| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 10 Agustus 2008 Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga

Minggu, 10 Agustus 2008
Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga

"Perkasalah perbuatan tangan-Nya: dicerai-beraikan-Nya orang yang congkak hatinya. Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta; yang hina dina diangkat-Nya." (Luk 1:51-52)

Antifon Pembuka (Why 12:1)

Tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

atau

Bergembiralah kita semua dalam Tuhan, berhari raya menghormati Santa Perawan Maria. Malaikat pun bersuka ria berpesta merayakan pengangkatannya dan memuji Putra Allah.

Pengantar


Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga jatuh pada tanggal 15 Agustus. Pada tahun ini Perayaan Hari Raya Santa Perawan Maria diangkat ke Surga dirayakan pada hari Minggu tanggal 10 Agustus 2008 supaya sebanyak mungkin umat dapat mengikutinya.

Dogma Maria Diangkat ke Surga dimaklumkan oleh Paus Pius XII dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus (Tuhan yang sangat murah hati) pada tahun 1950. Dogma adalah ajaran iman yang disampaikan oleh Paus sebagai pemimpin Gereja yang harus ditaati oleh umat beriman, sedangkan Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus adalah dekrit yang menjelaskan tentang dogma Maria Diangkat ke Surga. Karena ajaran Maria Diangkat ke Surga merupakan dogma, umat Katolik harus mempercayainya.

Peringatan tentang pengangkatan Maria ke surga jiwa dan badannya memang sudah dirayakan sejak abad ke-4, namun baru pada tahun 1950 paham ini ditegaskan sebagai bagian ajaran kepercayaan iman. Diangkatnya Maria ke surga dengan jiwa dan raganya (assumptio), menurut rencana keselamatan Allah, merupakan hasil kedekatan Maria pada Yesus. Dengan dogma ini dimaksudkan bahwa Maria dimuliakan dalam dan pada Allah. Dalam diri Maria dinyatakan bahwa kesetiaan Allah tidak melepaskan manusia, yang dalam iman kepercayaan terarah seluruhnya kepada Allah. Citra Maria yang kita peroleh dari Alkitab menunjukkan bahwa Maria bersatu seerat-eratnya dengan Tuhan yang telah bangkit.

Pemuliaan Maria yang mencakup kebangkitan badannya berarti bahwa keserupaannya dengan Yesus, Anaknya, matang sepanjang hidupnya berkat iman kepercayaannya yang total. Dengan demikian, dogma ini merupakan ungkapan akan iman yang diartikan sebagai tanggapan positif dari manusia terhadap tawaran rahmat Allah. Kepada iman yang sempurna dianugerahkan keselamatan yang sempurna.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengangkat Bunda Putra-Mu, Santa Perawan Maria yang tidak bernoda, dengan jiwa dan raganya ke dalam kemuliaan surga. Kami mohon dengan rendah hati, semoga hati dan budi kami selalu terarah kepada-Mu, agar kami pun pantas menikmati kemuliaan, yang telah Kauberikan kepadanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Wahyu (11:19a; 12:1-6a.10ab)

"Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya."

Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan tahta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=d, 2/2, PS 861
Ref. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat. (Mzm 45:10-12.16 Ul:10d)

1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:20-26)

"Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya."

Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do=f, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat.
Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)

"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan meninggikan orang-orang yang rendah."

Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus. Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Rekan-rekan yang baik!
Meskipun sudah dirayakan secara meluas di kalangan umat sejak abad ke-4, baru pada tahun 1950-lah pengangkatan Maria ke surga jiwa dan badan ditegaskan secara resmi sebagai bagian ajaran kepercayaan iman. Ada sekedar latar belakangnya. Sekitar awal abad ke-20 di beberapa kalangan para teolog berkembang aliran berpikir yang pada dasarnya menolak hal-hal yang tak bisa diterangkan dengan akal budi dan pengetahuan pada waktu itu. Pendapat seperti ini meluas pengaruhnya dalam Gereja, juga di kalangan para rohaniwan. Salah satu akibat dari cara berpikir tadi ialah penolakan adanya sisi-sisi keramat dalam kehidupan, termasuk hal-hal yang biasa disebut mukjizat, dan tentu saja tradisi mengenai Maria diangkat ke surga langsung sesudah wafatnya. Tetapi pengalaman pahit dalam dua perang dunia mengajarkan betapa orang sesungguhnya tidak berdaya menghadapi sisi-sisi gelap kemanusiaan sendiri. Berangsur-angsur ketergantungan pada kekuatan ilahi semakin disadari kembali. Dalam hubungan ini penegasan kepercayaan Maria diangkat ke surga jiwa dan badan itu menjadi pernyataan resmi iman Gereja dalam menerima kenyataan mukjizat yang terjadi pada Maria.

MARIA DIANGKAT KE SURGA

Merayakan peristiwa Maria diangkat ke surga dapat menjadi ungkapan kepercayaan akan masa depan kemanusiaan sendiri. Pada satu saat nanti umat manusia seluruhnya akan kembali berada bersama dengan Tuhan di surga. Hal ini sering digambarkan bakal terjadi lewat "pemurnian" dengan pelbagai cara seperti halnya tempat penantian, pengadilan terakhir yang memisahkan orang baik dari orang jahat, atau pembersihan jiwa kedosaan. Inti pemikirannya sama, yakni satu ketika nanti kita akan pulih menjadi warga Firdaus kembali dan masuk ke sana. Dan kita percaya bahwa itu dapat terjadi karena salah satu dari kemanusiaan, yakni Maria, sudah ada di sana dan kini ia melantarkan doa-doa permohonan dari yang biasa hingga yang amat khusus kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Kita acap kali menyadari bahwa Tuhan lebih mendengarkan kita - berkat Maria - daripada kita mendengarkanNya. Maria tahu jalan-jalan menyampaikan doa kita kepada Yang Mahakuasa.

Diceritakan dalam Kitab Kejadian, manusia dan istrinya diusir dari Firdaus karena melanggar larangan memakan buah pengetahuan baik dan buruk. Ini dosa. Dosa membuat kemanusiaan merosot. Sebelumnya mereka akrab dengan dunia ilahi, dapat bercakap-cakap dengan Tuhan. Manusia merasa aman di hadapanNya. Tapi begitu mereka sadar telah melanggar larangannya mereka takut bertemu denganNya dan menyembunyikan diri. Rasa saling percaya rusak dan tidak lagi mereka dapat berdiam di Firdaus. Tuhan mengusir mereka dan bahkan menempatkan malaikat penjaga berpedang api agar mereka tak bisa mendekat ke pohon kehidupan. Manusia kini harus berjerih payah mencari makan agar hidup terus. Istrinya harus menderita tiap kali mau menjadi ibu. Dan penggoda mereka, ular, dikutuk jalan melata. Tapi juga dikatakan seorang keturunan perempuan yang diperdayakannya itu nanti akan meremukkan kepalanya. Ini semuanya ada dalam Kitab Kejadian 3.

Mari kita bayangkan kelanjutan yang tidak diceritakan dalam Alkitab, tapi bisa kita rasa-rasakan. Setelah mengusir manusia dari Firdaus, Tuhan pun menghela nafas. Dan semua penghuni surga pun tertunduk diam. Seluruh Firdaus seperti berkabung. Dan memang suasana ini membuat Tuhan merasa kesepian. Suatu hari Ia mengambil keputusan untuk turun ke dunia mencari manusia yang sudah diusirNya. Ia mengubah diri menjadi suara batin yang ada dalam diri manusia. Dengan demikian, manusia diam-diam dituntunNya melangkah, mungkin dengan jatuh bangun, pada jalan kembali ke Firdaus, lewat jalan lain yang tidak dijaga malaikat berpedang api. Begitulah Ia berharap satu ketika nanti manusia akan bisa berada kembali di surga mengusir suasana murung untuk selama-lamanya.

Hari ini dirayakan kembalinya satu dari keturunan yang telah terusir dari Firdaus tadi. Bukan itu saja. Dirayakan pulihnya suasana gembira di surga. Dirayakan kebesaran Tuhan yang dapat membawa kembali kemanusiaan ke sana. Dirayakan pula kemampuan manusia untuk bekerja sama dengan Tuhan. Dirayakan seorang yang hidup tulus mengikuti suara batin, yang membiarkan diri dituntun suara batin. Dan lebih dari itu. Kandungan suara batinnya itu menjadi darah daging juga - menjadi manusia. Manusia pertama yang bangkit dari kematian dan naik ke surga. Yesus dan dia yang kini mengisi surga dengan kegembiraan. Dia itulah yang menuntun manusia kembali ke sana. Sebagai Guru. Sebagai Gembala yang baik. Sebagai Penyelamat. Tak mengherankan yang pernah membawanya masuk ke dunia ini dengan sendirinya ikut terbawa kembali ke surga. Dia itu Maria, ibu Yesus.

MAGNIFICAT!

Bacaan Injil pada perayaan ini (Luk 1:39-56) memuat dua bagian, yakni kisah Maria mengunjungi Elisabet (ay. 39-45) dan Kidung Pujian "Magnificat" (ay. 46-55) yang berakhir dengan ay. 56 sebagai penutup kisah. Bagian pertama mengisahkan dua orang perempuan yang mendapati diri beruntung. Elisabet yang termasuk kaum yang kena aib karena tidak mengandung sampai usia senja kini akan melahirkan Yohanes Pembaptis. Dan dia yang masih ada dalam rahim itu melonjak kegirangan mendengar salam yang diucapkan Maria yang datang berkunjung. Maria sendiri harus melewati hari-hari tak enak memikirkan bagaimana menjelaskan keadaan dirinya kepada Yusuf, tunangannya. Ia bertanya kepada malaikat yang datang kepadanya, bagaimana mungkin semuanya terjadi. Jawab malaikat menunjuk pada peran Roh Kudus. Begitulah kisah yang disampaikan kepada kita oleh Lukas. Dan kelanjutannya kita ketahui. Maria membiarkan Roh Kudus bekerja dalam dirinya. Itu dia Tuhan yang mengubah diri menjadi suara hati manusia. Dan suara hatinya itu jugalah yang membuatnya berkata "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu!"

Roh yang sama itu juga yang membuat Maria mengungkapkan pujian yang dibacakan hari ini. Kidung itu mulai pada ay. 46 dengan pujian bagi Tuhan yang turun untuk menyelamatkan. Ia membuat hidup ini berarti. Ia membuat penderitaan bermakna. Kemudian dalam ay. 48 terungkap pengakuan bahwa Tuhan menyayangi orang-orang yang kecil sehingga mereka menjadi besar di mata orang. Tak perlu kita tafsirkan ini sebagai teologi pembalikan nasib orang miskin jadi kaya dan orang kaya jadi melarat. Ayat itu mewartakan kebesaran Tuhan yang tidak takut berdekatan dengan orang kecil, bukan karena tindakan ini romantik, ideal, melainkan karena orang kecil itu dapat memberinya naungan dan mengurangi kesepiannya! Orang sederhana biasanya ingat Tuhan dan itu cukup membuatNya menemukan kembali secercah kegembiraan yang telah hilang dari surga dulu. Ini teologi sehari-hari.

Ayat-ayat selanjutnya, yakni 49-55, berupa pembacaan kembali sejarah terjadinya umat Israel. Ditekankan tindakan-tindakan hebat Tuhan yang membela orang-orang yang dikasihiNya di hadapan pihak-pihak yang mau menindas mereka. Puji-pujian yang terungkap dalam Magnificat ini senada dengan ungkapan kegembiraan dan kepercayaan akan perlindungan ilahi seperti terdapat dalam Kidung Hana dalam 1Sam 2:1-10.

Sering ada anggapan bahwa penderitaan, kemelaratan, ketidakberuntungan, aib, semuanya ini dikenakan sebagai hukuman bagi kesalahan. Juga dianggap bahwa hukuman bisa juga diturunkan kepada keturunan orang yang bersalah. Dosa menurun, hukuman berkelanjutan. Dalam Kidung Magnificat pendapat seperti ini tidak diikuti. Malah ditegaskan bahwa Tuhan membela orang yang percaya kepadanya yang meminta pertolongan dariNya. Bagaimana dengan orang yang hidupnya beruntung, menikmati kelebihan, tidak kurang suatu apa? Apakah mereka itu akan dikenai malapetaka? Kiranya bukan itulah yang dimaksud. Orang-orang yang beruntung dihimbau agar mengambil sikap seperti Tuhan sendiri, yakni memperhatikan mereka yang kurang beruntung. Sama sekali bertolak belakang bila orang membiarkan kekayaan, kedudukan, kepintaran membuat sesama yang kurang beruntung menjadi terpojok atau kurang mendapat kesempatan untuk maju. Inilah yang kiranya hendak disampaikan dalam ay. 52-53 yang mengatakan bahwa orang congkak hati akan diceraiberaikan, orang berkedudukan akan direndahkan, orang kaya akan disuruh pergi dengan tangan hampa. Kidung Magnificat mengajak orang-orang yang merasa beruntung diberkati oleh Tuhan dengan kelebihan bukan untuk menikmatinya melainkan untuk memungkinkan sesama ikut beruntung. Di sini tidak ditawarkan sebuah teologi penjungkirbalikan nasib, melainkan pelurusan hakikat kehidupan sendiri.

Kepercayaan akan kebesaran Tuhan tidak bisa diterapkan begitu saja untuk memerangi ketimpangan sosial yang mengakibatkan adanya ketidakadilan yang melembaga. Namun demikian, kepercayaan ini dapat membuat manusia makin peka dan mencari jalan memperbaiki kemanusiaan sendiri. Keterbukaan kepada dimensi ilahi akan membuat orang makin lurus.

MEMELIHARA FIRMAN ALLAH

Dalam bacaan Injil dalam Misa Vigilia (Luk 11:27-28) disebutkan ada seorang perempuan yang menyebut bahagia ibu yang melahirkan Yesus (Luk 11:27). Yesus menambahkan, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." Kata Indonesia "memelihara" ini dengan tepat mengutarakan kembali ungkapan aslinya yang memuat pengertian menjaga, menelateni, membesarkan. Agak disentuh teologi sabda seperti diutarakan dalam pembukaan Injil Yohanes. Yang menarik ialah adanya penekanan pada kegiatan pihak manusia. Dikatakan manusia memelihara sabda Allah. Berarti sabda itu juga bisa berkembang dalam diri manusia dan bahkan menjadi bagian kehidupannya. Maria ialah salah satu yang menjalankannya. Seperti diutarakan dalam Luk 1:38 "Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu", sabda Allah yang dibawakan malaikat kepadanya menjadi kehidupan karena diterimanya dan dikandungnya. Dan Maria melahirkannya tadi dalam ujud manusia. Kata-kata Yesus yang diteruskan dalam Luk 11:28 tadi memperjelas apa artinya berbahagia karena bisa melahirkan dan membesarkannya. Maria berbahagia karena ia mendengarkan firman Allah serta memeliharanya.


Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 09 Agustus 2008 Hari Biasa Pekan XVIII

Sabtu, 09 Agustus 2008
Hari Biasa Pekan XVIII

Bacaan I: Hab 1:12-2:4
Mazmur : 9:8-9.10-11.12-13
Bacaan Injil: 17:14-20
Pembacaan dari Kitab Habakuk (1:12-2:4)

"Orang benar akan hidup berkat imannya."

Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa. Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman. Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia? Engkau menjadikan manusia itu seperti ikan di laut, seperti binatang-binatang melata yang tidak ada pemerintahnya? Semuanya mereka ditariknya ke atas dengan kail, ditangkap dengan pukatnya dan dikumpulkan dengan payangnya; itulah sebabnya ia bersukaria dan bersorak-sorai. Itulah sebabnya dipersembahkannya korban untuk pukatnya dan dibakarnya korban untuk payangnya; sebab oleh karena alat-alat itu pendapatannya mewah dan rezekinya berlimpah-limpah. Sebab itukah ia selalu menghunus pedangnya dan membunuh bangsa-bangsa dengan tidak kenal belas kasihan? Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku. Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya. Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang mencari Engkau tidak Kautinggalkan, ya Tuhan

Ayat. (Mzm 9:8-9,10-11,12-13)
1. Tuhan bersemayam untuk selama-lamanya, takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman. Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.
2. Demikianlah Tuhan adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan. Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya Tuhan.
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, yang bersemayam di Sion, beritakanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, sebab Dia, yang membalas penumpahan darah, ingat kepada orang yang tertindas; teriak mereka tidaklah dilupakan-Nya.

Bait Pengantar Injil do=bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:14-20)

"Sekiranya kalian mempunyai iman, tiada yang mustahil bagimu."

Sekali peristiwa datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya, "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya." Maka kata Yesus, "Hai kalian, angkatan yang tidak percaya dan sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kalian? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kalian? Bawalah anak itu ke mari!" Dengan keras Yesus menegur roh jahat itu lalu keluarlah ia daripadanya, dan anak itu sembuh seketika itu juga. Kemudian ketika mereka sendirian, para murid menghampiri Yesus dan bertanya, "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" Yesus menjawab, "Karena kalian kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sungguh, sekiranya kalian mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kalian dapat berkata kepada gunung ini, 'Pindahlah dari sini ke sana', maka gunung ini akan pindah; dan tiada yang mustahil bagimu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya
U. Sabda-Mu adalah jalan kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Menanggapi bacaan Injil Hari Sabtu Pagi ini, sekuat apa iman kita kepada Yesus Kristus? Iman merupakan bagian yang sangat penting dalam Kerajaan Sorga. Tanpa iman tidak ada orang yang bisa mengerjakan rencana-rencana Tuhan. Jika iman kita tidak tumbuh, kita akan mengalami kejenuhan dalam pengharapan kepada Kristus. Dalam Kerajaan Sorga ada 3 hal yang mendasar, yaitu benih, menabur, dan tanah. Apa yang disebut benih atau biji itu? Benih adalah Firman Tuhan. Benih akan tumbuh kalau ditaburkan di atas tanah yang subur. Tanah yang yang subur adalah hati kita.

***

Para murid diberi kuasa oleh Yesus untuk menyembuhkan orang sakit. Namun, mereka tidak mampu menyembuhkan seorang anak yang sakit ayan. Yesus menegur mereka sebagai orang yang kurang iman. Kebersamaan dengan Yesus dan kuasa yang diberikan oleh Yesus memang tidak akan berguna kalau tidak disertai keterbukaan untuk lebih mengenal dan mencintai-Nya. Keterbukaan hati dan kerelaan menyelaraskan hidup dengan Yesus sajalah yang dapat memberikan pertumbuhan iman.

***

Kurang percaya dan kemandekan iman yang dialami para murid dapat terjadi juga pada diri kita. Berbagai sikap dan keengganan kita untuk meningkatkan iman dapat menjadi penghalang dalam usaha untuk semakin mendekati dan percaya kepada Yesus. Kita cepat berpuas diri dengan apa yang telah kita capai. Seharusnya, dari hari ke hari, kita makin membuka diri bagi Allah. Mengasihi Allah lebih dan lebih lagi. Berbagai cara dapat kita lakukan, seperti membaca Kitab Suci, dan buku-buku rohani, mengikuti doa lingkungan/keluarga, serta Ekaristi Kudus dan karya-karya sosial yang semuanya menjadi sarana kita untuk makin mengenal Yesus dan menumbuhkan iman kita.

Yesus, aku tahu Engkau mengasihiku. Bantulah aku untuk makin membuka diri bagi-Mu. Amin.

Jumat, 08 Agustus 2008 Peringatan Wajib Santo Dominikus

Jumat, 08 Agustus 2008
Peringatan Wajib Santo Dominikus

Bacaan I : Nah 1:15; 2:2; 3:1-3.6-7
Bacaan Injil : Mat 16:24-28

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:24-28)

“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?”

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya. Inilah Injil Tuhan kita! Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Mengikuti Yesus tidak boleh setengah-setengah. Menjadi pengikut Yesus berarti kita diajak untuk mengikuti jalan hidup Yesus sendiri. Kita merelakan dan menyerahkan hidup kita hanya kepada Yesus.

Melalui cara itu, kita akan mendapatkan hidup dari Yesus sendiri. Hidup yang bersumber dari Yesus adalah hidup dalam kebahagiaan sejati. Kebahagiaan yang boleh dialami bukan hanya di dunia yang bersifat sementara, tetapi juga dialami secara abadi di rumah Bapa.

Karena itu, setiap orang yang mampu mengenal ajakan Yesus untuk mengikuti-Nya pasti dengan rela akan meninggalkan segala-segalanya untuk mengikuti Dia.

Apa yang dimiliki dan dicari di dunia ini tidak sebanding dengan apa yang diperoleh dalam diri Yesus.

Maukah Anda memilih jalan hidup Yesus?

Ya Yesus, bukalah mata hatiku untuk mengenal-Mu dan mengikuti jalan-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2008, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy