika lingkungan hidup bersih maka banyak pegawai/buruh di dinas kebersihan harus di PHK. Rasanya gerakan secara structural atau resmi tak mungkin berjalan, maka marilah kita mengadakan gerakan secara informal. Pejabat memang sering menjadi penghambat, maka kita tinggalkan saja mereka dan kita bertindak sebaik mungkin sesuai dengan kemungkinan dan kesempatan di lingkungan hidup kita. Marilah kita saling membantu dalam berbuat baik, mengerjakan apa yang baik agar semakin banyak orang percaya kepada Tuhan.

· “TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan!Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku “(Yer 20:11-12), demikian kesaksian iman dan doa Yeremia, yang sedang dalam ancaman musuh-musuhnya, kepada Tuhan Nabi senantiasa mewartakan apa yang baik dan benar, dan memang dalam situasi yang dijiwai kemorosotan moral, nasib seorang nabi senantiasa di dalam ancaman. Kita semua dipanggil untuk menghayati dimensi kenabian iman kita, maka marilah tanpa takut dan gentar kita wartakan apa yang baik dan benar. Jika dalam mewartakan atau melakukan apa yang baik dan benar harus mengharapi aneka tantangan dan perkara, marilah kita ‘serahkan atau persembahkan’ tantangan dan perkara tersebut kepada Tuhan. Jangan membalas dendam kepada mereka yang manantang dan mengancam kita, dan percayalah babwa mereka akan mendapat balasan setimpal dengan tantangan dan ancaman mereka. Mereka pada suatu saat akan tersandung dan jatuh, sebaliknya jika kita senantiasa melakukan apa yang baik dan benar meskipun harus melalui jalan berlobang, berliku-liku dan becek, kita tidak akan tersandung dan jatuh, melainkan tetap tegar dan semakin handal iman dan panggilan kita.

Jakarta, 03 April 2009
Ignatius Sumarya, SJ

Kamis, 02 April 2009

Kamis, 02 April 2009
Hari Biasa Pekan V Prapaskah,

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." (Yohanes 8:51)


Doa Renungan

Allah yang kekal dan kuasa, ajarilah kami melakukan dan menuruti segala firman-Mu yang Kausampaikan melalui Kristus Putra-Mu yang mulia. Dengan demikian, masa pertobatan ini membuat kami semakin memuliakan Dikau yang ada dalam diri kami supaya orang lain pun dapat memuliakan nama-Mu yang kudus. Dan semoga kami pun siap menyongsong kebangkitan Yesus Tuhan kami pada hari raya Paska yang semakin mendekat. Dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (17:3-9)

"Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa."


3 Pada waktu itu, ketika Allah menampakkan diri, maka Abram bersujud, dan Allah berfirman kepadanya:4 "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. 5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. 6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.7 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. 8 Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."9 Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selama-lamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya

Ayat. (Mzm 105:4-5.6-7.8-9)
1. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya.
2. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan, Allah kita, di seluruh bumi berlaku ketetapan-Nya.
3. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat.
Janganlah keraskan hatimu, tetapi dengarkan suara Tuhan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:51-59)


"Abraham bapamu bersukacita, bahwa ia akan melihat hari-Ku."

51 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." 52 Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. 53 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?" 54 Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami,55 padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya.56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." 57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" 58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Saudara-saudari yang dicintai Tuhan, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Semakin Yesus menyingkapkan ‘Jati Diri-Nya’ semakin menimbulkan ketegangan bagi mereka yang tidak atau kurang percaya kepadaNya, sebagaimana dihayati oleh orang-orang Yahudi. Rasanya hal macam itu juga sering terjadi di dalam kehidupan kita, sebagai contoh adalah hidup terpanggil sebagai suami atau isteri, imam, bruder atau suster. Laki-laki dan perempuan yang sedang dalam masa pacaran atau tunangan pada umumnya menampilkan diri baik-baik saja, namun bukan kebenaran yang ditampilkan melainkan permainan sandiwara. Ketika mereka berdua telah menjadi suami-isteri dimana senantiasa hidup bersama, tidur bersama, makan bersama dan mungkin juga mandi bersama dst.. tidak mungkin lagi ada permainan sandiwara, dan masing-masing tampil keaslian atau kebenaran dirinya. Hal itu pada umumnya terjadi pada masa ‘balita’, masa lima tahun pertama menghayati panggilan hidup. Percekcokan yang juga dapat berkembang menjadi perceraian pada umumnya terjadi pada masa lima tahun pertama hidup terpanggil, entah sebagai suami-isteri, imam, bruder atau suster, dan mungkin juga dalam dunia kerja. Ketika orang mampu mengatasi aneka tantangan dan hambatan pada masa lima tahun pertama hidup terpanggil, maka mereka akan mampu untuk setia menghayati panggilan selama-lamanya, sampai mati, dan berlakulah apa yang disabdakan oleh Yesus :”Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami mau sampai selama-lamanya”. Sebaliknya jika kita tidak mampu mengatasi tantangan dan hambatan yang muncul pada lima tahun pertama hidup terpanggil, kiranya dengan mudah kita akan saling mengusir, bercerai, mengingkari panggilan, dst.. serta ada kemungknan bertindak seperti orang-orang Yahudi terhadap Yesus “mengambil batu untuk melempari Dia”. Maka marilah kita mawas diri:selama mengarungi jalan hidup terpanggil ini apakah saya semakin percaya kepada Tuhan dan sesama manusia alias semakin banyak sahabat atau semakin kurang percaya kepada Tuhan dan sesama, sehingga semakin memiliki musuh?


· "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa” (Kej 17:4-5). Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita dalam mawas diri perihal pergantian atau penambahan nama yang kita kenakan sebagai tanggapan atas panggilan dan janji Tuhan. Tono dan Tini menjadi “Adiraharjo”, Sutiyem menjadi ‘Agnes Sutiyem’, Gombloh menjadi ‘pastor John’, Tuginem menjadi ‘Sr Anna”, setelah selesai belajar di depan atau dimuka nama ditambahi gelar ‘Ir, Dr., Prof, MBA, dst..’ (samua nama samaran). Apakah kita konsekwen dengan pergantian nama atau penambahan nama tersebut, yang berarti cara hidup dan cara bertindak kita harus sesuai dengan ‘nama’ yang menandai diri kita masing-masing? Contoh konkret: suami-isteri yang taat-setia pada janjinya akan menjadi ‘bapa dan ibu sejumlah besar bangsa’, seorang sarjana yang meneruskan ilmu dan ketrampilan berarti dia sendiri semakin berilmu dan terampil dan semakin banyak orang menjadi berilmu dan terampil, dst.. Maka marilah kita mawas diri perihal arti dan makna pergantian atau penambahan nama yang dikenakan pada kita masing-masing. Kita harus berani beruhah atau diperbaharui terus-menerus, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita sesuai dengan nama yang menandai diri kita, sesuai dengan janji-janji yang pernah kita ikrarkan dihadapan Tuhan dan disaksikan oleh banyak orang.


Jakarta, 02 April 2009
Ignatius Sumarya , SJ

Doa Persembahan Harian Bulan April 2009

Persembahan Harian
Allah Bapa kami,
bersama Bunda Maria dan Para Kudus
serta seluruh umat beriman
kupersembahkan kepada-Mu segala doa dan karya,
segala suka dan duka sepanjang hari.
Kupersatukan persembahanku ini dengan
persembahan Putra-Mu di dalam Ekaristi Kudus.
Kuhunjukkan persembahanku juga bagi semua kerinduan suci
Hati Kristus maupun ujud Gereja untuk bulan ini:

Ujud Umum:

Semoga Tuhan memberkati kerja keras para petani
dengan panenan yang melimpah;
dan semoga bangsa-bangsa makmur
dibuat lebih berbela-rasa atas tragedi kelaparan
yang menimpa belahan bumi yang lain.

Ujud Misi:

Semoga kaum Kristiani
yang hidup di wilayah-wilayah tempat kondisi tragis
menimpa kaum papa-miskin, kaum lemah, kaum perempuan
dan anak-anak, bisa menjadi tanda harapan karena kesaksian
yang berani atas bela-rasa dan kasih Injili

Ujud Gereja Indonesia:

Semoga terpilihlah para wakil rakyat yang bermutu,
bersih, berwawasan luas, dan berpihak kepada kepentingan
seluruh rakyat Indonesia.



Photobucket

Rabu, 01 April 2009

Rabu, 01 April 2009
Hari Biasa Pekan V Prapaskah


Doa Renungan Pagi
Tuhan Allah kami, ajarilah kami hari ini melakukan apa yang benar di hadapan-Mu. Bukalah hati dan pikiran kami agar mampu melakukan segala pekerjaan dan melaksanakan apa yang diajarkan oleh Putera-Mu. Sehingga kelak kami menjadi anak-anak yang merdeka dalam iman dan memperoleh kehidupan yang abadi bersama-Mu dalam Kerajaan Surga. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Nubuat Kitab Daniel (3:14-20.24-25.28)


"Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya."

Sekali peristiwa berkatalah Nebukadnezar, raja Babel, kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, "Apakah benar, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sekarang, jika kamu bersedia, demi mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah kamu menyembah patung yang kubuat ini! Tetapi jika kamu tidak menyembah, seketika itu juga kamu akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?" Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab, "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada Tuanku dalam hal ini. Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya Raja. Tetapi seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui, bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang Tuanku dirikan itu." Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar. Air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa. Kepada beberapa orang yang sangat kuat di antara tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu. Tetapi terkejutlah Raja Nebukadnezar, lalu bangun dengan segera. Berkatalah ia kepada para menterinya, "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja, "Benar, ya Raja!" Kata raja, "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu. Mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!" Maka berkatalah Nebukadnezar, "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh, dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya tetapi melanggar titah raja, yang menyerahkan tubuh mereka karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Lagu Antar Bacaan (Daniel 3:52.53.54.55.56)
P. Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
I. Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau di bentangan langit.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat.
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:31-42)

"Apabila Anak memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, maka kamu benar-benar murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Jawab mereka, "Kami adalah keturunan Abraham, dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?" Kata Yesus kepada mereka, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa, dan hamba tidak tetap tinggal di rumah; yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak. Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka. Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku, karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, seperti halnya kamu melakukan apa yang kamu dengar dari Bapamu." Jawab mereka kepada-Nya, "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka, "Sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku: Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah! Pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka, "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah." Kata Yesus kepada mereka, "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Para penganut agama-agama besar di dunia ini, misalnya: Yahudi, Kristen/Katolik dan Islam kiranya menyatakan diri sebagai kuturunan Abraham, bapa umat beriman, namun sungguh sayang dan memprihatinkan bahwa ada sementara orang, kelompok atau golongan yang menyombongkan diri serta melecehkan atau merendahkan yang lain atas nama agama atau ajaran dari yang dianutnya. Hal itu nampak dalam kelompok-kelompok ekstrim dan fanatik sempit yang sering melakukan kekerasan atau membuat kekacauan di dalam hidup bersama, hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maupun beragama. "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.”, demikian sabda Yesus. “Mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham” antara lain berarti senantiasa melaksanakan kehendak dan perintah Tuhan, dengan mempersembahkan yang terbaik dan terkasih demi keselamatan atau kebahagiaan sesama, ‘bonum commune’ , bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok/golomgan sendiri. Hemat saya sebagai tanda atau gejala sebagai keturunan Abraham adalah senantiasa hidup dan bertindak saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan/tubuh. Kasih tidak pernah terbatas atau tak dapat dibatasi oleh SARA, sebagaimana diajarkan oleh Paulus bahwa “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu” (1Kor 13:4-7)

· "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka” (Dan 3:28), demikian kata raja Nebukadnezar, yang mengimani Allah yang benar, yang disembah dan dipuji serta dilayani oleh orang-orang yang sungguh beriman. Orang yang sungguh beriman dibakar tidak akan terbakar, tetapi justru semakin kuat dan murni imannya. Karena taat- setia pada iman, ada kemungkinan kita juga akan ‘dibakar’ tetapi tidak sebagaimana dialami oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego, melainkan lebih ringan antara lain berupa ancaman, terror, ejekan, caci maki, pelecehan atau aneka tantangan dan hambatan lainnya. Hayati atau imani bahwa semuanya itu merupakan konsekwensi ketaatan dan kesetiaan iman kita dan demikian menjadi wahana pemurnian dan peneguhan iman kita, sehingga kita semakin layak disebut sebagai keturunan Abraham. Orang sungguh beriman bagaikan emas murni ketika dibakar tidak hancur, melainkan semakin nampak kemurniannya. Dalam kesempatan ini kami juga mengingatkan kepada mereka yang masih menyembah atau berbakti kepada ‘berhala-berhala’, termasuk berhala modern dalam bentuk ‘harta benda/uang, kedudukan/jabatan atau kehormatan duniawi’: bertobatlah, dan kembalilah berbakti, memuji dan mengabdi Tuhan sebagaimana dilakukan oleh raja Nebukadnezar.






Jakarta, 1 April 2009


[Ignatius Sumarya, SJ]

Photobucket

Selasa, 31 Maret 2009

Selasa, 31 Maret 2009
Hari Biasa Pekan V Prapaskah


Janganlah perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik..., supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia" --- Ef 4:29


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)

"Setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandang ular tembaga itu, ia akan tetap hidup."


Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!" Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan mUsa dan berkata, "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan supaya dijauhkan ular-ular ini dari kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup." Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu.
Ayat
(Mzm 102:2-3.16-18.19-21)

1. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu. Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!
2. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semoga raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu; bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
3. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab Ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari surga ke bumi.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Benih itu adalah Sabda Tuhan, penaburnya adalah Kristus. Setiap orang yang menemukan Dia, akan hidup selama-lamanya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:21-30)


"Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia."

Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang banyak, "Aku akan pergi, dan kamu akan mencari Aku; tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang." Maka kata orang-orang Yahudi itu, "Apakah Ia mau bunuh diri, dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?" Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu." Maka kata mereka kepada-Nya, "Siapakah Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka, "Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu. Akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar daripada-Nya itulah yang Kukatakan kepada dunia." Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. Maka kata Yesus, "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia yang telah mengutus Aku, menyertai Aku! Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya." Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Semakin orang belajar terus-menerus kiranya akan merasakan bahwa semakin banyak hal yang tidak diketahui, demikian juga semakin suci seseorang juga semakin sulit dipahami, itulah kebenaran hidup. Yesus yang ‘senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya’ menimbulkan pertanyaan bagi orang banyak, tetapi juga semakin “banyak orang orang percaya kepadaN-ya”. Sabda atau Warta Gembira hari ini kiranya dapat menjadi bahas mawas diri perihal perjalanan hidup iman kita dan juga pendalaman iman selama masa Prapaskah ini: apakah kita semakin beriman atau percaya kepada Tuhan, kepada Penyelenggaraan Ilahi; kita semakin mengenal Tuhan atau Yesus yang kita imani. Dengan kata lain kita juga ‘senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada Tuhan’ alias berbudi pekerti luhur. Secara konkret kita juga semakin taat-setia pada perjanjian-perjanjian yang pernah kita ikrarkan, misalnya janji baptis, janji perkawinan atau imamat, kaul hidup membiara, janji pelajar/mahasiswa, janji pekerja atau pegawai, sumpah jabatan, dst.. ; kita tumbuh berkembang semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia. Kita meneladan Yesus yang bersabda: “Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku”: kita berbicara atau bercakap-cakap atau curhat dengan sesama manusia perihal sabda Tuhan atau janji-janji yang pernah kita ikrarkan, dan tentu saja juga saling membantu atau bergotong royong dalam penghayatan atau pelakaanaan janji-janji tersebut.

· "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.”(Bil 21:7), demikian kata-kata dari umat yang telah berdosa kepada Musa. Mungkinkah kita juga telah ‘berkata-kata melawan Tuhan’ antara lain berkata-kata perihal “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.”(Gal 5:19-21)?. Jika kita memang telah melakukan hal-hal itu alias berdosa, marilah kita bertobat, “berdoalah kepada Tuhan”. Berdoa berarti mengarahkan hati sepenuhnya kepada Tuhan, maka berdoa dapat kita lakukan dimana dan kapan saja, “supaya dijauhkanNya ular-ular ini dari pada kami”. Bukankah banyak orang takut kepada ular? Ular sering menjadi symbol kejahatan, tetapi juga symbol penyembuhan atau pengobatan, sebagaiman dipakai oleh apotik-apotik dengan symbol ular yang melilit-lilit salib. Bagi kita yang beriman kepada Yesus Kristus, yang bergantung di kayu salib adalah Yesus Kristus yang kita imani, maka ketika berdoa silahkan menatap dan bersembah-sujud kepada Yang Tersalib, dimana ada kasih pengampunan dan penyembuhan yang luar biasa. Rasanya ketika kita berani menatap dan bersembah-sujud kepada yang Tersalib, maka kita tidak akan berkata-kata melawan Tuhan, dan ada kemungkinan kita akan berdoa seperti Yang Tersalib: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Luk 23:34). Selanjutnya diharapkan kata-kata yang keluar dari mulut kita senantiasa menyejukkan, mendamaikan dan mengampuni yang lain. Marilah memandang dan bersembah-sujud kepada Yang Tersalib.
Jakarta, 31 Maret 2009
Ignatius Sumarya, SJ

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy